Anda di halaman 1dari 23

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R
Usia : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bula (SBT)
Agama : Islam
Tanggal MRS : 02 Juli 2014
Ruang Perawatan : Ruangan Bedah Wanita RSUD Dr. M Haulussy
Ambon

B. PENGKAJIAN PASIEN
1. Anamnesis
 Keluhan utama:
Bahu kanan terasa nyeri
 Anamnesis terpimpin:
Pasien mengeluh bahu kanan terasa nyeri bila digerakkan dan
tulang selangka kanan tampak bengkak akibat tertimpa pohon
yang roboh ± 3 hari yang lalu. Pohon di samping rumah pasien
roboh kemudian menimpa bahu kanan pasien. Segera setelah
itu pasien dibawa ke RS Bula dan menjalani perawatan selama
1 hari kemudian pasien dirujuk ke RSUD Dr. M. Haulussy
untuk penanganan patah tulang pada daerah bahu kanannya.

1
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
- Bahu: Deformitas clavicula dextra (+), ROM bahu kanan
terbatas
Palpasi:
- Bahu: Nyeri tekan clavicula dextra (+), Krepitasi clavicula
dextra (+)
Perkusi:
- Thoraks: Sonor pada seluruh lapang paru, pekak jantung (+)
Auskultasi:
- Thoraks: Bunyi napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-),
Bunyi jantung I & II murni & regular

3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium Hematologi (05-07-14):
Parameter Nilai Kisaran Normal
WBC 7.1 x 103/mL 4-10
HGB 10.7 gr/dL 11-16
HCT 35.2% 37-54
PLT 283 x 103/mL 100-300

- Radiologis:
 Multiple fraktur clavicula dextra (Rontgen Thoraks PA)

2
4. Diagnosa
Multiple fraktur clavicula dextra

5. Tatalaksana
Tatalaksana pada kasus ini adalah operasi reposisi fraktur dengan
ORIF (Open Reduction and Internal Fixation).

6. Follow up
03/07/14 S: nyeri pada bahu kanan, tangan kanan P:
(H-1) tidak bisa diangkat - IVFD RL 20
O: tpm
TD: 130/80 mmHg - Ketorolac 3 x
Mata: CA -/- 30 mg / iv
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas - Ranitidin 2 x 50
(+), Krepitasi (+), NT(+) mg / iv
Hasil Lab:
Ureum 25 mg/dL 10-50
Creatinin Reagen 0,7-1,2
habis
Cholesterol 254 mg/dL < 200
Total
SGOT 10 U/L < 33
SGPT 25 U/L
GDP 80 mg/dL 80-100

A: Multiple fraktur clavicula dextra


04/07/14 S: nyeri pada bahu kanan, tangan kanan P:
(H-2) tidak bisa diangkat - IVFD RL 20
O: tpm
TD: 110/70 mmHg - Ketorolac 3 x
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas 30 mg / iv

3
(+), Krepitasi (+), NT(+) - Ranitidin 2 x 50
A: Multiple fraktur clavicula dextra mg / iv
- Pro ORIF
05/07/14 S: nyeri pada bahu kanan, tangan kanan P:
(H-3) tidak bisa diangkat - IVFD RL 20
O: tpm
TD: 110/70 mmHg - Ketorolac 3 x
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas 30 mg / iv
(+), Krepitasi (+), NT(+) - Ranitidin 2 x 50
Parameter Nilai Kisaran
A: Multiple mg / iv
Normal
WBC 7.1 x 103/mL 4-10 fraktur clavicula - Pro ORIF
HGB 10.7 gr/dL 11-16 dextra - Konsul
HCT 35.2% 37-54 Penyakit dalam
3
PLT 283 x 10 /mL 100-300
- Konsul
Anestesi
07/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
(H-5) O: - IVFD RL 20
TD: 110/70 mmHg tpm
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas - Ketorolac 3 x
(+), Krepitasi (+), NT(+) 30 mg / iv
A: Multiple fraktur clavicula dextra - Ranitidin 2 x 50
mg / iv
- Pro ORIF
- Konsul
Penyakit dalam
- Konsul
Anestesi
07/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
(H-6) O: - Aff infus 
TD: 100/70 mmHg ganti terapi oral
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas - Cefadroxil 2 x
(+), Krepitasi (+), NT(+) 500 mg tab

4
A: Multiple fraktur clavicula dextra - Asam
mefenamat 3 x
500 mg tab
- Pro ORIF
08/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
(H-7) O: - Cefadroxil 2 x
TD: 110/70 mmHg 500 mg tab
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas - Asam
(+), Krepitasi (+), NT(+) mefenamat 3 x
A: Multiple fraktur clavicula dextra 500 mg tab
- Sohobion 1 x 1
tab
- Pro ORIF
09/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
(H-8) O: - Cefadroxil 2 x
TD: 1o0/70 mmHg 500 mg tab
Bahu kanan: Oedema (+), Deformitas - Asam
(+), Krepitasi (+), NT(+) mefenamat 3 x
A: Multiple fraktur clavicula dextra 500 mg tab
- Sohobion 1 x 1
tab
- Pro ORIF

A. Pre Operatif:
- Konsul Ahli Penyakit Dalam
Hasil konsul: Status interna & EKG pasien saat ini berada
dalam batas-batas normal.

- Konsul Ahli Anestesi


Hasil konsul:
 Pasien dengan status ASA II
 Rencana GETA

5
 Persiapan pre-operatif:
1. Puasa 8 jam
2. Infus RL 24 tpm
3. Antibiotik/IV 1 jam pre-op
4. Ranitidin 30 mg/IV 1 jam pre-op

B. Operatif (11-07-14)
- Lama operasi: 1 jam 30 menit
- Uraian Pembedahan:
1. Insisi clavicula dextra
2. Identifikasi fraktur clavicula, angkat patahan clavicula
3. Kontrol perdarahan, reposisi, dan imobilisasi
4. Pasang plate dan screw
5. Luka operasi dicuci
6. Luka operasi ditutup

6
7
C. Post-operatif
- Bedah:
 Imipenem 2 x 1 gr / IV
- Anestesi
 Awasi tanda-tanda vital
 Posisi head-up 30°
 Infus RL : NaCl 0,9% 2 : 1 24 tpm
 Inj ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
 Drips tramadol 100 mg dalam RL 500 cc; 24 tpm
 Inj ranitidine 50 mg / 12 jam / IV
 Bila sadar penuh & bebas mual muntah boleh
makan/minum
 Jaga balance cairan
 Takar urine 24 jam
 Jika muntah inj Ondancentron 4 mg / iv
 Lain-lain sesuai terapi dr. Bedah

8
12/07/14 S: Bahu kanan & lengan kanan P:
( H-9) atas nyeri (tidak dapat - RL : NaCl 0,9%
digerakkan), pusing 2 : 1 24 tpm
O: - Imipenem 2 x 1 gr /
TD : 100/70 mmHg IV
Dehisensi (-), Edema (+), nyeri - Ketorolac 3 x 30
tekan clavicula dextra (+) mg / iv
A: Post-op reposisi fr. clavicula - Ranitidin 2 x 50
(D) dengan ORIF hari ke-1 mg / iv
13/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
( H-10) O: - RL : NaCl 0,9%
TD: 110/70 mmHg 2 : 1 24 tpm
Dehisensi (-) Nyeri tekan - Imipenem 2 x 1 gr /
clavicula dextra (+), kaku pada IV
bahu kanan (+) - Ketorolac 3 x 30
A: Post-op reposisi fraktur. e.c mg / iv
multiple fraktur clavicula dextra - Ranitidin 2 x 50
hari ke-2 mg / iv
14/07/14 S: nyeri pada bahu kanan, P:
( H-11) bengkak berkurang - Aff infus
O: - Aff kateter
TD: 110/70 mmHg - Cefadroxil 2 x 500
Nyeri tekan clavicula dextra (+), mg tab
kaku pada bahu kanan (+) - Asam mefenamat 3
A: Post-op reposisi fraktur. e.c x 500 mg tab
multiple fraktur clavicula dextra - Caltion 2 x 1 tab
hari ke-3 - Osteor 2 x 1 tab
15/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
( H-12) berkurang - Cefadroxil 2 x 500
O: mg tab
TD: 110/70 mmHg - Asam mefenamat 3
Nyeri tekan clavicula dextra (+), x 500 mg tab

9
kaku pada bahu kanan (+) - Caltion 2 x 1 tab
A: Post-op reposisi fraktur. e.c - Osteor 2 x 1 tab
multiple fraktur clavicula dextra
hari ke-4
16/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
( H-13) berkurang, pasien sudah dapat - Cefadroxil 2 x 500
menggerakkan tanggannya sedikit mg tab
demi sedikit - Asam mefenamat 3
O: x 500 mg tab
TD: 120/80 mmHg - Caltion 2 x 1 tab
Nyeri tekan clavicula dextra (+), - Osteor 2 x 1 tab
kaku pada bahu kanan (+)
A: Post-op reposisi fraktur. e.c
multiple fraktur clavicula dextra
hari ke-5
17/07/14 S: nyeri pada bahu kanan P:
( H-14) berkurang, pasien dapat - Cefadroxil 2 x 500
menggerakkan sendi bahunya mg tab
perlahan - Asam mefenamat 3
O: x 500 mg tab
TD: 120/80 mmHg - Caltion 2 x 1 tab
Nyeri tekan clavicula dextra (+), - Osteor 2 x 1 tab
kaku pada bahu kanan (-) - Mobilisasi
A: Post-op reposisi fraktur. e.c
multiple fraktur clavicula dextra
hari ke-6
18/07/14 S: keluhan tidak ada P:
( H-15) O: - Cefadroxil 2 x 500
TD: 120/80 mmHg mg tab
Nyeri tekan clavicula dextra (+), - Asam mefenamat 3
kaku pada bahu kanan (-) x 500 mg tab
A: Post-op reposisi fraktur. e.c - Caltion 2 x 1 tab

10
multiple fraktur clavicula dextra - Osteor 2 x 1 tab
hari ke-7 - Mobilisasi
- Pasien pulang

6. Komplikasi
Terdapat kekakuan pada bahu, namun hanya bersifat sementara.

7. Prognosa
Prognosa pasien pada kasus ini adalah baik.

C. RESUME

Perempuan umur 44 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bahu kanan
dan tulang selangka kanan tampak bengkak akibat tertimpa pohon sejak ± 3
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan regio clavicula dextra
oedem (+), deformitas (+) , nyeri tekan (+), krepitasi (+), ROM terbatas.
Pasien didiagnosa dengan multiple fraktur clavicula dextra dan tatalaksana
berupa reposisi fraktur dengan ORIF. Tidak ditemukan komplikasi dini
operasi dan prognosis pasien adalah baik.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun
parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma
yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma
tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang
dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila
trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya
jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada
keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.1,2,3

12
B. MEKANISME PENYEBAB FRAKTUR
Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:1,2
1. Trauma langsung
2. Frakur terjadi di daerah yang mengalami tekanan langsung
3. Biasanya kopmunitif
4. Jaringan lunak mengalami kerusakan
5. Trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh dari fraktur
6. Jaringan lunak utuh
7. Trauma tidak langsung

C. ANATOMI CLAVICULA
Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang
yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.
Clavicula berbentuk kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya
tulang yang memanjang horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk
pertama. Pada ujung medial, clavicula bersendi pada manubrium dari sternum
(tulang dada) pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral bersendi
dengan acromion dari scapula (tulang belikat) dengan sendi
acromioclavicularis.
Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang melengkung, dan
permukaannya lebih halus. Fungsi clavicula berguna untuk:
1. Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian
dada supaya lengan dapat bergerak leluasa.
2. Meneruskan goncangan dari anggota gerak atas ke kerangka tubuh
(aksial).
Walaupun dikelompokkan dalam tulang panjang, clavicula adalah
tulang satu-satunya yang tidak memiliki rongga sumsum tulang seperti pada
tulang panjang lainnya. Clavicula tersusun dari tulang spons.

D. FRAKTUR CLAVICULA

13
Cukup sering sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks,
atau disertai trauma pada sendi bahu).Lokasi fraktur klavikula umumnya pada
bagian tengah (1/3 tengah) Deformitas, nyeri pada lokasi taruma. Foto
Rontgen tampak fraktur klavikula.1,2

E. KLASIFIKASI FRAKTUR KLAVIKULA1,2,3


a. Fraktur mid klavikula ( Fraktur 1/3 tengah klavikula)
Paling banyak ditemui. Terjadi medial ligament korako-klavikula ( antara
medial dan 1/3 lateral). mekanisme trauma berupa trauma langsung atau
tak langsung (dari lateral bahu)
b. Fraktur 1/3 lateral klavikula
Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat
dibagi:
 type 1: undisplaced jika ligament intak
 type 2 displaced jika ligamen korako-kiavikula rupture.
 type 3 : fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
Mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari
bahu.
c. Fraktur 1/3 medial klavikula
Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh fraktur klavikula. Mekanisme
trauma dapat berupa trauma langsung dan trauma tak langsung pada
bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke sternum. Jatuh
dengan tangan terkadang dalam posisi abduksi.

F. PATOFISIOLOGI
Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus
akan menarik fragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan
menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korako-
klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan
ligament ini.1

14
Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar
mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingga membentuk
benjolan dibawah kulit.1

G. PEMERIKSAAN KLINIS
Fraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita
datang dengan keluhan jatuh dan tempat tidur atau trauma lain dan menangis
saat menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang dengan
pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah
trauma dan kadang-kadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan
adanya nyeri tekan pada daerah klavikula.

H. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat
membantu menegakkan diagnosis dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada
1/3 tengah dan fragmen luar terletak dibawah fragmen dalam. Fraktur pada 1/3
lateral klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil,
kecuali kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.1,2,3

I. INDIKASI OPERASI2
1. Fraktur terbuka.
2. Fraktur dengan gangguan vaskularisasi
3. Fraktur dengan “scapulothorcic dissociation” (floating shoulder)
4. Fraktur dengan displaced glenoid neck fraktur
5. Brachial plexus injury
6. Ruptur ligamentum korakoklavikulare
7. Delayed/ non union
8. penderita aktif yang segera akan kembali pada pekerjaan semula.
9. Kosmetik

J. TEKNIK PENANGANAN TERAPI KONSERVATIF DAN OPERASI

15
Penatalaksanaan Fraktur Klavikula:2,3
a. Fraktur 1/3 tengah
Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan
menggunakan sling, yang dapat mengurangi nyeri. Displaced fraktur
fraktur dengan gangguan kosmetik diterapi dengan menggunakan
commersial strap yang berbentuk angka 8 (“Verband figure of eight”)
sekitar sendi bahu, untuk menarik bahu sehingga dapat mempertahankan
alignment dan fraktur. Strap harus dijaga supaya tidak terlalu ketat karena
dapat mengganggu sirkulasi dan persyarafan. Suatu bantal dapat
diletakkan di antara scapula untuk menjaga tarikan dan kenyamanan. Jika
commersial strap tidak dapat digunakan balutan dapat dibuat dari “tubular
stockinet”, ini biasanya digunakan untuk anak yang berusia <10 tahun.
Pemakaian strap yang baik:
 menarik kedua bahu, melawan tekanan dipusat, dan daerah
interscapula selama penarikan fraktur.
 tidak menutupi aksila, untuk kenyamanan dan hygiene.
 menggunakan bantalan yang bagus.
 tidak mengganggu sirkulasi dan persyarafan kedua lengan.

Plating Clavikula
Gunakan insisi sesuai garis Langer untuk mengekspos permukaan
superior clavikula. Hindari flap kulit undermining dan kerusakan saraf
supraklavikula. Hindari juga diseksi subperiosteal pada fracture site.
Lakukan reduksi fragmen fraktur jika memungkinkan pasang lag
screw melintasi fraktur. Plate diletakkan di sisi superior clavikula dengan
3 screw pada masing-masing sisi fraktur untuk mencapai fiksasi yang
solid.
Jika diperlukan diletakan subkutaneus drain, luka operasi ditutup
dengan jahitan subcuticular.

b. Fraktur lateral

16
Undisplaced fraktur dapat diterapi dengan sling. Displaced fraktur
dapat diterapi dengan sling atau dengan open reduction dan internal
fiksasi.
Jika pergeseran lebih dari setengah diameter klavikula harus
direduksi dan internal fiksasi. Bila dibiarkan tanpa terapi akan terjadi
deformitas dan dalam beberapa kasus rasa tidak enak dan kelemahan pada
bahu karena itu terapi diindikasikan melalui insisi supraklavikular,
fragmen diaposisi dan dipertahankan dengan pen yang halus, yang
menembus kearah lateral melalui fragmen sebelah luar dan akromion dan
kemudian kembali ke batang klavikula. Lengan ditahan dengan kain
gendongan selama 6 minggu dan sesudah itu dianjurkan melakukan
pergerakan penuh.

K. KOMPLIKASI OPERASI
a. Komplikasi dini
Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf (jarang terjadi)
b. Komplikasi lanjut
 Non-union: jarang terjadi dapat diterapi dengan fiksasi interna dan
pencangkokan tulang yang aman.
 Mal-union: meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada
waktunya. untuk memperoleh hasil kosmetik yang baik dan cepat dapat
menjalani terapi yang lebih drastis yaitu fraktur direduksi dibawah
anastesi dan dipertahankan reduksinya dengan menggunakan gips yang
mengelilingi dada (wirass).
 Kekakuan bahu sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut
untuk menggerakkan fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan
waktu berbulan-bulan untuk memperoleh kembali gerakan, kecuali kalau
dilatih.

L. PERAWATAN PASCABEDAH
Rehabilitasi

17
Commersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up
apakah sudah cukup kencang. Strap ini harus dikencangkan secara teratur.
Anak anak <10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4 minggu
sampai bebas nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya membutuhkan
waktu 4-6 minggu. Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti
biasa begitu nyeri berkurang (strap/splint/sling sudah dilepas).

BAB III

DISKUSI KASUS

Pada anamnesis ditemukan riwayat benturan pada bahu kanan akibat


tertimpa pohon yang roboh sejak 3 hari yang lalu. Pasien menyatakan bahwa
tulang selangka bengkak serta nyeri. Klinisi kemudian mencurigai adanya fraktur
clavicula namun juga mempertimbangkan kemungkinan lain berupa dislokasi
pada persendian clavicula. Hal ini didukung, ketika pasien menyatakan bahwa
terdapat keterbatasan dalam pergerakan bahu kanan.1
Dugaan-dugaan yang muncul ketika anamnesis kemudian dibuktikan pada
pemeriksaan fisik dimana tanda patognomonik fraktur seperti bengkak,
deformitas, krepitasi ditemukan pada clavicula dextra serta adanya nyeri tekan.
Diagnosa klinis yang ditegakkan saat itu ialah fraktur clavicula dextra. Sebanyak
85% kasus fraktur pada clavicula berlokasi pada 1/3 medial. Pada fraktur
clavicula terdapat 2 jenis fraktur yaitu tipe lateral dan tipe medial. Pada tipe
medial, fragmen clavicula yang letaknya lateral terhadap perlengketan
ligamentum korako-klavikula akan tergeser ke inferomedial; inferior karena
pengaruh berat lengan dan medial karena muskulus pektoralis, sehingga ujung
distal fragmen medial akan menonjol dan terlihat sebagai benjolan. Pada tipe
lateral jarang terjadi pergeseran fragmen medial maupun distal sehingga benjolan

18
kurang jelas. Diagnosis pasti fraktur clavicula pada kasus ini ditegakkan dengan
konfirmasi foto rontgen thoraks AP.2,3,4

Gambar 1. Clavicula4
Tatalaksana konservatif untuk fraktur clavicula yang dilakukan segera
setelah trauma adalah penggunaan mitela dan analgesik atau penggunaan
penyangga bahu dengan balutan berbentuk angka 8 selama 4 minggu.

Gambar 2. Balutan berbentuk angka 85

19
Dengan demikian, maka tatalaksana berupa reposisi fraktur clavicula
dengan ORIF pada kasus ini sudah tepat. Reposisi dengan ORIF berguna sekali
untuk mengembalikan alignment tulang clavicula yang pergeseran fragmennya
telah terlambat direduksi dengan menggunakan balutan biasa. Pasien pada kasus
ini telah mendapat edukasi untuk sejak awal melakukan latihan siku dan jari
secara aktif dan untuk melakukan latihan bahu segera setelah nyeri operasi
berkurang. Pada prinsipnya, tatalaksana reposisi fraktur clavicula dengan ORIF
pada kasus ini harus disesuaikan dengan berbagai faktor yang dimiliki individu.
Dan pada kasus ini sudah sesuai.2,6

Gambar 3. Reposisi fraktur clavicula dengan plate and screws7

Pada saat operasi, banyak fragmen patahan clavicula yang ditemukan,


sehingga tidak mampu mencapai penyatuan tulang sehingga diperlukan reposisi
yang efektif yaitu dengan ORIF.
Mengenai komplikasi operasi, pada kasus ini terdapat komplikasi dini
yang bersifat sementara yaitu frozen shoulder. Hal ini akan makin cepat teratasi
bila pasien secara aktif melakukan latihan bahu segera setelah nyeri berkurang.

20
Komplikasi operasi dini lainnya berupa infeksi tidak terjadi. Komplikasi jangka
panjang seperti non-union atau mal-union hanya berlaku bila pada pasien tidak
dilakukan reposisi terbuka dengan fiksasi interna; dengan adanya reposisi ini
maka komplikasi jangka panjang tersebut menjadi tersingkirkan.
Prognosis pada kasus ini adalah baik atau bonam. Pasien pada kasus ini
dipulangkan setelah keluhan nyeri pasca operasi berkurang dan dapat
menggerakkan sendi bahu kanan.

21
BAB IV

KESIMPULAN

 Diagnosa kerja berupa multiple fraktur clavicula sinistra dapat ditegakkan


secara klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik), akan tetapi diagnosis pasti
hanya dapat melalui konfirmasi rontgen thoraks AP.
 Tatalaksana konservatif (mitella, balutan angka 8, analgesik) tidak lagi
efektif karena banyak tulang yang hancur. Koreksi aligment clavicula yang
terbaik hanya melalui reposisi fraktur dengan menggunakan ORIF.
 Faktor kosmetik, level aktivitas pasien, dan terutama faktor efektivitas
terapi menjadi dasar untuk dilakukan reduksi terbuka dengan fiksasi
interna (plate and screw).
 Pasien sudah mampu melakukan pergerakan aktif pada bahu kanan ketika
dipulangkan.
 Prognosis pasien adalah baik.

22
REFERENSI

1. Sjamsuhidajat R, de Jong Wim. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta:

EGC; 2004. hal 846, 858-9

2. Sachdeva R K. Catatan ilmu bedah. Edisi 5. Jakarta: Hipokrates; 1974. hal

101-2

3. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Edisi 6.

Jakarta: EGC; 2000. hal 658

4. Norton J A, Barrie S P, Bollinger R R, Chang E A, Lowry F S, et all.

Surgery basic science and clinical evidence. 2nd Edition. USA: Springer;

2008. p.2226

5. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Ortho info clavicle

fractures (broken collarbone). [serial online] 2011 Jan [cited 2013 Des 23]

Available from:

URL: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00072

6. McKee Jenie. American Academy of Orthopaedic Surgeons do all

diplaced midshaft clavicle fractures need surgery? [serial online] 2011

[cited 2013 Des 23] Available from:

URL: http://www.aaos.org/news/aaosnow/jun11/cover2.asp

7. Clavicle orif picture. [serial online] [cited 2013 Des 23] Available from:

URL:

http://www.shouldersurgeon.com/shoulderinjury/fracturesclavicle.htm

23

Anda mungkin juga menyukai