Anda di halaman 1dari 69

Prof. Dr.

Gde Anggan Suhandana


Analisis Kebijakan Pendidikan
Dalam mempelajari system pendidikan Negara lain perlu diingat
bahwa kondisi di luar aktivitas pesekolahan acapkali lebih dasyat
daripada yang terjadi di dalam sekolah, yang mengatur dan menafsirkan
segala sesuatu yang terjadi di sekolah

Tujuan utama dari studi perbandingan pendidikan adalah untuk


mengambarkan , menjelaskan dan membandingkan system pendidikan
bangsa-bangsa dalam totalitas kebudayaan mereka
Kebijakan pendidikan mulai tahun 1980
a. Respon terhadap kebutuhan local dan masyarakat
b. Menyumbang perbaikan ekonomi dengan cara
• Menciptakan SDM berkualitas secara tepat
• Menyumbang pelatihan lanjut angkatan tenaga kerja
• Perubahan teknologi / konteks
c. Mendukung inovasi teknologi secara berlanjut
d. Membantu mengembangkan kesamaan social, terutama saat
masyarakat kurang mampu terpukul oleh kondisi sos-ekonomi
Konsep kebijakan pendidikan
Tujuan : tujuan akhir yang diharapkan
Rencana / usulan : cara khusus/alat untuk mencapai tujuan
Program : kewenangan, strategi, dan prosedur rinci untuk
mencapai tujuan
Keputusan : tindakan khusus yang diambil dengan untuk
mencapai tujuan, mengembangkan rencana,k
menerapkan dan mengevaluasi program.
Efek : akibat yang dapat diukur dari berbagai program
Undang-undang & Peraturan : peryataan formal hukum yang
memberikan kewenangan menetapkan
kebijakan.
Para pihak pencipta isu kebijakan :
 Kalangan PARPOL;
 Pribadi atau kelompok kepentingan;
 Reaksi terhadap lingkungan / kejadian tak terduga
 Dikembangkan oleh pribadi atau kelompok yang belum memiliki
posisi atau belum mampu mengakses pada sumber daya (resources)
Keberhasilan penerapan kebijakan
tergantung pada :

 Desain kebijakan

 Strategi penerapan

 Komitmen & kapasitas birokrasi

 Faktor lingkungan
JAPAN
JAPAN
 Restorasi I jaman Restorasi Meiji 1868
 Rekonstruksi Pasca PD II
 Masa EDO (1603-1868) 45% pria & 15% wanita melek huruf 1860
sebanding dengan masyarakat Eropa & USA
 1872 Rencana modernisasi Japan dengan sistem sekolah modern (6
tahun wajib belajar)
 1890 = 48,9 %
 1900 = 81.5 %
 1910 = 97.8 %
 Masa ekonomi sulit tetapi pemerintah dan masyarakat all out
mendukung moderenisasi pendidikan
 Apa output & outcome pendidikan ?
Rekonstruksi pasca perang (Sep 1945 –
April 1952)
 Demiliterisasi - ultra nasionalisme & militerisme
 Demiteralisasi
Respon Japan sebagai berikut :
1. Terima sistem social baru – utamakan moral dalam pendidikan jepang
2. Kembangkan kemampuan skolostik siswa di bidang matematika & budaya
jepang, tambahkan urutan berpikir logis-konsisten secara empiris dalam
kurikulum.
3. Terima dan laksanakan system 6-3-3-4 tapi mengijinkan penjurusan di sekolah
menengah dan pendidikan tinggi
4. Memelihara otonomi local dan kebebasan administrasi pendidikan ad hoc dari
ad omni, tapi pada sisi lain mengembangkan kerjasama antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah / lokal antara administrasi pendidikan
dengan bidang lainya.
Ekonomi mulai maju
 Staff dan perlengkapan dipenuhi sesuai standard
 Ukuran kelas dikurangi
 Standarisasi sekolah dipenuhi

Kebijakan pendidikan di SD/Sek.Menengah


 Ledakan pendidikan
 Tingkat kelahiran 1945 = 1.576.000 naik 70% dan 1947 = 2.718.000 Baby Boom
 1954 mulai masuk SD
 1960 mulai masuk SMP dan seterusnya sampai universitas
 Sampai dengan 1970 terjadi pertumbuhan ekonomi, inovasi teknologi dan
peningkatan standar hidup.
Peningkatan kualitas pendidikan
 Penyedian sumber-sumber
 Perbaikan PBM actual di sekolah dan
 Perbaikan kurikulum
 Keniscayaan penekanan pada pendidikan moral, jasmani, pengalaman
kerja – seimbang
 Siswa mengembangkan individualitas dan kreativitas
 Tujuan dan PBM dibuat konsisten sejak SD dst, materi pembelajran
dan jam belajar dikelas dikurangi
 Sekolah dan guru diberikan kelonggaran untuk mengatur kurikulum &
jadwal semangat mengadaptasi kebutuhan daerah / lingkungan,
kemampuan dan keperluan siswa diperhatikan.
Kebijakan Guru
 Memantapkan disiplin & pengendalian lingkuangan sekolah

