Anda di halaman 1dari 19

HAMA PADA KEGIATAN

BUDIDAYA PERIKANAN

MATA PELAJARAN
KUALITAS AIR DAN HAMA PENYAKIT (KAHP)
KELAS X APAT

Oleh :
ERIC TIGOR ANGGADA HARAHAP, S.Pi

PROGRAM KEAHLIAN
AGRIBISNIS PERIKANAN AIR
TAWAR
PENGERTIAN

HAMA  PADA IKAN


Organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada
ikan yang dibudidayakan baik secara langsung
maupun tidak langsung

• Dapat berupa hewan yang kemungkinan biasa


dibudidayakan tetapi kehadirannya pada sistem
produksi sedang berlangsung tidak diharapkan
karena bukan spesies yang diinginkan
SIFAT HAMA

Merugikan  mengurani produktivitas maksimal


Melalui :
 Hilangnya hewan budidaya karena proses makan –
memakan (predasi)
 Terjadinya persaingan dalam pemanfaatan sumber
energi
 Menimbulkan kerugian di bidang fasilitas
PENGGOLONGAN HAMA

Mamalia : Linsang, Berang – Berang, Musang


Reptil : Ular air, Biawak
Burung : Bangau, Walet
Ampibi : Katak
Ikan lain : Ikan Gabus, Ikan Piranha, Ikan
Mujair
Serangga : kumbang air, larva capung
Crustecea : kepiting
MACAM – MACAM HAMA

1. PEMANGSA (PREDATOR)

2. PENYAING (KOMPETITOR)

3. PERUSAK
HAMA PEMANGSA (PREDATOR)

 HEWAN yang secara langsung membunuh dan


memakan ikan sehingga jumlah ikan dalam kolam
menjadi berkurang
 Contoh : ikan gabus & ikan karnivor lainnya, katak
hijau, ular, bangau hitam, belibis, biawak, berang-
berang atau lingsang
Hama Pada Larva dan Benih Ikan
 Contoh : Notonecta atau Babeasan, Larva Cibyster
atau Ucrit, Belostoma indicus, Larva Capung
(odonata)
Hama Pemangsa /Predator
PENJELASAN

Notonecta Larva Cybister

 dikenal dengan Babeasan  Dikenal dengan Ucrit, Warna


(menyerupai beras) karena kehijauan dan pergerakan cepat
terdapat bintik putih seperti beras  Terdapat taring untuk menjepit
 Menyerang benih ikan yang masih (bagian depan) dan sengatan
kecil (bagian belakang)
 Menyukai lingkungan dengan
kandungan material organik tinggi
PENJELASAN
Larva Capung
Belostoma indicus
(odonata)
 Ukuran tubuh 10 – 12 cm  Menyerang ikan – ikan kecil
 Menyerang ikan – ikan kecil  Tinggal dan tumbuh di tumbuhan
 Menghisap cairan tubuh air untuk menanti mangsanya
mangsanya
HAMA PENYAING (KOMPETITOR)

 Organisme yang menimbulkan persaingan dalam


mendapatkan Oksigen, Pakan dan Ruang Gerak biasa
dikenal istilah kompetisi Biological requirement

 Organisme kompetitor  Menimbulkan kerugian


menghambat pertumbuhan ikan
 Jika terjadi kompetisi hebat seringkali ikan utama tidak
mampu bertahan dan akhirnya mati

 Contoh : Dendronereis sp. (Cacing), Larva Chironomous sp.


(Serangga), Metapenaeus monoceros (Udang-udangan),
Cerithidae (siput), Tilapia mossambica (Mujair)
Hama Penyaing / Kompetitor
HAMA PERUSAK

Organisme yang dapat menimbulkan kerusakan


sarana budidaya seperti tanggul
Dapat menimbulkan Kerugian  kerusakan pada
kebocoran tanggul dan papan penutup pintu
pengaturan air
Kebocoran oleh Kepiting (Scylla serrata), ketam
atau yuyu (Gecarcinucoidea)  membuat lubang
pada tanggul, pematang kolam atau tambak
Hama perusak

Kepiting Bakau (Scylla Ketam atau yuyu


serrata) (Gecarcinucoidea)
Kerugian Rusaknya Tanggul atau Pematang

Kedalaman air sulit dipertahankan

Masuknya hama pemangsa dan penyaing ke dalam


kolam atau tambak

Ikan banyak yang lolos melalui lubang kepiting atau


dimangsa kepiting
Keberadaan Hama pada Ikan

 Organisme masuk  air, manusia dan peralatan


budidaya
AIR  Hama muncul karena lingkungan
mendukung  lingkungan tidak bersih (banyak
rumput dan tumbuhan air)  menjadi tempat
berlindung dan berkembangbiak oleh hama
MANUSIA  Persiapan lahan tidak sempurna
proses pengeringan, Pengapuran, pemupukan tidak
berlangsung sempurna  masih banyak bibit2 hama
di wadah budidaya
Keberadaan Hama pada Ikan (lanjutan)

Pemberantasan hama secara mekanis atau manual


tidak dapat mematikan semua hama
PERALATAN  Mensucihamakan peralatan yang
akan digunakan maupun setelah digunakan belum
sepenuhnya dilakukan secara benar
Pintu masuknya air atau inlet tidak dipasangi saringan
sehingga hama dapat masuk wadah budidaya
Wadah budidaya yang berdekatan dengan tempat hidup
hama  di luar ruangan, tanpa atap dekat sungai dsb.
Kontruksi wadah yang mudah bocor
CARA PENCEGAHAN

Persiapan wadah budidaya  proses pengeringan dasar


kolam yang baik & pemberian zat – zat beracun
mengandung saponin seperti akar tuba
Pemasangan saringan pada pintu pemasukan air (inlet)
wadah budidaya (kolam)
Pembuatan atau pemasangan pagar pengaman,
penutupan wadah dengan jaring
Menyiapkan kondisi wadah budidaya dengan pengolahan
yang baik, pengeringan yang memenuhi syarat
Pengapuran disesuaikan dengan Ph dan kondisi tanah
ATAS PERHATIANNYA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai