Anda di halaman 1dari 39

Cervicalys herniatted

Nucleus pulposus
(CHNP)
Pembimbing :
dr. Runi A., Sp.N

Gloria Vriscila ( 11.2020.064 )


2

definisi
3

Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau


Cervical Disc Herniation adalah rupturnya atau penonjolan
(bulge) annulus fibrosus pada diskus intervertebralis
servikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus keluar
(herniasi) dan menekan radix saraf pada foramina
intervertebralis atau medula spinalis pada kanalis vertebralis
sehingga menyebabkan nyeri radikuler sepanjang daerah
yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit tersebut.
4

EPIDEMIOLOGI
5

Kejadian HNP servikalis merupakan kejadian HNP terbanyak


kedua setelah HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi
penderita HNP di Indonesia.
Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan
pertambahan usia, namun pada HNP servikalis sekitar 60%
penderita berada pada kelompok usia 30-40 tahun.
Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu
sekitar 2:1.
6

Etiologi
7

Trauma
Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.
Trauma pada vertebra servikal dapat terjadi akibat adanya
gerakan tiba-tiba pada daerah leher, misalnya whiplash
injury .

Proses Degeneratif
Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses
degeneratif menyebabkan perubahan komponen
penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak
elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban
yang berlebihan atau tiba-tiba, menyebabkan isi diskus
keluar atau secara langsung menyebabkan trauma pada
vertebra servikalis
8

Faktor RISIKO
9

o Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra(skoliosis,


spondilolistesis, dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.
o Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat,
misalnya mengangkat beban berat dengan menopangkan pada
kepala, dan lain-lain.
o Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi,
kurang olahraga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh
sehingga lebih mudah terjadi kerusakan pada vertebra.
o Vibrational Stress
o Aging, kejadian HNP servikalis meningkat seiring dengan
peningkatan usia.
10

anatomi
11

Tulang belakang manusia (vertebra)


merupakan salah satu struktur penopang
tubuh yang tersusun dari 33 ruas
vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra servikalis,
12 ruas vertebra thorakalis, 5 ruas
vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra
sakralis, dan 4 ruas coccigeus yang saling
menyatu

Vertebra servikalis merupakan


penyusun vertebra yang berada tepat di
bawah tulang tengkorak (Skull), yang
terdiri dari 7 ruas, yaitu servikalis-I
(C1) hingaa servikalis-7 (C7), yang
masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda.
12

Tulang vertebra ini dihubungkan satu


sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan.
Bagian anterior columna vertebralis
terdiri dari corpus vertebra yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus
fibrokartilago yang disebut diskus
invertebralis dan diperkuat oleh
ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun
seperempat panjang columna
vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah
cervical dan lumbal, tempat dimana
banyak terjadi gerakan columna
vertebralis, dan berfungsi sebagai
bantalan sendi dan shock absorber agar
columna vertebralis tidak cedera bila
terjadi trauma.
13

Diskus intervertebralis
Terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage Plate), nukleus
pulposus (gel), dan annulus fibrosus.
14

patofisiologi
15
16
17

Tahap protrusi:
Degenerasi terjadi
nukleus: penonjolan
terjadi perubahannukleus
komposisipulposus dan
anulus pulposus
Tahapekstrusi:
Tahap sekuestrasi:
terjaditelah
rupturterjadi
anulusruptur ligamen
fibrosus, sehingga gel
anulus fibrosus,
sehingga anulus
apabila ada bebanfibrosus
nukleusdan ligamen
pulposus longitudinal
menonjol ke salah
longitudinal
nukleus
satu
posterior,
pulposus
sisi dengan
keluar sehingga
dari diskusgel nukleus pulposus
intervertebralis, tetapi keluar
posterior
ligamen masihanulus
utuh,
longitudinal
fibrosus masih
tapi sudah
posterior masih
intak,herniasi
terjadi
intak.
dan belum
danterjadi
mulai
melewati
herniasi. celah ligamen menuju ke kanalis spinalis.
terjadi penekanan pada radix atau medula spinalis.
18

manifestasi klinis
19
20

diagnosis
21

anamnesis
✖ Anamnesis dapat ditanyakan hal yang berhubungan
dengan nyerinya. Pertanyaan itu berupa kapan nyeri
terjadi, frekuensi, dan intervalnya; lokasi nyeri;
kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa
aktivitas yang memprovokasi nyeri; memperberat
nyeri; dan meringankan nyeri. Selain nyerinya,
tanyakan pula pekerjaan, riwayat trauma
Pemeriksaan fisik
22

✖ Inspeksi :
Hal yang termasuk di dalam pemeriksaan ini adalah
kepala, postur leher dan gerakan selama percakapan
normal. Biasanya, pasien memiringkan kepala mereka
jauh dari sisi cedera dan menahan leher merka yang
kaku
✖ Palpasi :
- terbatasnya “ROM”
-Hipertonus atau kejang pada palpasi pada
otot-otot yang sakit mungkin saja terjadi.
23

Tes
✖ Neck Distraction:
Provokatif
Tes ini juga dikenal dengan nama Axial Manual Traction Test. Pemeriksa menempatkan tangan di
bawah dagu dan tangan lainnya di occipital di kepala pasien, kemudian kepala pasien diberikan gaya
traksi aksial sekitar 30 pound.sebagai gaya traksi aksial. Tes ini positif jika saat kepala diangkat atau
di distraksikan, nyeri berkurang, dan hal ini menandakan tekanan pada radiks saraf telah berkurang.

✖ Tes Spurling :
Tes tekanan foramina spurling bisa mendiagnosa adanya radikulopati servikal. Tes ini dilakukan
dengan melenturkan kepala ke depan dan pada satu sisi, sedangkan tekanan diarahkan ke bawah dari
arah puncak kepala. Jika ditemukan keadaan mati rasa atau nyeri yang meningkat, maka ada
kemungkinan mengalami radikulopati servikal.

✖ Tes Lhermitte :
Tes ini dilakukan dengan menekan kepala pada posisi leher tegak lurus atau miring. Peningkatan dan
radiasi nyeri ke lengan setelah melakukan tes ini mengindikasikan adanya penyempitan foramen
intervertebralis servikal, sehingga berkas serabut sensorik di foramen intervertebra yang diduga
terjepit, secara faktual dapat dibuktikan.
24

laboratorium
• X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq. Pemeriksaan
penunjang awal yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan
diskus intervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP.
• Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur
tulang dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan
dengan jelas proses herniasi.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart
pemeriksaan untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan
soft tissue daripada CT Scan, sehingga gambaran herniasi diskus dapat
terlihat jelas.
• Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang
dapat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula
spinalis seperti HNP, tumor, ataupun spur.
• Electromyografi dan tes konduksi saraf, dapat digunakan untuk mendeteksi
radiks saraf yang terlibat dengan lebih jelas.
25
26

Diagnosis banding
27

• Spondilosis Servikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia lanjut,
dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemunduran (degenerasi)
• Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulangbelakang (vertebra)
dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebih anterior daripada segmen
vertebra di bawahnya.
• Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra) yang biasanya
terjadi akibat proses degeneratif.
• Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah sekitar
vertebra servikalis yang menekan saraf servikal sehingga menimbulkan gejala mirip
HNP servikalis
• Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis yang disebabkan
oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.
• Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan struktur
sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.
28

Tatalaksana
29

a. Non-Farmakologis, antara lain:


Non-Surgical Treatment - Cervical collar/bracing
(Konservatif) Tatalaksana non bedah - Rehabilitasi fisik (traksi dan
exercise)
terbagi menjadi 2, yakni:
- Bed Rest
- Ice and Heat Therapy

b. Farmakologis, antara lain:


• Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)obat ini diberikan dengan tujuan untuk
mengurangi nyeri dan inflamasi sehingga mempercepat kesembuhan. Contoh
analgetik : paracetamol, Aspirin Tramadol. NSAID : Ibuprofen, Natrium
diklofenak, Etodolak, Selekoksib.
• Obat pelemas otot (muscle relaxant) bermanfaat bila penyebab NPB adalah
spasme otot. Efek terapinya tidak sekuat NSAID, seringkali di kombinasi
denganNSAID. Sekitar 30% memberikan efek samping mengantuk. Contoh
Forelax.
• Anelgetik ajuvan
Terutama dipakai pada HNP kronis karena ada anggapan mekanisme nyeri
pada HNP sesuai dengan neuropatik. Contohnya : amitriptilin, Karbamasepin,
Gabapentin.
30

Surgical Treatment (Konservatif)

Terapi operatif pada pasien dilakukan apabila:


a. Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4.
b. Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau
ada gangguan fungsional setelah terapi konservatif diberikan selama 6
sampai 12 minggu.
c. Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien
menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien, meskipun terapi
konservatif yang diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat menurunkan
gejala dan memperbaiki fungsi dari pasien.
d. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama
31

Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and


Fusion)/ACDF
Yaitu membuka dan membuang diskus
intervertebralis yang terjadi herniasi dari arah
anterior servikal, kemudian tempat yang kosong
tersebut dapat dilakukan bone grafting dan
selanjutnya dilakukan platting untuk
menyatukan kedua segmen vertebra.4

Posterior Cervical Laminoforaminotomy


Yaitu dengan cara melakukan insisi pada bagian
posterior servikalis (laminotomy) yang
kemudian menuju ke foramina intervertebralis
untuk mengevkuasi diskus intervertebralis yang
terjadi herniasi.4
32

Komplikasi
33

Komplikasi pada kasus HNP servikalis dapat terjadi


apabila tidak diterapi dengan baik dan tuntas.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah
gangguang saraf permanen, nyeri kronik, paralisis,
dan gangguan postur tubuh yang permanen
34

prognosis
35

Prognosis dari HNP servikalis bergantung pada


keadaan masing-masing penderita, stadium yang
terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.
Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya,
prognosis semakin bagus dan angka kekambuhan
menurun. Begitu juga sebaliknya
36

pencegahan
37

Terjadinya HNP servikalis dapat dicegah dengan cara


merubah faktor risiko yang dapat dirubah, seperti pola
hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk kesehatan
tulang belakang, seperti tidak membebani kepala dengan
beban berat, dan menghindari trauma leher
kesimpulan
38

Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau Cervical Disc


Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada
diskus intervertebralis servikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus
keluar (herniasi) dan menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau
medula spinalis pada kanalis vertebralis sehingga menyebabkan nyeri
radikuler sepanjang daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit tersebut.
Penyebab terjadinya akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari
diskus intervertebralis servikalis yang menekan radix saraf atau medula
spinalis sehingga menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut yang
dapat diakibatkan oleh berbagai faktor risiko. Prognosis dari HNP servikalis
bergantung pada keadaan masing-masing penderita, stadium yang terjadi,
terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab. Semakin ringan stadium, dan
dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus dan angka kekambuhan
menurun. Begitu juga sebaliknya.
39

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai