CERNA ANAK
Presenter : dr. Shinta Dian Maharani
Pembimbing : dr. Nazliah Hanum, Sp.A
Sumber : PPM IDAI 2009 & UKK Gastroenterologi-
Hepatologi IDAI 2009
DEFINISI
Perdarahan saluran cerna adalah hilangnya darah dalam
jumlah yang tidak normal pada saluran cerna mulai dari
rongga mulut hingga ke anus.
Volume darah yang hilang dari saluran cerna dalam
keadaan normal sekitar 0,5 – 1,5 mL per hari.
Hematemesis darah pada muntahan dapat berupa
darah segar atau kehitaman
Hematochezia keluarnya darah segar dari rektum
karena perdarahan saluran cerna bawah atau
perdarahan masif saluran cerna atas
Melena darah kehitaman seperti ter akibat
perdarahan saluran cerna atas
2
EPIDEMIOLOGI
Penderita rawat inap 36-102 anak per 100.000
populasi anak/tahun
Angka mortalitas antara 3,5-14%
Frekuensi meningkat pada anak yang mendapat
terapi aspirin dan anak yang dirawat di pediatric
intensive care unit
Risiko kematian dipengaruhi oleh usia, ada/tidaknya
syok, komorbid dan diagnosis yang mendasari
3
Berdasarkan lokasi anatomi sumber :
5
ALUR PENILAIAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
Pmrx penunjang
Kondisi membaik
(monitoring klinis)
7
Tabel Penyebab perdarahan saluran cerna berdasarkan usia
8
Tabel Penyebab perdarahan saluran cerna berdasarkan usia
9
Tabel Kondisi yang sering disalah artikan sebagai perdarahan saluran cerna
Hematemesis Menelan darah ibu
Perdarahan dari hidung
Pewarna makanan
Melena Preparat besi
Perdarahan dari hidung, faring
Licorice, blueberries, bayam, beet
Hematochezia Menstruasi
hematuria
10
ANAMNESIS
Usia anak
Riwayat konsumsi makanan atau obat (NSAID)
Durasi perdarahan akut atau kronis
Jenis perdarahan hematemesis, melena atau
hematochezia
Gejala gastrointestinal lainnya
Muntah berulang
Riwayat perdarahan sebelumnya
Riwayat trauma abdomen
11
Makanan dan obat-obatan yang menyebabkan
warna muntahan dan tinja menyerupai darah
Merah Hitam
14
Tabel Interpretasi hasil pemeriksaan studi koagulasi
15
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto polos abdomen
menunjukkan tanda-tanda NEC (dilatasi usus,
penebalan dinding usus, pneumatosis intestinalis)
Barium enema
menunjukkan adanya polip, malrotasi, intususepsi
Foto kontras saluran cerna atas
pasien yang disertai dengan odinofagia, disfagia
atau drooling
16
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
USG abdomen
mengetahui hipertensi portal dan penyakit hati
kronis
CT Scan dan MRI
menunjukkan vaskularisasi abdomen
Angiografi
alat diagnostik dan terapi pada perdarahan aktif
dan kronik
17
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Indikasi endoskopi
1. Hematemesis, melena, hematochezia
esofagogastroduodenoskopi
2. Hematochezia sigmoidoskopi fleksibel
3. Hematochezia kolonoskopi
4. Perdarahan GI yang tidak jelas
enteroskopi dan video capsule endoscopy
18
DIAGNOSIS BANDING
19
DIAGNOSIS BANDING
PERDARAHAN SALURAN CERNA ATAS
3. Lambung
◦ Gastritis : trauma, syok, sepsis
◦ Ulkus : infeksi H.pylori
◦ Malformasi vaskuler
4. Duodenum
◦ Ulkus : manifestasi mirip dengan ulkus gaster
◦ Varises
◦ Duplikasi
20
DIAGNOSIS BANDING
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAWAH
1. Usus halus
◦ NEC : terutama pada bayi prematur, asfiksia
◦ Malrotasi dengan volvulus
◦ Akibat radiasi dan kemoterapi
Pemberian methotrexate, doxorubicine akan
merusak mukosa usus
◦ Intususepsi
◦ Polip
21
DIAGNOSIS BANDING
2. Kolon
◦ Kolitis : infeksi, hemolytic uremic syndrome
◦ Hirschsprung disease
◦ Polip : biasa terdeteksi pada pemeriksaan colok
dubur
◦ Kolitis akibat susu sapi
22
DIAGNOSIS BANDING
23
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA
24
ALUR TERAPI PERDARAHAN SALURAN CERNA
Pasang NGT
Farmakologi
• vasopresin
• octreotide
•somatostatin
Endoskopi
• skleroterapi
• endoscopic variceal ligation
25
PENGELOLAAN
Tabel Terapi farmakologis perdarahan saluran cerna
26
PENGELOLAAN
Tabel Terapi farmakologis perdarahan saluran cerna
Indikasi Obat Dosis
PENCEGAHAN
REBLEEDING
• inhibisi sekresi asam
lambung oral 2-3 mg/kgBB/kali, 2 atau 3 kali per hari --
• Ranitidin Antagonis H-2 (maksimum 300 mg/hari)
DEFINISI
klinis
penyakit Bakteri,
EPIDEMIOLOGI
sistemik Virus,
akibat Jamur,
infeksi 1.- 1-8
INSIDEN
Protozoa diantara
yang terjadi
pada 1 1000 13 – 25%
MORTALITAS
bulan kelahiran.
pertama •- 13-27
kehidupan per 1000
kelahiran
dengan BB
bayi <1500
gram.
PEMBAGIAN SEPSIS
Early Onset Sepsis Late Onset Sepsis Sepsis Nosokomial
• Mortalitas tinggi
KECURIGAAN BESAR SEPSIS
<3 HARI > 3 HARI
Riw. Ibu infeksi Rahim, demam dengan Bayi memiliki 2 atau lebih di kategori A
infeksi berat, KPD atau lebih temuan di kategori B
Bayi memiliki 2/ lebih dalam kategori A
atau tiga atau lebih gejala di kategori B
DIAGNOSIS
ANAMNESA PF PP
DIAGNOSA
RADIOLOGIS
TEGAK
ANAMNESA
Riwayat ibu infeksi intrauterine, demam dengan
kecurigaan infeksi berat atau KPD
Riwayat persalinan tindakan berupa penolong
maupun lingkunan persalinan yang tidak higenis
Riwayat lahir asfiksia berat, BKB, BBLR
Riwayat air ketuban ibu keruh, purulent atau
bercampur meconium
Riwayat bayi malas minum
Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk, aktifitas
kurang , iritabel, muntah, perut kembung, tidak
sadar dan kejang
PEMERIKSAAN FISIK
KU GIT SKIN CP NEURO
Hipotermia Muntah, diare, Perfusi kulit Takipnea Iritabilitas
perut kurang
kembung,
hepatomegali
Letargi, lunglai, Tanda mulai Sianosis Distres Penurunan
mengantuk muncul > hari respirasi (napas kesadaran
ke4 cuping hidung,
merintih,
retraksi)
Malas minum Petekiae, ruam Takikardi Kejang
Iritabel Sklerema hipotensi Ubun-ubun
menonjol
infiltrasi dan
sesuai dengan
konsolidasi deksturksi
pola kuman
bilateral jaringan
setempat
brokopulmoner
Atelectasis
efusi pleura segmental atau
lobaris
Hanya
dilakukan jika gb
retikulogranular
ada gejala difus dan efusi
distress pleura
pernapasan.
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK RESPIRASI KV HEMATOLOGI
Ampisilin dan Menjaga jalan napas Pasang jalur IV dan Transfusi (jika
gentamisin. Bila >48 dan pemberian beri cairan rumatan diperlukan)
jam tdk ada perbaikan oksigen mencegah
ganti menjadi hipoksia
sefotaksim dan
gentamisin
Sepsis nosocomial Ventilator mekanik Pada gg perfusi dapt
AB sesuai dengan (special case) diberikan vol
pola kuman setempat. ekspander 10ml/kg
Jika meningitis (+) tx dalam waktu ½ jam
ab dosis meningitis dapat diulang 1-2 x
selama 14 hari (gram
+) dan 21 hari )gram
-).
Lakukan pemnataun
TD dan perfusi
jaringan untuk
deteksi dini syok.
Lakukan meonitor
keseimbangan cairan
MANAJEMEN KHUSUS
Bedah Tumbuh kembang
Mencegah dan
CUCI
mengobati ibu
TANGAN
KPD
TINDAKAN
Melakukan
resutasi
dengan
PREVENTIF Antenatal
yang baik
benar
Melakukan
pertolong
Mencegah
an
aboris
persalinan
berulang
yang
bersih Mencegah
persalinan
prematur