Anda di halaman 1dari 57

CHAPTER 8

MOTIVATION AND
EMPOWERMENT

BY:
SETIA TJAHYANTI
LEADERSHIP AND MOTIVATION

• Motivation adalah kekuatan dari dalam/


luar seseorang yang merangsang
antusiasme dan persistence untuk terus
menerus melakukan suatu tindakan
tertentu.
• Motivation sangat berkaitan erat dengan
phsicological internal eksternal dalam
setiap diri individu untuk bergerak dan
melakukan sesuatu yang diinginkan.
• Jadi istilah motivasi berhubungan dengan
ide, gerakan atau merupakan suatu
sesuatu hal yang mendorong atau
menggerakkan kita untuk berperilaku
dengan cara tertentu.
• Kemampuan untuk melakukan usaha
tingkat tinggi dalam mencapai tujuan
organisasional, dikondisikan oleh
kemampuan usaha tersebut memuaskan
kebutuhan individual.
DEFINISI MOTIVASI
• Stephen P.Robbins
“We’ll define motivation as the willingness
to exert high levels of effort toward
organizational goals, conditional by
effort’s ability to satisfy some individual
need”.

“Motivasi sebagai suatu kerelaan untuk


berusaha seoptimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang
dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan
individu”.
EXHIBIT 9.1

A SIMPLE MODEL OF
MOTIVATION

NEED Create desire to


BEHAVIOR Create desire to
Fulfill needs (food, friendship REWARDS satisfy needs.
Fulfill needs (food, friendship
Recognition, achievement Intrinsic or extrinsic reward
Recognition, achievement

FEEDBACK Reward informs person whether behavior was appropriate and should be used again
Needs Behavior
Rewards
(Kebutuhan Karyawan) (Perilaku Karyawan)

Pendekatan yang tepat utk memotivasi karyawan Reward yg sesuai


Kebutuhan karyawan dapat dibedakan sbb:
agar menghasilkan perilaku yg efektif & efisien: bagi karyawan:
Need based Theory of Motivation
Source of Purpose of People Appropriate
Example of Need Level of Need Abraham David C. Objective Method Approach
Need Need Herzberg Attitude Reward
Maslow McClelland

Self-
Self-fulfillment Actualizatio Achievement Empowerment
Psychogenic Intrinsic
n (Give people
Acquired (Kebutuhan yg High Grow Give the (reward from
Motivator control of their Leadership
Needs muncul utk Level People best effort performing
Secondar own & power to
Prestige, status, Power, process/ action)
(Kebutuhan meresponi Ego affect result)
self-esteem y& Achievement
yg dipelajari kondisi
Tertiary
sbg respon psikologis Affection, Needs
thd seseorang &
friendship, Social Affiliation
lingkungan) hubungannya
belonging
dg org lain)
Protection, Safety & Carrot &
Power Extrinsic
order, stability Low Security Control Punishment Conventional Perform
Hygiene (reward from
Level People (Reward & Management adequately
external)
Biogenic Punishment)
Innate Need
(Kebutuhan utk Food, water, air, Primary Physiologica
(Kebutuhan -
bertahan shelter, sex Needs l
bawaan)
hidup)
Intrinsic and Extrinsic Rewards

• INTRINSIC REWARDS
Penghargaan yang diperoleh dari
kepuasan internal seseorang/ individu
yang diperoleh melalui suatu proses dari
kemampuan dalam suatu kegiatan/
pekerjaan.

Contoh: prestasi, pengakuan, kemajuan,


kemampuan seseorang untuk
berkembang, kemungkinan untuk maju.
• EXTRINSIC REWARDS
Penghargaan yang diperoleh dari orang lain, biasanya
dari atasan atau supervisor termasuk promosi atau
peningkatan pembayaran.
Contoh: Upah, gaji, kondisi kerja, prosedur dan kebijakan
perusahaan, hubungan dengan rekan sekerja dan atasan.

• SYSTEM-WIDE REWARDS
Penghargaan yang diperuntukan bagi semua orang atau
karyawan dalam suatu oarganisasi/ perusahaan

• INDIVIDUAL REWARDS
Penghargaan yang berbeda untuk setiap individu dalam
suatu organisasi yang sama.
EXHIBIT 9.2

EXAMPLE OF INTERINSIC AND


EXTRINSIC REWARDS

Extrinsic Intrinsic

Individual
Large merit increase Feeling of self-fulfillment

System-wide
Pride in being part of a
Insurance benefits
“winning “ organization
EXHIBIT 9.3

NEEDS OF PEOPLE AND MOTIVATION


METHODS
Needs of people
Needs of people

Conventional
Conventional Leadership
Management Leadership
Management

Lower needs Higher needs


Lower needs Higher needs

Carrot & stick Empowerment


Carrot & stick Empowerment
(Extrinsic) (Intrinsic)
(Extrinsic) (Intrinsic)

Control Growth &


Control Growth &
people fulfillment
people fulfillment

Adequate
Adequate Best effort
effort Best effort
effort
NEEDS-BASED THEORIES OF
MOTIVATION

• Maslow’s Needs Hierarchy Theory

Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow dan


merupakan kelanjutan dari “human science
theory” Elton Mayo yang menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan seseorang itu
jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materiil dan non materiil.
Dasar Maslow’s Need hierarchy theory

a. Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan, ia


selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus
menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b. Suatu Kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi
alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang
belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy)
sbb:
1. Physiological Needs
2. Safety and Security Needs
3. Affiliation or Acceptance Needs (Belongingness)
4. Esteem or Status Needs
5. Self Actualization
1. Physiological Needs
Kebutuhan dasar yang bersifat psikologis
seperti makanan, air, sex, dan kebutuhan-
krbutuhan badaniah lainnya.
2. Safety Needs
Kebutuhan akan suatu lingkungan yang aman,
yang terbebas dari kekerasan, intimidasi dan
kenyamanan di tempat kerja.
3. Belongingness Needs
Kebutuhan saling interaksi dengan yang lain,
persahabatan dll. Dalam organisasi/
perusahaan setiap individu membutuhkan
teman sekerja, team, hubungan baik dengan
atasan (Spv) atau sesama karyawan.
4. Esteem Needs
Kebutuhan akan penghargaan, pengakuan serta
sifat sifat saling menghargai satu dengan yang
lainnya dalam organisasi.
(Menghormati diri sendiri, otonomi, dan
achievement, status, recognition dll)

5. Self Actualization
Kebutuhan bagi setiap orang yang memiliki
potensi yang dapat ditransformasikan hingga
prestasinya dapat meningkat melalui perilaku
yang baik. (potensi untuk berkembang dan
pemenuhan diri sendiri)
EXHIBIT 9.4

MASLOW’S HIERARCHY OF NEEDS

Need Hierarchy Fulfillment on the Job

Self-actualization Needs Opportunities for advancement, autonomy, growth, creativity

Esteem Needs Recognition, approval, high status, increased responsibilities

Belongingness Needs Work groups, clients, coworkers, supervisors

Safety Needs Safe work, fringe benefits, job security

Physiological Needs Heat, air, base salary


• Herzberg’s Two-Factor Theory

Teori motivation-hygene diperkenalkan


oleh Frederick Herzberg, seorang Psikolog
dengan kepercayaan bahwa hubungan
seseorang dengan pekerjaannya adalah
yang paling utama maka perilakunya
terhadap pekerjaan menentukan
kesuksesan dan atau kegagalan dalam
pekerjaan.
Ada faktor kepuasan dan ketidakpuasan
yang memotivasi manusia
1. Hygiene Factor, Bila terpenuhi akan
menyingkirkan ketidakpuasan termasuk:
recognition, achievement,
tanggungjawab, pekerjaan, pertumbuhan
pribadi.
2. Motivator, Bila terpenuhi akan
memberikan kepuasan termasuk kondisi
kerja, gaji dan keamanan kerja, kebijakan
perusahaan, hubungan interpersonal.
EXHIBIT 9.5

