Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU DAN MOTIVASI

KARYAWAN

Endah Zhery Devianti (01119043)


Adinda Oktavia (01119046)
Ayu Nikmatul Sak diah (01119055)
Khanza Taurin Kuncahyo (01119056)
 Perilaku Karyawan
Perilaku karyawan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan
oleh anggota organisasi yang dapat secara langsung maupun
tidak langsung memengaruhi efektifitas kerja suatu organisasi.
Antara satu individu dengan individu yang lainnya memiliki sifat
yang berbeda. Ada individu yang cekatan dalam melaksanakan
tugasnya, ada individu yang pintar, tetapi susah berorganisasi,
dan mungkin ada juga individu yang suka membuat alasan agar
dapat membolos kerja.
BENTUK – BENTUK PERILAKU KARWAYAN

Kewargaan Organisasi
Perilaku individu yang Perilaku
Perilaku Kinerja
berkontribusi positif Kontraproduktif
serangkaian perilaku bagi organisasi, meski
kerja yang diharapkan Perilaku menjauhi
tidak langsung
darikaryawan.Perilaku kinerja organisasi.
berdampak laba.
Kinerja merupakan Seperti ketidakhadiran,
Sejumlah faktor individu
perilaku yang perputaran karyawan,
dan organisasi
Berkontribusi langsung pencurian dan sabotase,
memainkan peran dalam
pada produktivitas dan pelecehan seksual dan
mendorong atau
kinerja. ras ,agresi dan kekerasan
menurunkan kewargaan
di tempat kerja
organisasi
Perbedaan individu antar karyawan
Setiap individu memiliki pribadi yang berbeda-beda, misalnya
kepribadian dan sikap. Tiap manusia memiliki karakteristik yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Contohnya karyawan yang
memilkii kinerja yang baik, tetapi merupakan sosok yang acuh tak
acuh. Di sisi lain, ada pula karyawan yang memiliki kinerja yang
buruk, tetapi merupakan sosok yang hangat dan ramah. Itulah
sebabnya mengapa manusia itu unik. Keunikan ini merupakan
gambaran dari dua karakteristik dasar manusia, yaitu kepribadian dan
sikap dalam bekerja.
BENTUK – BENTUK PERILAKU KARWAYAN

Kewargaan
Organisasi Perilaku
Perilaku individu yang Kontraproduktif
Perilaku Kinerja
berkontribusi positif Perilaku menjauhi
serangkaian perilaku bagi organisasi, meski
kerja yang diharapkan kinerja organisasi.
tidak langsung Seperti ketidakhadiran,
darikaryawan.Perilaku berdampak laba.
Kinerja merupakan perputaran karyawan,
Sejumlah faktor pencurian dan sabotase,
perilaku yang individu dan organisasi
Berkontribusi langsung pelecehan seksual dan
memainkan peran ras ,agresi dan
pada produktivitas dan dalam mendorong atau
kinerja. kekerasan di tempat
menurunkan kewargaan kerja
organisasi
Teori dan Motivasi Dasar
1. Teori Motivasi Klasik
Menurut teori motivasi klasik, para pekerja termotivasi semata-mata oleh uang. Dalam buku yang
menjadi rujukan banyak pakar lain, The Principles of Scientific Management, seorang insinyur
industri Frederick Taylor mengusulkan cara perusahaan dan para pekerja memanfaatkan cara pandang
kehidupan di lingkungan kerja. Usulannya telah diterima oleh masyarakat luas. Apabila para pekerja
termotivasi oleh uang, menurut Taylor, membayar mereka lebih banyak akan mendorong mereka
berproduksi lebih banyak pula. Sementara itu, perusahaan yang menganalisis pekerjaan dan
menemukan cara yang lebih baik untuk mengerjakannya dapat memproduksi barang-barang dengan
lebih murah, memperoleh laba yang lebih banyak, dan karenanya perusahaan membayar serta
memotivasi para pekerja lebih baik daripada pesaingnya.Pendekatan Taylor dikenal sebagai
manajemen ilmiah (scientific management). Ide-idenya menangkap khayalan banyak manajer di awal
abab kedua puluh. Dengan segera, pabrik-pabrik di seluruh pelosok Amerika Serikat mempekerjakan
ahli-ahli untuk melakukan penelitian waktu dan gerakan (time and motion studies): Teknik-teknik
rekayasa industri yang diaplikasikan pada tiap-tiap aspek atau bagian pekerjaan agar dapat
menentukan cara melakukan pekerjaan tersebut secara lebih efisien. Penelitian-penelitian itu
merupakan usaha-usaha ilmiah pertama yang berusaha merinci pekerjaan menjadi komponen-
komponen yang mudah diulang serta mencari alat dan mesin yang efisien untuk melakukannya.
2. Teori Perilaku
Pada tahun 1925, sekelompok peneliti dari Harvard memulai penelitian di
Hawthorne Works of Western Electric di luar kota Chicago. Dengan tujuan
meningkatkan produktivitas, mereka ingin mengamati hubungan antara perubahan
lingkungan fisik dan output para pekerja.Hasil eksperimen tersebut tidak terduga,
bahkan membingungkan. Contohnya, meningkatnya penerangan juga memperbaiki
produktivitas. Lebih jauh lagi, berlawanan dengan semua perkiraan, kenaikan upah
gagal meningkatkan produktivitas. Perlahan-lahan, para peneliti berhasil
memecahkan  teka teki tersebut. Penjelasannya terletak pada reaksi para pekerja
terhadap perhatian yang mereka terima. Para peneliti menyimpulkan bahwa
produktivitas akan meningkat sebagai tanggapan atas semua tindakan manajemen
yang dinilai oleh para pekerja sebagai perhatian khusus. Penemuan itu yang
sekarang dikenal luas sebagai efek Hawthorne (Hawthorne effect)---mempunyai
pengaruh besar pada teori hubungan manusia, walaupun dalam banyak kasus, teori
itu hanya bertujuan menyakinkan para manajer bahwa mereka harus lebih banyak
memperhatikan para karyawannya.
3. Teori Motivasi Kontemporer
Berdasarkan penelitian Hawthorne, para manajer dan peneliti lebih
berfokus pada pentingnya hubungan manusia dalam memotivasi
kinerja karyawan. Dengan berfokus pada faktor-faktor yang dapat
menyebabkan, memusnahkan, dan mempertahankan perilaku
pekerja, hampir semua pembuat teori motivasi membahas cara
manajemen menganggap dan memperlakukan para karyawannya.
Strategi dan Teknik untuk meningkatkan motivasi
Untuk meningkatkan motivasi para karyawan dalam bekerja setiap perusahaan harus menjamin kepuasan
dan kenyamanan dalam bekerja, contohnya :
• Program Kompensasi yang Layak
Perusahaan harus berusaha menjamin para karyawaan yang menghsilakn kinerja tertinggi akan menerima
persentase kenaikan tertinggi setiap tahun
• Keamanan Pekerjaan
Karyawan yang memiliki keamanan pekerjaan akan lebih termotivasi untuk melaksanakan pekerjaannya
dengan baik. Perusahaan dapat memberikan keamanan pekerjaan yang lebih baik dengan melakukan
pelatihan pada karyawan untuk menangani berbagai tugas, sehingga mereka dapat dibebani tugas lain jika
penugasan yang biasa tidak lagi dibutuhkan.
• Jadwal kerja yang fleksibel
Membuat jadwal kerja yang fleksibel sehingga karyawan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan
tetap semangat karena kebanyakan karyawan yang waktu kerjanya tidak fleksibel mereka mengerjakan
pekerjaannya dengan tidak fokus karena pikiran mereka tidak kondusif dan merasa tidak tenang saat
mengerjakan pekerjaannya
• Memberi fasilitas yang baik
Fasilitas adalah salah satu yang hal penting untuk kenyamanan saat bekerja karena saat karyawan merasa
nyaman dengan fasilitas yang layak dan baik mereka akan giat dan semangat bekerja

Anda mungkin juga menyukai