Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

KANDIDIASIS
Kelompok 4
Fariha Nuzulul Hinisa
Intan Wilujeng
Khalda Tiara Putri
Keisha Marellisya YR
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS)
Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksualita
s. Bila tidak ditangani secara tepat, infek
si pada alat reproduksi ini dapat menular d
an menyebabkan sakit berkepanjangan, kemand
ulan, bahkan kematian.
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah b
erbagai infeksi yang dapatmenular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak sek
sual.
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) adalah infek
si mukosa vagina dan vulva yang disebabkan oleh
spesies Candida. Penyebab terbanyak (80-90 %) ad
alah Candida albicans, sedangkan penyebab terban
yak kedua dan ketiga adalah Candida glabrata da
n Candida tropicalis.
Kandidiasis (kandidosis) merupakan suatu infe
ksi dengan manifestasi klnis yang bervariasi, be
rsifat akut atau subakut dan kronis yang didapat
baik secara endogen maupun eksogen yang sering m
enimbulkan keluhan berupa duh tubuh pada vagina.
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
GEJALA KANDIDIASIS
VULVOVAGINALIS
1. Keputihan tidak selalu ada dan sering kali hanya sedikit. Sekret vagina berwarna puti
h, seperi krim susu/keju atau kuning tebal tetapi dapat juga cair seperti air atau tebal
homogen, bau minimal atau kadang berbau asam dan tidak mengganggu.
2. Dapat timbul ekskoriasi, serviks biasanya normal, atau sedikit eritem disertai sekret p
utih yang menempel pada dindingnya.
3. Pada pemeriksaan tampak mukosa vagina kemerahan dan pembengkakan labia dan
vulva sering disertai pustulopapular di sekeliling lesi.
4. KVV biasanya disertai rasa gatal yang hebat. Namun, gejala ini tidak spesifik karena
pada suatu penelitian diketahui hanya 38% pasien yang mengeluhkan gatal hebat, tet
api pada penelitian lain 100% wanita yang menderita KKV mengeluhkan gatal.
5. Rasa panas dan terkadang rasa sakit terutama pada saat berkemih (disuria eksterna
l), saat berhubungan seksual (dispareunia), setelah pemeriksaan ginekologi atau sete
lah mandi atau berendam dengan air hangat. Keluhan seringkali sangat ringan(bahk
an tidak diperhatikan pasien karena telah terbiasa) dan keluhan bisa hilang timbul
6. Masa inkubasi sulit ditemukan.
7. Penularan penyakit kandidiasis vagina dapat ditularkan melalui hubungan seks vagin
al atau oral (lewat mulut)
Infeksi Jamur Kandida pada Penis

Balanitis kandidiasis merupakan kandidiasis yang ada pada g


lans penis, sedangkan balanopostitis mengenai glans penis dan
prepusium pada laki-laki yang belum disirkumsisi. Gambaran kli
nis tampak erosi merah superfisialis dan pustul berdinding tip
is di atas glans penis, sulkus koronarius (balanitis) dan pada
prepusium penis yang tidak disirkumsisi (balanopostitis) (Hay,
et al., 2010).
Penyebab infeksi jamur yg paling sering menyerang kelamin a
dalah jamur spesies Candida albicans atau disebut juga Candidi
asis, yang menyebabkan rasa gatal dan berwarna merah di bawah
kulit kalamin pria yang tidak disunat.
Infeksi jamur ini bisa terjadi pada kaum pria yang cenderun
g melakukan hubungan seks dengan tidak aman serta tidak menjag
a kebersihan penisnya dengan tidak baik.
Infeksi Jamur Kandida pada Penis
Gejala Infeksi Jamur Kandida
pada Penis

Infeksi jamur kandida pada alat kelamin pria terjadi di bagian ujung pe
nis dan pada pria yang belum disunat juga dapat menginfeksi kulit. Sering
kali infeksi kandida tidak disertai dengan gejala yang jelas. Beberapa gejal
a yang kemungkinan menyertai, di antaranya:
1. Rasa gatal atau sakit pada penis
2. Tampak ruam kemerahan pada penis, disertai bintil-bintil kecil atau ber
cak berwarna putih
3. Kulit penis tampak mengkilat
4. Pembengkakan penis
5. Cairan kental berwarna putih yang berkumpul di bawah prepusium den
gan bau yang tidak enak
6. Kesulitan untuk menarik prepusium
7. Rasa nyeri ketika bersenggama atau saat buang air kecil
8.

Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis
Candidiasis pada kulit dapat dicegah dengan pengobatan sederhana, yaitu dengan
menjaga kebersihan pribadi dengan baik dan mengubah pola hidup. Beberapa pola hidu
p yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi candidiasis, antara lain adalah:
1. Segera mengganti pakaian yang lembab, seperti pakaian renang atau pakaian olahra
ga, dengan pakaian yang kering.
2. Mengganti kaos kaki dan pakaian dalam secara teratur.
3. Mengonsumsi probiotik secara teratur.
4. Memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.
5. Menjaga kadar gula darah.
6. Membersihkan area kulit yang terkena candidiasis menggunakan sabun yang lembut
dan tidak mengandung parfum.
Kandidiasis vagina biasanya diobati dengan obat antijamur. Untuk sebagian besar i
nfeksi, pengobatan adalah obat antijamur yang diaplikasikan di dalam vagina atau dosis
tunggal flukonazol yang diminum. Untuk infeksi yang lebih berat, infeksi yang tidak mem
baik, atau terus kembali setelah membaik, perawatan lain mungkin diperlukan. Perawata
n ini termasuk dosis flukonazol yang diminum melalui mulut atau obat-obatan lain yang d
iaplikasikan di dalam vagina seperti asam borat, nistatin, atau flusitosin.
Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis

Beberapa golongan obat-obatan antifungal, baik topikal maupun o


ral yang dapat diberikan untuk mengobati candidiasis, antara lain adal
ah:
1. Antijamur golongan azole. Obat ini, terutama yang dikemas dalam
bentuk topikal, seringkali diberikan sebagai pengobatan pertama i
nfeksi jamur, termasuk candidiasis. Selain dalam bentuk topikal, a
ntijamur azole juga dapat diberikan dalam bentuk oral untuk meng
obati candidiasis sistemik. Contoh obat-obatan golongan ini adala
h fluconazole, itraconazole, voriconazole, dan
2. Polyene. Ini merupakan obat antijamur berspektrum luas. Contohn
ya adalah amphotericin B dan nystatin.
Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis

3. Penghambat sintesis golongan glukan. Obat antijamur golongan in


i berfungsi untuk mengobati candidiasis yang tergolong berat, sist
emik, serta invasif. Obat ini juga dapat diberikan pada penderita c
andidiasis yang tidak dapat ditangani dengan obat amphotericin B.
Contoh obat-obatan penghambat sintesis golongan glukan adalah
caspofungin, micafungin, dan
4. Azole topikal. Fungsi obat ini sama seperti antijamur azole lainnya,
hanya dikemas dalam bentuk topikal sebagai krim oles. Contoh ob
at ini adalah clotrimazole, butoconazole, miconazole vaginal, tioco
nazole, dan terconazole vaginal.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai