Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Anestesi Spinal pada Mioma Uteri

Oleh : Pembimbing :
Bella Faradiska Yuanda dr. Daris Hidayat, Sp. An
SMF Ilmu Anestesi
Prodi Pendidikan Dokter FK Universitas Tanjungpura
Rumah Sakit Tk.II Kartika Husada Kubu Raya
2020
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Usia : 37 tahun
Alamat : Jl Sungai Pulau
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Tanggal Operasi: 04-02-2020
ANAMNESIS
Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit
Sekarang Dahulu

Myoma Uteri • Hipertensi (-)


• Nyeri perut kanan bawah • Diabetes Melitus(-)
• Keluhan mual (-), muntah (-) • Asma (-)
• Nyeri kepala (-) • Alergi obat dan makanan disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Riwayat
Penyakit Sosial dan
Keluarga Kebiasaan

Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, Merokok (-), konsumsi alkohol dan


Asma, alergi obat dan makanan obat-obatan dalam jangka waktu
disangkal. lamadisangkal.
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum Tekanan Darah
TSS 130/80 mmHg

Kesadaran Nadi
Compos Mentis 84 x/menit

Suhu Berat Badan


36.5OC 60 Kg

Status Generalis
Dalam Batas Normal
DIAGNOSIS

Myoma Uteri

Rencana Tindakan : Histerektomi Total dan Salphingoophorektomi


Hasil Laboratorium

No. Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


1. Leukosit 8.800 /mm3 3.500-10.000 /mm3

2. Eritrosit 4,69 juta/mm3 3,50-5,50 juta/mm3

3. Hemoglobin 13,1 g/dl 11,5-16,5 juta/mm3

4. Hematokrit 42,2 % 35,0%-55,0%


5. Trombosit 658..000 /mm3 150.000-400.000 /mm3
Kesimpulan Pre Anestesi
Persiapan
JENIS ANESTESI
Pre-Anestesi

Puasa 6 jam
Anestesi Regional:
sebelum tindakan
Spinal anestesi

STATUS
PASIEN

ASA 1
Intra Operatif
Perioperatif Durante Operasi Post Operatif Medikamentosa

• Pemeliharaan: 2 • Premedikasi
Pengganti ml/kgBB/jam = • Dexametason 10 mg
2x60x1 = 120 ml
puasa: Kebutuhan cairan: 2 ml/kg • Granisentron 1 mg
2 ml/kgBB/jam • Operasi besar : 8
= 2x60x6 = ml/kgBB/jam = 6x60 BB/jam = 2 x 60 = 120 ml
720 ml = 3600 ml • Induksi
• EBV: 60 X 65 = 3900 • Buvipacaine 15 mg
• Jumlah kehilangan • Catapress 150 mcg
darah: ± 600 cc
 Penggantian cairan: • Obat Lainnya
• 10% kristaloid (390) • Efedrin
 780 - 1560
• 10% koloid  390 ml • Maintenance
• Oksigen 3 lpm
Ruang Pemulihan
Kesan Umum Nadi
Baik 92 x/meniy

Kesadaran RR
Compos Mentis 20 x/menit

Suhu Bromage Score


36.5OC 3

Tekanan Darah
120/80 mmHg
PEMBAHASAN
Anestesi Spinal
Definisi

Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam


ruang intratekal yang menghasilkan analgesia. Pemberian
obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal atau ruang sub-
araknoid di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3-4, L4-5

Samodro R, Sutiyono D, Satoto HH. Mekanisme kerja obat anestesi lokal. Dalam: Jurnal Anestesiologi Indonesia. Bagian anestesiologi dan terapi intensif
FK UNDIP/RSUP Dr.Kariadi. 2011; 3(1): 48-59.
Anestesi Spinal
Anatomi permukaan Dermatom
sensorik
Perineum S2-S4
Kaki lateral S1
Lutut dan distal paha L3-L4
Ligamentum inguinalis T12
Umbilicus T10
Ujung dari prosesus T6
xiphoideus
Puting T4
Bagian dalam lengan T1-T2
Jari jempol dan telunjuk C6-C7
Bahu dan klavikula C5-C4

