Anda di halaman 1dari 41

Interpretasi EKG

Arif Imam Hidayat, MNS.


EKG in the past
Tujuan penggunaan EKG

1. Menentukan adanya hipertrofi atrium dan ventrikel


2. Menentukan adanya iskemi/infark jantung
3. Diagnosis aritmia
4. Perikarditis
5. Melihat kelainan jantung akibat kelainan sistemik seperti
kelainan paru, tiroid.
6. Melihat adanya efek obat (digitalis, quinidin)
7. Melihat adanya gangguan elektrolit
Prinsip analisa EKG

 Interpretasi EKG harus disertai data


klinis umur, jenis kelamin, bentuk
badan, diagnosis klinis dan informasi
pemakaian obat.
 EKG adalah alat bantu, gambaran EKG
normal belum tentu menunjukan
jantung yang normal, dan sebaliknya
Gelombang dan segmen pada EKG
Gelombang dan segmen pada EKG
Gelombang dan segmen pada EKG

Nama Asal
Gelombang P Depolarisasi atrium
Komplek QRS Depolarisasi ventrikel
Gelombang T Repolarisasi ventrikel
Gelombang U Idiopatik, repolarisasi ventrikel yang
lambat
Interval PR Depolarisasi atrium
Segmen ST Permulaan repolarisasi ventrikel
Gelombang dan segmen pada EKG

 Gelombang P
1. Lebar < 0,12 detik ( < tiga kotak kecil)
2. Tinggi 0,3 mv ( < tiga kotak kecil)
3. Selalu positif di lead II
4. Negatif di aVR < 0.25 mv

< 0.11 s
Gelombang dan segmen pada EKG

 Komplek QRS
1. Lebar 0,06 – 0,12 detik
2. Terdiri dari gelombang Q, R, dan S
Gelombang dan segmen pada EKG

 Gelombang T
1. Mengikuti gelombang S
Gelombang dan segmen pada EKG

 Interval PR
1. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil)
2. Diukur dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS
Gelombang dan segmen pada EKG

 Segmen ST
1. Normalnya flat
2. Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T
Pembacaan EKG

 Sebelum kita membaca ECG haruslah kita nilai


apakah ECG memenuhi syarat untuk dibaca atau
tidak .
 ECG yang baik untuk dibaca haruslah memenuhi
syarat – syarat : Ada nama , jenis kelamin , umur
, tanggal pembuatan , dan jika diperlukan jam
pembuatan ECG haruslah ditulis , terutama pada
pembuatan ECG secara serial seperti pada infark
jantung akut
Membaca EKG

1. Bagaimana morfologi gelombang P


2. Bagaimana PR interval
3. Morfologi gelombang QRS
4. ST segmen (elevasi atau depresi )
5. Gelombang T
6. Gelombang U (ada / tidak)
7. Tentukan Irama
8. Hitung Heart Rate (Normal, Bradikardi,Takikardi)
9. Axis (Normal, RAD, LAD)
10. Lokasi infark miokard
Tentukan Irama

 Normal : sinus rhytm : setiap gelombang P diikuti oleh QRS, dan


p positif di II, negatif di V1
 Irama abnormal:
1. Sinus aritmia: Tidak teratur, PR interval berubah ubah
2. Junctional:
3. AV blok
4. AF: Tidak teratur, QRS normal, P banyak atau tidak kelihatan
5. SVT: Teratur,QRS sempit, P sulit dilihat
6. VT: Irama teratur, QRS lebar, gel P tidak kelihatan
7. VF: Irama tidak teratur, QRS tidak teratur, P tidak ada
Irama jantung normal
1. Gelombang P normal
2. Irama teratur
3. Setiap gelombang P diikuti dengan gelombang QRS dan T
4. PR interval normal
5. Frekuensi jantung (HR) antara 60 – 100 kali/ menit
6. Semua gelombang sama

Irama EKG seperti diatas disebut “Sinus Rhytm”


Irama jantung

 Ketika semua normal tapi HR > 100X/ menit :


Sinus Takhikardi
 Ketika semua normal tapi HR < 60X / menit :
Sinus Bradikardi
 Ketika semua normal tetapi irama tidak teratur :
Sinus Arithmia
Bagan
Menghitung heart rate

Jika denyut jantung teratur:


1. 300 / (Jumlah kotak besar gelombang R - R)
2. 1500 / (Jumlah kotak kecil gelombang R - R)

Jika denyut jantung tidak teratur:


Ambil strip EKG sepanjang 6 detik (30 kotak besar), hitung
jumlah QRS lalu kalikan 10
Hitung HR nya

 (300/ 6) = 50 X / menit
Hitung HR nya

 (300/ 4) = 75 X / menit
Hitung HR nya

 (300 / 1,5) = 200 x/menit


 (1500 / 7 ) = 214 x/menit
Hitung HR nya

Jika denyut jantung tidak teratur:


Ambil strip EKG sepanjang 6 detik (30 kotak besar), hitung jumlah QRS lalu
kalikan 10
 8 X 10 = 80 X / menit
 Jumlah QRS dalam 6 detik kali sepuluh
Menghitung Axis Jantung
Menghitung axis jantung
 Penghitungan axis diperlukan untuk menentukan posisi sumbu jantung

-
-
-
+ + aVL
aVR
2100 -300 00
- +I

300
- 1200 -
+
+ 600
900 II
III +
aVF
Menentukan axis
 Hitung jumlah R dan S di lead I dan aVF sebagai penentu kuadran axis

Predominantly Predominantly Equiphasic


Positive Negative
Menghitung axis
Coba hitung axisnya

 Positive di Lead 1, dan positif di aVF = axis normal


Coba hitung axisnya

 Negative pada lead 1, dan positif di aVF = RAD.


Coba hitung axisnya

 Positif di Lead 1, dan negative pada aVF = LAD


Axis deviation

 Axis deviation tidak selalu menunjukan adanya kegawatan, dan


tidak sealu disebabkan oleh gangguan jantung
 Contohnya, pada bayi dan anak-anak cukup normal untuk
memiliki RAD
 Pada ibu hamil dapat pula memiliki LAD

 Penyebab LAD : AMI inferior, Left ventrikel hipertropi.


 Penyebab RAD : Right ventrikel hipertropi, infark miokard akut,
PPOK
 Penyebab EAD : Pemasangan lead yang salah, dextrocardia
Lokasi miokard infark

 T inverted
 ST elevasi
 Q patologis
Lokasi Miokard Infark
Lokasi Miokard Infark
Evolusi otot jantung
Evolusi otot jantung
Lokasi Miokard Infark

GELOMBANG TEMPAT
V2 – V4 Anterior
V1 – V3 Anterior septal
I, aVL, V5-V6 Antero lateral
I, aVL, V1-V6 Extensif anterior
II, III, aVF Inferior
V1 – V2 Posterior
Anterior septal (Left Anterior
Descending)
Anterior lateral (Left Circumflex)
Inferior (Right Coronary Artery)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai