Anda di halaman 1dari 24

Organ Reproduksi Wanita

dan Hormon yang Berperan


Winda Pakpahan - 102020015
SKENARIO 7
Seorang perempuan berusia 46 tahun datang ke
RS FKIK Ukrida, dengan keluhan perdarahan
menstruasi yang sangat banyak, berlangsung
lama, dan nyeri pada panggul. Setelah dilakukan
pemerisaan fisik dan USG, dokter mendiagnosis
perempuan tersebut mengidap mioma uteri.
Istilah yang tidak diketahui
Mioma Uteri :
Mioma uteri atau sering kali disebut fibroid adalah tumor jinak yang
biasanya tumbuh pada otot polos rahim.

Rumusan masalah
perempuan (46 thn ) mengalami keluhan pendarahan menstruasi yang sangat
banyak, berlangsung lama dan nyeri pada panggul. Setelah dilakukan pemeriksaan,
perempuan tersebut mengidap mioma uteri.
Sasaran Pembelajaran
01 Mahasiswa mengetahui makroskopis dan mikroskopis organ genitalia feminina

02 Mahasiswa mengetahui siklus menstruasi dan hormon-hormon yang berperan

03 Mahasiswa mengetahui hormon yang memengaruhi penyebab mioma uteri


Hipotesis
perempuan berusia 46 tahun mengalami mioma uteri dikarenakan adanya ketidak
seimbangan / gangguan hormonal.
MIND MAP
Rumusan
Masalah

Makroskopik Mikroskopis Hormon Penyebab


Genitalia Feminina Genitalia Feminina Siklus Menstruasi
Mioma Uteri

Vaskularisasi Inervasi
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Eksterna
Vulva dan Mons Pubis

• Vulva merupakan bagian organ genitalia eksterna


yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai
dari klitoris, kanan-kiri dibatasi bibir kecil sampai ke
belakang dibatasi perineum.

• Mons pubis adalah daerah yang menggunung


di atas simphisis osis pubis yang akan
ditumbuhi rambut kemaluan jika wanita sudah
mengalami masa puber.
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Eksterna
Labium Majus & Minus Pudendi

• Labium majus pudendi atau bibir besar kemaluan


berada pada bagian kanan dan kiri dan berbentuk
lonjong. labium majus pudendi akan menyatu
menjadi mons pubis di bagian anterior.

• Labium minus pudendi terletak di sebelah


medial dari labium majus pudendi. Labium ini
berwarna seperti merah jambu dan tidak
terdapat folikel rambut.
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Eksterna
Clitoris

• merupakan organ genitalia wanita


yang identik dengan organ genitalia
pria. Selain itu, Clitoris juga
merupakan organ genitalia wanita
paling sensitif.
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Eksterna
Introitus Vagina

Introitus vagina, merupakan pintu masuk ke


vagina. Pada introitus vagina terdapat himen
atau selaput dara, selaput ini akan menutupi
introitus vagina.
Biasanya berlubang membentuk semilunaris,
anularis, tapisan, septa atau fimbria.
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Eksterna
Urethra dan Perineum
• Ostium urethra externum atau disebut juga dengan
lubang kemih, lubang ini merupakan lubang tempat
keluarnya urine yang terletak pada bagian inferior
klitoris.

• Perineum merupakan daerah yang


terbentang dari antara vulva dan tepi
depan anus
Struktur Makroskopis genitalia feminina
Interna
Vagina, Uterus dan Tuba Falopii
Vagina berfungsi sebagai saluran keluar untuk
mengalirkan darah haid dan berbagai sekret lain dari
rahim, sebagai alat untuk koitus, dan sebagai jalan lahir
pada saat proses persalinan.

Uterus atau rahim merupakan organ berdinding otot


yang tebal pada garis tengah di antara vesica urinaria
dan rectum.

Tuba Falopii berfungsi untuk menangkap ovum yang


dilepaskan saat ovulasi.
Vaskularisasi
• Vulva
A. pudenda interna <= A. Iliaca interna <= A. iliaca communis
Aa. pudendae externa <= A. femoralis (semua organ genitalia externa) <= A. iliaca
externa
• Labium majus pudendi & Labium minus pudendi
Rr. labiales posteriores <= A. perinealis <= A. pudenda interna
Rr. labiales anteriores <= A. pudenda externa
• Clitoris
Glans clitoridis = A. dorsalis clitorisdis (A. pudenda interna)
Crura clitoris & corpora cavernosa clitoridis = A. profunda clitoridis (A. pudenda interna)
Bulbus vestibuli = A. bulbi vestibuli (A. pudenda interna)
Vagina

Uterus

Tuba Falopii
Struktur Mikroskopis genitalia feminina
• Folikel primordial, berbentuk bulat atau
lonjong dengan diameter sekitar 40 um.

• folikel primer, memiliki ukuran yang


kurang lebih sama dengan folikel
primordial disusun oleh epitel selapis
kubis sampai epitel selapis silindris.

• Folikel sekunder, epitelnya berlapis. Bila


folikel berkembang semakin besar, di
antara sel folikel mulai terbentuk ruang-
ruang kecil berisi cairan folikel.

• folikel tersier, memiliki epitel bertorak


rendah dan bergranular. Folikel ini akan
membentuk dua lapisan yaitu teka
interna dan teka eksterna.
Struktur Mikroskopis genitalia feminina

• Folikel de Graaf juga diliputi oleh zona


pellusida dan ditambahi dengan korona
radiata. Folikel de graaf siap untuk
diovulasikan

• Korpus luteum adalah massa epitel


kelenjar yang kolaps dan berlipat,
terutama terdiri dari sel lutein teka dan
sel lutein granulosa.

• Korpus albikan lebih kecil dibandingkan


korpus luteum. Sesuai dengan
namanya, bangunan ini berwarna pucat.
Uterus
Tuba uterina
Siklus Menstruasi

• Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel


telur dan pembentukan endometrium. Secara normal,
siklus menstruasi berlangsung sekitar 21-35 hari pasca
menstruasi sebelumnya, 2-8 hari merupakan waktu
keluarnya darah haid yang berkisar sebanyak 20-60
ml/hari.
Fase dalam siklus haid

1. Fase Folikular
2. Fase Luteal
3. Fase Menstruasi/perdarahan
• Fase menstruasi
• Fase proliferasi
• Fase sekretorik
Hormon-Hormon yang berperan pada
siklus menstruasi
1 Estrogen

2 Progesteron

3 Luteinizing hormone (LH)

4 Follicle Stimulating Hormone (FSH)


Mioma Uteri
Mioma uteri atau sering kali disebut fibroid adalah
tumor jinak yang berasal dari otot polos rahim. Sel
tumor terbentuk karena mutasi genetik, kemudian
berkembang akibat induksi hormon estrogen dan
progesteron. Mioma uteri adalah jenis tumor yang
bersifat jinak dan dapat menyerang berbagai usia
terutama wanita berusia di atas 30 tahun. Mutasi genetik
menyebabkan produksi reseptor estrogen di bagian
dalam miometrium bertambah signifikan. Salah satu
gejala yang dialami oleh penderita mioma uteri adalah
pendarahan berat pada menstruasi.
Conclusions
Mioma uteri merupakan tumor yang
bersifat jinak dan cenderung tidak
berbahaya. Kondisi ini disebabkan oleh
adanya kadar hormon estrogen dan
progesteron yang berlebihan sehingga
hormon-hormon tersebut merangsang
terbentuknya mioma uteri.
Daftar Pustaka
1. Yulaikhah L. Kehamilan: seri asuhan kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
2. Drake R.L. Vogl A.w. Mitchell A.W.M.. Gray dasar-dasar anatomi. Jakarta: Elsevier;2012.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007
4. Narendra, M.S, dkk. Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja .Edisi Pertama IDAI.Jakarta:Sagung
Seto ;2002.h.138
5. Faiz O dan Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2003.
6. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2002.h. 731-
741.
7. Eroschenko V. Difiore's atlas of histology with functional correlations. (international edition). 12th ed.
Philadephia: Lippincott Williams And W; 2012.
8. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Kesehatan reproduksi wanita. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2009.h.49-52.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.h.842-4
10. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007.h. 1064-79.
11. Rafael FV, Geraldine EE. Pathophysiology of uterine myomas and its clinical implications. New York:
Springer; 2015
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai