2. Komposisi / Bahan2 :
Siap konsumsi.
Tidak perlu ada pengolahan lebih Semua jenis pasien yang
lanjut.
Dimakan dengan nasi dan sayur
bisa konsumsi makanan
sebagi lauk hewani. biasa dan olahan daging.
TIDAK ADA
TAHAP 4 : DIAGRAM ALIR DAGING SERUNDENG
Daging sapi, kelapa, garam, gula merah, kecap manis, bamer, baput,
ketumbar, minyak, sereh, daun jeruk, jahe, kunyit, lengkuas.
a. Sangrai kelapa. b. Perendaman daging dan kelapa sangrai c. Penumisan bumbu iris, dan
dengan bumbu2 halus, kecap, dan kaldu pencampuran semua bahan.
Bahan A B C D E F Kategori
Daging sapi - + - + + - III
Kelapa - + - + + - III
Kecap manis - + - + + + IV
Bawang merah - + - + - - II
Bawang putih - + - + - - II
Daun jeruk - + - + - - II
Kunyit - + - + - - II
Ketumbar - + - + - - II
Jahe - + - + - - II
Lengkuas - + - + - - II
Sereh - + - + - - II
Gula merah - + - + - + III
Garam - + - + - + III
Minyak - + - + - - II
Keterangan :
A = Produk makanan yang tidak steril
B = Produk yang sensitive terhadap bahaya biologis/kimia/fisik
C = Tidak memiliki tahapan untuk membunuh mikroba
D = Produk mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penganan yang salah pada saat distribusi/konsumsi
F = Tidak ada cara untuk mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
Kelompok resiko :
0 = Tidak mengandung bahaya A-F
I = Mengandung 1 bahaya B-F
II = Mengandung 2 bahaya B-F
III = Mengandung 3 bahaya B-F
IV = Mengandung 4 bahaya B-F
V = Mengandung 5 bahaya B-F
VI = Mengandung bahaya A, dengan atau tanpa
bahaya B-F
TAHAP 7 & 8; PENENTUAN CCP & BATAS KRITIS
BAHAN BAKU
TAHAP 7 & 8; PENENTUAN CCP & BATAS KRITIS
BAHAN BAKU
TAHAP 7 & 8; PENENTUAN CCP & BATAS KRITIS
PROSES PENGOLAHAN
TAHAP 9 : PEMANTAUAN BATAS KRITIS SETIAP
CCP
Pemantauan batas kritis pada masing-masing ccp mencangkup apa yang
dibantau, dimana dilakukan pemantauan, bagaimana cara pemantauan,
kapan dilakukan pemantauan dan siapa yang memantau.
Berikut ini adalah tabel pemantauan batas kritis bahan baku daging
serundeng
Pemantauan Batas Kritis Setiap CCP
Dokumen atau rekaman adalah bukti tertulis bahwa suatu tindakan telah dilakukan.
Tujuan dari tahap ini ialah untuk keperluan inspeksi dan mempelajari kerusakan yang
mengakibatkan penyimpangan tindakan koreksi yang sesuai. Jenis rekaman yang biasa
digunakan yaitu rencana HACCP dan semua materi pendukungnya, dokumen pemantauan,
dokumen tindakan koreksi serta dokumen verivikasi.