Anda di halaman 1dari 18

Asuhan keperawatan

penyalahgunaan NAPZA dan AIDS


Disusun oleh:
Kelompok 2

Ahlun maulana
Avellini maya virgeria
Dahlina agraini
Ferda jani saputra
Indri ayu suderajat
Meiqi suhendra
Tesi noviana
Pengertian NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
•Narkotika meurut UU No 22 Th 1997 adalah zat
atau obat berbahaya yg berasal dari tanaman
seperti ganja, opoida, kokai
•Psikotropika: gol zat yg bekerja scra selektif
terutama di otak menyebabkan perubahan
perilaku.
•Zat adiktif: bahan atau zat yg apabila digunakan
menimbulkan kecanduan atau keterantungan
• PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah suatu
penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh
penggunaan yg terus menerus sampai terjadi
masalah.
Rentang repon gangguan penggunaan
zat adiktif
respon adaptif respon maladaptif

eksperimental rekreasional situasional penyalahgunaan ketergantungan


• Eksperimental : kondisi pengguna taraf awal disebakan
keingin tahuan atau sering dikatakan taraf coba-coba
• Rekreasional: menggunakan zat adiktif saat berkumpul
bersama teman sebaya bertujuan sebagai hiburan
• Situasional: penggunaan zat untuk mengatasi masalah,
stress dan frustasi
• Penyalahgunaa: pengunaan yg bersifat patologis,
penggunaan rutin dan terjadi penyimpangan perilaku
dan mengganggu fungsi dalam lingkungan sosial dan
pendidikan
• Ketergantungan:telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya
toleransi dan sindroma putus zat
Penanggulangan masalah NAPZA
• Pencegahan
Dilakukan dengan memberikan informasi ttg
NAPZA, deteksi dini perubahan perilaku,
• Pengobatan
Terapi pengobatan dengan detoksifikasi yaitu
upaya untuk mengurangi/menghentikan
gejala putus zat. Detoksifikasi dibagi dua yaitu:
detoksifikasi tanpa substitusi dan dengan
substitusi
• Rehabilitas :
Upaya kesehatan yg dilakukan secara utuh dan
terpaduuntuk pemulihan dan pengembangan
klien baik fisik, mental, sosial an spiritual.
Jenis-jenis program reabilita:
• Rehabilitasi psikososial
• Rehabilitasi kejiwaan
• Rehabilitasi komunitas
• Rehabilitasi keagamaan
Faktor predisposisi
• Faktor biologis
Kecenderungan keluarga pengguna zat adiktif
serta konflik eluarga yg tinggi
• Faktor psikologis
Dilihat dari kepribadian terutaa pada remaja yg
memiliki konsep diri negatif dan harga diri
rendah, ketidakmampuan mengekspresikan
emosi
• Faktor sosial budaya
Pada remaja, berteman dengan pengguna serta
ancaman atau tekanan dari teman cukup
mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA
Faktor presipitasi
• Pernyataan untuk mandiri dan hanya
membutuhkan teman sebaya serta sebagai
pengakuan lingkungan beresiko untuk terlibat
NAPZA
• Sebagai prinsip kesenangan, menghindari
masalah atau sakit
• Kehilangan seseorang atau sesuatu yang berarti
• Diasingkan oleh ligkungan, rumah dan teman-
teman.
• Kompleksitas dari kehidupan modern
Data pengkajian Khusus
penyalahgunaan NAPZA
• Jumlah dan kemungkinan zat yang digunakan
• Kuantitas penggunaan zat adiktif
• Metode penggunaan zat adiktif
• Dosis terakhir yang digunakan
• Cara memperoleh zat
• Dampak bila tidak digunakan
• Stressor dalam hisupnya
• Sistem dukungan (keluarga, sosial, financial)
• Tingkat harga diri klien, persepsi klien terhadap zat
adiktif
• Tingkah laku manipulatif
Pohon masalah penyalahgunaan
NAPZA
Resti menciderai diri

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Intoksikasi

HDR

Gg konsep diri atau kopin aladaptif


Salah satu dampak dari penyalahgunaan NAPZA
adalah terularnya penyakit menular seksual salah
satunya adalah HIV/AIDS yang merupakan
keperawatan dpt dikelompokkan menjadi masalah
biologis, psikis, sosial dan ketergantungan.

Acquired Immune Deficuency Syndrome (AIDS)


adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan
oleh HIV dan ditandai oleh imunosupresi berat yang
menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma
sekunder dan manifestasi neurologis
Faktor predisposisi penderita AIDS
• Faktor biologis: gg pada masalah fisik baik
sistem perafasan, pencernaan, persyarafan
dan integumen
• Faktor psikologis: perasaan tak bedaya/putus
asa, resppon psikologis denial, marah, dan
cemas
• Faktor sosial: perasaan minder dan tak
berguna, perasaan terisolasi/ ditolak.
Tahapan reaksi psikologis pasien HIV (Grame Stewart, 2000)
Reaksi Proses psikologis Hal-hal yang biasa di jumpai
1. Shock (kaget, goncangan Merasa bersalah, marah, tidak berdaya Rasa takut, hilang akal, frustrasi, rasa
batin) sedih, susah, acting out

2. Mengucilkan diri Merasa cacat dan tidak berguna, Khawatir menginfeksi orang lain,
menutup diri murung

3. Membuka status secara Ingin tahu reaksi orang lain, pengalihan Penolakan, stres, konfrontasi
terbatas stres, ingin dicintai

4. mencari orang lain yang Berbagi rasa, pengenalan, kepercayaan, Ketergantungan, campur tangan, tidak
HIV positif penguatan, dukungan sosial percaya pada pemegang rahasia dirinya

5. Status khusus Perubahan keterasingan menjadi manfaat Ketergantungan, dikotomi kita dan
khusus, perbedaan menjadi hal yang mereka (sema orang dilihat sebagai
istmewa, dibutuhkan oleh yang lainnya terinfeksi HIV dan direspon seperti itu),
over identification
Diagnosa keperawatan
Pada penyalahgunaan NAPZA
Resiko menciderai diri
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
Gangguan konsep diri: Harga diri Rendah

Pada Penderita HIV/AIDS:


Kecemasan berhubungan dengan: prognosis yang tidak jelas, persepsi
tentang efek penyakit dan pengobatan terhadap gaya hidup.
Gangguan gambaran diri berhubungan dengan: penyakit kronis, alopesia,
penurunan berat badan, dan gangguan seksual.
Harga diri rendah (kronik, situasional) berhubungan dengan penyakit
kronis, krisis situasional. 
Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, ketakutan orang lain terhadap
penyebaran infeksi, ketakutan diri sendiri terhadap penyebaran HIV, moral
budaya dan agama, penampilan fisik, gangguan harga diri dan gambaran
diri.
Risiko kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri faktor rsiiko: ide bunuh
diri, keputusasaan. (Sumber: Wilkinson, 2005)
Intervensi keperawatan
 Risiko kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri
Tindakan: lakukan Strategi Pelaksanaan 1- 4 Resiko perilaku
kekerasan
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
Tindakan: lakukan Strategi Pelaksanaan 1- 4 Halusinasi
Gangguan konsep diri: Harga diri Rendah
Tindakan : lakukan Strategi Pelaksanaan 1- 4 Harga Diri
Rendah
 Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, ketakutan orang
lain terhadap penyebaran infeksi
Tindakan : lakukan Strategi Pelaksanaan 1- 4 Isolasi Sosial

Anda mungkin juga menyukai