Anda di halaman 1dari 46

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BULU DOMBA

Biologi Wol

Dr. Ir. Mohamad Yamin, MAgrSc.

Departemen Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan (IPTP)


FAKULTAS PETERNAKAN IPB
Rencana Perkuliahan
 Pertemuan I:
Biologi wool: Anatomi, jenis folikel, sifat
kimia dan fisik wool, pertumbuhan wool,
karakteristik wool.
 Pertemuan II:
Proses pengolahan dan produk yang
dihasilkan
 Pertemuan III:
Potensi pengembangan
Pertumbuhan
 Wool atau Bulu tumbuh dari folikel dalam kulit
 Wool tumbuh mulai dari pangkal serat bukan dari
ujungnya, terdapat akar folikel (dermal papilla)
 Kulit tdd 2 lapis, epidermis paling luar dan lapisan
dermis (corium)
 Lapisan corium tdd jaringan ikat yang terdpt pula
kelenjar minyak (sebaceous gland) yg
menghasilkan yolk dan kelenjar keringat (sweat
gland) yang menghasilkan keringat. Yolk bermuara
di folikel, kel keringat bermuara di permukaan kulit.
Jenis Follicle
1. Folikel Primer
2. Folikel Sekunder

Folikel Primer:
- Terbentuk pertama pada janin domba
- Tdd struktur yg lengkap: kelenjar minyak (sebaceous
gland), kel. Keringat (sweat gland) dan otot penegak
(arrector pilli)  terletak dibag bwh folikel
Folikel Sekunder:
- Hanya mempunyai kel minyak saja
- Serat pendek, halus dan keriting.

Rasio S/P  ukuran kehalusan relatif bulu.


- Merino ~ 46, sedangkan wol tipe karpet S/P ~ 8-9
- Merino 25.76; St.Croix 5.18; Priangan 4.65; Sumatera 2.83
- FD domba2 tsb: 25.25; 66.96; 71.27 dan 92.85 m
Karakteristik wool

1. Produksi wool segar: susut 30-75%


2. Panjang wool staple: 1-20 inchi per tahun, rata-rata pada
Merino 0.2 mm/hari atau sekitar 7 cm per tahun.
3. Kerapatan wool: jumlah serta wool per luas area kulit, pada
Merino 10.000/cm2, atau total 100 juta folikel per ekor.
4. Diameter wol: tingkat kehalusan. Wool halus: 17.70 m ±
3.6 m ; wol sangat kasar (kemp) > 40.20 m
- Merino: 17.70 m - 24.1 m
- Priangan 31.0 – 90 m
- Suffolk 23.6 – 35.1 m
5. Kerutan (Crimp): gelombang alami wool. Semakin banyak
kerutan pada wool staple, semakin halus.
Sifat Fisik
 Wool pelindung alami dari tubuh domba
 Permukaan wool bersel, crimp, ikal, elastis, bagian dalam bersel-sel yang
kecil
 Rambut: permukaan halus, tidak bercrimp, sedikit ikal dan tidak dapat
diregang
 Secara mikroskopis, tdd 2 lapisan sel (wol halus) dan 3 (rambut)
1. epidermis:
- bagian permukaan wool
- tdd sel-sel tipis tersusun rapih, satu sel menutupi salah
satu tepi lainnya (seperti bersisik)
- sel ini menyebabkan wool mudah ditenun karena lentur
2. cortex:
- tdd sel-sel searah dengan panjang, terdpt langsung
dibawah epidermis
- Bentuk sel panjang dan gepeng serta bergulung, crimp (kerutan)
- Memberikan kekuatan regang dan elastis pd serat wol
3. medula (khusus rambut):
- tidak terdapat pada wol halus
- lapisan yang membentuk rongga sepanjang serat wol
- Bentuk sel poligonal dengan ukuran berbeda-beda
Figure: A diagram of Merino wool fibre showing the different cell types and
their internal structure (adopted from MacLaren and Milligan, 1981)
4

4
Sifat Kimia

 Secara kimiawi wool sebagian besar tdd keratin, seperti


rambut, kuku dan tanduk.
 Keratin tdd nitrogen, sulfur dan asam amino.
 Komposisi kimia: Carbon (50%), Oksigen (22%), Nitrogen
(16-17%), Hidrogen 7% dan Sulfur (3-4%).
 Komposisi: Serat wool (15-75%), Yolk (7-40%), Suint (5-
15%), material asing (5-40% dan air (3-20%)
 Yolk (lemak wool):
- penting untuk perlindungan akibat kerusakan cuaca
- produksi yolk wool tipe halus lebih banyak drpd wool kasar
- merupakan campuran beberapa material diantaranya kolesterol
- bukan lemak, tidak membentuk sabun dengan alkali
- larut dalam ether, alkohol, benzene dll.
- sebagian besar dapat dicuci dengan air dan membentuk emulsi
- apabila dimurnikan, menghasilkan lanolin bahan yang berguna
untuk industri seperti ointment, kosmetika, semir dll.
 Suint:
- Sulit dibedakan dg yolk
- mudah larut dalam air
- tdd garam-garam kalium dg berbagai asam lemak, sedikit fosfat,
sulfat dan bahan-bahan yang mengandung nitrogen
- jumlah suint tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi wool
- suint merupakan sumber bau dari domba
 Material lain: debu, pasir, rumput, kotoran hewan dll.
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan wol

1. Nutrisi
2. Iklim: musim dingin vs musim panas
3. Genetik
Herbage Availability
Green Pasture

Dry Pasture

Spring Summer Autumn Winter Spring


SIMULASI
Opening Rain Opening Rain

Pasture (quantity & quality)

Spring Autumn Spring Autumn

Wool
(FD profile)

Adapted by Chris Oldham from data supplied by Kimbal Curtis 1993

Figure Diagram of seasonal feed availability in a Mediterranean climate and its


relation to FD profile under different shearing management (Oldham, 1999).
(a) (b)
Mar Sept
18.3
Apr 25.2
May 19.9 Oct
21.8 21.8
Jun Nov
23.7 20.7
Jul Dec
19.0
24.8 Jan
Aug Feb 18.0
Mar 17.6
25.0 18.3
Sep Apr
May 19.9
25.2
Oct 21.8
Jun
21.8 23.7
Nov Jul
20.7
Dec 24.8
19.0 Aug
Jan
Feb 18.0
25.0
Mar 17.6 Sep

Figure 1.2 Fibre diameter profile from autumn shearing (a) and spring shearing (b)
(Adapted from Naylor and Stanton, 2000). Better staple strength from autumn shearing
A schematic proposed mechanism of follicle growth due to cysteine infusion in
relation to L/D ratio change. Before reacing maximum genetic line, the wool fibre
diameter and length grow in a constant ratio (shown by the number of + at D and L).
Afterwards, the growth in length keeps continued, while in diameter the fibre
remains steady (Yamin, 2006)
 It is a breakthrough in wool industry
 Generally, selection to increase wool
production (fibre length) is followed by
increase in fibre diameter which is
unwanted, as wool become coarser
 It indicate that we can select sheep which
responsive to selection to increase wool
production but the fineness of wool (FD)
relatively remains constant.
KULIAH KE-2
Karakteristik wol

1. Elastis
2. “Kuat”  Protein Keratin
3. Halus berserat
4. Peredam suara
5. Peredam panas/dingin
6. Wavy
7. Sustainable
Produk Wool dan Bulu

1. Domba Lokal: wool/hair  papan partikel (plafon, dinding)

• Kelebihan: Tahan api, Insulator (suara, cuaca)


• Perlu riset lanjutan, kerjasama dengan perindustrian

2. Domba persilangan  wool (Merino/Dorset x Domba


Lokal)
* Layak usaha: industri rumah tangga
Proses Pengolahan

Pencukuran Pencucian & Penyisiran


domba Pengeringan

Pemintalan &
Pewarnaan

Hiasan dinding,
placemat, boneka,
taplak, kap lampu, penenunan
karpet, sarung
cushion
Proses Pengolahan
1. Pencukuran Bulu
2. Penyortiran: Pisahkan bulu dari kotoran, rumput, ranting, tanah dll.
3. Pencucian:
- Perendaman (satu malam) dan pembilasan
- Pencucian dg deterjen, ± 100 gr/10 lt air, rendam 15 menit,
aduk, bilas, dapat berulang
- Pencucian dg desinfektan: 100 cc/10 lt air, celupkan bulu,
rendam bbrp menit, aduk, peras, jemur
4. Penjemuran: hamparkan tipis, jemur 1-2 hari tergantung cuaca
5. Pemisahan bulu: suir-suir dg tangan, kemudian dg hand carder
6. Penyisiran: bulu dirauh diatas diantara roda carder, diputar2 sampai bulu
tsb terbentuk lembaran yg tipis2
7. Pemintalan: bulu hasil sisiran dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam
lubang benang alat pintal, putar roda dg kaki sampai terbentuk helai2
benang, benang didouble dg dipintal gabung
8. Pemutihan: Rebus air dg 2 lt sampai mendidih lalu masukan 2 sendok
(±10 ml) H2 O 2 dan 2 sendok deterjen, didihkan lagi, masukan benang,
aduk-aduk sampai berbusa (5 menit), angkat, bilas sampai bersih, jemur
9. Pewarnaan: dengan pewarna tekstil, campur 10 lt air + 0.3 liter biang
cuka + pewarna, rebus benang dalam larutan tsb selama 1 jam, lalu
angkat dan tiriskan, cuci lagi, keringkan.
10. Penenunan:
Penyusutan dalam proses pengolahan

1. Yamin, et al., (1994): Persilangan Merino dan domba lokal


- Persentase: BK 46.1% dan 54.7%; Carding/BK 82.4 dan
82.5%; Pemintalan/carding 95.6 dan 85.6%
2. Syamyono (2002): Priangan dan domba komposit HMG
- Susut: Pemisahan 41.6 dan 41.8; Penyisiran 12.27 dan
9.39%; Pemintalan: 10.62 dan 4.64 %
Disain

 Disesuaikan dengan produk yang akan dibuat:


hiasan dinding, tas, placemat, taplak meja
 Komponen bahan: bulu domba dan campuran (mis
batuan, kayu, serat lain, dsb)
 Menentukan ukuran dan motif
 Menentukan warna-warna
 Desain: etnis daerah atau kontemporer
 TASK (TUGAS)

 Carilah desain hiasan dinding atau produk


tenunan lain di internet
 Presentasi per grup.
 mohamadyamin@yahoo.com
Produk tenun: Hiasan dinding, taplak meja, alas makan,
Penutup lampu, keset, sajadah, dsb.
Simulasi

Kuliah mandiri ~ student centred


learning (internet)
 Pilih jenis produk yang dapat
dihasilkan dari wool
 Jelaskan metode pembuatannya yang
terbaik.
 Bahas peluang bisnisnya
KULIAH KE-3
Potensi pengembangan

- Usaha Rumah Tangga: Pendapatan Keluarga  Wirausaha


- Teknologi sederhana
- Daya saing cukup tinggi: belum banyak yang usaha sejenis
- Modal relatif sedikit, tingkat pengembalian modal cepat 13.3 bulan
- Bahan baku cukup tersedia: Wonosobo (xTexel 6000 ekor) & Bogor
(xMerino 1000 ekor)
-Produksi 6 kg/th/ek x 7000 = 42 000 kg
-Kebutuhan bulu untuk hiasan dinding ukuran 60x120 cm2 sekitar
1.5 kg harga Rp 10.000/kg bulu segar
- Jadi kapasitas produksi: 42000/1.5 kg = 28.000 lembar/th atau
2333 lembar/bulan, padahal indistri di Indramayu 50 lembar/bulan
- Pemasaran masih relatif terbuka lebar: galeri, pasar seni, hotel,
restaurant, rumah tangga dsb.
Potensi Usaha (Skala wirausaha RT)
1. Biaya untuk produksi hiasan dinding 60x120 cm2
a. Bulu domba 1.0 kg x20.000 = Rp 20.000,-
b. Bahan2 = Rp 20.000,-
c. TK 4 hari x Rp 30.000 = Rp 120.000,-
d. Biaya lain (sales,listrik dsb) = Rp 40.000,-
Total biaya prod = Rp 200.000,-/lembar
2. Harga jual Rp 300.000/lembar, laba bersih Rp 100.000/lembar
3. Kapasitas produksi
1 orang per bulan 5 lembar, bila TK 10 orang, produksi HD 50
lembar/bulan.
4. Keuntungan usaha = Rp 100 000 x 50 = Rp 5.000.000/bulan
5. Modal usaha: 200.000x 50 lembarx2 bulan = Rp 20 jt
6. ROI (Return on investmen) = Rp 5 jt/Rp 20 jt x 100%
= 25%/bulan  sangat efisien
Perbandingan suku bunga bank= 1 % / bulan
Efisien 25 kali lipat pada usaha ini.
Usaha Pengembangan
1. 1994-1996: melalui program vucer 
pengembangan wirausaha baru di Kab
Bogor; kerjasama dengan Dinas
perindustrian & kelompok pengrajin
Indramayu  Produksi dan pemasaran
2. 1998: Krismon, usaha pengembangan
terhambat
3. 2002: Mulai lagi dengan pendekatan
baru: pengrajin rumah tangga & teknik
tenun tapestry
4. 2004: Penggabungan kelompok
sebelumnya dengan sistem inti plasma
5. 2006: Unit produksi, sistem inti plasma
Sistem Manajemen Usaha kemitraan
(Inti-Plasma)
Bahan baku Produk
Disnak Fakultas Peternakan ITB & STT
Wonosobo IPB
Pembinaan Disain
kualitas
Bahan/pembi
naan Produk Dinas Perindustrian

Pengrajin Pengrajin
Situdaun Darmaga

Pengrajin
Sukajadi
Pengrajin
Pengrajin Garut
Wonosobo
SIMULASI

 Bentuk kelompok
 Dalam kelompok, diskusikan analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity dan
threats) pengembangan UKM kerajinan bulu
domba tsb.
 Presentasikan melalui perwakilan kelompok,
tanya jawab dengan kelompok lain
Bahan Bacaan: skripsi

 Dina Meidina
 Ono Syamyono
 Dian Handayani
Terima Kasih . . .

Anda mungkin juga menyukai