Anda di halaman 1dari 12

PANGAN FUNGSIONAL

DEFINISI/PENGERTIAN PANGAN FUNGSIONAL

Pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional


yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu,
terbukti tidak membahayakan atau bermanfaat bagi kesehatan.
(Perka BPOM RI No. 03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011)

Pangan alami maupun olahan yang mengandung satu atau lebih komponen bioaktif
yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi
risiko sakit yang dibuktikan dengan uji klinis acak pada manusia, harus menunjukkan
manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsusi sebagai bagian dari pola makan sehari-
hari, yang harus tetap dalam bentuk pangan dan bukan berbentuk pil atau kapsul.
(WNPG, 2018)
Komponen Bioaktif (Usulan WNPG, 2018), meliputi:

Serat pangan, asam lemak tak jenuh, protein tertentu dan asam amino,
vitamin dan mineral, probiotik dan prebiotik, serta polifenol.

PANGAN FUNGSIONAL DAN KLAIMNYA diarahkan pada:


fungsi GIZI, peningkatan FUNGSI, dan penurunan risiko PENYAKIT dalam
rangka upaya PROMOTIF dan PREVENTIF setelah terpenuhinya GIZI SEIMBANG
American Dietetic Association (ADA)
PANGAN FUNGSIONAL,  tidak hanya pangan
alamiah tetapi juga pangan yang telah difortifikasi
atau diperkaya dan memberikan efek potensial
yang bermanfaat untuk kesehatan jika
dikonsumsi sebagai bagian dari menu pangan
yang bervariasi secara teratur pada dosis yang
efektif.
KRITERIA PANGAN FUNGSIONAL
(Food For Specified Health Use FOSHU, 1984)
• Meningkatkan fungsi diet dan kesehatan.
• Secara empiris terbukti kuat melalui hasil penelitian.
• Anjuran konsumsi pangan harus mendapatkan persetujuan dari ahli gizi
dan kesehatan.
• Pangan dan komponen ingredien yang terkandung didalamnya:
1). aman sesuai dengan diet seimbang.
2). harus terkarakterisasi secara jelas dalam hal sifat fisik dan kimia, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif (metode yang digunakan untuk
menganalisa dari sifat tersebut harus disertakan dengan jelas)
3). tidak boleh menurunkan nilai gizi dari pangan tersebut.
4). harus berasal dari komponen alami.
• Pangan harus dikonsumsi sesuai dengan asupan dan cara yang normal.
• Pangan tidak dalam bentuk tablet, kapsul, atau serbuk.
Persyaratan minimal Pangan Fungsional
(1). Berupa produk pangan, bukan kapsul, tablet atau bubuk dan berasal dari bahan yang terdapat
secara alami. 
(2). Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari, dan
(3). Pangan fungsional harus mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, memberikan peran
dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah
penyakit tertentu, membantu tubuh untuk memulihkan kondisi tubuh setelah terserang
penyakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, dan memperlambat proses penuaan.
Bahan atau ingredien yang dapat mempertingi status kesehatan, digolongkan sebagai berikut: serat
makanan (dietary fiber); oligosakarida; gula alkohol; asam amino, peptida dan protein; glikosida;
alcohol; isoprenoid dan vitamin; kolin; mineral; bakteri asam laktat; asam lemak tidak jenuh; serta
fitokimia dan antioksidan.
Aneka Ragam Pangan Fungsional
Bentuk fisik pangan fungsional yang mengandung bahan-bahan aktif
(bioaktif) di atas terdiri atas : 
(1). Produk susu, misalnya: susu fermentasi dan lactobacillus, yoghurt, Kefir.
(2). Minuman, yaitu minuman yang mengandung suplemen serat makanan,
mineral, vitamin, minuman olahraga kaya protein yang mengandung
kolagen, dll;
(3). Makanan, misalnya: roti yang mengandung vitamin A tinggi, 
serat makanan tinggi; biskuit yang diperkaya serat makanan, makanan
dari bahan yang dikenal memiliki kandungan senyawa aktif berkhasiat
seperti isoflavon dalam kedelai, dll. 
CONTOH MAKANAN FUNGSIONAL
• Mengkudu/buah noni, mengandung: xeronine, serotonin (unsur penghilang rasa sakit
dan unsur penenangan, tidak menyebabkan kecanduan maupun efek racun).
• Tura hiu (serbuk murni tulang rawan hiu), mengandung: protein, mucopolysaccbarida,
kolagen, glycominoglycan, Ca, P (menghambat pembentukan jaringan pembuluh darah
baru (angiogenesis).
• Bawang putih, ikan, biji-bijian, mengandung: selenium (mengurangi resiko kanker
prostat).
• Bawang putih, bawang merah, buncis, plankton, mengandung: asam lemak omega 3
(menurunkan kadar lemak darah).
• Chorella (ganggang hijau), mengandung protein 60%, khlorofil, vitamin, mineral, serat
makanan, asam nukleat, asam amino enzim (mencegah kanker).
• Teh, wortel, mengandung: flavonoid (antioksidan).
Perka BPOM No.13 Tahun 2016
Pangan olahan diperbolehkan mencantumkan klaim setelah memenuhi
persyaratan.
Penetapan klaim pada label dan iklan pangan memperhatikan :
a. Jenis, jumlah dan fungsi zat gizi atau komponen pangan;
b. Jumlah pangan yang wajar dikonsumsi sehari;
c. Pola konsumsi gizi seimbang;
d. Keadaan kesehatan masyarakat secara umum; dan
e. Kelayakan pangan sebagai pembawa zat gizi atau komponen
pangan.
APAKAH DAUN KELOR (PANGAN FUNGSIONAL)?.
1. Berat badan (tubuh ramping dan langsing: Studi mencerminkan bahwa teh kelor sangat membantu untuk menangani
masalah pencernaan, efeknya merangsang metabolisme untuk lebih membantu tubuh membakar kalori dengan lebih cepat
karena teh kelor juga diserap ke dalam usus.
2. Menyediakan energi – Secangkir teh daun kelor setiap pagi bisa menguatkan bagian tubuh untuk tetap pro aktif sepanjang
sepanjang hari. Tubuh akan secara otomatis merasa baik dan berenergi dari sebelumnya.
3. Menyediakan nutrisi – Selain sebagai minuman bergizi untuk seluruh tubuh, teh daun kelor juga memiliki peran penting
dalam memelihara otak dan mata. Gizi otak membantunya dalam mengambil keputusan yang tepat bahkan pada situasi sulit.
4. Membantu Pencernaan – Daun kelor mempromosikan pencernaan makanan yang merupakan bantuan yang tepat terhadap
masalah perut.
5. Meningkatkan Fungsi Ekskresi – Seduhan teh daun kelorjuga membantu fungsi ginjal dan hati. Tubuh dianggap bugar dan
sehat hanya jika fungsi pembuangan limbah berjalan normal.
6.Menyehatkan Rambut -Pertumbuhan rambut menjadi hidup, mengkilap, mengkilap dengan asupan nutrisi yang tepat. Nutrisi
hadir dalam teh ini meningkatkan pertumbuhan rambut.
7.Penyakit Jantung,
8.Kanker
9.Anti Diabetes
10.Bantuan arthritis
11.Sebagai Farmakologis: antimikroba, antijamur, antihipertensi, antihyperglikemik, antitumor, antikanker, anti-inplamasi, ekstrak
daun kelor dapat berfungsi sebagai antidiare (antidiarraheal activity,
Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Per  100 g
Kandungan Nilai gizi: Komponen Asam Amino
• kadar air 94.01 % • Argine 406,6 mg
• protein 22.7 % • Histidine 149,8 mg
• lemak 4.65 % • Isoleusine 299,6 mg
• karbohidrat 51.66 %
• Leusine 492,2 mg
• serat 7.92 %
• kalsium 350-550  mg • Lysine 342,4 mg
• energi 92 kal • Methionine 117,7 mg
• Potasium 259 mg • Phenylalanine 310,3 mg
• Fosfor 70 mg • Threonine 117,7 mg
• zat besi 7 mg • Tryptophan 107 mg
• zink 0,16 mg • Valine 374,5 mg
• B-karoten 6,78 mg
• Vitamin B1 0,06 mg Catatan :
• Vitamin B2 0,05 mg • kalsium setara dengan kalsium dalam 4 gelas susu
• Vitamin B3 0,8 mg • potassium setara dengan yang terkandung dalam 3 pisang
• Vitamin C 220 mg • protein setaradengan protein dalam 2 yoghurt
PENUTUP
• Makanan tradisional, berbasis produk pangan lokal, ethnik food
berakar pada budaya setempat
• Indonesia kaya akan anekaragam pangan lokal yang berpotensi
untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional.
• Kajian ilmiah terhadap potensi pangan lokal sebagai pangan
fungsional sangat diperlukan
• Perlu terus dikembangkan penelitian tentang manfaat pangan
fungsional untuk mencegah berbagai penyakit terutama untuk
menanggulangi (pencegahan dan penanganan stunting) serta
penyakit degeneratif.

Anda mungkin juga menyukai