DYAH HAPSARI
Mata Kuliah : Kriminalitas Sosial
The Problem of Explanation
Pada dasarnya dalam mengidentifikasi sesuatu,
intelectual history of human being menunjukkan dua
pendekatan dasar mengenai the problem of explanation
Demological Explanations
dasar dari keterangan semacam ini adalah bahwa
kekuatan gaib dari dunia lain. Ini merupakan cara
terbaik untuk menerangkan sesuatu yang dianggap
sukar untuk dimengerti. Dihubungkan dengan
kejahatan sebagai salah satu subjek yang sukar
dimengerti, maka kejahatan dimaknai sebagai godaan
setan. (dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan
dari orang-orang yang dipengaruhi setan
Konsep Demological Explanations masih bisa
diidentifikasi pada mazhab spritualis
Proposisi:
Naturalistic Explanations
Keterangan-keterangan dicari dalam ide-ide
dan penafsiran-penafsiran mengenai obyek-
obyek dan kejdian-kejadian dalam
hubungannya dengan dunia nyata ini.
Sudah menggunakan konsep pemikiran
ilmiah dan meninggalkan konsep demological
Menghasilkan proposisi yang menjadi dasar
dari berbagai teori, yaitu:
Proposisi:
Menyatakan bahwa kepandaian dan akal merupakan
ciri-ciri dasar dari manusia dan karena itu merupakan
dasar pokok dalam menerangkan kelakuan manusia.
menjadi dasar dari pemikiran klasik (classical thought)
diantaranya adalah aliran rasionalisme, mental
testers, dll.
Menyatakan bahwa manusia adalah suatu organisme
biologis, suatu bagian dari dunia makhluk biologis,
yang tidak dapat bertindak bebas dalam menentukan
segala sesuatunya, akan tetapi makhluk yang dibatasi
dalam kelakuannya.
Social evolution dari Charles Darwin adalah teori
yang liniear dengan proposisi ini dan merupakan awal
dari munculnya mazhab antropologis
Menyatakan bahwa meskipun memang
penting untuk mengidentifikasikan
kelakuan manusia dengan dunia
biologisnya, akan tetapi kelakuan manusia
itu selalu berhubungan dengan dunia
kebudayaan sosial dimana ia berada
(cultural determinism)
Adalah awal dari lahirnya konsep mazhab
lingkungan menjadi tonggak pemikiran
mazhab bio-sociology.
Studi tentang kejahatan dibagi dalam
beberapa kategori utama, yaitu:
1. Perumusan Kejahatan
2. Epidemiologi Kejahatan
3. Sosiologi Kriminal
4. Psikologi Sosial, tindakan dan karir kejahatan.
5. Reaksi-rekasi sosial atau kejahatan
(Soerjono Soekanto, 1981)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
sasaran utama kriminologi adalah
menyangkut kejahatan, penjahat dan
reaksi sosial atas kejahatan dan penjahat
Mazhab – mazhab dan aliran dalam
kriminologi merupakan suatu sistem
pemikiran yang mengandung satu
kesatuan teori mengenai sebab-sebab
kejahatan penjahat dan reaksi sosial
atas kejahatan dan penjahat.
Menurut Bonger (1977), terdapat
beberapa mazhab atau aliran dalam
kriminologi, yaitu
1.Mazhab Italia atau Mazhab
Antropologi
2.Mazhab Perancis atau Mazhab
Lingkungan
3.Mazhab Bio Sociologis
4.Mazhab Spiritualis
Mazhab Italia (1870)
Disebut sebagai mazhab Italia karena
perkembangannya berawal dari Italia. Dikenal
juga dengan sebutan mazhab antropologi.
Keseluruhan pemikiran dari mazhab ini
berasumsi bahwa penjahat dapat dikenali dari
ciri-ciri tertentu.
Pelopor antropologi kriminal dimulai oleh
Hippocrates (460-370 SM), Gall dan
Spurzheim, Lauvergne, Rafaele Garofalo, dan
yang paling terkenal adalah Cesare Lambroso
yang terkenal dengan karyanya “The Criminal
Man”.
Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles, yang
menganggap bahwa alam semesta beserta
isinya ini tersusun atas empat unsur pokok, yaitu
tanah, air, udara, dan api, yang masing-masing
mendukung sifat tertentu, yaitu tanah
mendukung sifat kering, air mendukung sifat
basah, udara mendukung sifat dingin dan api
mendukung sifat panas, maka Hippocrates (460
– 370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh
manusia terdapat sifat-sifat tersebut yang
didukung oleh cairan-cairan yang ada di dalam
tubuh
Hippocrates, seorang bapak ilmu pengobatan dari
Yunani (460-370 SM), mengemukan suatu teori
yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada 4
(empat) tipe temperamen dasar yang dimiliki oleh
manusia. Adanya ke-empat tipe temperamen ini
adalah akibat dari 4 (empat) macam cairan tubuh
yang sangat penting didalam tubuh manusia; yaitu
darah, empedu kuning, empedu hitam dan flegma.
Kini sebutan "cairan" tersebut diganti menjadi
hormon dan unsur-unsur biokimia lainnya. Sesuai
dengan nama-nama cairan didalam tubuh tersebut,
Hippocrates memberi nama temperamen-
temperamen tersebut sebagai berikut:
1. Sangguin (Sanguine)
2. Kolerik (Choleric)
3. Melankolik (Melancholy)
4. Plegmatik (Phlegmatic)
Cesare Lombroso (1835-1909)
Lambroso (1835-1909) adalah seorang ahli
penyakit jiwa dan guru besar dalam ilmu
kedokteran dan penyakit jiwa
Lambroso mengungkapkan bahwa penjahat
dipandang dari bentuk fisik (antropologi)nya
yang memiliki tanda-tanda yang sangat berbeda
dengan manusia lainnya. Misalnya,
kelainan pada bentuk tengkorak, roman muka
lebar, kelainan bentuk tulang dahi, rambutnya
tebal dan kaku.
Lambroso mengemukakan Hipotesa
Atavisme
Yakni penjahat adalah gejala
atavistic, artinya ia mendapat
kembali sifat yang sudah tidak lagi
dimiliki oleh nenek moyangnya yang
terdekat akan tetapi dimiliki oleh
nenek moyangnya yang terjauh.
Dengan melakukan penelitian pada
30.000 napi di Inggris, lambroso
mengemukakan beberapa proposisi:
Penjahat dilahirkan dengan mempunyai tipe
yang berbeda-beda.
Tipe ini bisa dikenali dari beberapa ciri
tertentu seperti tengkorak yang asimetris,
rahang bawah yang panjang, hidung yang
pesek, rambut janggut yang panjang dll.
Tanda-tanda lahiriah ini bukan merupakan
penyebab kejahatan tetapi merupakan tanda
pengenal kepribadian yang cenderung
mempunyai perilaku kriminal.
Karena adanya kepribadian ini mereka
cenderung tidak dapat menghindar dari
melakukan kejahatan kecuali bila lingkungan
dan kesempatan tidak memungkinkan.
Tipe-tipe penjahat seperti pembunuh, pencuri,
pelaku kekerasan seksual, dapat dibedakan
oleh ciri-ciri tertentu.
Tiga tipe penjahat menurut Lombroso