Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS ANASTESI

“Anastesi Spinal Pada Pasien Hernia Inguinalis Lateralis”

Pembimbing :
dr. Asmin Lubis, DAF, Sp.An, KAP, KMN.

Disusun oleh :
Muhamad Odiss Nursyhabudin 20360159
Sumita Dewi (20360118)
Tasya Maulidia Nafisa (20360157)

 
Definisi

Hernia berasal dari kata yunani yang berarti


penonjolan.

Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan


abnormal organ atau jaringan, melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding
ETIOLOGI

1. Prosessus vaginalis persisten


2. Naiknya tekanan intraabdominal secara
berulang
3. Lemahnya otot-otot dinding abdomen
KLASIFIKASI

1. Berdasarkan Sifat Klinik


a. Hernia Reponibel
b. Hernia Ireponibel
c. Hernia Inkarserata atau strangulate

2. Hernia ingualis dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Hernia Inguinal Lateralis
b. Hernia Inguinal Medialis
MANIFESTASI
KLINIK
∘Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk,
bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring (apabila masih
reponibel)

∘Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia

∘Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi


DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pada penderita hernia inguinalis umunya ditemukan keluhan-keluhan, antara lain:

∘ Pada orang dewasa umumnya akan mengeluh terdapat benjolan di lipatan paha atau perut bagian bawah
pada daerah skrotum untuk laki-laki atau labia mayor pada perempuan.

∘ Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul pada lipatan paha biasanya diketahui oleh
orang tuanya.

∘ Biasanya terdapat nyeri pada daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral akibat
regangan pada mesentrium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Namun nyeri ini
jarang terjadi.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

PALPASI PERKUSI
INSPEKSI
Titik tengah antara SIAS dengan Bila didapatkan perkusi perut
Hernia reponibel : benjolan dilipat kembung maka harus dipikirkan
paha muncul pada waktu berdiri, tuberkulum pubicum ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi kemungkinan hernia inkarserata
batuk, bersin atau mengedan dan strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial maka itu
HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral ke Titik yang terletak di sebelah lateral AUSKULTASI
medial, tonjolan berbentuk lonjong. tuberkulum pubikum ditekan lalu Hiperperistaltis didapatkan pada
pasien disuruh mengejan jika terlihat auskultasi abdomen pada hernia yang
HIM : tonjolan biasanya terjadi benjolan di lateral titik yang kita tekan
bilateral, berbentuk bulat. mengalami obstruksi usus (hernia
maka dapat itu HIL. inkarserata).
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test


.
PEMERIKSAAN
∘ Darah lengkap yang menunjukan leukositosis denganPENUJANG
shift to the left, menandakan
kecenderungan terdapat hernia strangulasi

∘ Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha

∘ Ultrasonografi mampu menemukan kantong yang berisi cairan pada skrotum, yang berguna
untuk mendiagnosis hidrokel
TATALAKSAN
A
1. Penanganan di Unit Gawat
Darurat
2. Terapi konservatif
3. Terapi operatif
Herniotomi
Herniorafi
KOMPLIKASI

∘Hernia Inkarserasi
∘Hernia Strangulasi
ANASTESI
SPINAL

Anestesi blok subaraknoid atau biasa disebut anestesi spinal adalah tindakan
anestesi dengan memasukkan obat analgetik ke dalam ruang subaraknid di
daerah vertebra lumbalis yang kemudian akan terjadi hambatan rangsang
sensoris mulai dari vertebra thorakal.
INDIKASI ANASTESI
SPINAL
Untuk pembedahan daerah tubuh yang dipersarafi cabang T4 kebawah
(daerah papila mamae kebawah). Dengan durasi operasi yang tidak
terlalu lama, maksimal 2-3 jam.
LAPORAN KASUS
identitas pribadi

Nama : Fahdi Ruamta Sebayang


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Medan, 11-08-1990
Usia : 30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : karyawan swasta
Tanggal Masuk RS : 15-03-2021
ANAMNESA

Telaah :
Os datang ke RSU Haji Medan dengan
Keluhan Utama: keluhan terdapat benjolan di lipatan
paha sebelah kanan. Benjolan
Benjolan di lipatan paha dirasakan sejak kurang lebih 10 tahun
yang lalu dan terasa nyeri. Mual dan
muntah disangkal. BAB dan BAK
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada

Riwayat Alergi:
Tidak ada

Riwayat Pengobatan :
Tidak ada

Riwayat Psikososial :
Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat-obatan (-)
Pemeriksaan Lab
DARAH RUTIN JENIS LEUKOSIT PEMERIKSAAN COVID-19

Hb : 16,3 g/dl Eosinofi : 2.5% Sars Cov Antigen : Negatif


Leukosit : 6740 / µL Basofil : 0.3%
Eritrosit : 6,41 x N. Seg : 51,2%
106/µL Limfosit : 40,6%
Hematokrit : 51,8 % Monosit : 5,4%
Trombosit : 302.000
/µL

FAAL HATI FAAL GINJAL HIV : Non Rreactif

SGOT : 26 Ureum : 21
SGPT : 54 Kreatinin : 0,1
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah rutin, Faal Ginjal, Faal Hati
∘ Foto thorax
∘ EKG
STATUS
PS-ASA
Hari/tanggal
ANASTESI
: 1 (Pasien sehat organ, Fisiologi,Skiatri )
: 16-03- 2021
Ahli Anastesiologi : dr. Asmin, Sp.An
Ahli Bedah : dr. Martanta T, Sp.B
Diagnosa Pra Bedah : Hernia inguinalis Lateralis
Dextra
Diagnosa Pasca Bedah : Hernia inguinalis Lateralis
Dextra

Keadaan Pra Bedah


KU : Tampak sakit ringan
BB : 87 Kg
TTV : 103/64 x/menit
N: 174x/menit
RR : 24x/menit
Airway : Clear
B1 (Breath)
RR : 24 x/menit

SP : Vesikuler

ST : -
Akral : Hangat

CRT : < 2 detik


B2 (Blood) TD : 103/79 mmhg
HR : 64 x/i
Hb : 16.3.g/dl
Ht : 51,8%

Leukosit : 6740 / µL

Trombosit : 342.000/µL

EKG : diperiksa
Sensorium: Compos Mentis / E4V5M6
B3 (Brain)

Pupil: Isokor

RC: (+)/(+)
Kateter : +
B4 (Bladder)
Urine Output :300 cc

Warna : kuning

Ureum : 21
Abdomen

Inspeksi : Simetris
B5 (Bowel)
Palpasi : normal

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Peristaltik (+)

Mual/Muntah : (-)/(-)
Oedem : (-)
B6 (Bone)

Fraktur : (-)

Motorik : Normal
Jenis Pembedahan Hernioraphy

Jenis Anastesi Regional

Lama Operasi 1 jam (10,45 - 11.40 WIB)

Lama Anastesi 1 jam (10.40 - 11.45 WIB)

Anastesi Dengan Bupivicain 0,5 % 50 mg

Teknik Anastesi : Spinal

Teknik Khusus : -

Pernafasan : Spontan

Posisi : Supine

Infus : IVFD RL terpasang ditangan kanan


Penyulit Anestesi :-
Akhir Pembedahan : TD : 111/61 mmHg N: 60 x/menit, RR: 20 x/i
Terapi Khusus Pasca Bedah : -
Penyulit Pasca Bedah : -
Hipersensitivitas :-
Premedikasi :
Medikasi : -Bupivicain 0,5% 20 mg
- ondansetron 4 mg
- ranitidine 25 mg
- ketorolac 30 mg
DIAGRAM
OBSERVASI
diastol sistol pulsasi

90
60 65
60
60 58 58 55 55
130 120 57 58 55 55 50
110
100
100 100 100 95 97 100 100
95 100 98

90 90
80 75
62 65 63 62 60 58 63 64 65
55

10.40 10.45 10.50 11.55 11.00 11.05 11.10 11.15 11.20 11.25 11.30 11.35 11.40 11.45
PERAWATAN POST
OPERASI

∘ Setelah operasi selesai, pasien diobservasi di recovery room, monitoring airway dan tanda-tanda vital
setiap 15 menit selama 2 jam

∘ Pastikan pasien pulih dari anestesi, kesadaran baik, serta vital sign stabil, pasien dipindahkan
ke ruangan bila Aldrette Score >8
TERAPI POST
OPERASI
• Minum sedikit-sedikit bila tidak ada mual dan muntah
• IVFD RL 50 gtt/menit
• Inj. Petidine IV 50 mg bila kesakitan
• Obat-obat lain : ketorolac 30 mg/8 jam , paracetamol 500 mg/ 8 jam
• Monitor TTV / 15 menit selama 2 jam
• Bed rest 24 jam, Pasien boleh duduk besok pukul 11.00 WIB
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik and illustrations by Stories
A N K
T H
Y O U
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik and illustrations by Stories

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai