Anda di halaman 1dari 30

MINI C-EX

“PERSIAPAN PEMBIUSAN PASIEN DENGAN TINDAKAN


ISTHOBEKTOMI PADA PASIEN STRUMA NODUSA NON TOKSIK
(SNNT)”

BABY AMELIA 1910221005

DOKTER PEMBIMBING
D R . D U D I K H A R YA D I , S P. A N
LAPORAN KASUS
• Identitas Pasien
• Nama : Ny. Darojah
• Umur : 57 tahun
• No. CM : 02127177
• Tanggal Operasi : 22 Desember 2019, pukul 12.40
• Pro : Isthobektomi
• Diagnosis : Struma Nodusa Non Toksik (SNNT)
SUBJEKTIF
Anamnesis

Keluhan Utama:
• Terdapat benjolan pada leher yang timbul sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
• Nyeri menelan.
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien mengeluhkan sering merasa sering haus (+), nafsu makan berkurang dikarenakan
nyeri saat menelan. Pasien juga sering merasa lemas, pasien demam (-), batuk (-), nyeri
kepala (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-), mual muntah (-), sesak (-).
• Pada tanggal 20 Januari 2020 pasien berobat terkait keluhannya di poli Bedah Umum
RSMS. Pasien dirujuk dari RSU Alam Medika terkait struma.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Penyakit Jantung : disangkal
• Penyakit Paru : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Asma : disangkal
• Riwayat Operasi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
• Penyakit Jantung : disangkal
• Penyakit Paru : disangkal
• Penyakit Diabetes Mellitus : disangkal
• Penyakit Ginjal : disangkal
• Penyakit Hipertensi : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Penyakit Hati : disangkal
• Riwayat Asma : disangkal
OBJEKTIF
• GCS E4V5M6
• KU/Kes : sedang, CM
• TD : 130/70mmHg
• Nadi : 70x/menit
• RR : 18x/menit
• Suhu : 36.7°C
• SpO2 : 99%
• BB : 55 kg
• TB : 156 cm
• BMI : 22
Status Airway :
MOANS
• Mask seal : Hambatan area mulut (-)
• Obstruction/Obesity : Massa jalan napas (-), Obesitas (-)
• Age : 57 tahun
• No teeth : Gigi tanggal (-), rahang atas goyang (+)
• Stiff Lung : Penyakit paru (-)
LEMON
• Look externally : Massa pada leher (-)
• Examine : Buka mulut 3 jari.
• Malampati :1
• Obstruction : (-)
• Neck morbidity : gerak leher bebas
Status Generalis:
• Kepala : mesocephal
• Mata : CA (-)/(-), SI (-)/(-), RC (+)/(+), isokor 3mm/3mm
• Telinga : discharge (-)
• Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
• Mulut : discharge (-), sianosis (-)
• Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
• Thoraks : simetris, jejas (-)
• Pulmo : SDV (+)/(+), RBK (-)/(-), RBH (-)/(-), Whz (-)/(-)
• Cor : S1 > S2 reguler , Murmur (-), Gallop (-) 
• Abdomen : Datar, supel, BU (+), perkusi timpani, NT (-)
• Hepar : tidak teraba pembesaran
• Lien : tidak teraba pembesaran
• Ekstremitas : AH (+)/(+)//(+)/(+), Edema (-)/(-)//(-)/(-), CRT < 2 detik (+)/
(+)//(+)/(+)
ASSESMENT

• Usulan ASA : ASA II dengan SNNT, anemia, pemanjangan Aptt


• Rencana Operasi : Isthobektomi
• Rencana Anestesi : General Anesthesia
 
PLANNING
• Isthobektomi tanggal 22 Januari 2020
• Informed consent keluarga
• Puasa 6 jam pre operasi
• IVFD RL
LAPORAN DURANTE OPERASI
Tanggal operasi : Rabu, 22 Januari 2020
Jam mulai anestesi : 12.40 WIB
Jam selesai anestesi : 13.45 WIB
Kondisi prainduksi
• Kesadaran : CM
• GCS : E4M6V5
• Heart rate : 98 x/menit
• RR : 20 x/menit, reguler, pola napas thorakoabdominal
• Suhu : 36 oC
TEKNIK ANESTESI
General anestesi
• Preemptive analgesia : Fentanyl 100 μg
• Premedikasi : Ondansentron 4mg, Ketorolac 3mg
• Induksi : Isoflurane vol 1,5%
• Respirasi : Control dengan ET 7 cuffed
• Posisi : supine
• Cairan : NacL 500 ml dan Hydroxyethyl
Starch (HES) 500ml
Obat Yang Masuk: Cairan yang masuk:
• Fentanyl 100 μg NaCl : 500 cc
Hydroxyethyl Starch (HES) : 500 cc
• Propofol 100 mg
• Perdarahan : 50 cc
• Roculax 30 mg • Urine output : 120 cc
• Ondansentron 4 mg
• Ketorolac 3 mg
• Vit K 1
• Asam Tranexsamat 500 mg
• Maintenance (M) : 2cc/kgBB/jam = 2 x 55 kg = 110 cc/jam
• Stress Operasi (SO) : 6cc/kgBB= 6 x 55 kg = 330 cc/jam
• Pengganti Puasa (PP): Jam puasa x M= 8 x 110 = 880 cc
• EBV : 50cc/kgBB= 50 x 55 kg= 2750 cc
 
Kebutuhan cairan
• Jam I : ½ PP + M + SO = 440 + 110 + 330 = 880 cc/jam
• Jam II : ¼ PP + M + SO = 220 + 110 + 330 = 660 cc/jam
Output Durante Operasi
• Jumlah perdarahan = 50 cc
• Urin output = 120 cc
• Total output durante operasi = 170 cc
Output Cairan : 170 cc
Input Cairan : 1000cc
TINJAUAN PUSTAKA
• Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid
dalam jumlah banyak
• Etiologi:
• Struma disebabkan oleh gangguan sintesis hormone tiroid yang menginduksi mekanisme
kompensasi terhadap kadar TSH serum, sehingga akibatnya menyebabkan hipertrofi dan
hyperplasia sel folikel tiroid dan pada akhirnya menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
• Efek biosintetik, defisiensi iodin penyakit otoimun dan penyakit nodular juga dapat
menyebabkan struma walaupun dengan mekanisme yang berbeda
KLASIFIKASI

a. Berdasarkan secara fisiologik


1) Eutiroid
• Keadaan dimana fungsi kelenjar tiroid berfungsi secara normal, meskipun pemeriksaan kelenjar
tiroid menunjukkan kelainan, gejala yang terjadi jika seseorang sakit, mengalami kekurangan
gizi atau telah menjalani pembedahan, maka hormon tiroid T4 tidak diubah menjadi T3.
2) Hipotiroid
• Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid yang dimanifestasikan oleh adanya
metabolisme tubuh yang lambat karena menurunnya konsumsi oksigen oleh jaringan dan adanya
perubahan personaliti yang jelas.
3) Hipertiroid
• Suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar
tiroid yang terlalu aktif.
KLASIFIKASI
b. Berdasarkan secara klinik
1) Toksik
• Pembesaran pada kelenjar tiroid yang berisi nodul dengan sel-
sel autonom sehingga menyebabkan hipertiroidisme.
2) Non toksik
• Pembesaran kelenjar tiroid karena adanya nodul yang tidak
disertai gejala hipertiroidisme.
MANIFESTASI KLINIK
• Adanya pembesaran kelenjar tiroid
• Pembesaran kelenjar limfe
• Nyeri tekan pada kelenjar tiroid
• Kesulitan menelan
• Kesulitan bernafas
• Kesulitan dalam bicara
• Gangguan bodi image  
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan sidik tiroid
b. Pemeriksaan ultraspnografi (USG)
c. Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
d. Pemeriksaan T3, T4, TSH
e. Termografi
PENATALAKSANAAN
Tindakan operatif masih merupakan pilihan utama pada SNNT. Macam-
macam teknik operasinya antara lain :
a. Lobektomi, yaitu mengangkat satu lobus, bila subtotal maka kelenjar
disisakan seberat 3 gram
b. Isthmolobektomi, yaitu pengangkatan salah satu lobus diikuti oleh isthmus
c. Tiroidektomi total, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar tiroid
d. Tiroidektomi subtotal bilateral, yaitu pengangkatan sebagian lobus kanan
dan sebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di bagian posterior dilakukan untuk
mencegah kerusakan pada kelenjar paratiroid atau N. Rekurens Laryngeus
PEMBAHASAN KASUS
Pemilihan jenis anestesi
• Pasien adalah seorang perempuan berusia 56 tahun yang di diagnosa
struma nodusa non toksik dan direncanakan untuk dilakukan tindakan
pembedahan berupa isthmolobektomi.
• Modalitas terapi yang dianjurkan pada pasien dengan isthmolobektomi
dengan gejala berat yaitu tindakan pembedahan, salah satunya adalah
dengan isthmolobektomi, dimana pada teknik ini dilakukan operasi
pengangkatan kelenjar tiroid
• Tindakan pembedahan ini pada umumnya membutuhkan waktu yang tidak
terlalu lama dan dengan resiko perdarahan serta kualitas nyeri yang
minimal
Dengan demikian persiapan pra-anestesi pada pasien ini yaitu :
• Inform Consent, dengan memberi penjelasan kepada pasien
dan atau keluarganya mengenai rencana anestesi dan
pembedahan yang akan dilakukan sehingga pasien dan
keluarganya tidak merasa takut dan cemas.
• Puasa 8 jam sebelum operasi, untuk meminimalkan risiko
regurgitasi, muntah, aspirasi dan komplikasi selama anestesi
maupun operasi.
• Rencana GA ET
• Berdasarkan pertimbangan lamanya
waktu operasi dan juga area yang
akan dilakukan pembedahan adalah
tubuh bagian atas, maka jenis
tindakan anestesi yang paling baik
pada pasien ini adalah jenis anestesi
general. Dalam pelaksanaannya
sendiri, pada kasus ini dilakukan
anestesi general, sehingga dapat
disimpulkan bahwa jenis
anestesinya sudah tepat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai