Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen
dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Sederhananya instrumen dikatakan valid jika benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang diukur. Contoh, seorang dosen ingin mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai cara mengukur nadi seseorang. Tujuan dosen tersebut adalah ingin mengetahui apakah mahasiswa didiknya dapat melakukan pengukuran nadi dengan baik atau tidak. Tapi, seorang dosen juga harus mengetahui situasi nya yaitu minimal mahasiswa ini telah diajari cara mengukur nadi yang benar dan paham mengenai cara yang harus dilakukan agar mampu mengukur dengan benar Validitas instrumen 1.Validitas internal : Instrumen yang mempunyai validitas internal adalah bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional telah mencerminkan apa yang telah diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu. Validitas internal dikembangkan menurut teori yang relevan. Validitas subjektif Validitas isi Validitas kriteria conscruct validity 2. Validitas eksternal : Instrumen yang memiliki validitas eksternal bila kriteria dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Maka validitas eksternal dikembangkan dari fakta empiris. Penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain, hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan RELIABILITAS • Reliabilitas adalah kesamaan pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang yang berlainan (Nursalam, 2014). Uji realibilitas dilakukan untuk menguji konsisten responden dalam merespon instrumen. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, hanya item yang valid saja yang dilibatkan dalam uji reliabilitas • Realibilitas adalah pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama CARA PENGUKURAN INSTRUMEN • Prinsip stabilitas, yaitu mempunyai kesamaan bila dilakukan berulang – ulang dalam waktu yang berbeda. • Ekuivalen, artinya pengukuran memberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama. • Homogenitas (kesamaan), artinya instrument yang dipergunakan harus mempunyai isi yang sama. Equivalent Instrumen yang reliabel adalah pertanyaan yang secara Bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda. Reliabilitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrument dapat dinyatakan reliabel. 3. Gabungan keduanya Pengujian reliabel ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang ekivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. 4. Metode parallel Metode pengujian ini mempunyai dua bentuk yaitu: a. Dua orang peneliti yang berbeda dengan alat ukur yang sama untuk mengukur variable yang sama dengan menggunakan responden dan waktu yang sama pula. Reliabilitas instrument ditentukan berdasarkan nilai korelasi (rxy) dari dua jenis data. b. Peneliti tunggal menggunakan dua alat ukur yang berbeda untuk mengukur variable yang sama dengan menggunakan responden dan waktu yang sama pula. Istilah waktu yang sama ini lebih tepat dikatakan berurutan, mengingat tidak mungkin responden mengerjakan dua buah isntrumen pada waktu yang persis sama. Secara Internal Pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. 1. Metode belah dua Metode ini dilakukan dengan jalan memilih satu instrument kedalam dua bagian yang sama banyaknya, bagian yang pertama memuat skor dari unsur – unsur pokok bernomor ganjil dan bagian kedua memuat skor dari unsur – unsur pokok yang bernomor genap. 2. Metode kesamaan rasional Metode ini hanya dimaksudkan untuk menukur reliabilitas yang mempunyai satu sifat. KONSEP • Menurut Davis & Cosenza (1993) konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu, dengan kata lain konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu. • Singarimbun dan Effendi (1987: 33) mendefinisikan konsep sebagai istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial KONSTRUK konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan ukur. Pada umumnya konstruk ini adalah konsep yang bersifat fisik. Sehingga mudah untuk dinilai, mudah untuk diamati, dan mudah untuk diukur dengan menggunakan beberapa alat. VARIABEL • Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. • Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. • Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya. ETIKA RISET KEPERAWATAN PENGERTIAN
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk (KBBI online). Etika Riset Keperawatan merupakan pedoman perilaku periset dalam melakukan aktivitas penulisan proposal, pelaksanaan, pelaporan, dan publikasi hasil riset. TUJUAN
Mendidik dan memantau para ilmu
ilmuwan (periset) dalam melakukan kegiatan riset menggunakan standar etika yang tinggi. STANDAR ETIKA RISET PRINSIP ETIKA DALAM RISET KEPERAWATAN OTONOMY Sebelum melakukan penelitian partisipan harus diberikan informsi mengenai hal-hal apa sajakah yang akan dilakukan dalam penelitian oleh peneliti. Setelah diberikan penjelasan oleh peniliti kemudian partisipan diberikan lembaran Informed consent. Dalam hal itu partisipan dapat memberikan persetujuannya atau tidak memberi persetujuannya terhda penelitian yang akan dilakukan. Bila responden menolak, maka tidak dapat di paksakan. VERACITY
Veracity (kejujuran) peneliti menjamin keaslian dan
kejujuran dalam penelitian ini. Seorang peneliti harus menjelaskan secara jujur tentang manfaat, efek, dan yang didapat jika partisipan dilibatkan dalam penelitin tersebut. Dalam studi kasus, sebelum melakukan penelitian, informan mendapat penjelasan tentang prosedur. Apabila sudah mengerti dan menyetujui maka tanda tangani informed consent. PRIVACY Peneliti perlu memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak menginvasi melebihi batas yang diperlukan dan privasi subjek tetap dijaga selama penelitian. Invasi terhadap privasi dapat terjadi bila informasi yang bersifat pribadi dibagikan kepada orang lain tanpa sepengetahuan subjek atau bertentangan dengan keinginannya. CONFIDENTIALITY
Masalah ini merupakan masalah etika
dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. FIDELITY
Fidelity atau kesetiaan, peneliti telah
membuat keepatakan dan bertanggung jawab atas data yang telah responden percayakan pada peneliti. INFORMED CONSENT Informed consent (Persetujuan) merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. INFORMED CONSENT SEKURANG-KURANGNYA HARUS MEMUAT INFORMASI DIBAWAH INI:
• Menjelaskan tujuan dan durasi penelitian pada subyek
atau sampel penelitian • Menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan pada subjek penelitian • Menjelaskan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan pada subjek penelitian • Penjelasan manfaat yang akan didapatkan oleh subjek penelitian • Penjelasan prosedur tentang pengamanan kerahasiaan identitas (confidentiality) dari subjek penelitian • Jika penelitian memiliki risiko, setiap kompensasi yang akan diberikan ke subjek penelitian harus dijelaskan • Subjek boleh mengundurkan diri dari penelitian, dan konsekuensi dari pengunduran diri dari penelitian harus dijelaskan (Bosek, 2007 ) CONTOH FORMAT INFORM CONSENT FORMAT PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN PLAGIARISME
Penulisan proposal riset yang membutuhkan studi pendahuluan
juga tidak boleh melanggar etika riset yaitu dengan menulis informasi dari sumber data secara menyeluruh dan benar. Etika yang harus dipenuhi saat melakukan penelusuran tinjauan pustaka yaitu periset harus menulis sumber informasi agar tidak plagiarisme. Plagiarisme adalah suatu kegiatan menulis kata- kata, data, atau ide-ide orang lain tanpa menyebut sumber asli sehingga seolah-olah seperti milik sendiri. Etika menulis ilmiah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. KEGIATAN YANG DAPAT DILAKUKAN PERISET AGAR TERHINDAR MASALAH ETIK: 1. Mendiskusikan setiap perencanaan riset dengan orang yang memahami riset agar mendapatkan asupan, karena riset merupakan upaya untuk pengembangan teori. 2. Menghindarkan plagiat, dengan menuliskan sumber informasi (pustaka). Perhatikan syarat dalam penulisan tinjauan dan sumber pustaka. 3. Mendapatkan persetujuan dari komisi etik tentang bebas masalah etik (ethical clearance). Setiap lembaga yang menyelenggarakan riset pasti memiliki lembaga penilai masalah etik yaitu Komite Etik. 4. Menghargai dan tidak membeda-bedakan subyek riset. Upaya yang dapat dilakukan dengan membuat standar operasional prosedur. Kasus Tuskegee
Eksperimen 40 tahun yang dilakukan oleh Layanan Kesehatan
Masyarakat AS menahan saran dan perawatan medis standar dari populasi minoritas miskin dengan penyakit yang mudah diobati. Percobaan ini menargetkan petani pria kulit hitam yang diberi tahu bahwa mereka perlu dirawat karena 'darah buruk’, [26] beberapa di antaranya sebelumnya mengalami sifilis. Yang lain dengan sengaja diberikan sifilis selama percobaan. Selain banyak kematian, beberapa anak dilahirkan dengan sifilis bawaan karena penelitian DAFTAR PUSTAKA
Ridha, N. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma
Penelitian. Jurnal Hikmah. Volume 14, No 1. http://jurnalhikmah.staisumatera- medan.ac.id/index.php/hikmah/article/viewFile/10/13. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019. Suprajitno, 2016. Modul bahan ajar cetak keperawatan: Pengantar riset keperawatan. Jakarta ; Pusdik SDM Kesehatan file:///C:/Users/Laptop/Downloads/Pengantar-Riset-Keperawatan- Komprehensif.pdf. Diakses 6 Januari 2020) Setiadi.2007. ‘Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan’. Yogyakarta : Graha Ilmu
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu