FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA JANUARI 2018
Multiple Fractures
Disusun oleh:
Sherly L. Kerjapy
(2017-84-049)
PEMBIMBING
dr. Wijaya Chendra Kusuma, Sp. OT
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Jenis Fraktur
Complete
Incomplete
Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi Penyebab
Klasifikasi Jenis
Klasifikasi Klinis
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth
Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of
Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: HodderEducation. 2010. p687-732
Klasifikasi Penyebab
Fraktur Traumatik
Fraktur Patologis
Fraktur stres
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Klasifikasi Jenis Fraktur
Fraktur terbuka
Fraktur tertutup
Fraktur kompresi
Fraktur stres
Fraktur avulsi
Greenstick fracture (fraktur lentuk atau salah satu tulang patah sedang
sisi lainnya membengkok)
Fraktur transversal
Fraktur oblik
Fraktur spiral
Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)
Fraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke dalam tulang
lainnya).
Fraktur lempeng epifisis (pada anak dibawah usia 16 tahun).
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Klasifikasi Salter Harris untuk Fraktur Lempeng Epifisis
Tipe I Terdapat pemisahan total epiphysis dari poros sepanjang
tulang tanpa patah tulang, Growth plate masih melekat
pada epiphysis. lebih umum terjadi pada bayi yang baru
lahir dan pada anak-anak yang masih muda dimana
piringan epiphyseal masih relatif tebal.
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Diagnosa Fraktur
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Imaging
Penatalaksanaan Fraktur
Bukan hanya tangani fraktur tapi tangani Pasiennya juga.
Primary Survey = ABC
Minimalisir rasa nyeri
Mencegah cedera iskemia-reperfusi
Menghilangkan dan mencegah sumber-sumber potensial
kontaminasi.
Reposisi Imobilisasi
Penanganan Fraktur Tertutup
Reduksi :
Dilakukan pada adequate apposition dan normal alignment
2 jenis yaitu closed reduction dan open reduction.
Closed Reduction
Dilakukan dibawab anestesi yang tepat dan otot dalam
keadaan relaksasi.
3 manuver :
1. Bagian distal dari tungkai bawah di arahkan pada garis
tulang
2. Fragmen yang terlepas, akan di reposisi
3. Alignment is adjust in each plane.
Secara umum close reduction digunakan untuk semua fraktur
dengan minimal displacement, sebagian besar fraktur pada
anak-anak, fraktur yang tidak stabil setelah reduksi.
Open Reduction
Indikasi :
a) Ketika close reduction gagal. Karena susah mengontrol
fragmen tulang yang patah, atau karena ada soft tissue yang
ada di antara fragmen-fragmen tersebut.
b) Ada fragmen sendi yang besar yang perlu diposisikan secara
akurat
c) Traksi (avulsi) fraktur yang fragmen-fragmennya terpisah
Open reduksi adalah langkah awal dari internal fiksasi.
Penanganan Fraktur Terbuka
Prinsip Penangnan Fraktur Terbuka :
1. Sterilisasi dan pemberian antibiotik
2. Debridemen
3. Stabilisasi Fraktur
4. Penutupan luka
Komplikasi
Komplikasi Awal :
1. Syok
2. Kerusakan arteri
3. Sindrom kompartemen
4. Infeksi
5. AVN
6. Sindrom emboli lemak
Komplikasi lama :
1. Delayed union
2. Non union
3. Mal union