Unit Air Baku (kiri: Intake building PT Aetra Air Jakarta, kanan: Reservoir di East Sussex, Inggris)
Unit Produksi (kiri: Instalasi Pengolahan Air di Los Angeles, AS, kanan: Instalasi Pengolahan Air di Surabaya)
Komponen Utama dari
Jaringan Perpipaan Air Minum
Unit Distribusi (kiri: pipa PDAM di Pekalongan, tengah: sambungan dan belokan pada pipa, kanan: pumping station di Belanda)
Unit Pelayanan (kiri: contoh unit hidran, kanan: sambungan dan belokan pada pipa, kanan: contoh sambungan PDAM di rumah)
Komponen Utama dari
Jaringan Perpipaan Air Minum
Jaringan perpipaan air minum (kiri: jaringan bercabang; kanan: jaringan loop) [2]
Sejarah Hidraulika
• Hidraulika dalam pipa didahului dengan praktek [2]. Sebelum
masyarakat tahu atau mengerti tentang mengapa dan bagaimana
air mengalir dalam pipa, mereka telah lebih dahulu mengerti dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Hidraulika, atau ilmu
penggunaan air dan tenaganya, telah ada sekitar 2000 tahun [3].
• Untuk menentukan tegangan geser turbulen, akan digunakan persamaan Navier-Stokes yang termodifikasi
sebagai berikut:
Persamaan tersebut menyatakan bahwa tegangan geser pada aliran turbulen dipengaruhi oleh viskositas
eddy (νt ) dan fluktuasi kecepatan pada segala arah[11].
Tegangan Geser dalam Aliran Turbulen
Perbandingan kecepatan dan tegangan geser pada aliran laminar (kiri) dan turbulen (kanan) [12]
• Tegangan geser pada aliran turbulen biasanya akan lebih besar daripada tegangan geser pada
aliran laminar[13]
• Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada aliran yang turbulen, gradien kecepatan antara
tengah penampang serta dindingnya akan lebih curam (du/dy lebih besar) sehingga
menyebabkan tegangan geser yang lebih besar [13].
Jenis-Jenis Fluida
• Fluida
Ideal
• Fluida ideal adalah fluida yang mempunyai viskositas bernilai nol (μ = 0). Pergerakan dari
fluida ideal disebut sebagai aliran ideal, atau inviscid flow. Dalam aliran ideal, tidak ada gaya
melintang (shear force) yang bekerja dikarenakan viskositas yang tidak ada.
• Pada kenyataannya, semua fluida mempunyai viskositas (μ > 0), sehingga aliran fluida yang
nyata disebut sebagai aliran viskos.
• Walaupun begitu, analisis dengan asumsi aliran fluida ideal dapat dilakukan pada beberapa
situasi tertentu, seperti aliran fluida viskos dengan kecepatan sangat tinggi.
Jenis-Jenis Fluida
• Fluida
Newtonian
• Fluida Newtonian adalah suatu jenis fluida yang memiliki kurva shear stress dan gradien
kecepatan yang linier[14].
Dimana:
= tegangan geser pada fluida; = viskositas fluida; du/dy = gradien kec. fluida
• Fluida Newtonian akan terus menerus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada
fluida, karena viskositas fluida ini tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada
fluida.
• Contoh fluida Newtonian: air, udara, etanol, benzene, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Fluida
• Fluida Non-Newtonian
• Fluida Non-Newtonian adalah suatu jenis fluida yang tidak tahan terhadap tegangan geser
(shear stress), gradien kecepatan, dan temperatur (tidak mengikuti hukum Newton tentang
aliran).
• Dengan kata lain, kekentalan (viscosity) merupakan fungsi daripada waktu[14].
• Persamaan Ostwald-de Waele menjelaskan hubungan antara tegangan geser () dengan
gradien kecepatan (du/dy) yang dipengaruhi oleh konstanta perilaku aliran (n)
• Contoh dari fluida Non-Newtonian: cat, minyak pelumas, lumpur, darah, obat-obatan cair,
dan sebagainya
Jenis-Jenis Fluida
Jenis-jenis fluida dan contohnya [15]
Peningkatan viskositas terlihat
Tinta komputer,
Fluida dengan Rheopectic dengan jelas seiring dengan
madu, lubrikan
viskositas lama durasi tegangan
time-
Penurunan viskositas terlihat Yogurt,
dependent
Thixotropic dengan jelas seiring dengan mentega, cat
lama durasi tegangan dinding
• Diagram Moody (Moody chart atau Moody diagram) adalah sebuah grafik dalam bentuk non-
dimensional yang menghubungkan factor friksi Darcy-Wiesbach fD, bilangan Reynold Re, dan
kekasaran permukaan pada aliran di pipa berpenampang lingkaran.
• Diagram ini dapat digunakan untuk memprediksi penurunan tekanan (pressure drop) atau
penurunan debit (flow rate down) pada pipa.
• Selain itu juga, fungsi dari diagram tersebut adalah untuk menyediakan penyajian grafis dari
fungsi Collebrook dan White, yang menyediakan kurva transisi untuk menghubungkan zona
transisi dari pipa halus ke pipa kasar, dan area turbulensi yang tidak lengkap [22].
Diagram Moody
Diagram Moody
•• Dalam grafik Moody, ada tiga zona aliran. Paling kiri dengan angka Reynold sampai dengan 2000 adalah
zona aliran laminer. Pada zona pertama ini koefisien kekasaran tidak tergantung pada diameter kekasaran
relatif . Pada zona ini, factor kekasaran fd ditentukan oleh rumus:
• Pada zona ke dua ada pada area angka Reynold antara 2000 hinga 4000. Pada area ini aliran tidak menentu
(transisi) antara laminar dan turbulen, sehingga koefisien kekasaran diinterpolasi antara hasil hitungan aliran
laminar dengan aliran turbulen [22].
• Zona ketiga adalah pada aliran turbulen, yaitu daerah dengan angka Reynold di atas 4000. Di daerah ini,
koefisien kekasaran merupakan fungsi angka Reynold dan diameter kekasaran relatif . Sementara, pada zona
ini, factor kekasaran fd ditentukan oleh rumus
Diagram Moody
• Pada grafik Moody, harga yang harus diketahui adalah yang merupakan kekasaran relative pipa. Jika telah
diitentukan (harga konstan untuk berbagai macam aliran), maka dapat digambarkan garis lengkung seperti
sejajar dengan garis lengkung .
• Kecepatan dapat diperkirakan dan menghitung Re. Jika kedua harga tersebut diketahui, maka dapat ditarik
garis tegak melalui harga Re yang sesuai hingga memotong , dan dari titik pertemuan dapat ditarik garis
horizontal ke kiri memotong harga fungsi f.
• Contoh:
Tentukan faktor friksi (fD) untuk aliran fluida di pipa dengan diameter 700 mm yang mempunyai angka
Reynolds 50.000.000 dan kekasaran absolut 0,035 mm.
Solusi: Kekasaran relatif sama dengan ε = 0.035 / 700 = 5 x 10-5. Menggunakan diagram Moody, bilangan
Reynolds 50.000.000 berpotongan dengan kurva kekasaran relatif of 5 x 10-5 dengan faktor friksi 0.011.
(Contoh penggunaan diagram ada di slide selanjutnya).
Diagram Moody
TUGAS MATA KULIAH
𝟖 𝑳 𝑸𝟐 𝟏𝟎 , 𝟔𝟕𝟓 𝑳 𝑸
𝒉𝒇 =𝒇 𝟐 ( 𝟓 ) 𝒉 𝒇 = ( )
𝑫
𝟒 , 𝟖𝟕𝟎𝟒
𝑪
𝝅 𝒈 𝑫
Ilustrasi aliran dalam pipa dan kehilangan energi tenaga mayor (utama) maupun minor (sekunder). Air
keluar dengan masih menyisakan energi potensial [2]
Persamaan Kontinuitas Massa dan Energi
Untuk aliran mantap: Laju aliran massa di (1) = Laju aliran massa di (2)
ṁ1 = ṁ2
ρAV1 = ρAV2
AV1 = AV2
Persamaan Kontinuitas Massa dan Energi
ṁ=∑ ṁ
∑ 𝑎𝑡𝑎𝑢
∑ ρQ=∑ ρQ
𝑖𝑛 𝑜𝑢𝑡 𝑖𝑛 𝑜𝑢𝑡
Q=∑ Q
∑
Lalu untuk aliran inkompresibel:
𝑖𝑛 𝑜𝑢𝑡
ṁ1 = ṁ2 + ṁ3
Persamaan Kontinuitas Massa dan Energi
P 𝑉2 di mana:
+ + 𝑧=𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
γ 2𝑔 P
=𝑣𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 h𝑒𝑎𝑑 (energi kinetik )
γ
𝑉 2
= 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 h𝑒𝑎𝑑 (energi potensial)
2𝑔
Persamaan Kontinuitas Massa dan Energi
𝑃 2 2
1 𝑉 1 𝑃 2 𝑉 2
+ + 𝑧 1= + + 𝑧 2+ h𝑓 +h 𝑠 𝑃 𝑛 =tekanan pada segmen
γ 2𝑔 γ 2𝑔
𝑉 𝑛 =kecepatan rerata fluida
di mana: 𝑧 𝑛=tinggi datum
h 𝑓 , h 𝑠=head loss , kehilangan energi = berat jenis fluida
= percepatan gravitasi
𝑃
1 − 𝑃2=γ h
• Kehilangan tekanan dapat dinyatakan dengan:
Metode Hardy-Cross
• Pada jaringan pipa, ada dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu:
• Persamaan kontinuitas massa (pada node)
• Persamaan energi (pada pipa)
• Salah satu metode penyelesaian aliran pada jaringan pipa adalah dengan Metode
Hardy-Cross, yang mencoba arah aliran dan debit aliran pada semua pipa [19].
• Jika ternyata persamaan kontinuitas dan energi belum terpenuhi maka percobaan
diulang dengan menggunakan harga baru yang telah dikoreksi.
• Hardy Cross mengembangkan dua metode untuk memecahkan permasalahan
jaringan aliran. Masing-masing metode dimulai dari diketahui kontinuitas aliran
atau potensial, lalu selanjutnya diiterasi[19]
Metode Hardy Cross
• Metode Hardy Cross juga disebut sebagai persamaan Loops.
Persamaan tersebut terdiri dari persamaan:
• Persamaan Kontinuitas:
Pada tiap node berlaku persamaan:
∑ 𝑄𝑖=𝑞𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙
𝑛
∑ 𝐾 𝑖 𝑄𝑖 =0
Metode Hardy Cross
Langkah-langkah perhitungan dan iterasi dengan Metode Hardy Cross[2]
Asumsikan harga Q
Hitung harga f
berdasarkan Q
YA
SELESAI
Metode Hardy Cross
• Dalam kasus aliran dalam pipa, konservasi aliran berarti bahwa aliran masuk
sama dengan jumlah aliran keluar pada setiap percabangan di pipa.
• Sementara, konservasi energi mempunyai arti bahwa jumlah headloss pada
loop di system akan sama dengan nol (dengan asumsi bahwa headloss yang
melawan arah aliran adalah headgain) [20].
Metode Hardy Cross
• Methods of Balancing Flows (1)
• Metode ini dapat digunakan jika total flow rate diketahui. Tekanan atau head pada
percabangan tidak perlu diketahui.
• Pertama-tama, didefinisikan kehilangan energi mayor:
• DQ adalah perubahan aliran (koreksi) yang akan melakukan balance di loop. Walaupun begitu,
DQ hanyalah sebuah aproksimasi sehingga perlu dilakukan iterasi berulang kali sampai DQ
mendekati nol dan mengaproksimasi jawaban yang benar.
Metode Hardy Cross
• Methods of Balancing Flows (3)
• dan untuk faktor friksi lain dapat dipertimbangkan dari[18]:
Hazen-Williams
Darcy-Weisbach
End of Discussion
Referensi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Panduan pendampingan sistem penyediaan air minum (SPAM) perpipaan berbasis
[1]
[9] Pfitzner, J., 1976. Poiseuille and his law. Anaesthesia, 31(2), pp.273-275.
[10] Brown, Glenn. "The Darcy–Weisbach Equation". Oklahoma State University–Stillwater.
[11] Cengel, Y.A., 2010. Fluid mechanics. Tata McGraw-Hill Education.
[12] “4.4: Turbulent Shear Stress” Geosciences LibreText. [diakses 22 April 2020]
[13] “Which_one_offers_biggest_shear_stress_value_than_other_laminar_or_turbulent?”. Research Gate (2015). [diakses 22 April 2020]
[14] ” ”Classification of liquids, fundamental equations and boundary conditions”. Shodganga. [diakses 22 April 2020]
[15] ”Non-Newtonian Fluids”. Wikipedia. [diakses 22 April 2020]
Referensi
[16] ”Closed conduit flow”. CEE 332, School of Civil and Environmental Engineering, Cornell University. [diakses 25 April 2020]
“Continuity and Energy Equations: Continuity and mass conservation”. Fundamentals of Engineering Exam Review,
[17]
Jawab:
• Untuk menghitung kehilangan tenaga,
2 2
8 𝑓 . 𝐿 𝑄 =8 .0,03. 2000 0,01 =44,9 𝑚
5 2
𝐷 π .𝑔 ( 0,102 )5 π 2 .9,81
Permasalahan Sisa Tekanan
Sebuah mata air berada pada ketinggian +400 m dan akan diambil airnya untuk pelayanan air
minum di daerah ketinggian +150 m. Debit rerata yang akan dialirkan sebesar 20 l/s dengan debit
puncak 35 l/s. Jarak antara kedua lokasi tersebut adalah 10.000 m. Agar pipa yang digunakan
efisien, maka direncanakan akan dibangun penyaluran hingga daerah distribusi. Pipa jaringan
transmisi direncanakan berdiamater 6” atau 15 cm. Agar memudahkan perhitungan, maka
koefisien kekasaran dinding pipa dimisalkan sebagai konstanta sebesar 0,02. Kondisi daerah
transmisi ditunjukkan pada gambar berikut
Permasalahan Sisa Tekanan
Jawab:
Kemungkinan 1:
Debit rerata (0,02 m3/s) Debit puncak (0,035 m3/s)
Dari hasil perhitungan, pada Kemungkinan 1 (yang mana terdapat penambahan tangki pelepas tekan pada jarak
1000 m), dapat dibuat observasi bahwa:
1. Pada keadaan pipa dialiri dengan debit rerata, air mampu mengalir sempurna dan dengan sisa tekanan yang
cukup sebesar 16.3 m
2. Walaupun begitu, hal tersebut tidak berlaku apabila pipa dialiri air dengan debit puncak. Sisa tekanan
dibawah 0 sehingga ada warga dalam jumlah kecil yang tidak dapat dilayani.
Permasalahan Sisa Tekanan
Kemungkinan 2:
Debit rerata (0,02 m3/s) Debit puncak (0,035 m3/s)
Sisa tekanan = 100-34,80 = 65,20 m Sisa tekanan = 100-106,6 = -6,6 m
Dari hasil perhitungan, pada Kemungkinan 2 (yang mana terdapat penambahan tangki pelepas tekan pada jarak 4000
m), dapat dibuat observasi bahwa:
1. Pada keadaan pipa dialiri dengan debit rerata, air mampu mengalir sempurna dan dengan sisa tekanan yang cukup
sebesar 65.2 m
2. Walaupun begitu, hal tersebut tidak berlaku apabila pipa dialiri air dengan debit puncak. Sisa tekanan dibawah 0
sehingga ada warga dalam jumlah kecil yang tidak dapat dilayani.
3. Pemilihan lokasi bak pelepas tekan dengan kemungkinan 2 belum menunjukkan keberhasilan
Permasalahan Sisa Tekanan
Kemungkinan 3:
Debit rerata (0,02 m3/s) Debit puncak (0,035 m3/s)
Sisa tekanan = 7000-60,9 = 114,1 m Sisa tekanan = 175-186,6 = -11,6 m
Dari hasil perhitungan, pada Kemungkinan 3 (yang mana terdapat penambahan tangki pelepas tekan pada jarak 7000 m),
dapat dibuat observasi bahwa:
1. Pada keadaan pipa dialiri dengan debit rerata, air mampu mengalir sempurna dan dengan sisa tekanan yang cukup
sebesar 16.3 m
2. Walaupun begitu, hal tersebut tidak berlaku apabila pipa dialiri air dengan debit puncak. Sisa tekanan dibawah 0
sehingga ada warga dalam jumlah kecil yang tidak dapat dilayani.
3. Pemilihan lokasi bak pelepas tekan dengan kemungkinan 3 belum menunjukkan keberhasilan
4. Dari semua alternatif, tidak ada satu pun lokasi yang menimbulkan sisa teknana positif
Permasalahan Sisa Tekanan
Kesimpulan:
• Dari ketiga alternatif yang ada, belum ada hasil yang tepat, serta perubahan letak tangka juga masih belum
memberikan hasil yang diinginkan
• Walaupun begitu, jika diameter pipa diperbesar menjadi 0,16 m, maka dapat dihasilkan sisa tekanan yang nilainya
disajikan di tabel berikut (bersama dengan scenario pertama)
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem jaringan pipa ini membutuhkan perubahan dimensi pipa, alih-alih
perubahan lokasi bak tekan
Katup Pengatur dan Pembagi Aliran
Katup Pengatur dan Pembagi Aliran
Elevasi muka air pada reservoir adalah + 200 m. Elevasi di titik pengambilan 2,4,6, dan 7 adalah 160 m,
120 m, 80 m, dan 40 m. Panjang dan diameter semua pipa sama, yakni panjang = 200 m, dan diameter =
0.1 m. Jika f dianggap konstan = 0.01, bagaimana caranya agar dapat membagi air masing-masing di titik
2,4,6, dan 7 sama rata yaitu 10 liter per detik?
Katup Pengatur dan Pembagi Aliran
•• Diasumsikan
friksi (f) = 0.01, dan pada elevasi +160 m, panjang pipa = 400 m
• Kemudian, dapat dihitung headloss sebagai:
hf = 200-160 = 40
hf = + = 40. untuk mencari kecepatan,
= hf ( = 40 ( ) = 19.14 v = 4.375 m/s
hf = ( +(Kk + 2.5)
• Didapatkan bahwa dengan:
v = 1,27 m/s
hf = 40 m
Semakin rendah titik acuan dari elevasi reservoir, diperlukan kehilangan energi akibat katup yang
semakin besar.
Permasalahan Jaringan Loop Pipa
Permasalahan Hardy-Cross
Sebuah jaringan pipa dengan harga f yang dianggap sama untuk setiap pipa (f=0,02) dan
dengan diameter dan panjang seragam (berturut-turut sebesar 200 meter dan 0,1 meter)
mempunyai pengaliran debit masuk dan keluar seperti di gambar. Jika elevasi semua node
sama dan tekanan di node nomor 1 adalah 20 meter, berapa tekanan di setiap titik lainya?
Permasalahan Hardy-Cross
Jawab:
• Bagian dari jaringan tersebut yang merupakan loop adalah rangkaian pipa 2,5,3, dan
3,6,4, atau 2,5,3, dan 2,5,6,4. Dikarenakan hal tersebut, pipa 1 dan pipa 7 dapat dihitung
secara langsung (tidak memerlukan metode Hardy Cross)
• Untuk Pipa 1:
• Pada tiap node, hukum kontinuitas wajib dipenuhi (yaitu jumlah debit yang masuk sama
dengan jumlah debit yang keluar).
• Pada asumsi percobaan pertama, arah aliran dimisalkan seperti ditunjukkan oleh arah
anak panah. Arah aliran nantinya mempengaruhi tanda kehilangan tenaga saat
melakukan koreksi.
Permasalahan Hardy-Cross
• Dengan asumsi di atas maka diperoleh:
• Jika DQ tersebut diaplikasikan pada jaringan sebagai koreksi, diperoleh asumsi baru
• DQ sebesar -2l/s telah diapliasikan pada pipa 4 dan 6 dengan arah berturut-turut dari node 2 ke 4
dan dari node 4 ke node 6. Selain itu juga, koreksi juga dilakukan pada pipa 3 sehingga debit
berkurang menjadi 2.0 l/s. Hal ini diasumsikan karena dalam loop 2, aliran searah jarum jam
sehingga karena ditemukan DQ negative, koreksi tersebut berlawanan arah dengan jarum jam
Tahap 1
Loop 1 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 2 200 0,1 0,02 0,004 33050,7 0,52881 132,203
Pipa 5 200 0,1 0,02 0 33050,7 0
Pipa 3 200 0,1 0,02 -0,004 33050,7 -0,5288 132,203
0 264,406 0
Loop 2 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 3 200 0,1 0,02 0,004 33050,7 0,52881 132,203
Pipa 6 200 0,1 0,02 0 33050,7 0
Pipa 4 200 0,1 0,02 0 33050,7 0 0
0,52881 132,203 -0,002
Pipa 3, ada dua koreksi dari Loop 1 dari Loop 2 total = -0,002
Tahap 2
Loop 1 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 2 200 0,1 0,02 0,004 33050,7 0,52881 132,203
• Kemudian, hitungan dimulai lagi untuk percobaan 2,
Pipa 5 200 0,1 0,02 0 33050,7 0
Pipa 3 200 0,1 0,02 -0,002 33050,7 -0,1322 66,1015 3, dan seterusnya.
0,39661 198,304 -0,001
Loop 2 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 3 200 0,1 0,02 0,002 33050,7 0,1322 66,1015
Pipa 6 200 0,1 0,02 -0,002 33050,7 -0,1322
Pipa 4 200 0,1 0,02 -0,002 33050,7 -0,1322 0
-0,1322 66,1015 0,00033
Pipa 3, ada dua koreksi dari Loop 1 dari Loop 2 total = -1,33E-03
Tahap 3
Loop 1 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 2 200 0,1 0,02 0,003 33050,7 0,29746 99,1522
Pipa 5 200 0,1 0,02 -0,001 33050,7 -0,0331
Pipa 3 200 0,1 0,02 -0,0033 33050,7 -0,3672 110,169
-0,1028 209,321 0,00021
Loop 2 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 3 200 0,1 0,02 0,00333 33050,7 0,36723 110,169
Pipa 6 200 0,1 0,02 -0,0017 33050,7 -0,0918 55,0846
Pipa 4 200 0,1 0,02 -0,0017 33050,7 -0,0918 55,0846 • Dikarenakan hitungan koreksi sudah mendekati nol,
0,18362 220,338 -0,00042
maka dapat dihentikan. Hasilnya disaijkan dalam
Pipa 3, ada dua koreksi dari Loop 1 dari Loop 2 total = 6,29E-04 table terakhir dan gambar di bawah ini:
Tahap 4
Loop 1 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 2 200 0,1 0,02 0,00321 33050,7 0,34101 106,163
Pipa 5 200 0,1 0,02 -0,0008 33050,7 -0,0205
Pipa 3 200 0,1 0,02 -0,00270 33050,7 -0,2418 89,3872
0,07874 195,55 -0,000178
Loop 2 L D f Q K hf hf/Q DQ
Pipa 3 200 0,1 0,02 0,00270 33050,7 0,24175 89,3872
Pipa 6 200 0,1 0,02 -0,0021 33050,7 -0,1434
Pipa 4 200 0,1 0,02 -0,0021 33050,7 -0,1434 0
-0,0451 89,3872 9,93995E-05
Pipa 3, ada dua koreksi dari Loop 1 dari Loop 2 total = -7,83E-05