Anda di halaman 1dari 12

Filsafat

pendidikan
Kelompok 3
Nessa Mezhila Akrima (A1D121040)
Rima Dwi Anggraini (A1D121041)
Muhammad Ryan Jayus (A1D121054)
3 Landasan Utama Filsafat Pendidikan

Landasan
metafisik/ontologis

Landasan
Epistemologis

Landasan Aksiologis
Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu Ontos:
being, dan Logos: Logic. Jadi, ontologi adalah the theory of
being ua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Ontologi diartikan
sebagai suatu cabang metafisika yang berhubungan dengan
kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi mengkaji
sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada.

Secara terminologi, ontologi adalah ilmu yang


membahas tentang hakikat yang ada yang
merupakan realitas, baik berbentuk jasmani atau
konkrit maupun rohani atau abstrak.
Dasar ontologi ilmu

a. Monoisme, paham ini


Nihilisme, berasal dari bahasa Yunani yang
menganggap bahwa hakikat berarti nothing atau tidak ada. Istilah
yang berasal dari kenyataan Nihilisme diperkenalkan oleh IvaN
adalah satu saja, tidak Turgeniev dalam novelnya Fadhers and
mungkin dua Children yang ditulisnya pada tahun 1862
di Rusia.
b. Dualisme, aliran ini berpendapat
bahwa benda terdiri dari dua
macam hakikat sebagai asal
sumbernya, yaitu hakikat materi
dan ruhani, benda dan ruh, jasad
dan spirit.
Agnotitisme, paham ini mengingkari
kesanggupan manusia untuk
mengetahui hakikat benda,baik
c. Pluralisme, paham ini beranggapan
hakikat materi maupun hakikat
bahwa segenap macam bentuk merupakan
ruhani.
kenyataan. Pluralisme tertolak dari
keseluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk itu semuanya nyata
Epistemologi
Secara etimologis “Epistemologi” berasal dari dua
suku Hollingdale menyatakan bahwa epistemologi
merupakan
kata (Yunani), yakni ‘epistem’ yang berarti
pengetahuan atau bagian dari filsafat pengetahuan yang membahas
tentang cara
ilmu (pengetahuan) dan ‘logos’ yang berarti
‘disiplin’ atau dan alat untuk mengetahui. Ia mendefinisikan
epistemologi
teori. Dalam Kamus Webster disebutkan bahwa
epistemologi secara sederhana sebagai teori mengenai asal usul
pengetahuan
merupakan “Teori ilmu pengetahuan (science) yang
melakukan dan merupakan alat “to know” (untuk mengetahui)
dan “means”
investigasi mengenai asal-usul, dasar, metode, dan
batas-batas (alat-alat) menjadi kata kunci dalam proses
epistemologis.
ilmu pengetahuan.”
Metode Epistemologi
a. Metode Induktif adalah suatu metode yang
menyimpulkan Metode Positivisme yang dipelopori oleh Auguste Comte
pernyataan-pernyataan hasil observasi dalam (1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa yang diketahui,
suatu pernyataan faktual, dan positif. Ia mengenyampingkan segala uraian
dan persoalan di luar dari pada fakta.

b. Metode Deduktif adalah metode yang


d. Metode Kontemplatif, pengetahuan yang
menyimpulkan bahwa
diperoleh lewat
data-data empiris diolah lebih lanjut dalam suatu
intuisi ini bisa diperoleh dengan cara
sistem
berkontemplasi seperti
pernyataan yang runtut.
yang dilakukan oleh al-Ghazali.

e. Metode Dialektis, tahap logika yang mengajarkan


kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan juga
analisa sistematis tentang ide-ide untuk mencapai
apa yang terkandung dalam pandangan.
Persyaratan epistemologi
a. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti,
baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi)
maupun tentang manusia (biopsikososial).

b. Ilmu mensyaratkan adanya metode


tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan
dan teknik tertentu.

c. Pokok permasalahan (subject matter atau


focus of interest). Ilmu mensyaratkan adanya
pokok permasalahan yang akan dikaji.
Aliran Epistemologi

A. Empirisme

B. Realisme

c. Idealisme

d. Positivisme

e. Pragmatisme
Aksiologi

Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu,”


mendefinisikan aksiologi dalam dua tahap. Tahap pertama, ilmu
yang otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatik
(bebas nilai) sehingga dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan
dirinya (fungsi internal).Tahap kedua, ilmu juga bertujuan memanipulasi faktor-
faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan
ilmu mengarahkan proses yang terjadi. Berbekal konsep mengenai
kaitan antara hutan gundul dan banjir umpamanya, ilmu
mengembangkan teknologi untuk mencegah banjir.
Aksiologi
a. Etika Alamiah
d. Etika Sosiokultural
Menunjukkan fakta tentang sesuatu dan
Setiap komunikasi insani, hampir dapat
mengevaluasinya telah dikenal secara luas sebagai
dipastikan merupakan komunikasi antar
dua hal berbeda yang saling berhadapan.
budaya.

b. Etika Obyektif
Pengertian kataatau istilah
obyektif,sebagaimana istilah subyektif itu Etika
samar dan jauh dari kejelasan.

c. Etika Universal
Dua gejala umum yang kita kenal di dalam masyarakat, yaitu e. Etika Ilmiah atau Etika Kritis
pertama, bentuk-bentuk pranata sosiokultural tertentu terdapat Kritisisme etik dan etika kritisisme merupakan subyek
di dalam setiap masyarakat manusia, seperti keluarga perhatian yang sangat penting di dalam kajian kritis
berkewajiban mendidik dan membesarkan anak-anak mereka terhadap setiap fenomena komunikatif.
Estetika

b. Teori Estetika
a. Teori Estetika Formal Ekspresionis.Teori ini
Banyak berhubungan dengan seni Estetika Estetika menyebutkan bahwa
klasik dan pemikiran- formal ekpresionis keindahan tidak selalu
pemikiran klasik. terjelma dari bentuknya
tetapi dari maksud dan
tujuan atau ekspresinya.
Estetika
Psikologis
BACK TO SCHOOL INFOGRAPHICS

THANK YOU🤍

Anda mungkin juga menyukai