 Perbaikan kondisi kerja kalangan guru di sekolah nasional / negeri/


public

 Profesi guru dianjurkan bertaraf lulusan perguruan tinggi (1971)

 Mengembangkan in service training

 Grant ke Prefectur (provinsi) untuk membuat pusat pendidikan sains


dan pusat pelatihan guru (1965)
Kebijakan di bidang pendidikan tinggi

 Perluasan kesempatan belajar 1960-1975 lembaga PT menjadi dobel


menyongsong Baby Boom

 Peningkatan kualitas pendidikan

 Peningkatan standar hidup – penduduk ingin masuk PT

 Melibatkan sektor swasta untuk perluasan pelayanan PT – muncul


Universitas dan Yunior College
Diferensiasi institusi Pendidikan Tinggi
 Yunior College – Technical College
 1960 – 9 Universitas Nasional (bergensi)
 1975 – 165 Universitas swasta

Kualitas tak berhasil dicapai


 12 % alokasi anggaran Negara untuk PT
 73 % alokasi anggaran untuk SD / Sekolah Menegah
 1970 mahasiswa Protes secara nasional

Pemerintah mengubah kebijakan dari pengembangan kuantitatif


menuju pengayaan kualitatif
1985 – sektor swasta mengembangkan sekolah kejuruan 2.945 buah
menampung 473.000 siswa.
AUSTRALIA
Tujuan
 Mengambarkan konteks berkembangnya kebijakan pendidikan, faktor-
faktor yang berpengaruh kuat dan hambatanya

 Aktor / pelaku kebijakan

 Menguasai pokok-pokok masalah kebijakan dan berbagai kebijakan


yang dirumuskan dan akibatnya
STRUKTUR DAN DASAR SISTEM
PENDIDIKAN DI AUSTRALIA
 Perpaduan antara sistem publik & swasta ada pembagian Peran Federal
& Negara Bagian
 Pendidikan tinggi berada di bawah lembaga publik yang diatur oleh
state & federal yang bertanggung jawab kepada menteri / parlemen
federal / state
 Secara hukum, pendidikan menjadi urusan negara bagian (state)
dimulai 1901 tatkala dibentuk Common Wealth Australia
 Common Wealth meningkatkan perhatian terhadap pendidikan
terutama setelah PD II (menyumbang 40% biaya total pendidikan
publik)
Di australia ada Universitas :
 CAE – College of Advance Education
 TAFE – Technical And Further Education

 Pendidikan wajib antara 6-15 tahun kecuali Tasmania sampai dengan 16


tahun
 Pendidikan dasar & menengah dalam sekolah pemerintah
diorganisasikan dan dikendalikan oleh departmen/ kementrian pada 6
negara bagian dan Northern Teritory disamping wilayah ibukota
Australia
 Sekolah non pemerintah seperti sekolah katolik dengan berbagai sekte
sekolah non pemerintah diwajibkan memenuhi standar minimum
guna memenuhi syarat registrasi.
 Antara CAE, TAFE, dan university maka University yang paling kuat
dan prestitius CAE di bentuk 1960 atas rekomendasi komite Martin
 TAFE dikembangkan berdasarkan laporan Mr Myen Kangan dari
pemerintahan Buruh Whitlam
MASYARAKAN AUSTRALIA & EKONOMI
Secara budaya berbasis EROPA, sekolah dan perguruan tingginya
dipengaruhi abad 19 EROPA
Benoa australia setara USA minus Alaska- ada masalah jarak dan
transportasi seperti di USA, 80% penduduk tinggal di perkotaan,
populasi ABORIGIN < 2%
Sejak awal koloni 1788 s/d PD. II mayoritas imigran berasal dari
United Kingdom (UK) dan Irlandia. Namun sejak 1945 imigran datang
dari negara eropa lainya dan penduduk baru datang dari Timur Tengah
dan Asia Tenggara, termasuk pengungsi Vietnam. Kini 2/3 imigran
berbahasa yunani atau Italiperubahan demografi itu
Mempengaruhi pendidikan
Mempengaruhi petumbuhan populasi – ada siswa tak bisa berbahasa inggris.
 Sejak 1901 Autralia menjadi sebuah bangsa terdiri dari enam negara
bagian di bawah struktur federal, dipengaruhi oleh pengalaman
Amerika dan Kanada. Didalamnya termasuk wilayah utara/ Nort
hTerritory dan Australian Capital Territory – 8 wilayah pemerintahan

 Negara makmur dengan sumber daya ekonomi export Wool, produksi


pertanian , batubara, gas alam, baja, dan logam lainya.

 Kondisi ini mempengaruhi sistem pendidikan


Perkembangan s/d 1965
Sejak PD. II s/d tahun 1960
 Perkembangan ekonomi pesat
 Tuntutan terhadap produk pertanian (farm products)
 Ada imigrasi
 Investasi modal asing bersekala besar
 Pertumbuhan ekonomi – populasi – tuntutan terhadap fasilitas dan
sekolah baru
 Kemajuan industri
 Peningkatan kesejahteraan
 Sekolah menengah atas
 Tambahan tempat untuk pendidikan lanjut (pendidian tinggi)
 Pesan federal semakin meningkat memasuki negara bagian
 Ada dikotomi antara sekolah pemerintah dan non-pemerintah

 Sekolah swasta yang mayoritas bernaung dibawah masyarakat Katolik


juga menuntut dukungan dana

 Kemudian muncul trend bahwa guru dan orang tua harus ambil bagian
dalam menentukan kebijakan pendidikan

 Adminitrasi sekolah di disentralisasikan ke unit regional ke masing-


masing sekolah
KEBIJAKAN PENDIDIKAN 1965 – 1983
 Perubahan cepat dan luas
 Perubahan demografis & fluktuasi ekonomi
 Ditandai oleh pertumbuhan penduduk yang pesat
 pertambahan alami
 Peningkatan imigran
 Lesu kemajuan ekonomi
 1965-1975 dari luar masuk imigran 3.35 juta dari 11.5 juta menjadi 14 juta
 1975 – pendapatan autralia 30% dari hasil export, pertambangan
berkembang pesat
 Muncul keperluan terhadap fasilitas dan sekolah baru
 Rekrutment guru & pelatihan mengangkat guru dari luar negeri
 Sekolah swasta meningkat pesat , bantuan bagi sekolah swasta
meningkat
 Organisasi guru semakin militan – menuntut gaji dan menghargaan
profesi

 Keperluan SDM berkualitas mendukung industrialisasi, pegawai
pemerintah, industri pelayanan
 Dikembagkan sekolah menengah elite
 Perguruan tinggi berkembang pesat (CAE/TAFE)
 1965-1975
 Perluasan peran pemerintah Federal/Common Wealth
 Perhatian pada pendidikan guru, pendidikan teknik, kedokteran
PERUBAHAN NILAI SOSIAL DAN POLITIK
 Muncul dan berkembangnya perbedaan etnik di australia – program
pendidikan bagi imigran
 PBM bahasa inggris + Multikultural
 Kontraversi antara perilaku melawan ketaatan pada nilai tradisional
 Mengembangkan ilmu sosial, program hubungan antar manusia
 Pendidikan “Basic Skill” + persiapan memasuki dunia kerja
Jaman Whitlam
 Pengetatan anggaran pendidikan
 Isu pentingnya pendidikan semakin merosot (bukan prioritas lagi)
 Terus ke masa pemerintahan Fraser

Rasionalisasi struktur & sistem pendidikan


Bantuan beasiswa mulai diterapkan
Pendidikan multikultur diintensifkan
PERANCIS
PERANCIS
Satu-satunya negara di dunia yang sistem pendidikannya sangat
setralistik, terkendali dalam sistem birokrasi.

Latar belakang History


Jaman Napoleon Bonaparte (1808) melalui Louis de Fontanes sebagai
Menteri Nasional Pendidikan.
Nilai besar dari pendidikan sebagai promosi patriotisme dan rasa
nasionalisme
Diciptakan Lycée (Sekolah Menengah Perancis) yang sangat berorientasi
akademik
Perancis dibagi atas wilayah akademis berdasarkan Universitas yang ada
dipimpin Rektor sebagai pusat pengendali pendidikan di wilayahnya.
 1990 dinyatakan semua warga Perancis sudah mencapai pendidikan
minimal SD
 Pendidikan menjadikan rebutan pengaruh berbagai partai politik
sesuai dengan kepentingannya
 Pengajaran agama (Gereja) dilarang di sekolah negeri, 1905 oleh
menteri Pendidikan Combes sekolah yang didasari oleh ajaran / aliran
agama ditutup.

 1933 – Fee / pembayaran uang sekolah di Lycée distop


 1936 – Wajib belajar ditingkatkan hingga 14 tahun
 1944 – General Charles de Gaulle mendeklarasikan Algiers Plan
(rencana untuk pendidikan bebas biaya, wajib pendidikan
mengah untuk semua anak sampai usia 15 tahun termasuk masa
orientasi selama 2 tahun
 1958 – de Gaulle jadi Presiden Reformasi Pendidikan Perancis sukses
dilakukan
Konteks Nasional Pendidikan
 Pendidikan secara langsung menjadi jantung perdebatan politik di
Perancis
 Pendidikan dipandang sebagai masalah yang krusial bertalian dengan
warisan rasional, budaya dan sejarah (bertalian dengan damai, perang,
dan bertahan hidup di masa lalu)
 Pendidikan mengutamakan perkembangan intelektual siswa,
cenderung mengabaikan latihan / pendidikan karakter, domain afectif,
dan keperluan apresiasi diri siswa.
 Titik berat pada “ instruction” / pengajaran sampai dengan 1970
Instansi disebut “Inspectors General of Public Instruction” kini disebut
Inspektur Jenderal Pendidikan Nasional ( Nasional Education)
SISTEM PENDIDIKAN
 Pendidikan wajib bagi anak usia 6 s/d 16 tahun
 Sebagian kecil memperololeh melalui sekolah di rumah (jaman ini
disebut Home Schooling)
 Anak-anak memperoleh pendidikan di sekolah negeri (State Schools)
atau swasta(Private Schools)
 Sekolah swasta terbesar berada di bawah Gereja Katolik
 State School mencakup 86% TK, 85% SD, 79% sekolah menengah
 Private school yang membayar di Perancis empat kali lipat
jumlahnyadibandingkan dengan sekolah swasta di Inggris
 Di sekolah negeri tidak diajarkan agama namun secara khusus dalam
waktu tertentu diberikan layanan rohani oleh Pendeta/wakil
keagamaan
 Administrasi system pendidikan nasional dikendalikan secara sentral
oleh Kementrian Pendidikan di Paris. Tenaga kerja di bidang
pendidikan (guru dan staf kependidikan ) berjumlah jutaan => 50%
dari pegawai negeri Perancis
 Wilayah pendidikan dipimpin oleh Recteur yang bertanggung jawab
langsung ke Menteri Pendidikan seperti mengarah ke desentralisasi
PENDIDIKAN PRA-SEKOLAH
 Anak dibawah 6 tahun ditangani didalam ecole maternelle dimulai di
Paris sekitar 120 tahun yang lalu . tak ada bandingnya di dunia dalam
hal perlaksanaan pendidikan anak usia dini.
 (PAUD) tahun 1979-1980 – 97.3% anak Perancis memasuki ecole
maternelle (anak 3-6 tahun) pada masa itu di Inggris hanya 36%.
 Kelas “Nursery” dibiayai Negara.

Tokoh J.J. Roussean (Buku Emile)


PENDIDIKAN DASAR
 Terlalu kaku dengan gaya instruktisional
 Di kelas permulaan SD menekankan adaptasi anak dalam “Curiosity,
imagination, dan desire to create things” (hasrat ingin tahu, imaginasi,
dan hasrat kreatif)
 Mengenalkan iklim persaingan dan selectivitas sejak awal SD ->
outputnya tingkat kegagalan dan pengulangan yang tinggi
 Hari-hari yang ketat, kelas yang diajar formal, standar prestasi tinggi,
sekolah berlanjut s/d sabtu, tak boleh ada pendidikan agama.
 Sejak 1970 ada kelonggaran adanya larangan hukuman badan dan
sabtu biasa libur
 Kurikulum mencakup bahan ajar tentang lingkungan anak, alam,
ruang angkasa, waktu, masyarakat, dan ekspresi diri melalui aktivitas
manual dan seni (7 jam per minggu, 5 jam per minggu pendidikan
jasmani (individual/kelompok)
 Terkenal dengan “Grade Repeating” anak yang gagal mencapai standar
prestasi belajar dalam kurun waktu tiap akhir tahun -> tak diijinkan
maju ke kelas berikutnya
 Kegagalan umumnya terjadi pada anak dari keluarga kurang mampu
 Reformasi 1975 memberikan pelajaran ekstra bagi anak yang
dipandang lambat (lemah matematika, bahasa Perancis, dan bebagai
kesulitan belajar lainnya)
 40% anak Perancis di kelas puncak minimal 1 tahun diatas usia yang
diharapkan
 Suskses atau gagal anak dinilai dari kemampuan anak menyerap fakta
secara intelektual bukan pada perkembangan afectif atau jejang
keterampilan.
 Bahan belajar melampaui kapasitas normal anak SD
PENDIDIKAN MENENGAH
General de Gaulle – melakukan reformasi pendidikan tatkala menjabat
Presiden Perancis.

