Anda di halaman 1dari 25

Dipresentasikan oleh:

Ilham Yasin Siregar


Pembimbing:
dr. Dian Yasmiati, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
2019
Anatomi Thoraks Normal
Anatomi thoraks AP
Anatomi Thoraks Lateral
1. Ruptur Aorta
• Kebocoran dinding aorta
 1. Ependimoma
• Predisposisi: hipertensi, arterosklerosis, aneurisma,
trauma
• Dapat terlihat dan tersembunyi
• Klinis: asimtomatis bila ruptur kecil dan intramular,
Karakteristik sesak napas, hipotensi, takikardi, tampak sakit berat
bila ruptur besar

• CXR: pelebaran mediastinum, kontur aorta hilang, dilatasi


fokal aorta dan apikal, tanda-tanda trauma dada- fraktur
tulang iga 1 dan 2, haemopneumothoraks, bronkus
berpindah ke bawah

Pencitraan • CT Scan: crescentic high attenuation dalam dinding aorta


yang menebal (hematoma intramural, berisiko diseksi atau
ruptur segera)
• Angiografi atau ekokardiografi transesofageal:
mengkonfirmasi robekan kecil intimal dari dinding aorta
1. Ruptur Aorta
1. Ruptur Aorta
• CXR: limfadenopati,
tumor, dan aneurisma
Diagnosis sederhana.
Banding • Ct-Scan: Penilaian lebih
lanjut

• ABCD
Management • Pencangkokan stent
aorta.
2. Plaques Asbes
• Berhubungan dengan asbes
• Sebagai respon fibrotik dalam pleura visceral terhadap paparan
sebelumnya terhadap serat asbes
• Plak menyebar pada sudut costofrenikus dan apex paru
• Tidak ganas
karakteristik • Dapat menyebabkan fibrosis paru, kanker paru, dan mesothelioma
• Klinis: asimtomatis

• CXR: penebalan pleura <1 cm biasanya bilateral, terlihat jelas bila terjadi
kalsifikasi, tepi terlihat lebih tebal dari pada bagian tengah. Bila plak di
bagian depan tampak gambaran holly leaf yang tidak teratur. Berhubungan
dengan atelektasis yang bulat atau pseudotumor. Terlihat seperti nodul
• CT scan: area bundar berbatas tegas dengan penebalan pleura dengan
pusaran pembuluh (ekor) yang mengarah ke lesi berbasis perifer. Kadang
Pencitraan penebalan pleura difus dan membatasi fungsi paru mirip mesothelioma
2. Plaques Asbes
• Efusi pleura hemoragic
• Paparan terhadap amiodaron dan kondisi fibrosis
Diagnosis pleura idiopatik
banding

• Tidak ada tatalaksana aktif


• Perlu pencitraan lebih lanjjut (CT- Scan)
• Tindak lanjut bila gejala dada menetap dan pasien perokok
Management
2. Plaques Asbes

Plak Asbes.
2. Plaques Asbes

Plak Asbes. Terlihat Plak Kalsifikasi pleura meluas di kedua paru.


3. Asma
• Trias: inflamasi jalan napas, obstruksi reversibel, dan hiper reaktivasi
jalan napas terhadap berbagai rangsangan
• Klasifikasi: intrinsik (pencetus tidak pasti dan awitan muda dan paruh
baya) ekstrinsik (reaksi hipersensitifitasi tipe 1 terhadap antigen dan
alergen tertentu)
Karakteristik • Gambaran klinis: batuk persisten, sesak napas,mengi, sesak dada,
penurunan FVC dan FEV1 dan membaik bila diberi bronkodilator

• CRX: awal penyakit, radiologi tampak normal dapat terlihat


hiperinflasi dengan hemidiafragma datar, penebalan bronkus >1mm,
pembesaran hilar
Pencitraan
3. Asma
• Pneumothoraks atau pneumomediastinum
• Konsolidasi sekunder akibat infeksi paru.
• Obstruksi oleh mukus dan kolapsnya segmen atau lobus paru.
• Dalam 2% oleh alergi bronkopulmonalis aspergillosis (ABPA) - dilatasi
bronkiektasis sentral, dengan sumbatan mukus, disertai dengan
Komplikasi eosinofilia.

• fibrosis kistik
• Terhirup beda asing
• Gagal jantung kiri: ada edema interstisisal
• Hipersensitivitas pneumonitis: perubahan glass ground dan nodul
Diagnosis centrilobular pada CT.
• Bronkiolitis pasca infeksi – terperangkapnya udara pada HRCT.
banding
3. Asma
 ABC.
 Bronkodilator - inhalasi dan nebulised (mis.
Salbutamol).
 Steroid inhalasi / steroid oral / IV.
 Antibiotik.
 Fisioterapi.
 Pertimbangan awal untuk dukungan ventilasi.
 Perawatan inhaler dan teknik yang baik untuk
mencegah serangan.
3. Asma

.
4. Hernia Bochdalek

• Anomali kongenital dengan fusi yang rusak pada lapisan pleo-


peritoneum posterolateral.
• Prevalensi: 85-90% di kiri, 10-15% di kanan
• Hernia dapat mengandung lemak atau organ intraabdomen
Karakteristik • Gambaran klinis: pada neonatus, terlihat sesak napas, pada hernia
kecil akan asimtomatis, nyeri yang terlokalisir
umum

• CRX: opacity jaringan lunak berbentuk kubah yang jelas terlihat di


antara tulang belakang dan dada lateral. Gambaran ini mungkin
“terlihat atau tidak”. Usus melingkar dan terdapat gas. Pada paru
sebelahnya jadi mengecil, peningkatan corakan bronkovaskular dan
pergeseran mediastinum.
• CT Scan: pada hernia yang kecil dan butuh kecermatan
Pencitraan
4. Hernia Bochdalek
• Malformasi kistik adenomatoid kongenital dan
sekuestrasi paru: butuh MRI sebagai
penegakan diagnosis
Diagnosis • Pada dewasa: menyerupai neoplasma paru,
banding kista bronkogenik dan infeksi

• operatif

Management
4. Hernia Bochdalek

Tampak massa di dasar paru kanan pada radiografi Anterior. Terlihat


herniasi melalui aspek posterior hemi-diafragma kanan. Pada
pandangan lateral; 10–15% dari hernia Bochdalek terjadi di sebelah
kanan.
5. Bronkiektasis

• Dilatasi bronkus irreversibel


• Klasifikasi: bawaan dan didapat.
• Bawaan: struktural (atresia bronkial); transpor mukosiliar
abnormal (Kartagener); sekresi abnormal (cystic fibrosis)
Karakteristik • Didapat: pasca infeksi pada anak, penyumbatan distal ke
bronkial, traksi bronkiektasis sekunder akibat fibrosis paru
• Gambaran klinis: sesak napas, batuk kronis, hemoptisis,
infeksi berulang
• CRX: bronkus berdilatasi, berdinding tebal, memberikan
penampilan kistik dan lapisan trem terutama di lobus bawah.
Terjadi penurunan volume dan terlihat “honeycombing
• Terdapat areat konsolidasi infektif dan distorsi
pleokrimenkimal.
• HRCT: tanda 'Signetring' menunjukkan bronkus melebar yang
Pencitraan berdekatan dengan arteri normal yang kecil. Bronkus melebar
dan memanjang ke arah pleura (<1 cm). Terlihat sumbatan
mukus.
5. Bronkiektasis

• Perbedaan utama pada foto polos dan CT terletak


pada gambaran honey-combing yang terlihat pada
fibrosis paru lanjut
• CT- Scan: emfisema bulosa dapat menyerupai
Diagnosis banding bronkiektasis kistik

• Fisioterapi postural teratur dengan drain mukus


• AB sejak awal
Penatalaksa • Bronkodilator
naan
5. Bronkiektasis
5. Bronkiektasis

Bronkiektasis (HRCT). Dilatasi kistik bronkus (C) yang meluas, terutama di


lobus tengah dan kiri bawah. Perhatikan penebalan dinding bronkus dan
beberapa 'signet ring' (panah) di lobus kanan bawah.
6. Bronkokel

• Impaksi mukoid dari akumulasi sekret yang terinpaksi di bronkial


• Berhubungan dengan dilatasi bronkial
• Berhubungan dengan obstruksi bronkial, neoplasma, adenoma dan atresia
• Gambaran klnis: sesak napas, batuk, dahak purulen dan hemoptisis, riwayat
penyakit kronis.
Karakteristik

•CRX: lesi soliter atau multipel, ukuran >1cm, bercabang “fingers”, udara
terperangkap dengan gambaran lucent pada bagian distal ke bronkokel, kadang
kolaps paru
•CT Scan: pelebaran bronkus distal yang penuh dengan lendir terdapat udara
yang terperangkap. CT sangat baik untuk mengidentifikasi massa obstruktif
neoplastik
Pencitaraan
6. Bronkokel

• ● Beberapa penyebab bronkokel. Riwayat klinis yang baik


ditambah dengan pencitraan cross-sectional untuk
Diagnosis diagnostik.
banding • .

•Pengangkatan lesi obstruktif bila terjadi obstruksi


•Fisioterapi dan AB pada lesi yang tidak menyumbat

management
6. Bronkokel

Bronchocele. Bronkokel lobus kanan atas

Anda mungkin juga menyukai