Anda di halaman 1dari 28

Infeksi jamur Candida

Rongga Mulut
Oleh :
Tuti Kusumaningsih
CANDIDA
• 150 species asporogenus fungus.
• Jamur imperfecta / klas Deuteromycetes
Oral comensal
• Opportunistic pathogen

Species

1. C. albicans 5. C. stellatoidea
2. C. tropicalis 6. C. guillermondii
3. C. glabrata 7. C. krusei
4. C. parapsilosis
• Penyakit Candidiasis adalah penyakit
jamur, yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh spesies Candida,
biasanya oleh spesies Candida albicans
• Menyerang mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru, kadang-kadang dapat
menyebabkan septikemia, endokarditis,
atau meningitis.
Candida albicans

•Candidosis/ Candidiasis/ Thrush Causes


•70-75% in RM, breathing line, digestion line,
mucosa vagina

Increase because of:


- OH yg jelek, pemakaian protesa).
- hipoproteinemia
- Px diabetesmelitus
- susunan gigi tdk beraturan
- imunne response menurun
- long term antibiotic usage
Description C. albicans consists of three forms:

1. Yeast like cells  blastosphore


2. Pseudohypha
3. Klamidospora

The growth of good C. albicans :


- medium : ` Salt.
` Carbon/ glucose
` Nitrogen/ ammonium salt
` Phosphate
Blastosphore
- on 20-40oC (TO : 37oC)
- pH: 2-8 Hypha
Blastospores Germinating blastospore Colonies Candida albicans

Gram stain of blastospores Gram stain of the filamentous form of C. albicans


The mediums that could be used :

- Sabouraud Dextrose Agar (SDA)


- Cornmeal Tween Agar
- Yeast Nitrogen Base medium
- Stomastat medium
- Potato Dextrose Agar (PDA)
IDENTIFIKASI JAMUR

• 1. Pemeriksaan langsung / mikroskopik


– preparat aktif = KOH 10 -20 % (untuk
menghilangkan keratin) atau dengan laktofenol
(LP) atau Laktofenol Catton Blue (LPCB)
– Preparat diwarnai dengan gram,giemsa, dan PAS
– Pemeriksaan histopatologik dengan menggunakan
HE (Hematoksilin eosin)
• 2. Pemeriksaan tidak langsung
mengisolasi jamur pada media SDA (Sabourud
Dextrosa Agar) dengan suhu kamar 37 C atau
Litman’s medium
3. Identifikasi saliva

Sample (saliva, swab)



SDA (+ 20 μ penicillin, 40 mgr Streptomycin)

37oC Incubation, 2 mg (pembacaan tiap 24 jam)
↓ colony symptoms :
. Soft Convex, cream, smooth/rough, smell like yeast.

Germ tube test (1 colony  blood serum) ink :1-2 hours



Microscopic (blastosphora)

Biochemical Test (gula-gula)  24 hours other species
est (gula-gula)  fermentation

glucose maltose sucrose lactose

1. C. tropicalis AG AG AG -
2. C. krusei AG - - -
3. C. parapsilosis A - - -
4. C. stellatoidea AG AG - -
5. C. guillermondii - - - -
6. C. albicans AG AG A -

Ket : A = acid
G = gas

Abnormals-2 because of. C. albicans :


* Candidosis (RM) * Endokarditis
* Septikemia * Meningitis
• Genus Candida merupakan sel
ragi uniseluler yang termasuk ke
dalam Fungi imperfecti atau
Deuteromycota, kelas
Blastomycetes yang
memperbanyak diri dengan cara
bertunas, famili
Cryptococcaceae.

• Genus ini terdiri lebih dari 80


spesies, yang paling patogen
adalah C. albicans diikuti
berturutan dengan C.
stellatoidea, C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. kefyr, C.
guillermondii dan C. krusei.
• Kandidiasis selaput lendir
meliputi:
1).kandidiasis oral (thrush),
2).perléche,
3).vulvovaginitis,
4).balanitis atau
balanopostitis,
5).kandidiasis mukokutan
kronik,
6).kandidiasis bronkopulmonar
dan paru.
• Kandidiasis sistemik meliputi:
1).endokarditis, 2).meningitis,
3).pielonefritis, 4).septikemia.

• Kandidiasis kutis meliputi:


1).lokalisata yaitu daerah intertriginosa
dan daerah perianal,
2).generalisata,
3).paronikia dan onikomikosis,
4).kandidiasis kutis granulomatosa.
Kinds of Candidiasis/Candidois RM :

1. Acute pseudo membranous Cadidosis / Thrush


Symptoms : - lesi superficial, white pseudomembran
easily removed if it is scrubbed.
2. Acute Atropic Candidosis
Symptoms: red spot, atrofi mucosa,
painful, thinner pseudomembran.
3. Chronic Atrophic Candidosis (Denture Sore mouth /stomatitis ).
Symptoms: - lesi under gigi tiruan RA
- diffuse red spot
4. Chronic Hyperplastic Candidosis (Candidal Leukoplakia)
Symptoms : bercak putih sukar diangkat, parakeratosis,
akantosis, infiltration rad. Kronik, on the face, cheek,
lips & tongue.
Kandidiasis pseudo membran akut
PATOGENESIS

• Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor


predisposisi baik endogen maupun eksogen.
• Faktor endogen meliputi perubahan fisiologik,
umur,dan imunologik.
• Perubahan fisiologik seperti: 1).kehamilan, karena
perubahan pH dalam vagina, 2).kegemukan, karena
banyak keringat, 3).debilitas, 4).latrogenik,
5).endokrinopati, gangguan gula darah kulit,
6).penyakit kronik seperti: tuberkulosis, lupus
eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.
PATOGENESIS

• Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih mudah


terkena infeksi karena status imunologiknya tidak
sempurna.
• Imunologik contohnya penyakit genetik.
• Faktor eksogen meliputi: iklim, panas, dan
kelembaban menyebabkan respirasi meningkat,
kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam
air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur, dan kontak
dengan penderita misalnya pada thrush, dan
balanopostitis.
GEJALA
• Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak
berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran
mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas
dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada
dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan
kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS.
Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan
jamur akan meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.
• Perleche merupakan suatu infeksi Candida di
sudut mulut yang menyebabkan retakan dan
sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang
letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban
di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.
PENGOBATAN

• Dengan cara menghindari atau menghilangkan faktor


predisposisi, topikal, dan sistemik.
• Topikal meliputi: 1). larutan ungu gentian ½-1%
untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari, 2). nistatin: berupa krim,
salap, emulsi, 3). amfoterisin B, 4). grup azol antara
lain: Mikonazol 2% berupa krim atau bedak,
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim,
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol, Siklopiroksolamin
1% larutan, krim, Antimikotik yang lain yang
berspektrum luas.
• Sistemik meliputi: 1). Tablet nistatin untuk
menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini
tidak diserap oleh usus, 2). Amfoterisin B diberikan
intravena untuk kandidiasis sistemik, 3). Untuk
kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg
per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan
itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal, 4). Itrakonazol: bila
dipakai untuk kandidiasis vulvovaginalis dosis untuk
orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.
Beberapa terapi non-obat tampaknya
membantu. Terapi tersebut belum diteliti
dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya,
seperti: 1). mengurangi penggunaan gula, 2).
minum teh Pau d’Arco. Ini dibuat dari kulit pohon
Amerika Selatan, 3). memakai bawang putih
mentah atau suplemen bawang putih. Bawang
putih diketahui mempunyai efek anti-jamur dan
antibakteri. Namun bawang putih dapat
mengganggu obat protease inhibitor, 4). kumur
dengan minyak pohon teh (tea tree oil) dapat
dilarutkan dengan air, 5). memakai kapsul
laktobasilus (asidofilus).
• Tidak ada cara untuk mencegah
terpajan pada Candida. Obat-obatan
tidak biasa dipakai untuk mencegah
PENCEGAHAN
kandidiasis. Ada beberapa alasan: 1).
Penyakit tersebut tidak begitu
bahaya, 2). Ada obat-obatan yang
efektif untuk mengobati penyakit
tersebut, 3). Ragi dapat menjadi
kebal (resistan) terhadap obat-
obatan.

• Memperkuat sistem kekebalan


tubuh dengan terapi antiretroviral
(ART) adalah cara terbaik untuk
mencegah jangkitan kandidiasis.
Therapy

Tx with 3 group of materials

1. Polyenes : Nystatin (membrane cell function) 


bound sterol in cell membrane sel  shrinking & dead
cell, Amphoterycin (synthesis membrane cell)  block
sintesa ergosterol.

2. Azoles : Miconazole, Ketoconazole, Fluconazole.

3. DNA analogues : Flucytosine (sintesa nucleic acid) 


block sintesa DNA & protein.

Anda mungkin juga menyukai