Anda di halaman 1dari 98

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

dr. A.Soraya TU. Mkes, SpKJ


KEGAWAT
Suatu kondisi yang ditandai oleh DARURATAN
adanya gangguan pada pikiran, PSIKIATRI
perasaan dan perilaku seseorang
yang memerlukan perhatian dan
intervensi terapeutik SEGERA
agitasi

Gaduh gelisah agresif


Kegawatdaruratan
psikiatri
Percobaan
bunuh diri kekerasan
Epidemologi
• 1:1 laki : perempuan
• >> lajang
• 20 % melakukan tentamen suisaide
• 10 % melakukan kekerasan
• Diangnosis >> gangguan mood, skizofrenia
dan ketergantungan alkohol
• 40 % memerlukan rawat inap
Algoritma Utama
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
STRATEGI UMUM
• Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri sendiri
maupun orang lain.
• Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan kesehatan.
• Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim dan
keselamatan pasien
• Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
• Cegah perlukaan
• Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan seperti
senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya.
• Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk melakukan
kekerasan.
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
MODIFIKASI LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal
atau rangsangan minimal untuk mengurangi
kecemasan pasien.
• Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi
dan mispersepsi lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau agresif.
• Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak
mengancam.
PRINSIP WAWANCARA DALAM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Lakukan pengkajian pada area yang tertutup
(privasi)
• Ciptakan hubungan terapeutik
• Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang aman
• Lakukan komunikasi terapeutik :
 bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
 vokal jelas dan nada suara tegas
 intonasi rendah
 gerakan tidak tergesa-gesa
 pertahankan posisi tubuh
 hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
• Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat pendek dan
mudah dipahami
• Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan pasien
(jarak aman 2-3 langkah dr pasien)
• Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit fisik,
ketergantungan zat/alkohol yang mungkin mengancam nyawa,
pertimbangkan gangguan jiwa lain bila hal2 tersebut bisa
disingkirkan
• Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri, adanya
penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan sistem
pendukung
TATALAKSANA UMUM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Yang perlu dilakukan :
- Berpikir dan bersikap kritis Yang harus dihindari :
- Tetap tenang - Mengancam
- Perlu kontrol thd perasaan bingung, - Mentertawakan
aneh, atau depresi - Merasa tdk adekuat
- Bersikap suportif atau sangat tidak pasti
- Jaga jarak aman - Merasa terancam
- Tawarkan pilihan : mengontrol diri, - Menghakimi
minum obat, atau dibantu dg fiksasi - Marah thd keluarga
- Tegaskan bahwa perilaku kekerasan yg membawa
tdk diperkenankan
- Lakukan dokumentasi
PEMERIKSAAN YG DILAKUKAN PADA PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN (bila perlu dan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
FISIK DAN STATUS tersedia)
NEUROLOGIK MENTAL  > 40 tahun :
- skrining
toksikologi,
- EKG,
- rontgen,
- laboratorium
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

TENAGA
KESEHATAN :
- Dokter
- Perawat
- bidan
TOKOH
MASYARAKAT :
TENAGA
KEAMANAN : - lurah/kades
- satpam hansip - RT,RW
- Pamong praja - Tokoh agama
- Kemanan desa - Tokoh wanita
Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri

Alat fiksasi kaki dan


tangan:
- Kain yg kuat & halus
Jaket fiksasi : Alat injeksi :
- 40 cm x 20 cm x 0,5
untuk pasien spuit 3 cc
cm dg
- 2 tali pengikat : utk hiperaktifitas
manset & ke tempat motorik
tidur
- 4 buah : utk lengan
& tungkai
Obat-obat untuk kegawatdaruratan
psikiatri
Obat oral Obat injeksi

Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan 5 Haloperidol injeksi 5 mg (kerja


mg singkat)
Chlorpromazine tablet 25 mg, Diazepam injeksi 10 mg
100 mg

Risperidon tablet 2 mg Sulfas atropin injeksi

Diazepam tablet 2 mg, 5 mg Diphenhidramin injeksi

Lorazepam 2 mg

Propanolol 10 mg, 40 mg
Gaduh gelisah
Perilaku agitasi Perilaku kekerasan
Aktifitas motorik atau verbal yang Agresi fisik yang bertujuan untuk
meningkat dan tidak bertujuan melukai orang lain

Manifestasi :
 ketakutan/kecemasan yang
berlebihan
 Hostilitas/ permusuhan
 Peningkatan psikomotor
 Perilaku destruktif
 Kekasaran atau mengancam
 Iritabilitas
 Respons yang berlebihan terhadap
stimulasi
 Daya nilai terganggu
Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh :

Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang


dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat

Gangguan penyalahgunaan napza

Gangguan psikotik

Gangguan mood

Gangguan kepribadian
Pasien dapat datang dengan :
• aktivitas motorik yang berlebihan, tidak
sesuai dan tidak bertujuan
• Menyerang
• Kontrol impuls yang buruk
• Postur tegang dan condong ke depan
• Merusak lingkungan
• Kontak mata melotot
• Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
Pasien dapat datang dengan :
• Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya
menjadi perilaku yang mengancam
• Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi
dengan baik
• Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat
menghina
• Tekanan suara keras dan menuntut
• Marah-marah
• Dendam
• Merasa tidak aman
PENILAIAN
Wawancara Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Prinsip wawancara Riwayat penyakit medik : Darah perifer lengkap,
kedaruratan kesadaran, tanda vital, elketrolit, fungsi hati, fungsi
pemeriksaan neurologis ginjal

Bila pasien membawa Riwayat penggunaan obat, Urinalisa lengkap


senjata tajam : yakinkan zat psikoaktif, alkohol
pasien dalam keadaaan
aman, diminta meletakkan
senjata

Identifikasi kemungkinan Riwayat penyakit psikiatrik : Radiologi, EKG (jika tersedia)


penyebab : pemeriksaan status mental
a. Kondisi organik, dan riwayat psikososial
penggunaan napza
b. Kondisi mental :
gangguan psikotik,
gangguan mood,
gangguan ansietas,
gangguan kepribadian
Tatalaksana
gaduh
gelisah
Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan
fisik (restraint)
Lakukan
• Jelaskan tindakan yg akan
informed dilakukan, bukan hukuman
consent tp untuk keamanan
lisan, tulis di
status Siapkan ruang
• Lakukan
isolasi/alat kontrak/kesepakatan utk
pengikat yg mengontrol perilakunya
aman Pilih alat pengikat
• Pengikatan min 4 org (1
yg aman & memegang kepala, 2
ekstremitas, 1 ekstremitas
nyaman, dr bahan bawah
katun
Pengikatan di • Ikatan tdk terlalu
tempat tidur dg kencang & tdk terlalu
longgar
posisi terlentang

Observasi tiap 30
menit
Hal-hal yang perlu diobservasi dlm pengekangan

• Tanda-tanda vital
• Tanda-tanda cedera yang berhubungan
dengan proses pengikatan
• Nutrisi dan hidrasi
• Sirkulasi & rentang gerak ekstremitas
• Higiene & eliminasi
• Status fisik dan psikologis
• Kesiapan klien untuk dilepaskan dari
pengikatan, termasuk tanda vital
….lanjutan proses pengekangan
• Pantau kondisi kulit yg diikat
Lakukan • Lakukan latihan gerak pd
perawatan tungkai yg diikat secara
bergantian tiap 2 jam
daerah • Perubahan posisi pengikatan
pengikatan

Libatkan & latih


pasien utk
mengontrol perilaku
sblm ikatan dibuka

Kurangi
pengekangan
secara bertahap
Bila klien sdh dpt
mengontrol perilaku :
coba interaksi tanpa
ikatan
KEDARURATAN PASIEN DENGAN
RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH
DIRI
TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH DIRI
• Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
• JENIS PERILAKU BUNUH DIRI :
ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan
bunuh diri apabila keinginan/harapannya tidak
terpenuhi
isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg
diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain
dilanjutkan dg percobaan bunuh diri
Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam
bentuk percobaan mencederai diri sendiri dg
berbagai cara.
Tanda dan gejala
• Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri
mungkin datang dengan :
• Ancaman untuk melukai atau bunuh diri
• Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya
mencari akses ke obat-obatan, senjata, atau
cara lainnya
• Bicara atau menulis sesuatu tentang kematian,
sekarat, atau bunuh diri
Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda
fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku.
Tanda fisik Tanda pikiran Tanda perasaan Tanda perilaku
- Tidak peduli -”saya tdk - Putus asa - Menarik diri
penampilan membutuhkan apa2 - Marah - Tidak tertarik dg
- Hilamg hasrat lagi” - Rasa bersalah hal2 yg dulu
seksual -”saya tidak bisa - Tidak berarti disukai
- Gangguan tidur berbuat apapun yg - Kesepian - Perilaku tidak
- Hilang anfsu baik” - Sedih menentu
makan, BB - “saya tidak bisa - Tidak ada harapan - Perubahan perilaku
- Keluhan kesehatan berpikir benar” - Tidak tertolong drastis
fisik - “saya berharap - Impulsif
saya mati” - Mutilasi diri
- “ segalanya akan - Mengembalikan
lebih baik tanpa barang2,
saya” mengubah wasiat,
- “Semua masalah menitipkan hal2 yg
akan berakhir dicintai
secepatnya”
Penilaian gawat darurat risiko
bunuh diri
1. Wawancara untuk mengkaji kemungkinan
penyebab :
a. Penyakit fisik : epilepsi, tumor, penyakit
Alzheimer, multiple sklerosis, trauma,
keganasan dll
b. Ringkasan gangguan jiwa & komorbiditas
gangguan jiwa
2. Wawancara utk mengkaji faktor risiko dan faktor protektif
Faktor risiko Faktor protektif
- ide, rencana, & akses ke alat2 saat ini • Dukungan sosial yang positif
- Riwayat percobaan bunuh diri/melukai • Spiritualitas
diri sendiri
- Riwayat keluarga dg bunuh diri • Tanggungjawab pada keluarga,
- Penyalahgunaan alkohol/zat psikoaktif aset ekonomi
- Riwayat gg jiwa saat ini/sebelumnya • Memiliki anak atau hamil
- Baru pulang dr perawatan di rawatan • Kepuasan hidup
psikiatri • Memiliki kemampuan
- Impulsivitas & kontrol diri rendah
- Keputusasaan membedakan mana yg nyata dan
- Kehilangan tidak nyata
- Masalah yg berkepanjangan • Memiliki ketrampilan
- Riwayat perilaku salah & kekerasan menyelesaikan masalah
- Kondisi akut : dipermalukan, rs putus asa • Hubungan terapeutik yang
- Masalah komorbiditas kesehatan
- Usia, jenis kelamin, tdk menikah, positif
homoseksual • Memiliki hobi, aktivitas
rekreasional
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan
tanda2 :
- Sayatan pd pergelangan tangan
- Luka tusuk di dada/abdomen,
- luka tembak
- Jejas bekas gantung diri
- Luka memar akibat jatuh atau membentur benda
keras
- Bau muntah racun serangga
- tanda2 intoksikasi obat2an tertentu

Kemungkinan diagnosis utama :


- Gangguan mental organik
- Gangguan akibat penyalahgunaan zat dan alkohol
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan
tanda2 :
- Sayatan pd - Gangguan mental

Kemungkinan diagnosis utama


Lakukan pem fisik utk mencari
tanda2 :
pergelangan tangan organik
- Luka tusuk di - Gangguan akibat
dada/abdomen, penyalahgunaan zat &
- luka tembak alkohol
- Jejas bekas gantung diri - Gangguan psikotik
- Luka memar akibat - Gangguan mood
jatuh atau membentur - Gangguan neurotik
benda keras - Gangguan kepribadian
- Bau muntah racun
serangga
- tanda2 intoksikasi
obat2an tertentu
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
BUNUH DIRI
Yang harus dilakukan : yang harus dihindari :
• Waspada - Menantang untuk melakukan
tindakan bunuh diri
• Bertindak
- Terlihat terpukul /terkejut
• Terbuka - Bertanya “kenapa”
• Menyediakan diri - Menghakimi
• Meu mendengarkan - Menjanjikan utk menjadikan
• Harapan hal ini rahasia
• Jejaring bantuan - Pemberian antidepresan
hati2  memperbesar risiko
percobaan bunuh diri
Tindakan-tindakan khusus
Mereka yg telah - Perlu dirawat
merencanakan bunuh diri saat - Menyingkirkan alat
ini - Membina hubungan terus
dg pasien & kontak sumber
dukungan terdekat

Mereka yg tampak gelisah & Lakukan manajemen gaduh


sulit mengendalikan diri gelisah

Mereka yg memiliki rasa nyeri Bantu utk mengurangi rasa


& sesak nyeri & sesak
Mereka yg dengan perilaku Lindungi dr bahaya seperti yg
bunuh diri sebelumnya dulu pernah dilakukan

Mereka yg memiliki gangguan Hubungkan ke layanan


jiwa kesehatan jiwa
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian
2. Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh diri :
benda tajam, tali, ikat pinggang, racun serangga
3. Apabila pasien minum obat  pastikan obat benar2
diminum dalam dosis yang sesuai
4. Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan bunuh
diri pd periode waktu tertentu
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien
6. Jangan menghakimi perilaku pasien
7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek
positif diri, menyusun rencana jangka pendek
8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat. Edukasi
supaya memberikan dukunga kpd pasien
Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian
masalah yg selama ini efektif
Tindak lanjut
• Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk
mampu merawat pasien di rumah 
hospitalisasi
DELIRIUM
DELIRIUM
Delirium merupakan :
• gangguan dari sistem saraf pusat yang
mengancam nyawa namun juga bersifat
reversibel dan ditandai oleh :
penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan
kognitif,
gangguan pada atensi,
gangguan persepsi,
aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam
siklus tidur
Frekuensi
• 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di
rumah sakit
• Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat
masuk RS & 10-40% mengalami delirium saat
dirawat di RS
• Unit gawat darurat :
- 12 – 50%
- 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan
Faktor risiko

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI


• Usia lanjut - Efek samping obat (antikolinergik)
• Demensia - intoksikasi/gejala putus penggunaan
• Polifarmasi napza
• Gangguan - Infeksi
penglihatan/pendengaran - Trauma kepala
• Dehidrasi - Gangguan metabolik: dehidrasi, gg
• Gangguan ginjal kronik elektrolit, malnutrisi, ensefalopati
• Gangguan neurologis - Gangguan vaskular : stroke,gagal
• Gangguan fungsional/disabilitas jantung, hipovolemia,aritmia
fisik - Gangguan endokrin
Tanda dan gejala
• Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari
(biasanya memberat pada malam hari)
• Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian
• Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai
gangguan orientasi orang
• Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman)
• Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik
• Gangguan siklus tidur
• Inkoherensi
• Onset akut
• Adanya penyakit fisik
Evaluasi dan diagnosis
1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak
dalam :
• fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan
nafsu makan, sulit tidur, gelisah
• kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons
lambat
• Persepsi : halusinasi visual/ auditorik
• Perilaku sosial : tidak kooperatif
 Cek apakah ada faktor risiko predisposisi
delirium
Evaluasi dan diagnosis
Pasien yang
mengalami
perubahan
mendadak dalam :
fungsi fisik : Pemeriksaan
penurunan mobilitas, darah lengkap
perubahan nafsu Analisis gas darah
makan, sulit tidur, Pemeriksaan dan elektrolit
gelisah fisik cermat
(status Kimia darah Delirium :
kognitif : bingung,
generalis, Tes fungsi hati fluktuatif :
sulit konsentrasi,
respons lambat status Fungsi ginjal pemeriksaan
neurologis serial
Persepsi : halusinasi Urinalisis
visual/ auditorik EKG
Perilaku sosial : tidak Foto thorax
kooperatif
 Cek apakah ada
faktor risiko
predisposisi delirium
Tatalaksana
Bila gelisah & Agitas
berat/tidak
membahayak mungkin oral
Atasi kondisi an diri/orang • Injeksi
medis yg lain/menggan haloperidol
diduga ggu jalannya 2.5 mg IM, bs
mencetus pengobatan diulang
kan delirium • Haloperidol 0.5 setelah 30
mg/4-6 jam, menit, maks
maks 10 10 mg/hari,
mg/hari lansia maks 5
• Lansia : maks 3 mg/hari
mg/hari • Hindari
benzodiazepin
, kecuali ec
alkohol
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia
Algoritma terapi
Intervensi non Farmakologis
KEGAWATDARURATAN NAPZA
Definisi napza & pembagiannya
• Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh
secara fisik dan psikologis.
Napza berdasarkan efek yang
ditimbulkannya
• Napza yg bekerja sbg depresan :
memperlambat/menekan sistem syaraf pusat
dan pesan yg dikirim ke otak, memperlambat
detak jantung & pernafasan
• Gejala :
efek yang ringan :
 perasaan tenag & sejahtera
 Perasaan gembira yang berlebihan (euforia)
 Perasaan rileks
Efek yg lebih serius :
 bicara cadel
 Jalan sempoyongan
 Mual, muntah
Napza yang memiliki efek stimulan
• Mempercepat/merangsang kerja sistem syaraf
pusat & pesan ke dan dari otak.
• Meningkatkan detak jantung, tekanan darah &
suhu tubuh
• Membuat orang lebih sadar dan waspada
• Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa
tidur, banyak bicara, gelisah
• Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas,
sakit kepala, paranoia
Napza yg memiliki efek halusinogen
Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya
melihat/mendengar sesuatu secara terdistorsi
EFEK Tekanan darah meningkat
HALUSINOGEN
Detak jantung meningkat
Hilang nafsu makan
Kram perut
Banyak bicara dan tertawa
Aktivitas meningkat
Panik
Dilatasi pupil
Distorsi waktu dan ruang
Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat
penggunaan napza

Intoksikasi : Putus zat (withdrawal) :


Kumpulan gejala yg terjadi setelah
Kumpulan gejala disebabkan menghentikan/mengurangi
oleh penggunaan Napza yg penggunaan zat psikoaktif, sesudah
mempengaruhi 1/lebih fungsi penggunaan berulang kali
mental (memori, orientasi, (berlangsung lama dan/atau dalam
jumlah yg banyak)
mood, perilaku, sosial &
pekerjaan)
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Opioid :
• Apatis, letargi, koma
• Gangguan penilaian, gangguan perhatian &
memori
• Lesu, agitasi, depresi pernafasan
• Kontraksi pupil
• Bicara kacau
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan

Opioid Kanabis Gangguan


Apatis, letargi, koma memusatkan
Gangguan penilaian, perhatian
gangguan perhatian Halusinasi
& memori
Kecurigaan/paranoid

Lesu, agitasi, depresi Euforia/disinhibisi


pernafasan Ansietas atau agitasi
Kontraksi pupil Nafsu makan
Bicara kacau bertambah
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Benzo
Alkohol Kesadaran menurun
diazepin Stupor atau koma
Gangguan
memusatkan Apatis & sedasi
perhatian
Gangguan perhatian &
disinhibisi daya ingat
Amnesia retrograd

Suasana perasaan labil


Agresi Gangguan emosi
Jalan sempoyongan Perilaku kasar
Nistagmus Inkoordinasi
Bicara pelo Nistagmus
Suka berdebat Bicara cadel
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan

Inhalansia Letargi
Dizzines
Inkoordinasi
Jalan sempoyongan
Refleks menurun

Retardasi psikomotor
Tremor
Kelemahan otot
menyeluruh
Nistagmus
Blurred vision
Bicara cadel
Tanda & gejala putus zat depresan
Benzodiazepi
opioid Alkohol
n

Disforia Berkeringat, Ansietas


Mual, muntah halusinasi/ilusi
Nyeri otot
Mual muntah
Hiperaktifitas
Lakrimasi/rinorrhea Agitasi psikomotor otonom
insomnia

Dilatasi pupil
Piloereksi/berkeringat
Diare
Tremor tangan
Tremor lidah, mata &
Menguap tangan Agitasi psikosomor
Demam Denyut jantung cepat Insomnia, mual,
Tekanan darah muntah
meningkat
Tanda & gejala intoksikasi zat
stimulan
• Koma
• Bingung
• Agitas/retardasi psikomotor
Kokain • Kelemahan otot, depresi nafas,
nyeri dada/kejang
• Berkeringat, mual, muntah
• Takikardi/bradikardi

• Kewaspadaan berlebihan
• Ilusi, halusinasi
• Ide kebesaran/paranoid
Amfetamin •

Euforia, marah/agresif
Perilaku diulang2
• Denyut jantung cepat
• berdebat
Tanda & gejala putus zat stimulan

Kokain Amfetamin
• Mood disforik • Suasana perasaan
• Mimpi buru yg jelas disforia
• Retardasi • Mimpi bizar
psikomotor/agitasi • Keinginan konsumsi
• Rasa lelah, stimulansia yg kuat
insomnia/hipersomnia • Hambatan psikomotor
• Peningkatan nafsu • Nafsu makan
makan bertambah
• Insomnia/hipersomnia
Tanda & gejala intoksikasi
halusinogen
• Dizziness
• Bingung
• Tremor, letargi, inkoordinasi
• Nistagmus, blurred vision/ diplopia
• Biara cadel
PENILAIAN
Anamnesis :
- Tanda & gejala, perilaku yg menyertai, intensitas & frekuensi gejala,
gejala yg mengarah pd gangguan organik
- Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan, toleransi dosis, gejala
putus obat, pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan fisik : tanda vital, pmeriksaan fisik


menyeluruh

Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran, perilaku

Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes urin utk napza,


SGOT/SGPT, ureum kreatinin
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA UMUM :
- Penanganan kondisi medik umum
- Monitoring vital sign
- Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :
 observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4 jam
 Evaluasi perlunya pemberian oksigen
 Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
Terapi intoksikasi opioid :
 nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV,
IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit
sampai 2-3 kali & pasien dipantau selama 24 jam
Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah :
antipsikotik oral/injeksi
Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis
Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan intensif
 rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kokain & amfetamin :
 bila suhu naik  kompres air hangat
Untuk mencegah kejang : diazepam 10-30 mg per
oral/parenteral diulang 15-20 menit
Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x 2.5-5 mg
Bila terjadi takikardi : propanolol 10-20 mg
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kanabis:
 ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang apa
yg dialami
Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan
menghilang
Diazepam 10-30 mg per oral/ parenteral, diulang
tiap jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal
parenteral 20 mg/hari)
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi alkohol:
 kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml
Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis
terjadinya Wernicke Encephalopathy
Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa
diulang tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari
Bila kesadaran menurun  rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:
Non Psikofarmaka
GANGGUAN PSIKOTIK
GANGGUAN PSIKOTIK
• Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg
adanya distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk
patut atau rentangnya sempit, pembicaraan
inkoheren/irrelevant, gangguan persepsi, gangguan
isi pikir
• Kegawatdaruratan gangguan psikotik :
- gaduh gelisah (agitasi psikomotor)
- agresivitas/ perilaku kekerasan
- perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri
akibat halusinasi/ waham
Penilaian gawat darurat psikotik
1. Wawancara :
Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara
Jaga keamanan diri pewawancara
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan napza
2. Pemeriksaan fisik & penunjang
Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai pemeriksaan
kegawatdaruratan
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan zat
Penatalaksanaan kegawatdaruratan
psikotik
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan psikotik
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT BERAT
Distonia Akut
Parkinsonisme
Akatisia
SNM
• Rigiditas
• Demam tinggi Bisa mencapai 41 C bahkan
lebih
• Instabilitas otonomik
• Takhikardia
• Diaforesis
• Tekanan darah abnormal: hipertensi,
hipotensi, atau naik turun drastis
• Kebingungan
Pemeriksaan Rigiditas
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
Serangan Panik
Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya
harus termasuk a sampai d:
a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
e. Kesulitan bernapas
f. Merasa tercekik
g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
h. Mengalami mual atau gangguan perut
i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya
k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
l. Takut bahwa akan mati
m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan neurologik
namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan
karakteristik
• gejala yang terjadi.
– Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala gangguan ini dengan
peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan.
– Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang berbeda,
bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan berubahnya identitas diri,
seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda, atau pengalaman yang berbeda dengan
dirinya saat sebelum kesurupan.
– Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu atau dua aspek
yang ada di lingkungannya.
– Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang.
– Ketidakmampuan mengendalikan gejala.
– Kurang memperdulikan keadaan
– Parese, pingsan, kejang.
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak
disadari atau mendapat keuntungan dari lingkungan
akibat gejala yang timbul.
• Biasanya terjadi secara mendadak
• Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau
mengalami reaksi histeris, periksa kelopak matanya
yang selalu ditutup, dengan cara membuka kelopak
matanya.  Seseorang yang mengalami reaksi histeris
biasanya akan menahannya dengan kuat.
• Dapat terjadi secara individu maupun massal.
TERIMA KASIH
Ilustrasi kasus
Tahap 1:
• Tn A, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarga ke Puskesmas
dalam keadaan gelisah. Menurut keluarga, Tn A sejak 2 hari ini
marah-marah, merusak alat rumah tangga, membakar kasur
dan memukul tetangga sampai luka dan harus dibawa ke
rumah sakit.
• Informasi apa lagi yang harus anda dapatkan dengan segera,
dan tindakan awal apa yang perlu anda lakukan?
• Informasi apa lagi yang anda perlukan?
Tahap 2:
•Menurut keluarga, Tn A sejak 3 bulan ini terlihat suka
menyendiri, tidak mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Tn A
terlihat bicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Tn. A
juga sering tiba-tiba marah dengan tetangga depan rumah
tersebut karena menurut Tn A tetangga tersebut berniat jahat
kepada Tn A dan mempunyai niat untuk merebut istri Tn A. Tn A
tidak pernah menderita penyakit berat, tidak pernah mengalami
kecelakaan atau cedera yang berat, tidak pernah mengalami
kejang. Tn A juga tidak pernah minum alkohol maupun
menggunakan narkotika, hanya suka merokok, hampir
sebungkus sehari, dan minum kopi 2 cangkir sehari.
•Informasi apa lagi yang anda perlukan dan tindakan apa yang
akan anda lakukan?
Tahap 3:
• Saat diwawancara oleh perawat, Tn A marah dan mengancam
akan memukul perawat. Tn A juga marah saat didekati oleh
dokter, pasien marah dan mengatakan tidak sakit. Penampilan
Tn A tampak sesuai usia, pakaian kotor dan acak-acakan
• Tindakan apa yang akan anda (dokter dan perawat) lakukan?
Tahap 4:
• Saat dicoba didekati, Tn A langsung berniat
memukul perawat dan menendang kursi
sampai terguling.
• Tindakan apa yang harus anda lakukan?

Anda mungkin juga menyukai