Anda di halaman 1dari 30

Outline

 Pengantar Kebijakan Publik


 Formulasi Kebijakan
 Implementasi Kebijakan
Apakah Kebijakan Publik 1/2
 Kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah
pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan
 Ekspansi kebijakan dan pertumbuhan pemerintah
 Ruang lingkup kebijakan publik

Dye, 2005, 1-3


Apakah Kebijakan Publik 2/2
 Kebijakan  tindakan yang didesain secara sengaja
yang relatif stabil yang dilakukan oleh aktor atau
sejumlah aktor untuk menyelesaikan masalah atau
hal-hal yang menjadi perhatian bersama
 Kebijakan publik dikembangkan oleh badan dan
pejabat pemerintah serta memiliki dampak secara
substansial terhadap masyarakat

Anderson, 2006, 6
Dimanakah (Lokus) Kebijakan
Publik
 Kebijakan publik dibuat dan dilaksanakan pada semua
tingkatan pemerintahan, karenanya tanggungjawab
para pembuat kebijakan akan berbeda pada setiap
tingkatan sesuai dengan kewenangannya
 Diperlukan pemahaman mengenai akuntabilitas dari
semua pembuat kebijakan adalah kepada masyarakat
yang dilayaninya

Gerston, 2002, 14
Kategori Kebijakan Publik
 kebijakan substantif dan prosedural
 kebijakan distributif, pengaturan, pengaturan sendiri,
dan redistribusi
 kebijakan material dan simbolik
 kebijakan yang melibatkan barang kolektif atau
barang privat

Anderson, 2006, 10-17


Teori Pembuatan Kebijakan
 teori rasional-komprehensif
 teori inkremental
 teori mixed scanning

Anderson, 2006, 122-137


Pembuatan Kebijakan sebagai
Sebuah Proses
Proses Aktivitas Peserta
Identifikasi Masalah Publikasi masalah sosial; mengekspresikan Media massa; kelompok kepentingan; inisiatif
tuntutan akan tindakan dari pemerintah masyarakat; opini publik
Penetapan Agenda Menentukan mengenai masalah-masalah apa Elit, termasuk presiden dan kongres; kandidat
yang akan diputuskan; masalah apa yang akan untuk jabatan publik tertentu; media massa
dibahas/ditangani oleh pemerintah

Perumusan Kebijakan Pengembangan proposal kebijakan untuk Pemikir; Presiden dan lembaga eksekutif;
menyelesaikan dan memperbaiki masalah komite kongres; kelompok kepentingan
Legitimasi Kebijakan Memilih proposal; mengembangkan Kelompok kepentingan; presiden; kongres;
dukungan untuk proposal terpilih; pengadilan
menetapkannya menjadi peraturan hukum;
memutuskan konstitusionalnya

Implementasi Kebijakan Mengorganisasikan departemen dan badan; Presiden dan staf kepresidenan; departemen
menyediakan pembiayaan atau jasa dan badan
pelayanan; menetapkan pajak
Evaluasi Kebijakan Melaporkan output dari program pemerintah; Departemen dan badan; komite pengawasan
mengevaluasi dampak kebijakan kepada kongres; media massa; pemikir
kelompok sasaran dan bukan sasaran;
mengusulkan perubahan dan reformasi

Dye, 2005, 32
Proses Kebijakan
Terminologi Tahap 1: Agenda Tahap 2: Tahap 3: Adopsi Tahap 4: Tahap 5: Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Perumusan Kebijakan Implementasi Kebijakan
Kebijakan Kebijakan

Definisi Sejumlah Pengembangan Pengembangan Aplikasi kebijakan Upaya pemerintah


permasalahan usulan akan dukungan terhadap oleh mesin untuk menentukan
diantara banyak tindakan yang sebuah proposal administrasi apakah kebijakan
permasalahan terkait dan dapat tertentu sehingga pemerintah efektif, serta
lainnya yang diterima untuk sebuah kebijakan mengapa efektif
mendapat menangani dapat dilegitimasi atau tidak efektif
perhatian serius permasalahan atau disahkan
dari pejabat publik publik

Common sense Membuat Apa yang diusulkan Membuat Aplikasi kebijakan Apakah kebijakan
pemerintah untuk untuk dilakukan pemerintah untuk pemerintah bekerja baik?
mempertimbangka terhadap masalah menerima solusi terhadap masalah
n tindakan tertentu terhadap
terhadap masalah masalah

Anderson, 2006, 4 (diadaptasi dari Anderson, Brady dan Bullock III, 1984)
Proses Kebijakan
Pembuatan Kebijakan: Pelaksanaan Kebijakan:
1.Agenda Setting 1.Implementers
2.Policy formulation 2.Situasi kondisi
3.Policy adoption 3.Mindset implementers

Evaluasi Kebijakan:
1.Cara
2.Alat ukur
3.Pihak yang terlibat

Cooper et.al, 1998


Prosedur Formulasi 1/5
 tahapan perumusan kebijakan merupakan tahap kritis
dari sebuah proses kebijakan
 Hal ini terkait dengan proses pemilihan alternatif
kebijakan oleh pembuat kebijakan yang biasanya
mempertimbangkan besaran pengaruh langsung yang
dapat dihasilkan dari pilihan alternatif utama tersebut
 Proses ini biasanya akan mengekspresikan dan
mengalokasikan kekuatan dan tarik menarik diantara
berbagai kepentingan sosial, politik dan ekonomi

Sidney, 2007, 79
Prosedur Formulasi 2/5
 tahap perumusan kebijakan melibatkan aktivitas
identifikasi dan atau merajut seperangkat alternatif
kebijakan untuk mengatasi sebuah permasalahan; serta
mempersempit seperangkat solusi tersebut sebagai
persiapan dalam penentuan kebijakan akhir
 perumusan kebijakan mencoba menjawab terhadap
sejumlah pertanyaan “apa”, yakni: apa rencana untuk
menyelesaikan masalah? Apa yang menjadi tujuan dan
prioritas? Pilihan apa yang tersedia untuk mencapai tujuan
tersebut? Apa saja keuntungan dan kerugian dari setiap
pilihan? Eksternalitas apa, baik positif maupun negatif
yang terkait dengan setiap alternatif?

Sidney, 2007, 79
Prosedur Formulasi 3/5
 perumusan seperangkat alternatif akan melibatkan proses
identifikasi terhadap berbagai pendekatan untuk
menyelesaikan masalah; serta kemudian mengidentifikasi
dan mendesain seperangkat perangkat kebijakan spesifik
yang dapat mewakili setiap pendekatan
 Tahap perumusan juga melibatkan proses penyusunan
draft peraturan untuk setiap alternatif—yang isinya
mendeskripsikan diantaranya mengenai sanksi, hibah,
larangan, hak, dan lain sebagainya—serta
mengartikulasikan kepada siapa atau kepada apa
ketentuan tersebut akan berlaku dan memiliki dampak

Sidney, 2007, 79
Prosedur Formulasi 4/5
 didalam tahap perumusan kebijakan, permasalahan
kebijakan, usulan proposal dan tuntutan masyarakat
ditransformasikan kedalam sejumlah program
pemerintah
 Perumusan kebijakan dan juga adopsi kebijakan akan
meliputi definisi sasaran—yakni apa yang akan dicapai
melalui kebijakan—serta pertimbangan-
pertimbangan terhadap sejumlah alternatif yang
berbeda

Jann dan Wegrich , 2007, 48


Prosedur Formulasi 5/5
 perumusan kebijakan melibatkan proses pengembangan usulan akan
tindakan yang terkait dan dapat diterima (biasa disebut dengan
alternatif, proposal atau pilihan) untuk menangani permasalahan
publik
 Perumusan kebijakan tidak selamanya akan berakhir dengan
dikeluarkannya sebagai sebuah produk peraturan perundang-
undangan
 Seringkali pembuat kebijakan memutuskan untuk tidak mengambil
tindakan terhadap sebuah permasalahan dan membiarkannya selesai
sendiri
 Atau seringkali pembuat kebijakan tidak berhasil mencapai kata
sepakat mengenai apa yang harus dilakukan terhadap suatu masalah
tertentu
 Namun demikian, pada umumnya sebuah proposal kebijakan biasanya
ditujukan untuk membawa perubahan mendasar terhadap kebijakan
yang ada saat ini

Anderson, 2006, 103-109


Keterlibatan Aktor
 pembuat kebijakan resmi (official policy-makers) 
mereka yang memiliki kewenangan legal untuk terlibat
dalam perumusan kebijakan publik  legislatif; eksekutif;
badan administratif; serta pengadilan
 peserta non pemerintahan (nongovernmental participants)
 penting atau dominannya peran mereka dalam sejumlah
situasi kebijakan tetapi mereka tidak memiliki
kewenangan legal untuk membuat kebijakan yang
mengikat  menyediakan informasi; memberikan
tekanan; mencoba untuk mempengaruhi; menawarkan
proposal kebijakan  kelompok kepentingan; partai
politik; organisasi penelitian; media komunikasi; serta
individu masyarakat

Anderson, 2006, 46-67


Keterlibatan dalam Formulasi 1/2
 Tahap perumusan kebijakan diharapkan melibatkan
peserta yang lebih sedikit dibandingkan dalam tahapan
penetapan agenda
 Yang lebih banyak diharapkan adalah kerja dalam
merumusakan alternatif kebijakan yang mengambil
tempat diluar mata/perhatian publik
 Dalam sejumlah teks standar kebijakan, tahap perumusan
disebut sebagai sebuah fungsi ruang belakang
 Detail dari kebijakan biasanya dirumuskan oleh staff dari
birokrasi pemerintah, komite legislatif, serta komisi
khusus
 Proses perumusan ini biasanya dilakukan di ruang kerja
dari para aktor perumus tersebut

Sidney, 2007, 79
Keterlibatan dalam Formulasi 2/2
 Meskipun pada akhirnya perumusan alternatif
kebijakan dilakukan lebih banyak oleh para aktor
tersebut, tidak sepenuhnya bisa dipisahkan dari
masyarakat umum dalam perumusan kebijakan
 Para perumus senantiasa berinteraksi dengan aktor
sosial dan membentuk pola hubungan kebijakan
(policy networks) yang stabil diantara mereka
 Jadi meskipun pada akhirnya kebijakan ditentukan
oleh institusi yang berwenang, keputusan diambil
setelah melalui proses informal negosiasi dengan
berbagai pihak yang berkepentingan

Jann dan Wegrich, 2007, 49


Kriteria Pemilihan Kebijakan 1/4
 kelayakannya,
 penerimaan secara politis,
 biaya,
 manfaat,
 dan lain sebagainya

Sidney, 2007, 79
Kriteria Pemilihan Kebijakan 2/4
 penghilangan alternatif kebijakan akan ditentukan oleh
sejumlah parameter susbtansial dasar—misalnya kelangkaan
sumberdaya untuk dapat melaksanakan alternatif kebijakan 
Sumberdaya ini dapat berupa sumberdaya ekonomi maupun
dukungan politik yang didapat dalam proses pembuatan
kebijakan  Apabila dalam proses pembuatan kebijakan suatu
alternatif kebijakan banyak mendapat kritikan secara politik,
maka alternatif tersebut layak untuk dihilangkan karena
kurangnya dukungan politik
 alokasi kompetensi yang dimiliki oleh berbagai aktor juga
memainkan peranan penting dalam penentuan kebijakan
 peranan penting dari akademisi yang berperan sebagai
penasehat kebijakan atau pemikir (think tanks) yang seringkali
berpengaruh dalam proses perumusan kebijakan

Jann dan Wegrich, 2007, 50


Kriteria Pemilihan Kebijakan 3/4
 apakah proposal memadai secara teknis? Apakah proposal
diarahkan kepada penyebab permasalahan? Sejauhmana
proposal akan menyelesaikan atau mengurangi
permasalahan?
 apakah anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
masuk akal atau dapat diterima? Hal ini penting untuk
diperhatikan khususnya apabila terkait dengan program
kesejahteraan sosial
 apakah secara politik proposal dapat diterima? Dapatkah
proposal mendapatkan dukungan dari anggota parlemen
atau pejabat publik lainnya?
 jika proposal telah menjadi peraturan perundang-
undangan, apakah akan disetujui oleh publik?

Anderson, 2006, 104


Kriteria Pemilihan Kebijakan 4/4
 nilai-nilai yang dianut baik oleh organisasi, profesi,
individu, kebijakan maupun ideologi
 afiliasi partai politik
 kepentingan konstituen
 opini publik
 penghormatan terhadap pihak lain
 aturan kebijakan

Anderson, 2006, 127-137


Implementasi Kebijakan: Birokrasi
1/2
 Implementasi adalah kelanjutan dari politik dengan cara
lain
 Implementasi dan pembuatan kebijakan  implementasi
melibatkan semua aktivitas yang didesain untuk
melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh lembaga
legislatif  aktivitas ini meliputi: pembentukan organisasi
baru—menerjemahkan UU kedalam aturan operasioanl,
merekrut pegawai, membuat kontrak, membelanjakan
uang, melaksanakan tugas  semua aktivitas ini
melibatkan keputusan oleh birokrat—keputusan yang
menentukan kebijakan
 Peraturan dan pembuatan kebijakan  implementasi
kebijakan membutuhkan pembuatan aturan formaloleh
birokrasi
Dye, 2005, 52-55
Implementasi Kebijakan: Birokrasi
2/2
 Ajudikasi dan pembuatan kebijakan Implementasi
kebijakan oleh birokrasi seringkali melibatkan proses
ajudikasi terhadap kasus-kasus individual tertentu
 Diskresi birokrasi dan pembuatan kebijakan
birokrasi kadangkala melakukan diskresi dalam
melaksanakan tugasnya
 Bias kebijakan dari birokrat  secara umum, birokrasi
memiliki nilai-nilainya sendiri terhadap program dan
mengenai pentingnya tugas-tugas mereka (motif
personal selain daripada motif professional)

Dye, 2005, 52-55


Implementasi Kebijakan
 Merujuk kepada: apa yang terjadi setelah sebuah draft
proposal kebijakan telah menjadi peraturan perundang-
undangan
 Apapun yang dilakukan untuk membuat peraturan
tersebut memiliki dampak; untuk menerapkannya kepada
kelompok sasaran; dan untuk mencapai apa yang menjadi
tujuan dari dibuatnya peraturan tersebut
 Terkait dengan: instansi pemerintah dan pejabat yang
terlibat; prosedur yang diikuti; tehnik atau perangkat yang
digunakan; serta dukungan dan hambatan politik yang
dihadapi
 Fokus: operasional harian dari pemerintah

Anderson, 2006, 200


Aktor dalam Implementasi
Kebijakan
 Birokrasi
 Organisasi administratif
 Politik administratif (aturan permainan; pimpinan;
pengawasan parlemen; pengadilan; badan administratif
lainnya; pemerintahan lainnya; kelompok kepentingan;
partai politik; dan media komunikasi)
 Pembuatan kebijakan administratif (aturan pelaksanaan;
ajudikasi; penegakan aturan; dan operasionalisasi program)
 Legislatif  bagaimana mempengaruhi perilaku
administrator
 Pengadilan  melalui gugatan/tindakan yudisial
 Kelompok-kelompok penekan
 Organisasi masyarakat

Anderson, 2006, 205-229


Referensi
 Anderson, James E, 2006, Public Policy Making: An
Introduction, Boston: Houghton Mifflin Company
 Dye, Thomas R, 2005, Understanding Public Policy,
Eleventh Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall
 Fischer, Frank, Gerald J. Miller and Mara S. Sidney
(Eds.), 2007, Handbook of Public Policy Analysis:
Theory, Politics and Methods, Boca Raton: CRC Press
 Gerston, Larry N., 2002, Public Policy Making in a
Democratic Society: A Guide to Civic Engagement,
Armonk: M. E. Sharpe

Anda mungkin juga menyukai