Desain kebijakan
Strategi penerapan
Faktor lingkungan
JAPAN
JAPAN
Restorasi I jaman Restorasi Meiji 1868
Rekonstruksi Pasca PD II
Masa EDO (1603-1868) 45% pria & 15% wanita melek huruf 1860
sebanding dengan masyarakat Eropa & USA
1872 Rencana modernisasi Japan dengan sistem sekolah modern (6
tahun wajib belajar)
1890 = 48,9 %
1900 = 81.5 %
1910 = 97.8 %
Masa ekonomi sulit tetapi pemerintah dan masyarakat all out
mendukung moderenisasi pendidikan
Apa output & outcome pendidikan ?
Rekonstruksi pasca perang (Sep 1945 –
April 1952)
Demiliterisasi - ultra nasionalisme & militerisme
Demiteralisasi
Respon Japan sebagai berikut :
1. Terima sistem social baru – utamakan moral dalam pendidikan jepang
2. Kembangkan kemampuan skolostik siswa di bidang matematika & budaya
jepang, tambahkan urutan berpikir logis-konsisten secara empiris dalam
kurikulum.
3. Terima dan laksanakan system 6-3-3-4 tapi mengijinkan penjurusan di sekolah
menengah dan pendidikan tinggi
4. Memelihara otonomi local dan kebebasan administrasi pendidikan ad hoc dari
ad omni, tapi pada sisi lain mengembangkan kerjasama antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah / lokal antara administrasi pendidikan
dengan bidang lainya.
Ekonomi mulai maju
Staff dan perlengkapan dipenuhi sesuai standard
Ukuran kelas dikurangi
Standarisasi sekolah dipenuhi
Kemudian muncul trend bahwa guru dan orang tua harus ambil bagian
dalam menentukan kebijakan pendidikan
18 13 Berufschule
17 12 (Vocationalschool)
16 11 Gynmasium
(Grammar
15 10 schools)
14 9
Mittelschule Sonderschule
13 8 (Intermediate (Special schools)
12 7 schools)
11 6
10 5
9 4
8 3
7 2 Volksschule (Primary schools)
6 1
5
4
3 Kindergarten (Vorschulerziehung) (Nursert schools)
Kategori dan Kecendruangan
1960 1980
c. 66% die Hauptschule c. 45%
( secondary modern schools )
Hochschulen (Colleges)
15 Tertiar-bereich Universitaten (Universities) Fachschulen
19
14 (Tertiary cycle) Fachhochulen (Technical College) (Technical Schools)
Hochschulreife Fachhochschulreife
(Marticulation Certificate) (Higher College Certificate)
15 10
Sekundarbereich I Gynmasium Realschule Hauptscule Sonderschulen
14 9
(Secaondary Cycle I) (Grammar Schools) (Intermediate Schools) (Secondary Schools) (Special Schools)
13 8
12 7 Gesamt – schule
11 6 (Comprehensive Schools)
10 5
9 4
8 3 Primarbereich Grundschule
7 2 (Primary Cycle) (Primary Schools)
6 1
5 Elementarberejch Kindergarten
4 (Nursery) (Vorshulerziehung)
3 (Nursery Schools)
1982 dari 206 lembaga Pendidikan Tinggi ada :
55 Universitas
22 Art Colleges
12 Teacher Training College
11 Theological College
97 Technical College
9 Comprehensive Institutious
Sekolah Swasta
Ada 11% sekolah menengah swasta sebagian besar 65% berada dibawah
Gereja Katolik
Pendidikan Tinggi
Dirintis oleh PT swasta kemudian mayoritas dibangun dengan status
public
SMA
Community College 2 tahun yang sukses bisa masuk divisi lebih tinggi,
final 2 tahun (4 tahun college)
Program I berorientasi kepekerjaan di perdagangan atau keterampilan
khusus, program computer, teknisi gigi, tata kecantikan, manajer
restoran.
Program II berorientasi pada pelajaran kejuruan sesuai minat peserta
seperti sastra, seni, drama, musik, kerajinan lokal.
Tulang punggung pendidikan lanjutan di USA adalah liberal art
colleges (4tahun) yang berkembang dari normal school yang semula
menyiapkan calon guru SD.
1862 – ditetapkan penyerahan tanah fedral ke Negara bagian guna
mendirikan perguruan tinggi / Universitas. Dirintis PT besar di USA :
Univ. California, MIT, Cornell University di Ithaca, Massachusetts, New
York, Stanford, Harvard, Yale, dan Princeton terkenal karena
produktifitas yang tinggi.
Struktur Kebijakan & Administratif
Kekuasaan dibagi atas legislatif, eksekutif, yudisial pada tiga level local,
Negara bagian, dan Federal.
Negara bagian adalah cermin pengaturan Federal Kepala Bidang
Pendidikan disebut Chief State School Officer (CSSO)
Ada State Board of Education
Ada Local School District – ada sekolah board yang anggotanya dipilih
dari warga Negara setempat.
Ada State Board of Higher Education yang secara operasional dibatasi
oleh kebijakan DPR Negara bagian (Senat Negara Bagian)
Sumbangan Federal 5% untuk pendidikan dasar-menengah dan 15%
untuk mendidikan tinggi.
Nilai Publik & Kebijakan Sekolah Publik
‘Good’ – ‘Just’ – ‘Right’
Kebijakan Pasca PD II
Equallity – Access to Service – Handicapped – Student – Bilingual
Studentd – Migrant Education – Distribution of Resources –
Compensatory Education – Post Secondary – School Finance Reform –
Equal Access to Decision – Efficiency – Testing – Fiscal Containment –
Community Control – Alternative Schools – Administrative
Desentralisation – School Site Management (Akuntabilitas public)
TERIMA KASIH