Anda di halaman 1dari 24

Struktur Ilmu & Sarana Ilmu

Kelompok 2:
Auni Rahmatika (102014153014)
Eni Purwaningsih (102014153016)
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
 Tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua
kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Hal
itu diperumit dengan fenomena ilmu dan pengetahuan terkadang
disatukan menjadi kata majemuk; ilmu pengetahuan.

Hal tersebut sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang


membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini
berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya. Dari asal katanya,
dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari bahasa inggris
yaitu: knowledge
, sementara ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa
arab: alima.
Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu membedakan
antara pengetahuan yang sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang belum memenuhi
syarat-syarat ilmiah pada umumnya seperti:
- harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil)
- harus bersistem
- memiliki metode tertentu
- sifatnya umum

Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus


memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut sebagai
pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah
seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya diatas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda
dengan ilmu. Perbedaan tersebut terlihat dari sifat sistematisnya dan cara
memperolehnya. Namun dalam perkembangannya, pengetahuan dengan
ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan.
Pengertian Struktur Ilmu

 Struktur Ilmu Pengetahuan adalah:


Suatu kumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan /dikoordinasikan
agar dapat menjadi dasar teoritis / memberikan penjelasan
termaksud. The Liang Gie (2000:139)
Ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan
suatu sistem sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis
(Ginzburg) atau suatu sistem penjelasan mengenai saling
hubungan diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi.
 Struktur ilmu merupakan ilustrasi hub. Antara fakta,
konsep serta generalisasi, keterkaitan tsb membentuk
suatu bangun struktur ilmu pada perkataan lain/struktur
ilmu pengetahuan semacam seperangkat pertanyaan
kunci & metode penelitian yang akan membantu
memperoleh jawaban nya serta bbagai fakta, konsep,
generalisasi & teori yang memiliki karakteristik yang khas
yang akan mengantar kita untuk memahami ide-ide
pokok dr suatu disiplin ilmu yg bsangkutan.
 Kerangka ilmu tdr dr unsur2 yg bhub. Dr mulai yg
konkret berupa fakta hingga sampai pd level yg
abstrak yaitu teori. Semakin menuju kearah fakta akan
semakin spesifik. Begitu sebaliknya semakin
mengarah ke teori semakin abstrak krn lebih bersifat
umum.
STRUKTUR ILMU

Naturwischenschaften Geistewischenschaften
(Natural Filosophy) (Moral Philosophy)

Natural Sciences
Social Sciences
Social SciencesS Humaniora

Physical Biological Antropologi Filsafat


Sciences Sciences Sosiologi Agama
Ekonomi Bahasa
Botani Geografi Seni
Astronomi
Zoologi Sejarah Sejarah
Fisika Politik
Bio Fisika
Kimia Mikrobiologi Hukum
Psikologi
Struktur Pengetahuan Ilmiah
mencakup 5 kelompok unsur:

1. Jenis-jenis sasaran (obyek sasaran)


Meliputi:
(1) Obyek material, terdiri dari: ide abstrak, benda fisis, jasad hidup, gejala rohani,
peristiwa sosial, dan proses tanda; dan
(2) Obyek formal, yaitu pusat perhatian dlm penelaahan ilmuwan thd suatu fenomena.
2. Bentuk-bentuk pernyataan, meliputi:
deskripsi: bsifat deskriptif(mgbrkn apa adanya) dg mberikan pjelasan mngenai btk,
susunan dll
preskripsi: Mberikn petunjuk /ketentuan apa yg shrsnya tjd
eksposisi pola: Mrangkum pnyataan-pnyataan yg mmaparkan pola-pola
rekonstruksi historis: Mceritakan dgn pjelasan atau alasan yang diperlukan dalam
pertumbuhan sesuatu pd masa lampau
Struktur Pengetahuan Ilmiah
mencakup 5 kelompok unsur (2):

3. Ragam-ragam proposisi, meliputi: asas ilmiah, kaidah


ilmiah, dan teori ilmiah.
4. Ciri-ciri pokok, meliputi: sistematisasi, keumuman,
rasionalitas, obyektifitas,
verifiabilitas, dan komunalitas.
5. Pembagian sistematis.
Pengertian Berfikir Ilmiah
Pengertian berfikir ilmiah menurut para ahli yaitu :

Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh


pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi
dan deduksi.

Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk
menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran


yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang
sudah ada.

Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam
hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.

Dapat disimpulkan bahwa berfikir ilmiah merupakan kegiatan otak atau akal
manusia untuk berfikir dengan tepat dan cermat untuk memperoleh pengetahuan
yang disertai dengan bukti dan fakta yang ada.
SARANA ILMU= SARANA BERPIKIR ILMIAH

 Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk membantu
langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran. Sarana berfikir ilmiah
merupakan suatu alat, yang artinya dengan alat tersebut membuat manusia
dapat berbuat sesuatu untuk mendapatkan ilmu baru atau teori yang lain
dengan melaksanakan kegiatan ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu tersebut
diperlukan sarana berfikir ilmiah supaya terlaksana secara baik dan teratur.
 Suriasumantri (2003:167) menyebutkan bahwa sarana berfikir ilmiah ada 4,
yaitu : bahasa, logika, matematika, dan statistika. Sarana berpikir ilmiah
berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan
pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan
aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain,
matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain
dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan
kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk
mencari kebenaran secara umum.
 Hal-hal yang perlunya diperhatikan dari sarana berfikir
ilmiah ada dua. Pertama, sarana ilmiah bukanlah ilmu
melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari
metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik.
 Untuk memahami sarana berfikir ilmiah, berikut penjelasan
dari masing-masing sarana yakni : bahasa, logika,
matematika, dan statistika.
1. BAHASA
 Pengertian Bahasa
 Pengertian bahasa menurut para ahli :
 Bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti tertentu
(Suriasumantri, 2003:175).
 Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi
manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kata atau istilah
merupakan simbol dari arti sesuatu, sedangkan sintaksis merupakan cara menyusun
kata-kata menjadi kalimat yang bermakna (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:98).
 Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat
tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi, dan untuk mengidentifikasi diri (Sarwiji
Suwandi,2008:24).
 Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), diterangkan bahwa bahasa
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
BAHASA SEBAGAI SARANA UNTUK BERPIKIR
ILMIAH

 Untuk dapat berfikir ilmiah, seseorang selain mampu dan menguasai


bahasa yang baik dan benar maka diharapkan menguasai langkah-
langkah dalam kegiatan ilmiah agar tujuan yang akan digapai terwujud.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam sarana ilmiah, yang pertama,
sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah,
seperti menggunakan pola berfikir induktif dan deduktifdalam
mendapatkan pengetahuan. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah
adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik
(Suriasumantri:167).
 Dengan demikian, jika hal tersebut dikaitkan dengan berfikir ilmiah,
sarana berfikir ilmiah adalah alat bantu proses metode ilmiah dan bukan
merupakan ilmu sendiri.
 Ketika bahasa digunakan dalam kegiatan ilmiah maka bahasa
tersebut digunakan untuk komunikasi ilmiah. Komunikasi
ilmiah ini merupakan proses penyampaian informasi berupa
pengetahuan. Bahasa ilmiah juga harus bersifat reproduktif,
artinya jika pembicara pertama menyampaikan suatu
informasi “X” kepada pembicara kedua maka, pembicara
kedua juga harus menerima informasi berupa”X” juga. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak terjadi kesalahan informasi.
2. LOGIKA

      Logika adalah sarana untuk berfikir dengan menggunakan akal yang sehat,
secara akurat, sistematis dan dipertanggungjawabkan. Aristoteles (dalam Herman
J. Waluyo, 2007: 70) menyebutkan logika sebagai instrumen ilmu yang didalamnya
terdapat penalaran yang memiliki satu premis dan satu kesimpulan. Logika dapat
di sistemisasi dalam beberapa golongan:
 Menurut Kualitas dibagi dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika
berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika
ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis dalam menunjukkan jalan
pemikiran agar lebih mudah dicerna, lebih teliti, dan lebih efisien.
 Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika yang mengikuti
aristotelian dan Logika Modern.
 Menurut Objek dibagi dua yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan Logika
Material.
3. MATEMATIKA

 Pada jaman yang serba modern seperti sekarang ini ilmu-ilmu


pengetahuan semuanya menggunakan matematika, baik
sebagai pengembangan aljabar maupun statistik. Seperti pada
pernyataan Jujun S. Suriasumantri yang mengatakan hampir
dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya
dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
3.1. MATEMATIKA SBG BAHASA

 Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari


serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika
bersifat “artifisial” maksudnya yaitu baru mempunyai arti setelah sebuah makna
diberikan kepadanya. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan. Untuk
mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling kepada
matematika. Dalam hal ini kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang
berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Sebagai contoh kita mempelajari tentang “kecepatan sebuah mobil berjalan” maka
objek “kecepatan mobil ” tersebut kita lambangkan dengan A. Jika kita hubungkan
“kecepatan sebuah mobil tersebut berjalan” dengan objek lain yaitu “jarak yang
dilalui oleh mobil” yang kita lambangkan dengan huruf B maka kita dapat
melambangkan hubungan tersebut sebagai Z = Y/X, dimana Z adalah lambang dari
“waktu yang ditempuh oleh mobil”. Pernyataan Z = Y/X yang dimaksud matematika
sebagai bahasa.
3.2. MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERFIKIR
DEDUKTIF

 Matematika merupakan ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena


penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti
halnya yang terdapat di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan atas deduksi-
deduksi (penjabaran-penjabaran).
 Matematika merupakan pengetahuan dan sarana berfikir deduktif. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa artifisial yakni bahasa buatan. Pola berfikir deduktif banyak
digunakan baik dalam bidang ilmiah maupun bidang lain yang merupakan proses
pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya
telah ditentukan. Misalnya: jika diketahui X termasuk dalam lingkup Y, sedangkan Y
tidak ada hubungan dengan Z, maka X tidak ada hubungan dengan Z. Jika ditulis
dalam matematika sebagai berikut: (X Z Y) ^ (Y ø Z )à(X ø Y). Dengan contoh ini
matematika bukan saja menyampaikan informasi secara jelas namun juga singkat.
     3.3. Matematika untuk Ilmu Alam dan Ilmu
Sosial

 Matematika merupakan salah satu produk dari kegemilangan intelektual.


Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan berbagai
macam ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam
matematika memberikan kontribusi yang cukup besar. Hal ini ditandai
dengan penggunaan lambang-lambang bilangan untuk penghitungan dan
pengukuran, disamping hal lain seperti bahasa, metode, dan lainnya.
 Matematika untuk ilmu sosial memiliki objek penelaahan yang kompleks dan
sulit dalam melakukan pengamatan, disamping objek penelaahan yang tak
berulang maka kontribusi matematika tidak mengutamakan pada lambag-
lambang bilangan. Adapun ilmu-ilmu sosial dapat ditandai oleh kenyataan
bahwa kebanyakan dari masalah yang dihadapinya tidak mempunyai
pengukuran yang mempergunakan bilangan dan pengertian tentang ruang
adalah sama sekali tidak relevan.
4. STATISTIK
 1.            Pengertian Statistik
 Secara etimologi, kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa
Latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa
Inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara.
Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan
keterangan(data), baik yang berwujud angka maupun tidak berwujud
angka yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi
suatu negara”.
 Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar
informasi, angka-angka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti
ilmu pengumpulan, analisis, dan klasifikasi data, angka sebagai dasar
untuk induksi.
4.1 PERANAN STATISTIKA DALAM
TAHAP-TAHAP METODE KEILMUAN
 Statistika bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu
melainkan merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan.
Berikut langkah-langkah yang dipergunakan dalam kegiatan keilmuan :
1. Observasi  :   melakukan peninjauan mengenai apa yang terjadi, mengumpulkan dan
mempelajari fakta yang berhubungan dengan masalah yang sedang diselidiki.
2. Hipotesis  :   menerangkan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada
dirumuskan dalam sebuah hipotesis, atau teori yang menggambarkan sebuah pola,
yang menurut anggapan ditemukan dalam data tersebut.
3. Pengujian kebenaran  :  mengumpulkan fakta untuk menguji kebenaran ramalan yang
dikembangkan dari teori.
4.  Penerapan Statistika
Statistika diterapkan secara luas hampir dalam semua kegiatan dalam bidang
manajemen dan kegiatan niaga. Misalnya dalam penelitian pasar, penelitian produksi,
penanaman saham, seleksi pegawai, pemberian kredit, dan masih banyak lagi.
 
 Sarana berfikir ilmiah adalah salah satu pokok pembahasan
dalam filsafat ilmu. Sarana berfikir ilmiah merupakan suatu
alat yang digunakan dalam proses kegiatan ilmiah untuk
mengembangkan suatu teori dan mencari kebenarannya. Ada
empat sarana berfikir ilmiah, yakni bahasa, matematika,
statistika, dan logika. Untuk dapat melakukan kegiatan
berfikir ilmiah dengan baik perlunya mengaplikasikan
keempat sarana berfikir ilmiah tersebut agar dapat berjalan
dengan baik, cermat, dan teratur.
Referensi

1. Salam, Burhanuddin. (2003). Logika Materiil : Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Gazalba, Sidi. (1973). 
Sistematika filsafat; pengantar kepada dunia filsafat, teori pengetahuan, metafisika, teori nilai. Jakarta:
Bintang Bulan.
3. Hanurawan. (2012). Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: UNM.
4. Ismaun. (2001). Filsafat Ilmu. Bandung: Penerbit UPI.
5. Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: Penerbit IPB.
6. Muliono,Welhendri Azwar. 2019. Filsafat Ilmu Cara Memahami Filsafat Ilmu. Edisi Pertama. Jakarta :
Penerbit Kencana.
7. Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
8. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
9. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
10. Waluyo, H. J. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Salatiga: Widya Sari Press.

Anda mungkin juga menyukai