Anda di halaman 1dari 15

TEORI INTI GANDA

(MULTIPLE NUCLEUS
THEORY)
DI KABUPATEN SLEMAN
Disusun Oleh :
Djanan Qurtuby (16/405938/SV/12531)
Dick Rantau Imera (18/425857/SV/14999)
Nur Ibnu Fadhilah (18/432142/SV/16078)
Pendahuluan
Dalam sebuah kota yang berkembang akan tumbuh
inti-inti kota yang baru dan sesuai dengan kegunaan
sebuah lahan. Kabupaten Sleman memiliki
pertumbuhan penduduk yang pesat dengan
pertumbuhan infrasrtuktur yang tinggi untuk
mengakomodasi semua kebutuhan. Salah satu
dampak yang timbul adalah terjadinya perubahan fisik,
khususnya penggunaan lahan, sosial, dan ekonomi
yang merupakan jawaban dari tuntutan kebutuhan
pemukiman, sarana dan prasarana
usaha/perekonomian. Kabupaten Sleman memiliki
intensitas kegiatan ekonomi, pendidikan, dan
perumahan yang tinggi dan terbagi menjadi 4 wilayah.
Wilayah Utara
Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang
berorientasi pada aktivitas Gunung Merapi dan
ekosistemnya. Bagian utara wilayah Kabupaten Sleman, bila
dilihat dari faktor tanah, curah hujan, serta kelerengan lahan
cocok untuk daerah resapan air. Hutan yang berada di sekitar
Gunung Merapi penting keberadaannya untuk memenuhi
kondisi hutan nasional. Kawasan yang berada dibawahnya
diperbolehkan untuk menjadi kawasan budidaya yang sesuai
dengan kondisi lahan yaitu pertanian. Dengan demikian,
pemanfaatan lahan tidak sampai merusak bentang alam yang
ada. Perubahan guna lahan secara terbatas untuk pariwisata,
industri, ataupun permukiman diperbolehkan untuk tetap
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah kawasan Sleman
utara ini. Wilayah ini meliputi Kota Tempel, Pakem, dan
Cangkringan (ringbelt).
Wilayah Timur
Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi)
yang merupakan pusat wisat budaya, daerah lahan kering,
serta sumber bahan batu putih. Situs-situs yang berupa candi
dimanfaatkan untk tujuan wisata, yaitu Kompleks Candi
Prambanan dan Candi Ratu Boko namun sebagian besar
belum dikembangkan. Kegiatan industri pengolahan masih
diperbolehkan selama tidak mengganggu keberadaan kawasan
budaya sehingga yang perlu dilakukan adalah mendata secara
lengkap peninggalan berupa candi dan menetapkan delineasi
serta tindakan untuk memungkinkan orang dapat melakukan
apresiasi terhadap candi-candi tersebut. Perubahan guna lahan
secara terbatas untuk pariwisata, industri, atau pemukiman
diperbolehkan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi
wilayah kawasan ini. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Prambanan, Kecamatan Kalasan, dan Kecamatan Berbah.
Wilayah Selatan
Wilayah Selatan meliputi Aglomerasi Yogyakarta
(APY) yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman,
Ngemplak, Depok, dan Gamping. Wilayah ini
merupakan pusat pendidikan, perdagangan, dan
jasa. Kawasan pengembangan selatan adalah area
yang sebagian besar perkotaan dengan aktivitas
ekonomi yang dominan pada sektor tersier. Sektor
ini merupakan penyumbang terbesar untuk PDRB
Kabupaten Sleman secara keseluruhan.
Wilayah Barat
Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean,
Minggir, Seyegan, dan Moyudan yang merupakan
daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup
air dan sumber bahan baku kegiatan industri
kerajinan mending, bamboo, serta gerabah.
Kawasan pengembangan barat merupakan
kawasan yang basis pengembangan ekonomi
adalah pertanian serta industri pengolahan yang
material oriented.
ANALISIS KONSEP
TANAH PADA ARTIKEL
Disusun Oleh :
Djanan Qurtuby (16/405938/SV/12531)
Dick Rantau Imera (18/425857/SV/14999)
Nur Ibnu Fadhilah (18/432142/SV/16078)
Permainan Broker dan Harga Tanah Selangit di Dekat
Bandara NYIA
Oleh : Mawa Kresna

tirto.id - Sri Ambar Purwanti, pensiunan pegawai SMP 1 Temon, mendadak jadi
sorotan media pada pengujung 2016. Ia menjadi miliarder setelah tanahnya
mendapatkan ganti rugi dari Angkasa Pura I untuk pembangunan New
Yogyakarta International Airport (NYIA). Totalnya Rp170 miliar. Ambar adalah
warga asli Temon, Kulon Progo. Rumahnya berdiri di tepi jalan raya Wates-
Purworejo KM 40, sekitar 1 km dari proyek Bandara NYIA. Sejak kabar ia
menerima ganti rugi miliaran itu, banyak orang datang kepada dia untuk
menjual tanah. Jika menarik dan harganya cocok, Ambar akan membelinya.
Kenaikan harga tanah di sekitar Bandara Kulon Progo kini sudah menggila.
Radius 5 kilometer dari Bandara, harga tanah sudah berkisar dari Rp800 ribu
sampai Rp2 juta per meter persegi. Harga Rp800 ribu untuk tanah di
perkampungan, sedangkan harga Rp2 juta terletak lahan-lahan dekat Jalan
Wates. Harga semakin mahal bila lokasi semakin dekat dengan Kota Wates, ibu
kota Kabupaten Kulon Progo.
Baca selengkapnya di artikel "Permainan Broker dan Harga Tanah Selangit di
Dekat Bandara NYIA", https://tirto.id/cU5K
Analisis Artikel Menurut Konsep
Faktor Produksi dan Barang
Konsumsi Serta Konsep Modal

• Berdasarkan Konsep Faktor Produksi dan Barang


Konsumsi, kenaikan harga tanah di daerah sekitar
bandara YIA Kulon Progo disebabkan oleh meningkatnya
permintaan akan tanah untuk digunakan sebagai sarana
untuk pembangunan homestay, hotel, maupun rumah
makan. Serta banyaknya permintaan akan tanah untuk
konsumsi seperti dibangun rumah atau ruko.
• Sedangkan berdasarkan Konsep Modal, kenaikan harga
tanah di daerah Kulon Progo disebabkan oleh banyaknya
permintaan tanah yang akan digunakan untuk modal
investasi baik dikembangkan maupun dibiarkan tetap
menjadi tanah kosong.
KONSEP AEROTROPOLIS TUMBUHKAN
EKONOMI SEKITAR NYIA
Oleh: Susilo Wahid Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY
mendorong masyarakat, lembaga eksekutif dan pemerintah daerah di empat
kabupaten/kota di DIY segera mengambil langkah konkret untuk menyabut
kehadiran bandara baru di Kulonprogo, New Yogyakarta International Airport
(NYIA). Ini dilakukan, agar efek positif pembangunan NYIA benar-benar
dirasakan masyarakat DIY.
Aerotropolis, menjadi konsep yang digadang diterapkan di sekitar NYIA. DPRD
DIY jadi pihak yang getol mendorong Pemkab Kulonprogo melalui eksekutif di
bawahnya untuk menyusun masterplan kawasan Aerotropolis mengitari sekeliling
NYIA sejauh 15 kilometer dari Sungai Progo, Bogowonto sampai Bukit Menoreh.
Aerotropolis, diartikan sebagai konsep pengembangan wilayah yang harus
tertata dan terkonsep di sekitar sebuah bandara. Artinya, setiap pembangunan
infrastruktur di dalamnya harus benar-benar dikonsep dari awal. Meskipun,
dalam proses pengadaan infrastrukturnya dilakukan secara bertahap.
Selengkapnya Bisa Dibaca Di : https://jogja.tribunnews.com/2018/11/12/konsep-
aerotropolis-tumbuhkan-ekonomi-sekitar-nyia
Analisis Artikel dengan Konsep
Ruang dan Konsep Alam
• Konsep Ruang dalam artikel tersebut berhubungan dengan
aerostropolis yang diartikan sebagai konsep pengembangan wilayah
yang harus tertata dan terkonsep di sekitar sebuah bandara.
Aerostropolis memiliki peruntukan antara area perkantoran, wisata
maupun pemukiman termasuk lahan perkebunan dan persawanan
antara satu dengan yang lain, harus bersinergi dan pembangunannya
tidak boleh sembarangan supaya antara satu dengan yang lain tidak
saling tumpang tindih. Konsep Ruang di sekitar bandara NYIA
menjadikan wilayah tersebut tertata dengan baik dari bidang industri,
perkantoran, permukiman, dan jalur transportasi yang terkontrol tanpa
ada pengalihfungsian dalam penerapannya.
• Konsep Alam juga berhubungan dengan Konsep aerostropolis.
Cakupan bidang aerostropolis adalah lahan pertanian dan perkebunan
yang merupakan salah satu bidang utama yang menyangkut kultur dan
budaya masyarakat di sana.
HARGA TANAH DI KULONPROGO
NAIK, PENGEMBANG CEMAS
Oleh: Tedy Gumilar
YOGYAKARTA. Pengembang dag dig dug dengan lonjakan harga tanah di sekitar lokasi
bandara di Temon, Kulonprogo, Yogyakarta. Kenaikan harga tanah membuat
pengembang tak berdaya membebaskan tanah dalam skala besar.
Lompatan harga yang berlebihan ini terutama terjadi di kawasan yang berdekatan dengan
lokasi calon bandara, dalam radius sekitar tiga kilometer. Ketua REI Yogyakarta Remigius
Edi Waluyo mengatakan, kenaikan harga tanah bisa mencapai lima hingga 10 kali lipat dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Rata-rata NJOP dis ini sekitar Rp 50.000 per meter persegi.
Meski tidak sebesar di kawasan dekat bandara ini, kenaikan harga tanah juga terjadi di
wilayah Kulonprogo lainnya sebagai dampak rencana pembangunan bandara Temon.
Remigius bilang, di wilayah Kulonprogo lainnya kenaikan harga tanah mencapai 50% -
100% dalam dua tahun terakhir. "Tapi kalau tidak dikendalikan, bisa semakin mahal juga,"
kata Remigius.
Malangnya, kenaikan harga tanah tidak lantas membuat developer gampang menaikkan
harga jual rumah untuk mengimbanginya. Sebab pengembang juga harus
mempertimbangkan daya beli konsumen. Alhasil, agar tetap bisa jualan, pengembang
memangkas margin keuntungan dari yang tadinya 20% - 25% menjadi tinggal 10% - 15%.
Baca Selengkapnya Di : https://executive.kontan.co.id/news/harga-tanah-di-kulonprogo-
naik-pengembang-cemas
Analisis Artikel Berdasarkan
Konsep Situasi dan Konsep
Properti

• Berdasarkan konsep Situasi dalam artikel tersebut adanya


pembangunan bandara NYIA akan memperngaruhi harga tanah di
Daerah Kulonprogo baik yang dekat dengan bandara atau wilayah
lainnya sebagai dampak adanya pembangunan bandara. Kenaikan
tanah yang tinggi membuat developer memangkas keuntungan
dalam mempertimbangkan harga. Ketersediaan lahan yang
semakin terbatas membuat developer mengembangkan usahanya
di daerah pinggiran jogja karena ketersediaan lahan tidak lagi
memungkinkan untuk dilakukan pembangunan rumah menengah
kebawah.
• Sedangkan berdasarkan konsep Properti pembangunan properti
di Kulonprogo mayoritas adalah perumahan kalangan menengah,
menengah kebawah, dan juga properti komersial seperti ruko dan
rukan yang jumlahnya tidak terlalu besar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai