Anda di halaman 1dari 4

Mazhab Positivisme

Aliran Positifisme ini muncul pada abad ke-19 yang bertitik tolak pada faham
determinisme tentang manusia. Faham ini menggantikan doktrin kebebasan berkehendak dimana
pada faham ini manusia dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal manusia itu
sendiri. Dimana secara garis besar aliran positivism dibagi menjadi dua pandangan yaitu:

1. Determinisme Biologis
Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran bahwa perilaku manusia
sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis yang ada dalam dirinya. Terdapat
beberapa teori yang menitikberatkan pada kondisi individu penjahat, antara lain:
a. Teori Born Criminal, Tokoh yang terkenal dalam teori ini adalah Cesare
Lombrosso, dimana teori ini lahir dari ide yang diilhami oleh teori Darwin tentang
evolusi manusia. Disini Lombrosso membantah tentang sifat free will yang
dimiliki manusia. Dalam perkembangan teorinya ini Lombrosso mendapati
kenyataan bahwa manusia jahat dapat ditandai dari sifat-sifat fisiknya. Lombrosso
menggunakan posisinya yang sebagai dokter milter untuk meneliti 300 tentara
melalui rekam medisnya. Berdasarkan penelitiannya ini, Lombrosso
mengklasifikasikan penjahat kedalam empat golongan yaitu:
 Born Criminal, yaitu orang berdasarkan pada doktrin atavisme tersebut
diatas
 Insame Criminal, yaitu orang-orang yang tergolong ke dalam kelompok
idiot, embisiil atau paranoid
 Occasional Criminal atau Criminaloid, yaitu pelaku kejahatan
berdasarkan pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi
pribadinya
 Criminals of Passion, yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya
karena marah, cinta, atau karena kehormatan

Dalam ajarannya Lombroso mengatakan bahwa asal mula kejahatan


berasal dari gen kebuasan dan sikap liar yang diturunkan oleh nenek moyang
manusia. Penjahat sejak lahir merupakan tipe khusus, dan tipe ini dikendali dari
bentuk atau cacat fisik tertentu. Lebih lanjut Lombroso menggarisbawahi bahwa
cacat ataupun keanehan tersebut sebagai takdir untuk menjadi gambaran dari
kepribadiannya sebagai penjahat.
Ajaran atau pendapat Lombroso ini mendapat banyak tantangan dari
para sarjana di zamannya seperti Tarde (1834-1904) dan Lacasagne (1832-
1924). Tarde mengemukakan kritik berdasarkan lingkungan. Antropolog ini
menyatakan bahwa perilaku jahat seseorang sesungguhnya timbul dari
meniru perilaku jahat orang lain, bukan dari gen. Sedangkan Lacasagne
menyatakan bahwa kejahatan merupakan suatu jenis penyakit yang disebabkan
oleh kuman, namun berkembangnya kuman tetap digantungkan pada tren
waktu itu, yaitu karena baru ditemukannya mikroskop.
Sedangkan kritik tentang Born Criminal ini datang dari Manouvier,
ia berpendapat kalau nenek moyang manusia dianggap biadab itu kalau
diukur dengan kebudayaan sekarang. Kalau diukur dengan keadaan dahulu,
perbuatan nenek moyang itu tidak termasuk kejahatan. Karena kejahatan itu
ditentukan dengan milieu (lingkungan) di mana manusia itu hidup. Bahkan lebih
tajam dan sinis lagi kritiknya yang ditulis dalam bukunya, La geness normale du
crime.
b. Teori Psikis, Dimana sebab-sebab kejahatan dihubungkan dengan kondisi
kejiwaan seseorang. Sarana yang digunakan adalah tes-tes mental seperti tes IQ.
Jadi penjahat menurut teori ini adalah orang-orang yang memiliki
kelatarbelakangan mental atau bodoh.
c. Teori yang menyatakan bahwa penjahat memiliki bakat yang diwariskan oleh
orang tuanya.
d. Teori Psikopati, teori ini berbeda dengan teori-teori yang menekankan pada
intelejensia ataupun kekuatan mental pelaku. Teori ini mencari sebab-sebab
kejahatan dari kondisi jiwanya yang abnormal. Seorang penjahat disini kadang
tidak memiliki kesadaran atas kejahatan yang telah diperbuatnya sebagai akibat
gangguan jiwanya
e. Teori bahwa kejahatan sebagai gangguan kepribadian, dimana teori ini sempat
digunakan di Amerika untuk menjelaskan beberapa perilaku yang dikategorikan
sebagai crime without victim (kejahatan tanpa korban seperti pemabuk,
gelandangan, perjudian, prostitusi, penggunaan obat bius.
2. Determinisme Cultural
Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran mereka pada pengaruh
sosial, budaya, dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Pada pandangan ini dapat
ditemukan empat kelompok teori, antara lain:
a. Kelompok teori yang menghubungkan kejahatan dengan kondisi ekonomi
b. Kelompok yang melihat kejahatan sebagai perilaku yang dipelajari secara normal
c. Kelompok teori yang melihat kelompok sebagai sebab musabab kejahatan
d. Kelompok teori yang disebut teori kritis atau modern.

Kemudian jika dilihat dari penghukuman terhadap penjahat, mazhab positivis ini
melakukan penghukuman melalui eliminasi. Jenis eliminasi yang diterapkan:
a. Eliminasi mutlak atau kematian bagi mereka yang kelakuan jahatnya adalah
hasil dari anomali psikologi yang permanen sifatnya, dan yang mengakibatkan
bahwa mereka untuk selama-lamanya tidak akan dapat mengikuti kehidupan
sosial;
b. Eliminasi sebagian, termasuk di dalamnya hukuman penjara seumur hidup atau
untuk jangka waktu lama dan pembuangan bagi mereka yang hanya pantas untuk
hidup secara nomadis atau primitif, atau isolasi ringan dalam koloni-koloni
pertanian bagi pelanggar hukum yang masih muda-muda dan mempunyai
harapan;
c. Reparasi yang dipaksakan bagi mereka yang kurang memiliki sifat-sifat altruistis
dan telah melakukan kejahatan di tekanan keadaan-keadaan tertentu yang pada
umumnya tidak akan terjadi lagi.

Mazhab ini juga berpendapat, agar hukuman dapat efektif, maka haruslah dipenuhi
tiga syarat sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tuntutan masyarakat bahwa petindak harus ditindak karena dia
telah melakukan kejahatan;
b. Asas-asas umumnya tentang eliminasi harus cukup menakutkan,
sehingga merupakan pencegahan;
c. Seleksi sosial yang dihasilkannya memberikan harapan untuk kemudian hari
dengan jalan destruksi total secara lambat laun dari si penjahat dan keturunannya.

Sumber:

Santoso, Topo. 2001. Kriminologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Swardhana, Gede Made, dan I Ketut Rai Setiabudhi. 2016. Buku Ajar Kriminologi dan
Viktimologi.

Anda mungkin juga menyukai