Anda di halaman 1dari 11

HIPERLEUKOSITOSIS

By : Rahmadani
Definisi
• Leukosit 50 x 109/L – 100 x 109/L (dengan komplikasi dianggap
kegawatdaruratan)
• Leukosit > 100 x 109/L (kegawatdaruratan onkologi)
Klomplikasi :
Leukostasis, biasanya terjadi pada Limfoid Myeloid Akut (LMA)
karena sel blastnya lebih besar, lebih kaku, lebih keras sehingga
mempunyai tendensi untuk terjadi:
• Sumbatan mikrovaskular dan jaringan sehingga terjadi
metabolism anaerob yang menyebabkan asidosis.
• Perfusi oksigen terganggu dapat menyebabkan perdarahan
otak dan paru.
• Hiperviskositas dapat menyebabkan DIC
Con’t
Tumor lisis sindrom, biasanya terjadi terjadi pada Limfoid Limfoblastik Akut (LLA) karena sel blastnya lebih
mudah lisis atau rapuh.

Lisis sel DNA  purin  peningkatan asam urat, fosfat dan kalium disertai dengan penurunan kalsium
karena diikat oleh fosfat.

• Hiperkalemia: aritmia, kelemahan otot berat atau kelumpuhan

• Hiperfosfatemia: deposisi kristal kalsium fosfat di parenkim ginjal

• Hiperuricemia: gout, nefrolitiasis

• Hiperuricosuria

• Hipokalsemia: kejang, papiledema dan miopati

• yang disebabkan oleh hiperfosfatemia dan hiperuricamia

• Nefropati asam urat akut Gagal ginjal akut


yang disebabkan oleh hiperfosfatemia dan
• Gagal ginjal akut hiperuricamia
Con’t
LLA resiko tinggi bila:
• Ada riwayat leukositosis leukosit > 50.000
• Ada massa di mediastinum
• Hasil BNP L3  limfoma burkit
• Infiltrasi ke tesis
• Ada riwayat relaps
Manifestasi Klinis:

• Gejala pernapasan yaitu sesak dan hipoksia


• Gejala neurologis yaitu perubahan pada pengelihatan, sakit
kepala, pusing, tinnitus, gait instability, confusion, somnolen dan
paling jarang koma.
• Demam yang bisa disebabkan oleh inflamasi terkait leukostasis
atau kemungkinan infeksi
Pemeriksaan Laboratorium:

• Darah perifer lengkap per 24 jam

• Pemantauan kadar Hb untuk persiapan kemoterapi dengan syarat:


– Hb ≥ 8 g/dl dengan klinis baik
– Hb > 10 g/dl dengan klinis kurang baik

• Pemantuan kadar leukosit untuk penentuan terapi, kelanjutan terapi atau perubahan terapi

• Analisis gas darah + elektrolit

• Urinalisis per 12 jam: fokus kepada pH dan berat jenis urin sebagai parameter pemantauan keberhasilan
alkalinisasi

• *Untuk pengawasan ketat DPL, AGD+elektrolit dan UL per 6 jam, untuk UL bisa diperiksa 2–4 jam untuk pemantauan lebih ketat.

• Ureum, kreatinin, asam urat darah

• Rontgen thorax: jika terjadi respiratory distress


Terapi
1. Hidrasi menggunakan formula 1,5 maintenance dengan KaEN 1
B atau 3000 cc/m2 dengan monitoring:
• Darah perifer lengkap
– Jika leukosit > 50.000 µ/L maka lanjutkan terapi
– Jika leukosit > 20.000 π/L maka lakukan hidrasi maintenance biasa, anak
direkomendasikan untuk banyak minum.

• Urinalisis:
– Jika pH < 7.5 maka lanjutkan terapi
– Jika pH > 7.5 maka lakukan hidrasi maintenance biasa, anak
direkomndasikan banyak minum.
Cont
2. Alkalinisasi dengan bicnat 25 mEq dengan pemberian 28 tetes makro/menit (± 5 mEq sesuai
dengan pH urin menggunakan target pH 7.5) dengan monitoring:

• Urinalisis:
– Jika pH < 7.5 maka lanjutkan terapi
– Jika pH > 7.5 maka stop alkalinisasi karena akan pH akan menjadi terlalu basa sehingga akan
terbentuk kristal fosfat.

3. Atasi hiperurisemia dengan allopurinol 10 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis pemberian atau
urikase.

4. Monitoring ketat:

• Klinis

• Tanda vital

• Balans diuresis

• Pemeriksaan laboratorium
• DRK\KASUS.docx
EVIDENCE BASED NURSING

Anda mungkin juga menyukai