Sekitar usia 11 tahun semua siswa memasuki “Collège d’enseigment


Secondaire (CES) = College of Secondary Education dengan masa belajar 4
tahun – termasuk sekolah komprehensif, ada pengayaan khusus bagi
siswa yang lambat – seleksi awal
Untuk siklus ke II pada usia lebih dari 15 tahun anak-anak yang
berprestasi tinggi maju memasuki Lycèe yang setara berbentuk College 6
tahun di Inggris kemudian bisa memasuki BACCALAURĔAT sukses di
tingkat ini memiliki hak otomatis masuk perguruan tinggi
 Sementara itu kelompok siswa lainya ditransfer ke Collège
d’enseigment Secondaire (CES) merupakan kursus prevokasional dan
pelatihan vokasional
 BACCALAURĔAT, lembaga yang paling bergensi hingga umur 18 tahun
dengan hak otomatis masuk perguruan tinggi
 Standar masuk tergolong tinggi hanya sekitar 66% pelamar yang bisa
masuk
Reformasi Haby (1977)
 Mendapat tantangan dari siswa Lycèe dan para guru
 Di lapangan adanya kesenjangan antara perencanaan yang idealis
tentang organisasi sekolah dan kurikulum dengan praktek yang
senyatanya terjadi di lapangan
 Contoh Reformasi pengajaran pengayaan untuk anak yang lebih cerdas
dan 1 jam pengajaran per minggu sebagai remidi bagi siswa yang
lambat tidak terwujud.
Pendidikan Kejuruan & Pelatihan
Disediakan untuk sekitar 30% siswa yang tergolong tidak sukses secara
akademik. Banyak yang harus mengulang minimal sebelum tamat SMP
Sebagian masuk Lycèe d’enseiqnement professional (Technical School)
memperoleh pendidikan untuk praktek industri
Mencapai magang penuh pada usia 16 tahun
Yang lain bisa masuk College dengan mengikuti orientasi praktek
kejuruan
Dari tiga alur tersebut bagi yang sukses bisa masuk LycèeTechnique yang
bisa membuka pintu memasuki perguruan tinggi
Pemerintahan Kaum Sosialis &
Pendidikan
Dipimpin presiden Mitterand pada Mei 1981
 Melakukan perubahan pada sistem pendidikan Perancis
 Ketidak adilan di masyarakat dipandang berakar pada sistem
pendidikan yang berlaku
 Seleksi memilih siswa terbaik atau termampu
 Konsentrasi sumber bagi siswa yang terpilih
 Memarjinalisasi bagi siswa dari kalangan kurang mampu
 Diskriminasi anak perempuan
 Mengurangi sikap patriotic, nasionalistik, golongan (sayap) kanan
JERMAN BARAT
JERMAN BARAT
Latar Belakang History
 Setelah PD II oleh tiga sekutu yang berkuasa dibuat perubahan
reedukasi transisi ideology dari NAZI ke demokrasi pada rakyat Jerman
 Inggris – Perancis –Amerika menyadari bahwa masa transisi harus
dilakukan oleh orang Jerman sendiri
 Sistem sekolah yang ada sebelum masa NAZI dihidupkan kembali
 Pihak Amerika menyarankan sistem horizontal – sistem komprehensif
sebagai sarana mempercepat perubahan ke demokratisasi
 Hidup kembali idealisme Kristiani dan humanistik sebagai nilai
pendidikan
 Dengan berdirinya Republik Federal 1949 (Bundes Republik) Taraf awal
Rekonstruksi di mulai
 1950 disadari Negara Jerman tertinggal di bidang sains dan teknologi
begitu juga dengan kualitas tenaga kerja
 1957 dilakukan mobilisasi sumber-sumber untuk mengajukan
pendidikan sains masuk ke pendidikan tinggi
 Keberadaan sekolah rendah (Volksschule) 1964 dengan durasi 8 tahun
dipecah menjadi :
1. Graundschule – 4 tahun
2. Haupschule – 5 tahun
 Sekolahdesa yang kecil diubah menjadi Mittelpunkschul –
memperbanya lulusan (Abitur)
 Jalan kedua memasuki pendidikan diberikan melalui College dan
Institut Petanghari yang menampung siswa berpengalaman kerja
praktek
 Ada peningkatan kualitas kejuruan dengan membuka Universitas
Rakyat (Volkshoch-schule) akademi dibidang social, ekonomi, dan
membangun pusat-pusat pelatihan yang dibangun oleh industri dan
serikat kerja
 1970 – setahun setelah koalisi Sosialis - Liberal berkuasa bertujuan
utama merealisai persamaan kesempatan benar-benar efektif dalam
reformasi pendidikan – direalisasi sekolah komprehensif
(GesamtSchule)
 Karena krisis ekonomi reformasi pendidkan jadi terhambat –
ekperimen saja tujuan persamaan kesempatan tak tercapai
PENDIDIKAN DASAR
 1920 masa Republik Weimar ada SD 4 tahun yang wajib bagi siswa dari
semua lapisan sosial.
 Tema sentralnya adalah ”Heimatkundlicher” pengetahuan tentang
sejarah locall dan geografi ditambahkan bahasa asli, berhitung, musiik
 Pendidikan dasar –’Head’-’Heart’-’Hand’
 Periode 1933-1945 Kaum Sosialis Nasional menggangu idea Pendidikan
Populer untuk diarahkan pada ideologi NAZI
 Setelah PD II konsep pendidikan dasar Jerman Republik Weimar
dihidupkan kembali.
 Konsep lama tentang pengetahun local diganti dengan yang
berorientasi subjek/materi pelajaran
 Spesialisasi yang lebih luas
 Persamaan kesempatan belajar yang sangat luas
 Percepatan pbm dikombinasikan dengan pengajran pra-sekolah bermuara
pada
 Pemberian kebebasan yang lebih luas dalam pemilihan materi dan metode
pembelajaran
 Kini ”Pendidikan Populer” dipandang tak tepat – kurikulum lebih
diarahkan pada jalur ilmiah terutama penguatan bidang IPA
Pendidikan Menegah
Alter Schuljahr
(Age) (Years of
Schoolong)

18 13 Berufschule
17 12 (Vocationalschool)
16 11 Gynmasium
(Grammar
15 10 schools)
14 9
Mittelschule Sonderschule
13 8 (Intermediate (Special schools)
12 7 schools)
11 6
10 5
9 4
8 3
7 2 Volksschule (Primary schools)
6 1

5
4
3 Kindergarten (Vorschulerziehung) (Nursert schools)
Kategori dan Kecendruangan

1960 1980
c. 66% die Hauptschule c. 45%
( secondary modern schools )

c. 14% die Realschule c. 25%


( intermediate schools )

c. 20% die Gymnasium c. 30%


( grammar schools )
Ragam Sekolah Kejuruan
 Sekolah kejuruan paruh waktu
 Sekolah kejuruan paruh waktu dan berlanjut
 Sekolah teknik lanjut, sangat lanjut, sekolah perdagangan (Brufschule,
Fachchule, etc)

Ditujukan kepada semua orang setelah selesai periode sekolah 9 tahun


baik yang telah memperoleh latihan kejuruan dasar, ataupun telah
bekerja wajib mengikuti pendidikan ataupun penuh waktu.
Pendidikan Tinggi dan Sejenisnya
Alter Schuljahr Bereich
(Age) (Years of Schule (Type of Institution)
(Cycle)
Schooling)

Hochschulen (Colleges)
15 Tertiar-bereich Universitaten (Universities) Fachschulen
19
14 (Tertiary cycle) Fachhochulen (Technical College) (Technical Schools)

Hochschulreife Fachhochschulreife
(Marticulation Certificate) (Higher College Certificate)

Sekundarbereich II Gymnasium Fachoberschule Berufsfachschule Berufsschulw


18 13
(Secondary Cycle II) (Oberstufe) (Techinacal High Schools) (Vocational High Schools) (Vocational Schools)
17 12
(Grammar Schools)
16 11
(Upper Phase)

15 10
Sekundarbereich I Gynmasium Realschule Hauptscule Sonderschulen
14 9
(Secaondary Cycle I) (Grammar Schools) (Intermediate Schools) (Secondary Schools) (Special Schools)
13 8
12 7 Gesamt – schule
11 6 (Comprehensive Schools)
10 5

9 4
8 3 Primarbereich Grundschule
7 2 (Primary Cycle) (Primary Schools)
6 1

5 Elementarberejch Kindergarten
4 (Nursery) (Vorshulerziehung)
3 (Nursery Schools)
1982 dari 206 lembaga Pendidikan Tinggi ada :
 55 Universitas
 22 Art Colleges
 12 Teacher Training College
 11 Theological College
 97 Technical College
 9 Comprehensive Institutious

Pusat Pelatihan & Belajar Lanjut


Training Center yang memberikan kualifikasi professional
 Technical Schule
 Advanced Technical College masuk kategori Pendidikan Tinggi
Impikasi Ekonomi dan Masyarakat
Reorganisasi sekolah desa menjadi menjadi sekolah yang berintegrasi
dalam satu kompleks dengan segala fasilitas pendukung.
 Use factor jadi optimal
 Biaya transport siswa bisa ditekan
 Bila penduduk berkualitas baika maka standar ekonomi masyarakat
meningkat – terbukti di Jerman – diskriminasi gender bisa
diminimalkan – kesenjangan kota dan desa bisa diperkecil
 Ada konflik di Jerman
 Tidak sepaham tentang (horizontalisasi) sistem sekolah antara
sekolah komprehensif – tradisional
 Tentang apa yang harus diajarkan (kontraversi >< budaya)
Wilayah Utara >< Wilayah Selatan
“Rhine-Westphalia” >< “Baden-Ẅurttemberg”
Ada tiga kelompok mata pelajaran wajib :
 Bahasa – sastra dan seni
 Studi komunitas, ilmu-ilmu sosial
 Matematika, sains – teknologi
 Agama & menjadi pelajaran tambahan

Konflik tetap berjalan antara :


 Sistem Horizontal (Komprehensif) >< Sistem Vertikal (Tradisional)
 Sosial demokrat Jerman – modernisasi & demokratisasi struktur sistem
terbuka
 Kristen Demokrat – Rollback sistem pendidikan berkala berjenjang
(Gaya 1950)
Dikotomi Nasional dan Lokal
Sistem pendidikan Jerman dicirikan oleh ideosinterasis regional dan
kekhususan lokal
1. Konflik kebudayaan terjadi antara wilayah dengan tradisi kuat sosial –
demokrat Prussian sebuah wilayah dengan tradisi Katolik Roma yang
panjang – dipengaruhi secara mendasar baik oleh Hapsburg maupun
Perancis
 Kelompok I mencakup Berlin, Hamburg, Bremen, Saxony Bawah, Rhine
Utara- Westphalia, dan Hesse – pendidikan dipandang sebagai factor kunci
untuk memperoleh peluang yang lebih baik dan adil bagi masyarakat
dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan diri/kebutuhan hidup.
 Kelompok lawan dari kelompok I adalah wilayah Rhineland-Palatinate,
Baden-Ẅurttemberg, Saarland dan Bavaria (Bayern – menekankan
pentingnya menyesuaikan sekolah dan pendidikan tinggi dengan
perekonomian.
2. Perbedaan ini tercermin secara eksak dalam nilai dan harapan yang
diletakan dalam sistem pendidikan.
 Kelompok I menekankan pada kreativitas, mencaga tiap individu untuk
bebas- kritis, sikap pada negara dan masyarakat.
 Kelompok II mengutamakan nilai tradisional seperti berbuat tertib dan
taat pada hukum dan peraturan.

3. Kelompok I tak menginginkan perubahan radikal pada sistem


persekolahan, namun memngajukan pilihan utama pada sekolah
komprehensif pengayaan tingkat pendidikan.
Kelompok II menolak keras sekolah komprehensif.

4. Kelompok I mendukung kurikulum yang berorientasi ilmiah – untuk


menjamin kemajuan industri di masa depan.
Sebaliknya kelompok Baden-Ẅurttemberg khusunya inggin kembali
kepada materi dan disiplin sekolah lama – kembali ke “Heimatkunde”
dengan 3R – Back to Basics
5. Kelompok I berkeinginan untuk memeihara minimal tingkat
kemajuan pendidikan tinggi yang ada sekarang dengan berbagai
permasalahanya
Kelompok II menekankan lebih kuat pada pengembangan sekolah
kejuruan walaupun termasuk pada level pendidikan tinggi Baden-
Ẅurttemberg –College Teacher Training

6. Kelompok I berharap melanjutkan pemberian bantuan kepada


”siswa/anak dari kelas pekerja” dengan berbagai ”Grants”
Kelompok II ingin menyetop arus mengalir ke Perguruan Tinggi agar
terjadi keseimbangan antara sektor pendidikan dan ketenaga
kerjaan secara tradisional
USA
USA
USA memelihara sistem pendidikan yang mungkin lebih berdiversifikasi,
berbeda-beda, destralistik, dan dinamik dibandingkan dengan bangsa
lain di dunia.
 Sedikit ketergantungan pada kebijakan pemerintah nasional atau dukungan
biaya
 Kemenangan pemerintah didistribusikan keseluruh Negara bagian (State) –
kemudian meneruskan tanggung jawab administrative kepada ribuan “Local
School Districts”
 “Local Distics” ukuranya bervariasi dari sebuah sekolah dengan beberapa
kamar kelas s/d sistem kota berukuran besar/raksasa (New York City dengan 1
juta siswa)
 Pendidikan formal mencakup setiap segment populasi dari segi usia, minat,
dan tingkat kemampuan – melibatkan 25% seluruh populasi
 Pendidikan di USA memberi manfaat untuk semua lapisan kaya, miskin,
berbakat – tak berbakat, cacat, dsb
Evolusi History
Ordinances pendidikan pertama dibuat oleh lembaga legislative kolonial
Massachusetts (General Court) 1642 mewajibkan keluarga memberikan
kemampuan membaca dan pelatihan kejuruan bagi anak-anak .
 1647 aturan “sekolah” diterapkan. Tiap kota > 50 KK harus menyediakan guru
baca. Anak-anak harus bias membaca Injil dan prinsip agama dan undang-
undang pokok.
 1692 orang terpilih “select man” memperoleh kewenangan memsupervisi
sekolah dan mengangkat guru.
 1789 General Court Massachusetts menetapkan undang-undang adanya
pengawasan memlalui kunjungan dan inspeksi sekolah-sekolah, tanggung
jawab sertifikasi guru, pengakuan legal terhadap Komite Sekolah yang
bertugas mengawasi dan memelihara sekolah-sekolah setempat di samping
organisasi district yang terlibat dalam pemantapan & pengendalian sekolah.
 1826 diundangkan keharusan membuat komite Sekolah di semua kota
 Untuk wilayah selatan, agak tergantung peraturan peribadi dan sekolah
Inggris untuk keluarga golongan atas, semestara anak dari keluarga miskin
masuk sekolah gereja.
 Kemudian setiap Negara bagian diwajibkan mendukung pendidikan

 1852 Dibutuhkan Dewan Pendidikan Negara Bagian Kantor Pengawas


Pendidikan, menyelenggarakan sekolah bagi calon guru (State Normal
School). Kota ukuran tertentu harus membangun SMA dan mulai
diberlakukan undang-undang nasional wajib belajar.

Abad XX USA mengalami pertumbuhan pendudukan yang dramatis –


Intensifikasi industrialisasi. Sistem sekolah Publik, sekolah umum,
menjadi bagian integral masyarakat di semua Negara bagian. Abad XX
mulai digunakan administrator sekolah professional – Era Progressive.
Penerapan Scientific Management Principle Era Efisiensi
Struktur Pendidikan Amerika
Kontenporer
Pendidikan Awal/Rendah
 3-4 tahun usia anak mulai masuk Nursery/Pre-Schools masuk 3-4 jam
sehari
 Bila kedua orangtua bekerja – kehadiran disekolah di perpanjang,
ambil fungsi sebagai Child Care sebagian besar private, orang tua
membayar
 70% wanita bekerja diluar rumah peluang enrollment pre-schools terus
berkembang.
Public Schooling
 Usia 5-6 anak-anak masuk Kindergarten 1981 94% anak usia 5-6 masuk
kohort (APK). 90% anak Nursery & Kindergarten memasuki sekolah
public. Jenjang sekolah mulai dari 5-6 sehingga jenjang 1 sampai jejang
12 usia 18-19 tahun
 Jam sekolah dimulai jam 08.10 atau 08.30 grade 1 s/d berakhir 1.30 atau
02.00 PM atau lebih.
 Dalam model 6-3-3 SMP dimulai pada Grade 7
 Untuk grade 7-8-9 (usia 12-15 tahun) siswa mengambil 6 kelas sehari
dengan durasi 50-55 menit mulai akhir Yunior High School
(SMP)Grade 9 siswa didorong untuk mengikuti penilaian hasil belajar
secara serius dengan raport ke orang tua.
 Siswa mulai direkam jejak prestasi akademiknya sejak di sekolah
menengah pertama seperti adanya penjurusan akademik. Perhatian
diutamakan pada mata pelajaran sastra, bahasa asing, matematika
yang lebih tinggi seperti fisika dan kimia.
 Siswa yang berprestasi biasanya memasuki ”Community College” atau
College Negara bagian yang seleksi masuknya tak begitu ketat (lintasan
ke dua).
 Siswa yang berada pada lintasan ketiga disiapkan memasuki bidang
kejuruan & pemagangan.

Sekolah Swasta
Ada 11% sekolah menengah swasta sebagian besar 65% berada dibawah
Gereja Katolik

Pendidikan Tinggi
Dirintis oleh PT swasta kemudian mayoritas dibangun dengan status
public
SMA
 Community College 2 tahun yang sukses bisa masuk divisi lebih tinggi,
final 2 tahun (4 tahun college)
 Program I berorientasi kepekerjaan di perdagangan atau keterampilan
khusus, program computer, teknisi gigi, tata kecantikan, manajer
restoran.
 Program II berorientasi pada pelajaran kejuruan sesuai minat peserta
seperti sastra, seni, drama, musik, kerajinan lokal.
 Tulang punggung pendidikan lanjutan di USA adalah liberal art
colleges (4tahun) yang berkembang dari normal school yang semula
menyiapkan calon guru SD.
 1862 – ditetapkan penyerahan tanah fedral ke Negara bagian guna
mendirikan perguruan tinggi / Universitas. Dirintis PT besar di USA :
Univ. California, MIT, Cornell University di Ithaca, Massachusetts, New
York, Stanford, Harvard, Yale, dan Princeton terkenal karena
produktifitas yang tinggi.
Struktur Kebijakan & Administratif
 Kekuasaan dibagi atas legislatif, eksekutif, yudisial pada tiga level local,
Negara bagian, dan Federal.
 Negara bagian adalah cermin pengaturan Federal Kepala Bidang
Pendidikan disebut Chief State School Officer (CSSO)
 Ada State Board of Education
 Ada Local School District – ada sekolah board yang anggotanya dipilih
dari warga Negara setempat.
 Ada State Board of Higher Education yang secara operasional dibatasi
oleh kebijakan DPR Negara bagian (Senat Negara Bagian)
 Sumbangan Federal 5% untuk pendidikan dasar-menengah dan 15%
untuk mendidikan tinggi.
Nilai Publik & Kebijakan Sekolah Publik
‘Good’ – ‘Just’ – ‘Right’

Kebijakan Pasca PD II
Equallity – Access to Service – Handicapped – Student – Bilingual
Studentd – Migrant Education – Distribution of Resources –
Compensatory Education – Post Secondary – School Finance Reform –
Equal Access to Decision – Efficiency – Testing – Fiscal Containment –
Community Control – Alternative Schools – Administrative
Desentralisation – School Site Management (Akuntabilitas public)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai