Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM

GIZI KERJA
 FOKUS UTAMA KESEHATAN KERJA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN:

1. Pemeliharaan & Promosi: peningkatan


kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2. Perbaikan lingkungan kerja & pekerjaan yang
mendukung kesehatan & keselamatan
3. Pengembangan organisasi kerja dan budaya
kerja ke arah yang mendukung kesehatan &
Keselamatan di tempat kerja serta lingkungan
sosial yang kondusif yang berdampak pada
meningkatnya produktivitas organisasi.
STRATEGI

1. Pengembangan Kelembagaan Hukum dan


Organisasi Kesehatan Kerja
2. Sosialisasi dan Advokasi Program
3. Peningkatan Kapabilitas Tenaga Kesehatan Kerja
4. Promosi Kesehatan Kerja
5. Peningkatan Kesehatan Kerja Berbasis Kompetensi
6. Peningkatan Jejaring Kerja.
7. Peningkatan IPTEK di bid kes kerja
PERMASALAHAN
 Andriani (2003) terdapat 28,5% pekerja
perempuan bagian sewing badan kurus (IMT <
18,5 kg/m2).
 Mulyani (2007) pada pekerja tekstil
menunjukkan 75% asupan energi kurang dari
seharusnya ( < 80% AKG) juga asupan protein
58% kurang dari seharusnya. Keadaan ini
menandakan adanya masalah KEP pada
pekerja.
 Anemia pada pekerja perempuan
menunjukkan besaran yang bervariasi
antara 24-42 % dibeberapa industri di
Tangerang, Jakarta dan Depok.
 Anemia gizi pada pekerja pria bervariasi
antara 18-30%.
 Angka diatas menunjukkan masalah
kesehatan masyarakat tingkat sedang ( 20-
39,9%) sampai berat (>40% ).
 Hasil studi memperlihatkan bahwa pekerja
perempuan yg menderita anemia out put
kerjanya rata-rata 5% lebih rendah serta
kapasitas kerjanya rata-rata 6,5% jam lebih
rendah per minggu, dibandingkan yg tdk
menderita anemia (scholz dkk 1997,untoro dkk
1998).
 Pekerja dengan anemia gizi besi mempunyai
produktivitas kerja 20% lebih rendah
dibanding pekerja yang sehat dan bergizi baik.
 Penelitian Viteri , dkk (1999) menunjukkan
pemberian tablet besi dan asam folat dapat
meningkatkan kadar haemoglobin dan kadar
plasma ferritin diikuti kenaikan produktivitas
dan konsentrasi pekerja.
 Pekerja yg kurang gizi walaupun masih taraf
ringan dapat menyebabkan terganggunya
konsentarsi kerjanya sehingga mudah
mendapat kecelakaan.
Upaya yang dilakukan dalam Program
/Kegiatan…
 Pemenuhan asupan gizi
 Penyediaan makanan bergizi ditempat kerja
 Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan
khusus untuk mengetahui status gizi
 Pemberian obat cacing
 Pemberian tablet besi
 Penyuluhan gizi dan keluarganya
VISI, MISI, STRATEGI DAN PROGRAM
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

 
 Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja mempunyai  Visi, Misi, Strategi dan
Program berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal
Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.:KEP.02/DJPPK-PNK3/X/2009 tentang Kebijakan
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Tahun 2010 - 2014, yaitu :

 VISI
  “Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Tahun 2015”
MISI

1.       Meningkatkan pelaksanaan pembinaan


dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
2.       Meningkatkan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3.       Meningkatkan peran serta pengusaha,
tenaga kerja dan masyarakat untuk
mewujudkan kemandirian dalam pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
 
STRATEGI

 Menyusun dan meningkatkan kebijakan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Meningkatkan sarana dan prasarana pembinaan
dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Meningkatkan  pembinaan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Meningkatkan jejaring kerja dan peran serta
instansi, lembaga, personil dan pihak-pihak terkait.
PROGRAM
 Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar,
pedoman dan kriteria;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas pengawas di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
  Peningkatan kuantitas dan kualitas Ahli K3, dokter,
personil, petugas, teknisi, operator di bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi pengusaha, tenaga
kerja dan masyarakat;
 Peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan/ lembaga
/ badan bidang jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.   
 Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pembinaan,pemeriksaan dan pengujian K3;
 Peningkatan  pembinaan dan penilaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Peningkatan penilaian  dan pemberian penghargaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Peningkatan kerjasama dengan instansi, institusi,  lembaga,
asosiasi  dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja;
 Peningkatan  kerja sama dengan  instansi, ,institusi, lembaga
K3  di tingkat  nasional dan  internasional dalam rangka
pengembangan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai