Kelompok 2:
Auni Rahmatika (102014153014)
Eni Purwaningsih (102014153016)
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
Tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua
kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Hal
itu diperumit dengan fenomena ilmu dan pengetahuan terkadang
disatukan menjadi kata majemuk; ilmu pengetahuan.
Naturwischenschaften Geistewischenschaften
(Natural Filosophy) (Moral Philosophy)
Natural Sciences
Social Sciences
Social SciencesS Humaniora
Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk
menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam
hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
Dapat disimpulkan bahwa berfikir ilmiah merupakan kegiatan otak atau akal
manusia untuk berfikir dengan tepat dan cermat untuk memperoleh pengetahuan
yang disertai dengan bukti dan fakta yang ada.
SARANA ILMU= SARANA BERPIKIR ILMIAH
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk membantu
langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran. Sarana berfikir ilmiah
merupakan suatu alat, yang artinya dengan alat tersebut membuat manusia
dapat berbuat sesuatu untuk mendapatkan ilmu baru atau teori yang lain
dengan melaksanakan kegiatan ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu tersebut
diperlukan sarana berfikir ilmiah supaya terlaksana secara baik dan teratur.
Suriasumantri (2003:167) menyebutkan bahwa sarana berfikir ilmiah ada 4,
yaitu : bahasa, logika, matematika, dan statistika. Sarana berpikir ilmiah
berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan
pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan
aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain,
matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain
dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan
kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk
mencari kebenaran secara umum.
Hal-hal yang perlunya diperhatikan dari sarana berfikir
ilmiah ada dua. Pertama, sarana ilmiah bukanlah ilmu
melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari
metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik.
Untuk memahami sarana berfikir ilmiah, berikut penjelasan
dari masing-masing sarana yakni : bahasa, logika,
matematika, dan statistika.
1. BAHASA
Pengertian Bahasa
Pengertian bahasa menurut para ahli :
Bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti tertentu
(Suriasumantri, 2003:175).
Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi
manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kata atau istilah
merupakan simbol dari arti sesuatu, sedangkan sintaksis merupakan cara menyusun
kata-kata menjadi kalimat yang bermakna (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:98).
Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat
tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi, dan untuk mengidentifikasi diri (Sarwiji
Suwandi,2008:24).
Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), diterangkan bahwa bahasa
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
BAHASA SEBAGAI SARANA UNTUK BERPIKIR
ILMIAH
Logika adalah sarana untuk berfikir dengan menggunakan akal yang sehat,
secara akurat, sistematis dan dipertanggungjawabkan. Aristoteles (dalam Herman
J. Waluyo, 2007: 70) menyebutkan logika sebagai instrumen ilmu yang didalamnya
terdapat penalaran yang memiliki satu premis dan satu kesimpulan. Logika dapat
di sistemisasi dalam beberapa golongan:
Menurut Kualitas dibagi dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika
berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika
ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis dalam menunjukkan jalan
pemikiran agar lebih mudah dicerna, lebih teliti, dan lebih efisien.
Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika yang mengikuti
aristotelian dan Logika Modern.
Menurut Objek dibagi dua yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan Logika
Material.
3. MATEMATIKA
1. Salam, Burhanuddin. (2003). Logika Materiil : Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Gazalba, Sidi. (1973).
Sistematika filsafat; pengantar kepada dunia filsafat, teori pengetahuan, metafisika, teori nilai. Jakarta:
Bintang Bulan.
3. Hanurawan. (2012). Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: UNM.
4. Ismaun. (2001). Filsafat Ilmu. Bandung: Penerbit UPI.
5. Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: Penerbit IPB.
6. Muliono,Welhendri Azwar. 2019. Filsafat Ilmu Cara Memahami Filsafat Ilmu. Edisi Pertama. Jakarta :
Penerbit Kencana.
7. Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
8. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
9. Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
10. Waluyo, H. J. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Salatiga: Widya Sari Press.