Anda di halaman 1dari 47

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA JANUARI 2018

Multiple Fractures

Disusun oleh:
Sherly L. Kerjapy
(2017-84-049)

PEMBIMBING
dr. Wijaya Chendra Kusuma, Sp. OT

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
Identitas Pasien :
 Nama : JVH
 Umur : 14 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Kristen Protestan
 Pendidikan : SMA
 Status Perkawinan : Belum Kawin
 Pekerjaan : Pelajar
 Tanggal Pemeriksaan : 21 Desember 2017
Primary Survey :
 A : Bebas, stabilitas cervical baik, contusio (-), perlukaan diatas
clavicula (-), trauma facial (+), multi trauma (+)
 B : Respiratory Rate 28x/menit, pengembangan dada simetris,
posisi trakea baik, defiasi (-), udara masuk bilateral tidak baik, pada
nares dextra terdapat darah yang telah membeku.
 C : Nadi 154x/menit, tekanan darah 110/60 mmHg, tidak
tampak adanya perdarahan aktif.
 D : Delirium, GCS E2V4M5, pupil ishokor, RC (+,+)
 E : Temperatur 37,5°C, tangan kanan dan kiri terpasang spalk.
Secondary Survey :
 Anamnesis : Mekananisme Kejadian
Pasien merupakan rujukan dari RS Ottokuyk post KLL kejadian
pukul 01.00 WIT dini hari di sekitar daerah waterboom.
Pasien pengendara motor dan tidak menggunakakan helm
menabrak dinding. Pergelangan tangan kanan dan kiri tidak
bisa digerakkan, kaki kanan tidak bisa digerakkan. Kaki kiri
sudah dipasang spalk dari RS Ottokuyk. Pasien lupa tentang
kejadiannya. Menurut keluarga pasien tidak mengalami
pingsan saat kejadian, ada darah yang keluar dari hidung, dan
sempat muntah 1x, 30 menit setelah kejadian, setelah itu
tidak muntah lagi.
Cont’d
 A (Allergy) : tidak ada
 M (Medication) : telah terpasang spalk pada kaki
kanan
 P (Past Illness) : tidak ada
 L (Last Meal) : Jam 20.00
 E (Event/Environment) : di jalan raya pukul 01.00 WIT
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Normocephaly
 Mata : ODS Ikterik (-), Anemis (+), RCL (+)
 THT : Othorea (-), rhinorea (-), battle sign (-),
deviasi (-), crustae (+) pada lubang hidung kiri/kanan
 Leher : Tidak ada jejas, tidak ada pergeseran trakea,
krepitasi (-) pembesaran
 KGB regio colli (-)
 Dada : Pengembangan dada simetris, nyeri tekan (-),
krepitasi (-),
Cont’d
 Jantung : Palpitasi, takikardi, bunyi jantung I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)
 Paru : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
 Abdomen : datar, bising usus (+), nyeri tekan (+) regio
lumbaris kanan dan umbulikus, perkusi redup pada lumbaris kanan
dan umbilikus
 Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
 Extremitas :
Look : Deformitas pada kedua pergelangan tangan dan kaki kiri,
edema, kemerahan. Luka robek pada lutut kanan.
Feel : Nadi teraba, capillary refill <2 detik, nyeri tekan pada
keempat ekstremitas, akral hangat (+,+).
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium (21/12/17)
RBC 3,31.106/mm3
Hb 8,9 g/dL,
PLT 199.103/mm3
WBC 13.103/mm3
 Foto Rontgen
Diagnosis Kerja
 Closed fracture of (L) distal femur.
 Closed fracture of both ulna
 Epiphyseal plate injury of both distal radius and (R) distal
femur
 Close fracture of (R) patella
Usulan Pemeriksaan
 CT-scan Kepala
 USG Abdomen
Terapi
 Bedrest
 Medikamentosa yang didapatkan pasien selama rawatan:
a) IVFD RL 20 tpm
b) Ranitidin 2x1 ampul 50 mg
c) Ketorolac 3x30 gr
d) Ceftriaxon 2x1 gr
e) Drip Sohobion 1 amp per 24 jam
f) Pasang kateter folley
g) Rawat Luka (hecting genu posterior regio dextra)
h) Indikasi Pemasangan ORIF
Follow Up
Tanggal S O A P
22-12- - Nyeri kepala - TD: 110/60 mmHg - Closed fracture of - Observasi TWRS
2017 - Nyeri pada - N: 120x/menit (L) distal femur. - R/ ORIF
perut - S: 36,7°C - Closed fracture of - IVFD Futrolit 15
- Nyeri keempat - P: 24x/menit both ulna gtt/mnt
ekstremitas - GCS: CM - Epiphyseal plate - Inj Ketorolac 2 x 1
Inspeksi : injury of both amp IV
- ODS anemia (+) distal radius and - Ranitidin 2 x 1
- Bengkak pada pipi kiri (R) distal femur amp IV
- Perban dan spalk pada ke - Close fracture of - Rawat Luka
empat ekstremitas (R) patella - Pemeriksaan Darah
Palpasi : Rutin
- Nyeri tekan abdomen (+)
regio lumbaris dextra dan
umbilikus.
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- 3 kali kencing warna
hitam ± 850cc
23-12- - Nyeri kepala - TD: 120/80 mmHg - Closed fracture of - Observasi TWRS
2017 - Nyeri pada perut - N: 120x/menit (L) distal femur. - R/ ORIF (Pasirn
- Nyeri keempat - S: 36°9C - Closed fracture of Menolak)
ekstremitas - P: 20x/menit both ulna - IVFD Futrolit 15
- GCS: CM - Epiphyseal plate gtt/mnt
Inspeksi injury of both - Inj Ketorolac 2 x 1
- ODS: Anemia distal radius and amp IV
- Bengkak pada pipi kiri (R) distal femur - Ranitidin 2 x 1 amp
- Perban dan spalk pada ke - Close fracture of IV
empat ekstremitas (R) patella - Rawat Luka
Palpasi : - Konsul Sp.B
- Nyeri tekan abdomen (+) - USG Abdomen
regio lumbaris dextra dan (Pasien menolak)
umbilikus. - R/ PRC 3 x 150 cc
Perkusi :
- Redup pada regio lumbaris
kanan dan umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Kencing berwarna merah
kehitaman 2x sebanyak ±
600cc
- LAB : DR Hb 5,7 gr/dl
24-12- - Nyeri kepala - TD: 100/60 mmHg - Closed fracture of - Observasi TWRS
2017 - Nyeri pada - N: 80x/menit (L) distal femur. - R/ ORIF (Pasirn
perut - S: 36°C - Closed fracture of Menolak)
- Nyeri keempat - P: 20x/menit both ulna - IVFD Futrolit 15
ekstremitas - GCS: CM - Epiphyseal plate gtt/mnt
- Urin masih Inspeksi injury of both - Inj Ketorolac 2 x 1
berwarna - ODS: Anemia distal radius and amp IV
kehitaman - Bengkak dan kemerahan (R) distal femur - Ranitidin 2 x 1 amp
pada pipi kiri - Close fracture of IV
- Perban dan spalk pada ke (R) patella - Rawat Luka
empat ekstremitas - Transfusi PRC 3 x
Palpasi : 150 cc
- Nyeri tekan abdomen (+)
regio lumbaris dextra dan
umbilikus.
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Urin ± 400cc berwarna teh
tua
25-12- - Sulit tidur - TD: 110/70 mmHg - Closed fracture - Observasi TWRS
2017 - Nyeri Kepala - N: 80x/menit of (L) distal - R/ ORIF (Pasirn
berkurang - S: 36°C femur. Menolak)
- Rasa tidak - P: 20x/menit - Closed fracture - IVFD Futrolit 15
nyaman pada - GCS: CM of both ulna gtt/mnt
kaki kiri Inspeksi - Epiphyseal - Inj Ketorolac 2 x
- Perban dan spalk pada plate injury of 1 amp IV
ke empat ekstremitas both distal - Ranitidin 2 x 1
Palpasi : radius and (R) amp IV
- Nyeri tekan abdomen distal femur - Rawat Luka
(+) regio lumbaris - Close fracture - Transfusi PRC 3
dextra dan umbilikus, of (R) patella x 150 cc
nyeri berkurang.
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Urin warna kuning
jernih.
26-12- - Nyeri kepala - TD: 110/70 mmHg - Closed fracture - Observasi TWRS
2012 terutama pada - N: 80x/menit of (L) distal - R/ ORIF (Pasirn
malam hari - S: 36°C femur. Menolak)
- Nyeri dan - P: 20x/menit - Closed fracture - IVFD Futrolit 15
tidak nyaman - GCS: CM of both ulna gtt/mnt
pada keempat Inspeksi - Epiphyseal - Inj Ketorolac 2 x
ektremitas - Perban dan spalk pada plate injury of 1 amp IV
ke empat ekstremitas both distal - Ranitidin 2 x 1
Palpasi : radius and (R) amp IV
- Nyeri tekan abdomen distal femur - Rawat Luka
(+) regio lumbaris - Close fracture - Transfusi PRC 3
dextra dan umbilikus, of (R) patella x 150 cc
nyeri berkurang.
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Urin warna kuning
jernih.
27-12- - Nyeri kepala - TD: 110/70 mmHg - Closed fracture - Observasi TWRS
2017 terutama pada - N: 80x/menit of (L) distal - R/ ORIF (Pasirn
malam hari - S: 36°C femur. Menolak)
- Nyeri dan - P: 20x/menit - Closed fracture - IVFD Futrolit 15
tidak nyaman - GCS: CM of both ulna gtt/mnt
pada keempat Inspeksi - Epiphyseal - Inj Ketorolac 2 x
ektremitas - Perban dan spalk pada plate injury of 1 amp IV
- Belum BAB ke empat ekstremitas both distal - Ranitidin 2 x 1
sejak 7 hr. - Distensi abdomen radius and (R) amp IV
Palpasi : distal femur - Rawat Luka
- Nyeri tekan abdomen - Close fracture
(-) of (R) patella
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Urin warna kuning
jernih.
- LAB DR : Hb 10,3
gr/dl
28-12- Nyeri dan rasa - TD: 110/70 mmHg - Multiple - R/Orif (pasien
2017 tidak nyaman - N: 84x/menit fracture menolak)
pada keempat - S: 36°C - Pasien Pulpak
ekstremitas - P: 20x/menit
Nyeri kepala - GCS: CM
berkurang Inspeksi
- Perban dan spalk pada
ke empat ekstremitas
Palpasi :
- Nyeri tekan abdomen
(-)
Perkusi :
- Redup pada regio
lumbaris kanan dan
umbilikus.
Auskultasi : dalam batas
normal
- Urin warna kuning
jernih.
- LAB DR : Hb 10,3
gr/dl
Struktur Tulang (tulang panjang)

Sumber : Netter’s concise orthopaedic anatomy. 2nd Ed


Anatomi
 Os. Ulna
Os. Radius
Otot-otot Antebrachii
Definisi Fraktur
 Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan,
baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur dapat
terjadi lengkap atau tidak lengkap.
 Fraktur lengan bawah adalah jenis fraktur yang paling umum
pada populasi anak-anak.
 Fraktur radius, ulna, atau keduanya menyumbang 44% dari
semua patah lengan dan tangan di Amerika Serikat.

Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Jenis Fraktur
 Complete
 Incomplete

Klasifikasi Fraktur
 Klasifikasi Penyebab
 Klasifikasi Jenis
 Klasifikasi Klinis

Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth
Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of
Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London: HodderEducation. 2010. p687-732
Klasifikasi Penyebab
 Fraktur Traumatik
 Fraktur Patologis
 Fraktur stres

Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Klasifikasi Jenis Fraktur
 Fraktur terbuka
 Fraktur tertutup
 Fraktur kompresi
 Fraktur stres
 Fraktur avulsi
 Greenstick fracture (fraktur lentuk atau salah satu tulang patah sedang
sisi lainnya membengkok)
 Fraktur transversal
 Fraktur oblik
 Fraktur spiral
 Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)
 Fraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke dalam tulang
lainnya).
 Fraktur lempeng epifisis (pada anak dibawah usia 16 tahun).
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Klasifikasi Salter Harris untuk Fraktur Lempeng Epifisis
Tipe I Terdapat pemisahan total epiphysis dari poros sepanjang
tulang tanpa patah tulang, Growth plate masih melekat
pada epiphysis. lebih umum terjadi pada bayi yang baru
lahir dan pada anak-anak yang masih muda dimana
piringan epiphyseal masih relatif tebal.

Tipe II Paling umum. Garis pemisahan


meluas sebagian di lapisan dalam growth plate dan
meluas melalui metafisis, meninggalkan bagian
triangular metafisis yang melekat pada fragmen epifisis
Tipe III Jarang terjadi. fraktur intraartikular melalui epifisis,
melewati
zona growth plate ke
perifer. Open reduction dan fiksasi sering diperlukan

Tipe IV Garis patahan meluas dari permukaan artikular melalui


growth plate epifisis, dan metafisis. Jika segmen
retaknya
tidak sempurna diperbaiki dengan reduksi terbuka,
Jembatan osseous melintasi lempeng pertumbuhan bisa
terjadi, sehingga terjadi penahanan pertumbuhan parsial
dan angulasi sendi.

Sumber : Netter’s concise orthopaedic anatomy. 2nd Ed


Tipe V Fraktur yang relatif kurang umum ini
diakibatkan oleh gaya tekan yang keras yang
terjadi pada epiphysis menuju ke growth plate
karena adanya stres abduksi dan adduksi atau
beban aksial. Tidak ada fraktur yang kelihatan
tetapi lempeng pertumbuhan remuk dan ini
mungkin mengakibatkan terhentinya
pertumbuhan. Seperti juga yang terjadi pada
daerah lutut dan pergelangan kaki
Tipe VI Sebagian dari growth plate robek. Permukaan
yang hilang itu akan sembuh dengan
membentuk
jembatan tulang di seluruh piring pertumbuhan,
terbatasnya pertumbuhan sisi yang terluka dan
berakibat pada
deformitas angulat

Sumber : Netter’s concise orthopaedic anatomy. 2nd Ed


Klasifikasi Klinis
 Fraktur Tertutup
Grade 0  Kerusakan soft tissue minimal
 Indirect injury
 Bentuk fraktur simple
Grade 1  Abrasi superficial (contusion)
 Bentuk fraktur ringan (mild)
 Memar pada kulit dan jaringan subkutan
Grade 2  Abrasi dalam
 Kontusi pada kulit dan otot
 Bentuk fraktur berat (severe)
 Trauma langsung
Grade 3  Kontusi ekstensif pada kulit atau crush injury
 Destruksi subkutan dan otot
 Sindrom kompartemen dan cedera vascular
 Avulsi subkutan
Ruedi TP, Murphy WM. AO Principles of Fracture Management
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and
Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
 Fraktur Terbuka

Sumber : Netter’s concise orthopaedic anatomy. 2nd Ed


 Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya mal-union,
delayed union, non-union, serta infeksi tulang.
Patomekanisme Fraktur
 Fraktur merupakan hasil dari :
a) Injury
b) Stress berulang
c) Abnormal weakening dari tulang
 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur:
a) Faktor ekstrinsik yaitu meliputi kecepatan dan durasi trauma
yang mengenai tulang, arah serta kekuatan tulang.
b) Faktor intrinsik yaitu meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi
energi trauma, kelenturan, densitas serta kekuatan tulang.
 Mekanisme terjadinya fraktur dapat disebabkan akibat:
a) Trauma langsung
b) Trauma tidak langsung
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Nayagam S. Principles of Fractures. Dalam: Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures Ninth Edition. London: Hodder Education. 2010. p687-732
Fase Penyembuhan
Fraktur :
• Inflamasi
• Proliferasi sel (soft
kalus)
• Pembentukan Kalus
(Hard Kalus)
• Remodeling

Sumber : Netter’s concise orthopaedic anatomy. 2nd Ed


Faktor-Faktor Penyembuhan Luka
 Umur Penderita
 Lokalisasi dan Konfigurasi
 Pergeseran awal fraktur
 Vaskularisasi pada kedua fragmen
 Reduksi serta imobilisasi
 Waktu imobilisasi
 Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak
 Faktor adanya infeksi dan keganasan lokal
 Cairan Sinovia
 Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak
 Nutrisi
 Vitamin D

Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
Diagnosa Fraktur
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Imaging
Penatalaksanaan Fraktur
 Bukan hanya tangani fraktur tapi tangani Pasiennya juga.
 Primary Survey = ABC
 Minimalisir rasa nyeri
 Mencegah cedera iskemia-reperfusi
 Menghilangkan dan mencegah sumber-sumber potensial
kontaminasi.

Reposisi Imobilisasi
Penanganan Fraktur Tertutup
 Reduksi :
 Dilakukan pada adequate apposition dan normal alignment
 2 jenis yaitu closed reduction dan open reduction.
Closed Reduction
 Dilakukan dibawab anestesi yang tepat dan otot dalam
keadaan relaksasi.
 3 manuver :
1. Bagian distal dari tungkai bawah di arahkan pada garis
tulang
2. Fragmen yang terlepas, akan di reposisi
3. Alignment is adjust in each plane.
 Secara umum close reduction digunakan untuk semua fraktur
dengan minimal displacement, sebagian besar fraktur pada
anak-anak, fraktur yang tidak stabil setelah reduksi.
Open Reduction
 Indikasi :
a) Ketika close reduction gagal. Karena susah mengontrol
fragmen tulang yang patah, atau karena ada soft tissue yang
ada di antara fragmen-fragmen tersebut.
b) Ada fragmen sendi yang besar yang perlu diposisikan secara
akurat
c) Traksi (avulsi) fraktur yang fragmen-fragmennya terpisah
 Open reduksi adalah langkah awal dari internal fiksasi.
Penanganan Fraktur Terbuka
 Prinsip Penangnan Fraktur Terbuka :
1. Sterilisasi dan pemberian antibiotik
2. Debridemen
3. Stabilisasi Fraktur
4. Penutupan luka
Komplikasi
 Komplikasi Awal :
1. Syok
2. Kerusakan arteri
3. Sindrom kompartemen
4. Infeksi
5. AVN
6. Sindrom emboli lemak
 Komplikasi lama :
1. Delayed union
2. Non union
3. Mal union

Anda mungkin juga menyukai