Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 4

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


2020/2021
PENGERTIAN VALIDITAS

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen


dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Sederhananya instrumen dikatakan valid jika benar-benar dapat
dijadikan alat untuk mengukur apa yang diukur.
Contoh, seorang dosen ingin mengukur tingkat pengetahuan
mahasiswa mengenai cara mengukur nadi seseorang. Tujuan dosen
tersebut adalah ingin mengetahui apakah mahasiswa didiknya dapat
melakukan pengukuran nadi dengan baik atau tidak. Tapi, seorang
dosen juga harus mengetahui situasi nya yaitu minimal mahasiswa ini
telah diajari cara mengukur nadi yang benar dan paham mengenai
cara yang harus dilakukan agar mampu mengukur dengan benar
Validitas instrumen
1.Validitas internal : Instrumen yang mempunyai validitas internal
adalah bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional
telah mencerminkan apa yang telah diukur. Jadi kriterianya ada
di dalam instrumen itu. Validitas internal dikembangkan menurut
teori yang relevan.
 Validitas subjektif
 Validitas isi
 Validitas kriteria
 conscruct validity
2. Validitas eksternal : Instrumen yang memiliki validitas
eksternal bila kriteria dalam instrumen disusun berdasarkan luar
atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Maka validitas eksternal
dikembangkan dari fakta empiris. Penelitian yang mempunyai
validitas eksternal bila hasil penelitian dapat diterapkan pada
sampel yang lain, hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan
RELIABILITAS
• Reliabilitas adalah kesamaan pengukuran atau pengamatan bila
fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali
dalam waktu yang yang berlainan (Nursalam, 2014). Uji realibilitas
dilakukan untuk menguji konsisten responden dalam merespon
instrumen. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, hanya
item yang valid saja yang dilibatkan dalam uji reliabilitas
• Realibilitas adalah pengukuran yang dapat diandalkan akan
mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh
mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama
CARA PENGUKURAN
INSTRUMEN
• Prinsip stabilitas, yaitu mempunyai
kesamaan bila dilakukan berulang – ulang
dalam waktu yang berbeda.
• Ekuivalen, artinya pengukuran memberikan
hasil yang sama pada kejadian yang sama.
• Homogenitas (kesamaan), artinya
instrument yang dipergunakan harus
mempunyai isi yang sama.
Equivalent
Instrumen yang reliabel adalah pertanyaan yang secara
Bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama.
Pengujian reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali,
tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu
sama, instrument berbeda. Reliabilitas dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan
data instrument yang dijadikan ekivalen. Bila korelasi positif
dan signifikan, maka instrument dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan keduanya
Pengujian reliabel ini dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrument yang ekivalen itu
beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara
ini merupakan gabungan pertama dan kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang.
4. Metode parallel
Metode pengujian ini mempunyai dua bentuk yaitu:
a. Dua orang peneliti yang berbeda dengan alat ukur yang sama
untuk mengukur variable yang sama dengan menggunakan
responden dan waktu yang sama pula. Reliabilitas instrument
ditentukan berdasarkan nilai korelasi (rxy) dari dua jenis data.
b. Peneliti tunggal menggunakan dua alat ukur yang berbeda
untuk mengukur variable yang sama dengan menggunakan
responden dan waktu yang sama pula. Istilah waktu yang sama
ini lebih tepat dikatakan berurutan, mengingat tidak mungkin
responden mengerjakan dua buah isntrumen pada waktu yang
persis sama.
Secara Internal
Pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu.
1. Metode belah dua
Metode ini dilakukan dengan jalan memilih satu instrument kedalam
dua bagian yang sama banyaknya, bagian yang pertama memuat
skor dari unsur – unsur pokok bernomor ganjil dan bagian kedua
memuat skor dari unsur – unsur pokok yang bernomor genap.
2. Metode kesamaan rasional
Metode ini hanya dimaksudkan untuk menukur reliabilitas yang
mempunyai satu sifat.
KONSEP
• Menurut Davis & Cosenza (1993) konsep adalah
sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan
dengan peristiwa objek, kondisi, situasi, dan perilaku
tertentu, dengan kata lain konsep adalah pendapat
abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu.
• Singarimbun dan Effendi (1987: 33) mendefinisikan
konsep sebagai istilah dan definisi yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian,
keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial
KONSTRUK
konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan
ukur. Pada umumnya konstruk ini adalah konsep
yang bersifat fisik. Sehingga mudah untuk dinilai,
mudah untuk diamati, dan mudah untuk diukur
dengan menggunakan beberapa alat.
VARIABEL
• Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain.
• Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktifitas kerja, dll.
• Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan
yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik
kesimpulannya.
ETIKA RISET
KEPERAWATAN
PENGERTIAN

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik


dan yang buruk (KBBI online).
Etika Riset Keperawatan merupakan
pedoman perilaku periset dalam
melakukan aktivitas penulisan proposal,
pelaksanaan, pelaporan, dan publikasi
hasil riset.
TUJUAN

Mendidik dan memantau para ilmu


ilmuwan (periset) dalam melakukan
kegiatan riset menggunakan standar
etika yang tinggi.
STANDAR ETIKA RISET
PRINSIP ETIKA DALAM RISET
KEPERAWATAN
OTONOMY
Sebelum melakukan penelitian partisipan harus
diberikan informsi mengenai hal-hal apa sajakah
yang akan dilakukan dalam penelitian oleh
peneliti. Setelah diberikan penjelasan oleh peniliti
kemudian partisipan diberikan lembaran
Informed consent. Dalam hal itu partisipan dapat
memberikan persetujuannya atau tidak memberi
persetujuannya terhda penelitian yang akan
dilakukan. Bila responden menolak, maka tidak
dapat di paksakan.
VERACITY

Veracity (kejujuran) peneliti menjamin keaslian dan


kejujuran dalam penelitian ini.
Seorang peneliti harus menjelaskan secara jujur
tentang manfaat, efek, dan yang didapat jika
partisipan dilibatkan dalam penelitin tersebut.
Dalam studi kasus, sebelum melakukan penelitian,
informan mendapat penjelasan tentang prosedur.
Apabila sudah mengerti dan menyetujui maka
tanda tangani informed consent.
PRIVACY
Peneliti perlu memastikan bahwa penelitian
yang dilakukan tidak menginvasi melebihi
batas yang diperlukan dan privasi subjek
tetap dijaga selama penelitian. Invasi
terhadap privasi dapat terjadi bila informasi
yang bersifat pribadi dibagikan kepada orang
lain tanpa sepengetahuan subjek atau
bertentangan dengan keinginannya.
CONFIDENTIALITY

Masalah ini merupakan masalah etika


dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
FIDELITY

Fidelity atau kesetiaan, peneliti telah


membuat keepatakan dan bertanggung
jawab atas data yang telah responden
percayakan pada peneliti.
INFORMED CONSENT
Informed consent (Persetujuan) merupakan bentuk
persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak pasien.
INFORMED CONSENT SEKURANG-KURANGNYA HARUS
MEMUAT INFORMASI DIBAWAH INI:

• Menjelaskan tujuan dan durasi penelitian pada subyek


atau sampel penelitian
• Menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan
pada subjek penelitian
• Menjelaskan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan
yang dapat ditimbulkan pada subjek penelitian
• Penjelasan manfaat yang akan didapatkan oleh subjek
penelitian
• Penjelasan prosedur tentang pengamanan
kerahasiaan identitas (confidentiality) dari subjek
penelitian
• Jika penelitian memiliki risiko, setiap kompensasi
yang akan diberikan ke subjek penelitian harus
dijelaskan
• Subjek boleh mengundurkan diri dari penelitian,
dan konsekuensi dari pengunduran diri dari
penelitian harus dijelaskan (Bosek, 2007 )
CONTOH FORMAT INFORM CONSENT
FORMAT PERSETUJUAN SETELAH
PENJELASAN
PLAGIARISME

Penulisan proposal riset yang membutuhkan studi pendahuluan


juga tidak boleh melanggar etika riset yaitu dengan menulis
informasi dari sumber data secara menyeluruh dan benar. Etika
yang harus dipenuhi saat melakukan penelusuran tinjauan
pustaka yaitu periset harus menulis sumber informasi agar tidak
plagiarisme. Plagiarisme adalah suatu kegiatan menulis kata-
kata, data, atau ide-ide orang lain tanpa menyebut sumber asli
sehingga seolah-olah seperti milik sendiri. Etika menulis ilmiah
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor
17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat
di Perguruan Tinggi.
KEGIATAN YANG DAPAT
DILAKUKAN PERISET AGAR
TERHINDAR MASALAH ETIK:
1. Mendiskusikan setiap perencanaan riset dengan orang yang memahami
riset agar mendapatkan asupan, karena riset merupakan upaya untuk
pengembangan teori.
2. Menghindarkan plagiat, dengan menuliskan sumber informasi (pustaka).
Perhatikan syarat dalam penulisan tinjauan dan sumber pustaka.
3. Mendapatkan persetujuan dari komisi etik tentang bebas masalah etik
(ethical clearance). Setiap lembaga yang menyelenggarakan riset pasti
memiliki lembaga penilai masalah etik yaitu Komite Etik.
4. Menghargai dan tidak membeda-bedakan subyek riset. Upaya yang dapat
dilakukan dengan membuat standar operasional prosedur.
Kasus Tuskegee

Eksperimen 40 tahun yang dilakukan oleh Layanan Kesehatan


Masyarakat AS menahan saran dan perawatan medis standar
dari populasi minoritas miskin dengan penyakit yang mudah
diobati. Percobaan ini menargetkan petani pria kulit hitam yang
diberi tahu bahwa mereka perlu dirawat karena 'darah buruk’,
[26] beberapa di antaranya sebelumnya mengalami sifilis. Yang
lain dengan sengaja diberikan sifilis selama percobaan. Selain
banyak kematian, beberapa anak dilahirkan dengan sifilis
bawaan karena penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Ridha, N. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma


Penelitian. Jurnal Hikmah. Volume 14, No 1.
http://jurnalhikmah.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/hikmah/article/viewFile/10/13. Diakses pada
tanggal 07 Januari 2019.
Suprajitno, 2016. Modul bahan ajar cetak keperawatan: Pengantar
riset keperawatan. Jakarta ; Pusdik SDM Kesehatan
file:///C:/Users/Laptop/Downloads/Pengantar-Riset-Keperawatan-
Komprehensif.pdf. Diakses 6 Januari 2020)
Setiadi.2007. ‘Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan’.
Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai