Tujuan :
1. Untuk memperoleh gambaran/ Pola
kandungan kimia tumbuhan
2. Untuk memperoleh gambaran golongan
senyawa kimia yang ada
3. Untuk mengisolasi senyawa yang mempunyai
aktivitas biologi tertentu
1. Untuk memperoleh gambaran/ Pola
kromatografi tumbuhan
• Gambaran kandungan kimia dari senyawa
nonpolar misalnya (n-heksana, eter minyak
bumi, eter) ke pelarut yang kepolarannya
menengah (misalnya diklormetan) sampai
pelarut polar ( misalnya etanol etanol metanol)
- Kristalisasi
- Sublimasi
- Kromatografi: Kertas, KLT, KCKT
5. Identifikasi/karakterisasi , Penentuan
struktur Kimia
Cara kimia fisika :
a. Cara kimia (kualitatif): pereaksi Kimia
KLT, KCKT
b. Cara fisika :
- tetapan fisika : Suhu lebur dll.
- penentuan struktur : UV, IR, MS,
NMR (RMI)
MODEL ISOLASI
• Contoh model isolasi yang dituntun dengan uji biologi
atau uji kimia/fisikokimia
Pencirian/ Data spektroskopi
KC/ UV
KC/SM
Ekstraksi Fraksinasi KC/RM
Obat
Tumbuhan Ekstrak Fraksi Isolat Insektisida
dll
Uji biologi Uji biologi Uji biologi
Uji kimia Uji Kimia Farmakologi
Tergantung tujuan Toksikologi
ISOLASI SENYAWA TUMBUHAN
Tahapan Isolasi senyawa tumbuhan secara
garis besar melalui proses sebagai berikut :
1. Ekstraksi hasil senyawa yang kompleks
2. Fraksinasi penyederhanaan keanekaragaman
senyawa
3. Pemisahan
4. Pemurnian
5. Pencirian/identifikasi (karakterisasi isolat)
A. EKSTRAKSI
1. Definisi
b. Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi dengan pelarut bercampur
(dialisis, osmosis).
Ekstraksi dengan pelarut tak bercampur
(ekstraksi awal dengan cara pengocokan,
misalnya untuk mengekstraksi glikosida
yang umumnya bersifat polar).
d. Kriteria memilih pelarut
Dalam memilih pelarut harus diperhatikan
• Sifat kandungan kimia ( metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi.
Keterangan :
KD = koefisien distribusi (ratio dari kadar zat pada
dua macam cairan yang di lingkungan ekstraksi)
C1 = kadar solut di dalam pelarut 1
C2 = kadar solut dalam pelarut 2
KD diperoleh bila sudah tercapai kesetimbangan.
Contoh :
Zat A dalam air akan diekstraksi dengan eter,
kemudian dikocok maka zat akan merata di dalam air
dan eter.
KD berguna untuk mengatur efektifitas ekstraksi.
• Ekstraksi bertahap
Ekstraksi bertahap dengan pelarut yang terbagi
(sedikit-sedikit) lebih baik daripada satu kali ekstraksi
dengan jumlah pelarut yang sama.
Wo = WA +W B
Keterangan :
Wo = Zat yang terlarut dalam sejumlah VA ml pelarut A
diekstraksi dengan VB ml pelarut B beberapa kali.
Setelah n kali ulangan dengan volume sama :
WA.n = Wo ( VA )n
VA + KD. VB
1) Ekstraksi 1 x : KD = C et = 3.0
Cq
(4 – X1)/0,5 X1 = 1 g
X1 /0,5
Jadi asam butirat terekstraksi ke dalam eter : 4g -3 g = 1 g
Masing2 dijelaskan :
Definisi, prinsip, macam2 jenis alat , cara
penggunaan/metode, contoh penggunaan.
Sekian dan Terima kasih