HERZEBERG’S TWO-FACTOR THEORY


Highly
Highly
Satisfied
Satisfied
Area of Satisfaction Motivators
influence level of
satisfaction.
Motivators
Achievement
Recognition
Responsibility
Work itself
Personal growth

Neither
Neither
Satisfiednor
Satisfied nor
Dissatisfied
Dissatisfied
Area of dissatisfaction Hygiene factors
influence level of
Hygiene dissatisfaction
Factors
Working condition
Pay and security
Company policies
Supervisor
Interpersonal
relationship
Highly
Highly
Dissatisfied
Dissatisfied
• Acquired Needs Theory

Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David


McClelland ini memfokuskan pada 3 kebutuhan
yaitu achievement, power dan affiliation yang
dipelajari manusia sepanjang hidupnya.

1. Need for achievement


dorongan untuk melampaui, untuk meraih
keberhasilan dan bekerja keras untuk mencapai
sukses, hasrat untuk mencapai sesuatu yang
kadang sulit dicapai seperti pencapaian
suatu standar yang terlalu tinggi, atau jenis
pekerjaan yang sangat kompleks.
2. Need for affiliation
Dorongan untuk menjadi bersahabat dan
hubungan interpersonal yang dekat,
menghindari konflik dan mempererat
persaudaraan.
3. Need for power
Kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku seperti yang diinginkan,
mempengaruhi atau mengontrol orang
lain, bertanggungjawab dan mempunyai
kewenangan.
OTHER MOTIVATIONAL THEORIES

• Reinforcement Perspective on
Motivation
Motivasi muncul sebagai akibat hubungan
antara perilaku dan ko sekuensinya
melalui perubahan-perubahan yang terjadi
sehingga berpengaruh pada penghargaan
atau hukuman.
a. Behavior modification
Tehnik teori penguatan untuk mengubah
perilaku dengan mengubah konsekuensinya
(Reward/ Punishment)
b. Law of Effect
Perilaku yang tidak memberikan reinforcement
akan diulang
c. Reinforcement
Segala yang menyebabkan perilaku diulang
(penguatan/konsekuensinya)
d. Extrintion
Perilaku yang tidak lagi direinforce sehingga
tidak akan terjadi lagi dimasa yang akan datang.
• Reinforcement dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Positive Reinforcement
Konsekuensi positif/ reward yang
merupakan pendataan/ pengadministrasian
dari perilaku yang baik. Misalnya datang ke
kantor tepat waktu, tidak banyak membuat
kesalahan di kantor
2. Negative Reinforcement
Konsekuensi negatif/ punishment yaitu
hukuman yang diberikan kepada pekerja atau
karyawan karena kesalahan-kesalahan
dalam melaksanakan tugas.
• Expectancy Theory
Motivasi tergantung harapan individu atas kemampuan
mereka melakukan tugas untuk memperoleh rewards.

Karyawan akan termotivasi untuk melakukan usaha yang


keras ketika ia percaya bahwa usaha itu akan membawa
pada penilaian kinerja yang baik, dan penilaian kerja yang
baik akan membawa imbalan organisasi seperti bonus,
kenaikan gaji atau promosi. Dan rewards itu akan
memuaskan tujuan individu karyawan.

Kuatnya kecenderungan untuk bertindak dalam suatu cara


tertentu bergantung pada kekuatan. Suatu pengharapan
bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran
tersebut bagi individu.
Teori ini terfokus pada 3 hubungan, yaitu:

1. Effort - Performance relationship


Keuntungan yang diterima oleh seseorang
yang melaksanakan suatu usaha ditentukan
akan membawa pada performance.
2. Performance - Rewards relationship
Tingkat dimana individu percaya bahwa
melaksanakan sesuatu pada tingkat tertentu
akan membawa pada pencapaian hasil yang
diinginkan
3. Rewards – Personal Goals relationship
Tingkat dimana imbalan perusahaan
memuaskan tujuan atau kebutuhan individu
akan imbalan potensial tersebut sebagai
individu.
• Equity Theory

Manusia termotivasi untuk mencari keadilan


sosial sebagai rewards kinerja mereka.
Kesamaan (equity) berperan dalam motivasi.
Para karyawan membandingkan input & output
yang diterimanya dengan yang lain.

Input meliputi: pendidikan, pengalaman, upaya-


upaya dan kemampuan.
Output meliputi: pembayaran, pengakuan.
Promosi dan penghargaan lainnya.
• Sebuah pernyataan ekuitas ada ketika
rasio keluaran seseorang terhadap
masukan sesuai dengan rasio orang lain
dalam sebuah kelompok kerja.

• Inequity terjadi ketika rasio masukan dan


keluaran diluar keseimbangan, seperti
ketika seorang karyawan dengan tingkat
pengalaman dan kemampuan yang tinggi
menerima gaji yang sama dengan seorang
karyawan baru yang mempunyai tingkat
kemampuan, pendidikan dan pengalaman
lebih rendah.
Ada 4 perbandingan yang dapat dilakukan
karyawan:

1. Self-inside
Pengalaman karyawan dalam posisi berbeda
didalam organisasi
2. Self-outside
Pengalaman karyawan dalam situasi atau posisi
berbeda diluar organisasi
3. Other-inside
Individu atau eklompok dan didalam
organisasinya
4. Other-outside
Individu atau kelompok lain diluar organisasinya.
THE CARROT-AND-STICK
CONTROVERSY
• Motivasi penghargaan dan hukuman yang
dipraktekkan dalam banyak organisasi selalu
dikaitkan dengan kenyataan bahwa kinerja
penghargaan mengacu pada pembayaran.
• Insentif keuangan dapat sedikit efektif, untuk
sesuatu, memberikan peningkatan gaji atau
bonus kepada seorang karyawan dapat
memberikan tanda bahwa pemimpin menilai
kontribusi mereka terhadap organisasi.
• Beberapa peneliti berpendapat bahwa
menggunakan uang sebagai motivator selalu
membawa kepada kinerja yang tinggi.
Penghargaan ekstrinsik adalah baik motivasi
yang tidak tepat maupun yang tidak produktif
dan mungkin bekerja melawan minat terbaik
dari organisasi. Alasan-alasan untuk Kritik
atas pendekatan carrot and stick terutama
pada penggunaan extrinsic rewards adalah:

1. Extrinsic reward mengurangi dan menghapus


intrinsic rewards
2. Extrinsic reward bersifat sementara
3. Extrinsic reward mengasumsikan manusia
didorong oleh lovers needs
4. Organisasi terlalu kompleks untuk pendekatan
carrot and stick
5. Carrot and stick mematikan motivasi orang untuk
bekerja sebagai kelompok
• Program insentif dapat menjadi sukses,
khususnya ketika orang-orang secara aktual
termotivasi oleh uang dan pengurangan
kebutuhan. Meskipun demikian, insentif individual
cukup jarang untuk memotivasi perilaku yang
menguntungkan organisasi secara keseluruhan.

• Salah satu cara untuk seorang pemimpin


menempatkan kontroversi dari carrot-and-stick
adalah untuk memahami kelemahan dan kekuatan
program dan mengambil sisi positifnya tetapi
mengurangi dampak pemacu ekstrinsiknya.
Seorang pemimpin juga melihat kepada
kebutuhan orang-orang yang tinggi dan tidak ada
bawahan yang akan bekerja dimana tidak ada
penawaran terhadap pemuasan kebutuhan
individu sebaik pembayaran gaji tahunan.
EMPOWERMENT

• Empowerment atau pembagian kekuasaan


adalah delegasi kekuasaan/ informasi/
wewenang kepada bawahan untuk
memotivasi karyawan dengan intrinsic
rewards.
• Pemberian wewenang mengacu pada
pembagian kekuasaan, pendelegasian
kekuasaan dan otoritas kepada bawahan
dalam organisasi.
Peningkatan kekuasaan dan tanggungjawab
membawa motivasi yang lebih besar,
meningkatkan kepuasan karyawan.

pemberian wewenang kepada pekerja,


meliputi penambahan tanggungajwab kerja,
otoritas untuk mendefinisikan pekerjaannya,
dan kekuasaan untuk membuat keputusan
merupakan indikator yang paling dramatis
atas kepuasan pekerjaan.
ELEMENTS OF EMPOWERMENT
5 faktor yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan empowerment:
1. Karyawan mendapatkan informasi tentang
visi dan misi perusahaan
2. Karyawan mendapatkan pengetahuan dan
keahlian untuk mencapai tujuan perusahaan
3. Karyawan mempunyai kemampuan untuk
membuat keputusan substantive
4. Karyawan mengerti tujuan dan pengaruh
dari pekerjaannya
5. Karyawan diberikan penghargaan
berdasarkan kinerja perusahaan
EXHIBIT 9.6

THE EMPOWERMENT CONTINIUM


Self-management
High n
Self-directed teams
ec
isi
o
y
rd g
fo rate
e
l st
ib
Cross-functional teams o
sp s
ns and
re es
re ro c
A P

Quality circlesk e ns
Ma io
cis
De
Participation groups
e
Degreeofof at s
Degree cip ion
Empowerment Suggestion rt
Pa dec
i
is
Empowerment Program in

ut
Periodicve inp
Gi
Briefing
on
c isi
de on
Low no reti
e
v isc
Ha d

Few Many and


Complex
Employee
Employee
Skills Required
Skills Required
CHAPTER 9
LEADERSHIP
COMMUNICATIONS

BY:
SETIA TJAHYANTI
HOW LEADER COMMUNICATE

• Motivasi sangat tergantung pada


kemampuan pemimpin untuk
berkomunikasi secara efektif.
Kepemimpinan tidak dapat terjadi tanpa
komunikasi yang efektif.

• Kepemimpinan berarti mempengaruhi


orang untuk membawa perubahan atas
suatu visi atau masa depan yang
diinginkan organisasi.
• Pemimpin berkomunikasi untuk membagi
visi dengan orang lain, menginspirasi dan
memotivasi mereka untuk mencapai visi
yang diinginkan, dan membagun nilai-nilai
dan kepercayaan guna mencapai
hubungan kerja yang efektif dan
pencapaian tujuan organisasi.
EXHIBIT 6.1

THE LEADER AS
COMMUNICATION CHAMPION
Actions
Direct attention to
vision/values,
leader create open climate
Internal and Listening
External as
Discernment Methods
Sources Communication
interpretation Use rich channels,
Champion
stories, metaphors,
openness, dialogue
MANAGEMENT COMMUNICATION

• Peran utama seorang manajer adalah “pengolah


informasi”
• Manajer menghabiskan 80% dari setiap hari
kerja berkomunikasi dengan orang lain (rapat,
telepon, berbicara informal dengan oarng lain)
• Manajer mengamati lingkungannya untuk
mendapatkan informasi pribadi dan tertulis,
mengumpulkan fakta, data dan ide-ide, yang
kemudian dikirimkan kepada bawahannya dan
orang lain yang dapat menggunakannya.
• Manajer menerima berita2 dan umpan
balik dari bawahannya untuk melihat
apakah terjadi kesalahan dalam
penterjemahan berita yang dikirimnya dan
menentukan apakah perlu dilakukan
perubahan berita agar lebih akurat.
• Manajer memiliki tanggungjawab yang
besar dalam mengarahkan dan mengontrol
sebuah organisasi.
• Efektivitas komunikasi didasari dengan
ketepatan formulasi berita dengan sedikit
statistik dan keputusan2.
LEADER COMMUNICATION
• Pemimpin sering kali mengkomunikasikan
gambaran besar -visi- daripada fakta dan
potongan-potongan informasi.
• Bilamana seorang manajer bertindak sebagai
pengolah informasi untuk menyebarkan data
secara tepat, seorang pemimpin dapat terlihat
sebagai juara komunikasi (communication
champion)
• Seorang communication champion adalah
seorang yang secara filosofis yakin bahwa
komunikasi adalah penting untuk membangun
kepercayaan dan mendapatkan komiten
terhadap visi.
• Pemimpin menggunakan komunikasi untuk
mengisnpirasi dan menyatukan manfaat dan
identitas orang-orang secara umum.
• Seorang CC memungkinkan pengikut-pengikutnya
menghidupkan visi perusahaan dalam aktivitas
sehari-hari mereka.
• Orang memerlukan visi untuk memotivasi mereka
menuju masa depan. Belajar, menyelesaikan
masalah, membuat keputusan dan berstrategi
semua adalah berorientasi dan berasal dari visi.
• Pemimpin secara aktif berkomunikasi melalui
kata-kata dan tindakan setiap hari. Komunikasi
reguler penting untuk membangun hubungan
pribadi dengan para pengikutnya.
• Dengan membangun komunikasi yang terbuka,
aktif mendengarkan orang lain, belajar melihat
dengan jelas berita2 dasar dan mempraktekan
dialog, pemimpin memfasilitasi dan mendukung
percakapan strategis yang menggerakan
organisasi kedepan.

• Komunikasi pemimpin adalah mengarah kepada


manfaat (purpose directed), yang mengarahkan
perhatian setiap orang kepada visi, nilai-nilai dan
hasil yang diinginkan kelompok atau organisasi
dan menyakinkan orang untuk bertindak
membantu pencapaian visi tersebut.
EXHIBIT 6.1

THE LEADER AS
COMMUNICATION CHAMPION
Actions
Direct attention to
vision/values,
leader create open climate
Internal and Listening
External as
Discernment Methods
Sources Communication
interpretation Use rich channels,
Champion
stories, metaphors,
openness, dialogue
CREATING AN OPEN COMMUNICATION
CLIMATE

• Menciptakan komunikasi yang terbuka


dengan cara membagi semua informasi
kepada semua anggota organisasi
sehingga dapat membagun kepercayaan
dimana unsur-unsur yang diperlukan
dalam interaksi komunikasi antara leader
dan follower dapat memberikan semangat
dan komitmen terhadap tujuan organisasi.
EXHIBIT 6.2

WHY OPEN THE COMMUNICATION CLIMATE?

An open climate is essential for cascading vision, and cascading is essential because:

Natural Law 1: You Get What You Talk About


A vision must have ample ‘air time’ in an organization. A vision must be shared
And practiced by leaders at every opportunity.

Natural Law 2: The Climate of an Organization Is a Reflection of the Leader


A leader who doesn’t embody the vision and values doesn’t have an organization
that does.

Natural Law 3: You Can’t Walk Faster Than One Step at a Time
A vision is neither understood nor accepted overnight. Communicating must be
built into continuous, daily interaction so that over time followers will internalize
it.
Listening and Discernment

• Listening
Mendengar adalah keterampilan
memperoleh dan menginterpretasikan arti
seseungguhnya dari suatu pesan

• Discernment
Mendengarkan dengan mendeteksi isi
pesan yang tidak terucap tersembunyi
dibalik percakapan.
EXHIBIT 6.3

TEN KEYS TO EFFECTIVE LISTENING

Keys Poor Listener Good Listener

1. Listen actively Is passive, laid back Asks questions; paraphrases what is


said
2. Find areas of interest Tunes out dry subjects Looks for opportunities, new learning
3. Resist distractions Is easily distracted Fights distractions; tolerates bad
habits; knows how to concentrate
4. Capitalize on the Tends to daydream with Challenges, anticipates. Summarizes;
thought is is faster slow speakers listens between lines to tone of voice
than speech
5. Be responsive Is minimally involved Nods; shows interest, positive feedback
6. Judge content, not Tunes out if delivery is Judges content; skips over delivery
delivery poor Errors
7. Hold one’s fire Has preconceptions; Does not judge until comprehension
argues is complete
8. Listen for ideas Listens for facts Listens to central themes
9. Work at ideas No energy output; faked Works hard; exhibit active body
attention state, eye contact
10. Exercise one’s mind Resists difficult material Uses heavier material as exercise for
in favor of light, the mind
recreational material
• Dialogue
merupakan suatu interaksi timbal balik
antara pembicara dan pendengar yang
sama-sama memahami maknaa dan arti
dari pokok pembicaraan.
EXHIBIT 6.4

DIALOGUE AND DISCUSSION THE DIFFERENCE


Conversation

Lack of understanding, disagreement,


divergent points of view, evaluate
others

Dialogue Discussion
Revealfeelings
Reveal feelings Statepositions
positions
State
Exploreassumptions
Explore assumptions Advocateconvictions
convictions
Advocate
Suspendconvictions
Suspend convictions Convinceothers
others
Convince
Buildcommon
Build commonground
ground Buildoppositions
oppositions
Build

Result Result
Longterm,
Long term,innovative
innovative Short-termresolution
resolution
solutions
solutions Short-term
Unifiedgroup
group Agreementby
Agreement bylogic
logic
Unified
Sharedmeaning
meaning Oppositionbeaten
Opposition beatendown
down
Shared
Transformedmind-sets
mind-sets Mind-setsheld
Mind-sets heldonto
onto
Transformed
COMMUNICATIONS
• Komunikasi harus mencakup pentransferan dan
pemahaman makna.
• Suatu ide atau gagasan, tidak perduli seberapa
besarnya itu tidak berguna sebelum diteruskan
dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi yang
sempurna eksis apabila suatu pikiran atau ide
diteruskan sehingga gambaran mental yang
dipresepsikan penerima persisi sama dengan
yang dibayangkan.
• Jadi komunikasi adalah kemampuan dalam
menyampaikan informasi, pemikiran, ide-ide
sehingga dapat dipahami secara puas oleh
seseorang atau sekelompok pendengar.
Fungsi dasar Komunikasi:

1. Fungsi kontrol
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilkau
anggota dengan beberapa cara, misalnya setiap
organisasi mempunyai hirarki wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh semua
karyawan.
2. Fungsi motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus
dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah
standar.
3. Fungsi pengungkapan emosional
Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok merupakan
mekanisme fundamental yang mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan, dan rasa puas mereka.
EXHIBIT 6.5

TEN KEYS TO EFFECTIVE LISTENING

Electronicmail
Electronic mail

Face-to-face
Face-to-face
Formalreport
Formal report
verbal
verbal
disadvantages
disadvantages Advantage
Provides record Advantage
Provides record Personal
One-way Personal
One-way Two-way
Slow-feedback Two-way
Slow-feedback Fast feedback
Fast feedback
High
Low channel
channel
richness
richness
Advantages
Advantages
Provides record Disadvantages
Provides record Disadvantages
Premeditated No record
Premeditated No record
Easily disseminated Spontaneous
Easily disseminated Spontaneous
Dissemination hard
Dissemination hard

Memos,letters
Memos, letters Telephone
Telephone
STORIES & METAPHORS

• Cerita dapat membuat Leader terhubung


dengan follower secara emosional
intelektual serta menanamkan values.
Cerita memberikan perasaan “masuk”
dalam situasi sesungguhnya,
menginspirasikan tindakan, mudah diingat
dan meyakinan.
SYMBOLS & INFORMAL COMMUNICATION
• Penampilan, perilaku, tindakan dan sikap –
leader merupakan simbol yang diperhatikkan
follower
• Simbol merupakan alat komunikasi informal
yang mengkomunikasikan apa yang penting
• Komunikasi informal penting sebab
menyimbolkan visi memiliki dampak besar
kepada orang lain.
• Contoh: MBWA (Management by Wandering
Around): Leader langsung berinteraksi dengan
folower ketika mereka bekerja.
EXHIBIT 6.6

THE FEEDBACK PROCESS

1.
1. Observation
Observation
followermisses
follower misses
deadlines
deadlines
repeatedly
repeatedly

4. Improvement
4. Improvement
follower given training 2. Assessment
follower given training 2. Assessment
inin followerlacks
follower lacksself-
self-
self-management,
self-management, management skills.
team management skills.
team
allocatedwork
allocated workbased
based
on
on
personal skills.
personal skills.

3.
3. Consequences
Consequences
teammembers
team members
resentdelays
resent delaysto
to
teamprojects.
team projects.

Anda mungkin juga menyukai