Mulroy. A Practical Approach to Regional Anesthesia, 4e. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.; 2009. 367 p.
Anestesi Spinal
Tinggi blok puncak minimum
Prosedur operasi
yang disarankan
Perirectal dan perineal
Sayatan dan drainase abses rektum S4-L1
Hemoroidektomi
Sling transvaginal
Operasi ekstremitas bawah dengan penggunaan tourniquet
Penggantian lutut T10-T8
Artroskopi lutut
Amputasi di bawah lutut
TURP (transurethral resection of the prostrate)
Sistoskopi dan histeroskopi T10
Persalinan pervaginam
Penggantian pinggul total
Bypass femoralis-poplitea
Varises pengupasan vena

Mulroy. A Practical Approach to Regional Anesthesia, 4e. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.; 2009. 367 p.
Anestesi Spinal
Tinggi blok puncak
Prosedur operasi minimum yang
disarankan
Abdomen bagian bawah
Histerektomi (sayatan transversal rendah) T4
Persalinan caesar
Herniorrhaphy inguinal
Appendectomy
Abdomen bagian atas
Kolesistektomi terbuka T1
Eksplorasi abdomen

Mulroy. A Practical Approach to Regional Anesthesia, 4e. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.; 2009. 367 p.
Anestesi Spinal

Posisi Lateral Dekubitus Posisi Duduk

Mulroy. A Practical Approach to Regional Anesthesia, 4e. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.; 2009. 367 p.
Anestesi Spinal

Posisi Pronasi Pisau Lipat

Mulroy. A Practical Approach to Regional Anesthesia, 4e. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.; 2009. 367 p.
Anestesi Spinal
Indikasi
• Bedah ekstremitas bawah
• Bedah panggul
• Tindakan sekitar rektum dan perineum
• Bedah obstetri dan ginekologi
• Bedah urologi
• Bedah abdomen bawah

Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk praktis anestesiologi: anestetik lokal dan anestesia regional. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; 2002.
Anestesi Spinal
Kontra Indikasi
Absolut Relatif

Pasien menolak Infeksi sistemik (sepsis, bakterimia)

Infeksi pada tempat suntikan Infeksi sekitar tempat suntikan

Hipovolemia berat atau syok Hipovolemia ringan

Koagulopati atau mendapat terapi Kelainan neurologis dan kelainan psikis

antikoagulan
Tekanan intrakranial meninggi Bedah lama

Fasilitas resusitasi minim Penyakit jantung

Kurang pengalaman Nyeri punggung kronis

Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk praktis anestesiologi: anestetik lokal dan anestesia regional. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; 2002.
Komplikasi
Pasca Tindakan

• Nyeri tempat suntikan


• Hipotensi
• Nyeri punggung
• Bradikardia
• Hipoventilasi • Nyeri kepala karena kebocoran
• Trauma pembuluh darah likuor
• Trauma saraf
• Retensio urin
• Mual dan muntah
• Gangguan pendengaran • Meningitis
• PDPH (post-dural puncture
headache)

Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk praktis anestesiologi: anestetik lokal dan anestesia regional. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; 2002.
Anestesi Spinal
Klasifikasi Potensi Mula kerja Lama kerja Toksisitas
Ester
Prokain 1 (rendah) Cepat 45-60 Rendah
Kloroprokain 3-4 (tinggi) Sangat cepat 30-45 Sangat rendah

Tetrakain 8-16 (tinggi) Lambat 60-180 Sedang


Amida
Lidokain 1-2 (sedang) Cepat 60-120 Sedang
Etidokain 4-8 (tinggi) Lambat 240-480 Sedang
Prilokain 1-8 (rendah) Lambat 60-120 Sedang
Mepivakain 1-5 (sedang) Sedang 90-180 Tinggi
Bupivakain 4-8 (tinggi) Lambat 240-480 Rendah
Ropivakain 4 (tinggi) Lambat 240-480 Rendah
Levobupivakain 4 (tinggi) Lambat 240-480

Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk praktis anestesiologi: anestetik lokal dan anestesia regional. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; 2002.

Anda mungkin juga menyukai