ANAMESA
Riwayat Obstetri
Keluhan
Riwayat Pernikahan
• Menikah satu
dari jalan lahir tahun kali selama 7 Spontan/
sejak 2 jam • Menstruasi tahun 3100gram/
sebelum teratur setiap RS. Siti
masuk rumah bulan, 4-5 Mariyam/
sakit hari, 3-4 Bidan/ Hidup
• Setelah pembalut • P2: 2019/ ♂/
melahirkan • HPHT: 1 Spontan/
secara normal September 3200gram/
• Proses 2019 RS. Siti
persalinan Mariyam/
tidak Bidan/ Hidup
dirangsang
dan tidak
menggunakan
alat.
LAPORAN KASUS
Riwayat Sosial
Tujuh kali di
Vital Signs:
Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,40 C
Pemeriksaan Fisik:
Konjungtiva : anemis (-/-) Sklera : ikterik (-/-)
C/P : dalam batas normal
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, Kontraksi baik
V/V : Lochia Rubra
Ekstremitas : edema (-/-)
LAPORAN KASUS
Status Obstetrik :
• Inspeksi :
Fluksus (+), Vulva T.A.K, tampak laserasi perineum menembus
liang vagina hingga sphincter ani interna dan mukosa anus, perdarahan
aktif
• Inspekulo :
Fluksus (+), tampak robekan mukosa vagina sekitar 1/3 distal
vagina, Portio Intak, OUE terbuka.
• VT :
Teraba robekan mukosa vagina sekitar 1/3 distal vagina, portio
konsistensi lunak, OUE terbuka, perdarahan aktif (+)
• RT :
Teraba robekan (laserasi) perineum menembus, sphincter ani
hingga mukosa anus, pendarahan aktif (+)
LAPORAN KASUS
Laboratorium (5 Juni 2019, 21.02)
Hb :12.6 gr/dl Leu:26.300/mm3 Tr: 373.000/mm3
Diagnosis :
P2A0 30 tahun postpartum 2 jam + rupture Perineum grade IV
Sikap:
• R/ Hecting Perineum dengan sedasi
• USG, Cek Lab, EKG
• Konseling & Inform Consent
• Crossmatch, Sedia darah
• Observasi TNRS, Kontraksi, Perdarahan
• Lapor DPJP R/ Hecting perineum dengan sedasi
Observasi TNRS, Kontraksi, Perdarahan
LAPORAN OPERASI
Dalam keadaan litotomi, pasien dilakukan anesteri secara GA-TIVA, dipasang doek
steril di sekitar vagina, dilakukan desinfeksi. Dipasang kateter, urine (+)
Pada inspeksi dijumpai rupture perineum grade IV sampai ± 4 cm ke rectum.
Dilakukan penjahitan pada mukosa ani secara simpul dengan safil 2.0 tapper.
Kemudian identifikasi otot sphincter ani eksterna, dijepit dengnan klem elis pada
kedua sphincter. Dilakukan penjahitan secara simpul dengan safil 1.0 tapper secara
“end to end”. Dilanjutkan dengan penjahitan dari mukosa vagina secara jelujur dan
subkutikuler dengan menggunakan safil 2.0 tapper. Kontrol perdarahan (-). Luka
Jahitan ditutup dengan kassa steril betanine. Operasi selesai.
Jam 01.00 Operasi selesai
Instruksi pasca operative
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2 x 1 gr /IV
Kaltrofen supp 1 x 200mg supp
Lactulax syrup 3 x 1 C
Kateter terpasang selama 2 minggu
Vit C 3 x 1
Observasi TNRS, TFU, Kontraksi, perdarahan, Diuresis.z
LAPORAN KASUS
Follow up:
Tanggal 6 Juni 2019 – 8 Juni 219
S : Nyeri luka jahitan perineum
O : KU: cukup, KS: CM
T:120/70mmHg, N:78x/m, RR: 18x/m, S: 36,50C
Mata : Conj.anemia -/-; Sclera Ikterik -/-
Mammae : Laktasi -/-, Infeksi -/-
Abdomen: TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik
V/V : Lochia (+): rubra
Perineum terawat
A : P2A0 30 tahun post repair Vagina + Vulva a/i rupture perineum grade IV
P : Terapi Oral
Antibiotik (Cefadroxil 3x500mg PO / 8 jam)
Laxatives (Laxtulax 3x1C PO / 8 jam)
Analgetic (Asam mefenamat 3x500mg / 8 jam)
Observasi TNRS, kontraksi, perdarahan
Rencana rawat jalan (8 Juni 2019)
PEMBAHASAN
Penegakan Diagnosis
Anamnesa &
Perdarahan
Pemeriksaan
Post partum
Fisik
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Fluksus (+), Vulva T.A.K, tampak laserasi perineum menembus liang vagina hingga sphincter
ani interna dan mukosa anus, perdarahan aktif
Inspekulo : Fluksus (+), tampak robekan mukosa vagina sekitar 1/3 distal vagina, tampak portio
intak, OUE terbuka.
VT : Teraba robekan mukosa vagina sekitar 1/3 distal vagina, portio konsistensi lunak, OUE
terbuka, perdarahan aktif (+)
RT : Teraba robekan (laserasi) perineum menembus, sphincter ani hingga mukosa anus,
pendarahan aktif (+)