Anda di halaman 1dari 37

II ANALISIS KIMIA TUMBUHAN

Tujuan :
1. Untuk memperoleh gambaran/ Pola
kandungan kimia tumbuhan
2. Untuk memperoleh gambaran golongan
senyawa kimia yang ada
3. Untuk mengisolasi senyawa yang mempunyai
aktivitas biologi tertentu
1. Untuk memperoleh gambaran/ Pola
kromatografi tumbuhan
• Gambaran kandungan kimia dari senyawa
nonpolar misalnya (n-heksana, eter minyak
bumi, eter) ke pelarut yang kepolarannya
menengah (misalnya diklormetan) sampai
pelarut polar ( misalnya etanol etanol metanol)

• Gambaran golongan-golongan senyawa dan


sifat-sifat senyawa yang bisa terdapat dalam
tumbuhan tersebut, terutama sifat-sifat yang
berkaitan dengan pemisahan dan pengekstraksi
senyawa yang diinginkan, yaitu kelarutan.
2. Untuk memperoleh gambaran golongan
senyawa kimia yang ada
Contoh : terpenoid, alkaloid, kumarin, flavonoid
ekstraksi dan fraksinasi sebaiknya dituntun dan
dipantau dengan uji kimia atau uji lainnya.

Uji kimia yang paling sederhana ialah reaksi tetes


dengan pereaksi khas untuk golongan senyawa
seperti untuk :
- terpenoid (Lieberman-Bouchard),
- alkaloid (Dragendorf , Bouchardat, Mayer)
- kumarin ( Reaksi fluoresenci dengan NH4OH)
- flavonoid ( Shinoda : Mg atau Zn dengan HCl
3. Untuk mengisolasi senyawa yang
mempunyai aktivitas biologi tertentu
Untuk bahan obat sebaiknya ekstraksi dan fraksinasi
dituntun dan dipantau dengan uji biologi  hanya ekstrak
dan fraksi yang menunjukkan aktivitas biologi yang
memenuhi kriteria saja yang dikerjakan lebih lanjut.
Contoh untuk memperoleh senyawa yang mempunyai
aktivitas sbb:
- insektisida,
- antiparasit (anticacing, antiamuba, antimalaria),
- antimikroba,
- pengatur pengatur tumbuh-tumbuhan (growth hormon)
- antihipertensi
- antidiabetes dll.
ISOLASI SENYAWA TUMBUHAN
Tahapan Isolasi senyawa tumbuhan secara
garis besar melalui proses sebagai berikut :
1. Ekstraksi  hasil senyawa yang kompleks
2. Fraksinasi  penyederhanaan keanekaragaman
senyawa
3. Pemisahan
4. Pemurnian
5. Pencirian/identifikasi (karakterisasi isolat)
Metode analisis Bahan Tumbuhan
Bahan tumbuhan
1. Persiapan Simplisia
Simplisia
2. Ekstraksi
Ekstrak
3. Fraksinasi
Fraksi Ekstrak/ Isolat belum murni
5. Pemurnian
Isolat Murni
6. Identifikasi/karakterisasi dan
Penentuan Struktur
Senyawa Baru/lama dengan identitas jelas
Metode analisis Bahan Tumbuhan
Bahan tumbuhan
1. Persiapan ekstraksi
a. Identitas botani (determinasi)
b. Jenis bahan : - Asal simplisia /organ harus jelas
- Cara panen
- cara pengeringan)
- Ukuran bahan : - potongan
- serbuk (mesh)
c. Kemurnian bahan : - harus bersih, tidak ada kontaminasi
Simplisia
2. Ekstraksi  a. Metode ekstraksi
b. Jenis pelarut ekstraksi
c. Prinsip ekstraksi
Ekstrak
3. Fraksinasi
Pemisahan : Metode pemisahan : a. Kromatografi
b. Elektrofoesis
c. Filtrasi gel
Fraksi Ekstrak/ Isolat belum murni
4. Pemurnian : Metode pemurnian : a. Kristalisasi
b. Sublimasi
c. Kromatografi : KLT, K. Kertas, HPLC
Isolat murni
5. Identifikasi/karakterisasi : a. Cara kimia (kualitatif)
b. Cara fisika : tetapan fisika ( Suhu lebur dll.)
c. Cara kimia fisika : - spektroskopi
6. Penentuan struktur : Spektroskopi : UV, IR, MS, NMR (RMI)
7. Penentuan kadar
Senyawa baru / lama dengan identitas yang jelas.
1. Persiapan Simplisia
a. Identitas botani (determinasi)
b. Jenis bahan :
- Asal simplisia / organ harus jelas
- Cara panen
- Sortasi basah
- Cara pengeringan
-Sortasi kering
- Ukuran bahan : - potongan, serbuk (mesh)
c. Kemurnian bahan : - harus bersih,
-tidak ada kontaminasi
- mutu simplisia
2. Ekstraksi
a. Prinsip ekstraksi
b. Jenis pelarut ekstraksi
c. Metode ekstraksi
Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode ekstraksi yang umum pada
pengerjaan isolasi bahan alam
Berdasarkan energi yang gunakan :
a. Ekstraksi cara dingin :
- pengocokan
- Maserasi
- perkolasi
b. Ekstraksi cara panas:
- refluks - infusa
- Soxhlet - dekokta
- digesti - destilasi
c. Cara ekstraksi lainnya :
- ekstraksi berkesinabungan - Ekstraksi Ultrasonik
- Superkritikal karbondioksida - Ekstraksi Energi listrik
( DePkes RI, 2000)
3. Fraksinasi
Pemisahan : Metode pemisahan
a. Partisi / Pengocokan
b. Kromatografi :
- K.Kolom
- KCV - K.Kertas
- KLT - KCKT
c. Elektroforesis
d. Filtrasi gel
4. Pemurnian : Metode pemurnian

- Kristalisasi
- Sublimasi
- Kromatografi: Kertas, KLT, KCKT
5. Identifikasi/karakterisasi , Penentuan
struktur Kimia
Cara kimia fisika :
a. Cara kimia (kualitatif): pereaksi Kimia
KLT, KCKT
b. Cara fisika :
- tetapan fisika : Suhu lebur dll.
- penentuan struktur : UV, IR, MS,
NMR (RMI)
MODEL ISOLASI
• Contoh model isolasi yang dituntun dengan uji biologi
atau uji kimia/fisikokimia
Pencirian/ Data spektroskopi
KC/ UV
KC/SM
Ekstraksi Fraksinasi KC/RM
Obat
Tumbuhan Ekstrak Fraksi Isolat Insektisida
dll
Uji biologi Uji biologi Uji biologi
Uji kimia Uji Kimia Farmakologi
Tergantung tujuan Toksikologi
ISOLASI SENYAWA TUMBUHAN
Tahapan Isolasi senyawa tumbuhan secara
garis besar melalui proses sebagai berikut :
1. Ekstraksi  hasil senyawa yang kompleks
2. Fraksinasi  penyederhanaan keanekaragaman
senyawa
3. Pemisahan
4. Pemurnian
5. Pencirian/identifikasi (karakterisasi isolat)
A. EKSTRAKSI
1. Definisi

a. Ekstraksi : suatu proses penyarian senyawa kimia


yang terdapat didalam bahan alam atau berasal di
dalam sel dengan menggunakan pelarut dan
metode yang tepat.

b. Ekstrak : Hasil dari proses ekstraksi bahan yang


diekstraksi merupakan bahan alam.

c. Ekstraktan : pelarut/solven, semua jenis senyawa


organik dan pelarut organik, termasuk air.
d. Rafinat : - larutan senyawa kimia yang akan
(miscella) diekstraksi.
- campuran senyawa kimia yang
akan diekstraksi dengan
pelarutnya.
- pelarut yang sudah mengandung
linarut.

e. Linarut : - zat yang akan dilarutkan.


- senyawa yang harus dipisahkan
atau disari dari bahan alam

f. Efektifitas ekstraksi : suatu parameter untuk


mengukur keberhasilan ekstraksi.
Prinsip Ekstraksi
Melarutkan atau menarik linarut secepatnya dengan
pelarut yang tepat.
Pada prinsipnya ada tiga tahapan proses pada waktu
ekstraksi :

1) Penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman dan


pengembangan sel.

2) Disolusi pelarut ke dalam sel tanaman dan


pengembangan sel.

3) Difusi bahan yang terekstraksi ke luar sel.


b.Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode ekstraksi yang umum pada
pengerjaan isolasi bahan alam
Berdasarkan energi yang gunakan :
a. Ekstraksi cara dingin :
- pengocokan
- Maserasi
- perkolasi
b. Ekstraksi cara panas:
- refluks - infusa
- Soxhlet - dekokta
- digesti - destilasi
c. Cara ekstraksi lainnya :
- ekstraksi berkesinabungan - Ekstraksi Ultrasonik
- Superkritikal karbondioksida - Ekstraksi Energi listrik
( DePkes RI, 2000)
Pemilihan metode ekstraksi
Ekstraksi secara dingin  untuk senyawa yang tidak tahan
panas.

Ekstraksi secara panas  untuk senyawa yang tahan panas.


Ekstraksi cara panas lebih cepat mengekstraksi senyawa yang
diinginkan karena pemanasan akan memperbesar kelarutan.

Jika ingin aman untuk mencegah terbentuknya senyawa jadian


atau penguraian lebih baik  cara ekstraksi dingin (maserasi
atau perkolasi).

Biasanya untuk senyawa yang stabil dapat digunakan ekstraksi


sinambung dengan alat refluks atau Soxhlet  cara ini sangat
cepat dan hemat.

Pemilihan metode ekstraksi tergantung dari bahan yang akan


digunakan. Bahan yang mengandung musilago dan
mengembang dengan kuat  hanya dapat dimaserasi,
sedangkan kulit batang dan akar sebaiknya diperkolasi.
2. Berdasarkan bentuk fasa
a. Ekstraksi cair padat
Fase cair pelarut; fase padat  zat yang
diekstraksi

b. Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi dengan pelarut bercampur
(dialisis, osmosis).
Ekstraksi dengan pelarut tak bercampur
(ekstraksi awal dengan cara pengocokan,
misalnya untuk mengekstraksi glikosida
yang umumnya bersifat polar).
d. Kriteria memilih pelarut
Dalam memilih pelarut harus diperhatikan
• Sifat kandungan kimia ( metabolit sekunder)
yang akan diekstraksi.

• Sifat kepolaran  dapat dilihat dari gugus polar


senyawa tersebut yaitu gugus OH, COOH.
Senyawa polar lebih mudah larut dalam
pelarut polar, dan pelarut non polar lebih mudah
larut dalam pelarut non polar.

• Derajat kepolaran bergantung pada tetapan


dielektrik, makin besar tetapan dielektrik, makin
polar pelarut tersebut.
e. Urutan Ekstraksi
Secara umum, ekstraksi dilakukan secara
berturut-turut mulai dengan
• pelarut nonpolar (n-heksana, petroleum eter)
• pelarut yang kepolarannya menengah
( diklormetan, kloroform )
• pelarut polar (etanol atau metanol).

Dengan demikian, akan diperoleh ekstrak


awal (crude extract) yang mengandung
berturut-turut : - senyawa nonpolar,
- kepolaran menengah
- senyawa polar.
Pengekstraksian dengan pelarut nonpolar
• Biasanya diperlukan untuk pengawalemakan
(defatting) sebelum diekstraksi engan
pelarut yang sesuai ekstrak yang
diperoleh bersifat bebas lemak (lipid).

• Proses pengawaklemakan dapat dilakukan


juga setelah proses ekstraksi terhadap
ekstrak awal.
Biasanya ekstrak awal dilarutkan dalam air
kemudian diekstraksi dengan cara
pengocokan dalam corong pisah dengan
pelarut nonpolar. Setelah itu fase air dapat
dikocok/ diekstraksi lagi dengan pelarut
organik yang tidak bercampur dengan air.
f. Penghilangan Pelarut
• Pelarut organik atau pelarut air yang
digunakan untuk ekstraksi harus
dihilangkan atau diperkecil volumenya.

• Untuk pelarut organik dapat dilakukan


dengan penguap putar Vakum.

• Untuk menghilangkan pelarut air biasanya


dilakukan dengan pengering bekuan
(freez-drying). Mula-mula ekstrak
dihilangkan pelarut organiknya, kemudian
dibekukan dalam wadah labu khusus, dan
bahan akan beku dan kering.
B. PRINSIP EKSTRAKSI
• Ekstraksi berprinsip melarutkan komponen
yang berada dalam suatu campuran ( dalam
simplisia) secara selektif menggunakan
pelarut yang sesuai.

• Pada ekstraksi bahan aktif dari simplisia 


pelarut harus berdifusi dan selanjutnya
senyawa aktif harus cukup larut di dalam
pelarut  sehingga akan dicapai
kesetimbangan antara linarut (zat yang
terlarut, solut) dan pelarut.
• Kecepatan untuk mencapai kesetimbagan
umumnya tergantung pada:
- suhu,
- pH,
- ukuran partikel
- gerakan partikel.

• Prinsip yang berkaitan adalah kelarutan :


- senyawa polar lebih mudah larut dalam
pelarut polar,
- senyawa nonpolar lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar.
1. Tetapan kesetimbangan
Koefisien distribusi/Koefisien partisi
C1
KD =C
2

Keterangan :
KD = koefisien distribusi (ratio dari kadar zat pada
dua macam cairan yang di lingkungan ekstraksi)
C1 = kadar solut di dalam pelarut 1
C2 = kadar solut dalam pelarut 2
KD diperoleh bila sudah tercapai kesetimbangan.
Contoh :
Zat A dalam air akan diekstraksi dengan eter,
kemudian dikocok maka zat akan merata di dalam air
dan eter.
KD berguna untuk mengatur efektifitas ekstraksi.

• Ekstraksi bertahap
Ekstraksi bertahap dengan pelarut yang terbagi
(sedikit-sedikit) lebih baik daripada satu kali ekstraksi
dengan jumlah pelarut yang sama.

• Dengan menggunakan ekstraksi bertahap


 diperoleh hasil ekstraksi yang lebih banyak
 efektifitas meningkat.
• Rendemen
perbandingan antara solut dengan ekstrak secara
keseluruhan  dinyatakan dalam %.
• Bobot solut setelah n kali ekstraksi meggunakan volume
pelarut yang sama dapat dihitung sbb.
CB
KD = WA = CA.. VA WA = CB .VB
CA

Wo = WA +W B

Keterangan :
Wo = Zat yang terlarut dalam sejumlah VA ml pelarut A
diekstraksi dengan VB ml pelarut B beberapa kali.
Setelah n kali ulangan dengan volume sama :

WA.n = Wo ( VA )n
VA + KD. VB

WA.n = bagian zat yang tersisa di dalam


lapisan pelarut A setelah n kali ekstraksi
Wo = Bobot salut awal

Makin besar n, WA.n makin kecil


Contoh :

4 g asam butirat dalam 500 ml air diekstraksi dengan


500 ml eter
KD pada 26o C = 3.0.

Hitung zat yang terlarut dalam pelarut eter


menggunakan jumlah total pelarut yang sama.
1) 1 x ekstraksi dengan (500 ml eter)
2) 2 x ekstraksi dengan (2 x 250 ml eter)
3) 5 x ekstraksi dengan ( 5 x 100 ml eter)
Cara perhitungan :

1) Ekstraksi 1 x : KD = C et = 3.0
Cq
(4 – X1)/0,5  X1 = 1 g
X1 /0,5
Jadi asam butirat terekstraksi ke dalam eter : 4g -3 g = 1 g

2) Ekstraksi 2 x masing-masing dengan 250 ml eter.

KD= 3.0  (4 – X1)/ 0,25  X1 = 1,60 g


X1/0,5
Jadi asam butirat terekstraksi ke dalam eter: 3g – 1,6 g = 2, 40 g
TUGAS
1. Ekstraksi : definisi, prinsip ekstraksi, metode
ekstraksi dan alatnya
2. Fraksinasi dan Pemisahan
Contoh : Metode Pemisahan Senyawa Fenolat,
Alkaloid, Terpenoid, Steroid
4. Pemurnian
5. Identifikasi Pencirian/identifikasi (karakterisasi
isolat) menggunakan pereaksi kimia dan fisika.
6. Penentuan struktur suatu senyawa.

Masing2 dijelaskan :
Definisi, prinsip, macam2 jenis alat , cara
penggunaan/metode, contoh penggunaan.
Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai