Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KASUS

RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR

Neoplasma Cerebri

Pembimbing :
dr. Margareth Haryanto, Sp. N
disusun oleh:
dr. Gladys Suwanti
EPIDEMIOLOGI

Penyebab kematian kedua dalam kasus neurologi setelah


stroke
Insidensi sekitar 20 per 100.000 populasi
Angka nmortalitas 4.25 per 100.000 penduduk pertahun
ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui


Berhubungan dengan factor resiko pernah terpapar
radiasi/kimiawi dan didukung dengan adanya riwayat
genetic tumor otak
Radiasi HP  sampai saat ini belum ada evidence yang
jelas
KLASIFIKASI

 Beberapa cara untuk mengklasifikasi tumor otak : asal


jaringan, lokasi, pertumbuhan sel tumor/keganasan
Berdasarkan ASAL SEL:
a. Primer  berasal dari sel otak
b. Sekunder  merupakan tumor otak akibat penyebaran
dari kanker di lokasi lain
KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASI

Intra axial : tumor berasal dari otak


Extra axial : diluar dari otak namun masih dalam kepala
(cranial nervus, piyuitary gland, meningen)
Atau
Infratentorial : otak bagian bawah (otak kecil, batang otak,
spinal cord)  sering terjadi pada kasus anak
Supratentorial : otak bagian atas (hemisfer otak)
KLASIFIKASI BERDASARKAN KEGANASAN

CONCERN
Struktur cranium rigid, sehingga semua bentuk tumor dpt
berpotensi menaikkan TIK yg dpt berakibat fatal
Tumor walaupun tumbuh lambat sekalipun menekan atau
menginfiltrasi jaringan otak sekitarnya shg potensi tjd
deficit neurologis bahkan sampai mengganggu fungsi vital
Beberapa bentuk tumor jinak dapat bertransformasi
menjadi tumor ganas yang agresif
TUMOR OTAK PRIMER

Glioma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Mixed glioma
Ependymoma
Meningioma
Metastase (tumor otak primer yang berasal dr hadil
metastase)
ASTROCYTOMA

Bentuk paling umum dari glioma


Berkembang dari sel astrocyte
Tumbuh pelan
Stadium II (diffuse astrocytoma)  low grade brain tumor
Stadium II dapat berkembang mjd st III dan IV  survival rate
5-7 tahun
Stadium III (anaplastic astrocytoma) high grade brain tumor,
survival rate 2-3 tahun
Stadium IV (glioma/glioblastoma multiform) merupakan yang
paling ganas  hanya 20% yang dapat survive dalam 2 tahun
9
OLIGODENDROGLIOMA

5% dari tumor otak berasal dari sel ologodendrosit


Lebih jinak daripada astrocytoma
Sensitive terhadap radioterapi dan kemoterapi
Low grade (st II)  survival rate 9 tahun
High grade (st III)  30-38% penderita bias bertahan
sampai 5 tahun
11
EPENDYMOMA

5% dari tumor otak


Terdiri dari III stadium dengan III dianggap maligna
Survival rate 50% untuk se ependymoma
MENINGIOMA

25 % bentuk tumor otak primer


Tumbuh perlahan dan non infilgtrat
Paling banyak muncul dalam bentuk grade I (low grade) 
bias dihilangkan dengan pembedahan
METASTASE

Tumor otak primer yang terbentuk karena adanya


metastase dari kanker ditempat lain
20% tumor otak merupakan bentuk metastase
Paling banyak berasal dari kanker paru dan payudara
TANDA DAN GEJALA

Tergantung dari lokasi dan pertumbuhan tumor


Tanda dan gejala:
Nyeri kepala (biasanya nyeri hebat dan ada muntah
proyektil)
Kejang
Perubahan fungsi kognitif dan mood
Defisit fokal neurologi yang progresif (kelemahan
ekstremitas, masalah pada penglihatan dan bicara)
 Nyeri kepala, perubahan mood dan kejang bukan
merupakan tanda pasti
DIAGNOSIS

Clinical examination: pengkajian GCS, mental test score,


funduscopy, pengkajian lapang pandang, pengkajian
Gerakan bola mata dan gejala deficit fokal neurologis
Pemeriksaan penunjang: CT scan (awal dx tumor), MRI
(melihat jaringan lunak lebih baik), PET (paska terapi),
LCS (tumor susunan saraf pusat)
Pemeriksaan untuk melihat kesiapan terapi: darah
lengkap, LDH, fungsi hati ginjal, GDS, serologi hepatitis,
elektrolit lengkap
GAMBARAN CT SCAN
TREATMENT

Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi

 Tujuan dari treatment yang dilakukan adalah untuk


meningkatkan survival rate dan memaksimalkan kualitas
hidup
PEMBEDAHAN

Pembedahan berfungsi untuk


Biopsy
Mengurangi massa tumor
Currative resection (menghilangkan tumor)
Kontrol kejang
Hal yang harus diperhatikan dalam pembedahan adalah
area vital seperti area broca atau motor cortex
TEKNIK BEDAH OTAK

Stereotatic byopsi/radiosurgery
VP Shunt (ventriculoperitoneal shunt)
Currative resection
RADIOTHERAPY

Menggunakan ionizing radiation  kerusakan DNA sel


kanker yang kemudian menyebabkan sel kanker mati
Banyak diberikan setelah tindakan pembedahan
Tujuan radioterapi: merusak sel kanker dengan
meminimalkan kerusakan pada sel sekitarnya
Keberhasilan radioterapi: sensitivitas sel kanker thd
raditerapi dan toleransi dari jaringan sekitarnya
Faktor yang mempengaruhi radioterapi: tipe tumor,
respon terhadap radioterapi, toleransi pasien thd tindakan
BENTUK RADIOTHERAPY

Fractionated radiotherapy (dosis total 50-60 Gy yang


dijadikan dalam 1,6-2 Gy/hari)
Streotactic radiotherapy
Intensity modulated radiotherapy
Whole brain radiotherapy
23
CHEMOTERAPHY

Dapat dilakukan via oral, IV, intrarekal dan implanted


surgery
Bekerja pada DNA sel kanker dengan cara merusaknya,
mencegah utk memeperbaiki dan mengontrol pembelahan
Kemoterapi efektif untuk sel kanker namun juga memiliki
banyak efek samping dari obat kemo yang dipakai
Efektivitas kemo pada tumor otak dapat terkendala karena
otak dilindungi sawar darah otak (BBB) yang dapat
mencegah obat kemo masuk kedalam otak
Beberapa tumor dapat diatasi setelah BBB dirusak terlebih
dahulu dengan cara menaikkan dosis obat kemo, namun
efek samping adalah toksisitas baik bagi tubuh maupun
otak itu sendiri
Pemberian kemoterapi dapat dilakukan sebelum
pembedahan/radioterapi (neoadjuvant chemotherapy),
diberikan Bersama dengan radioterapi (concomitant
chemotherapy) dan setelah radioterapi/pembedahan
(adjuvant chemotherapy)
OBAT KEMO DAN EFEK
TATLAKSANA TUMOR OTAK SECARA UMUM
TATLAKSANA NYERI

Hindari obat yang dapat menimbulkan efek sedasi dan


muntah  mirip gejala tumor
Parasetamol 20mg/BB (max 4000mg/hari) dpt diberikan
oral/IV tergantung skala nyeri
Bila nyerinya neuropatik berikan golongan antikonvulsab
spt gabapentin 100-1200 mg/hari (max 3600mg/hari)
Nyeri kepala akibat TIK/oedema serebri dapat diberikan
obat jenis kortikosteroid spt deksametason walaupun efek
samping deksametasone banyak
EFEK SAMPING DEKSAMETASON
TATLAKSANA KEJANG

Semua pasien kanker otak diberikan antikonvulasan


Fenitoin dan karbamezin tidka dianjurkan karena dapat
berinteraksi dengan deksametason dan kemoterapi
Alternatif lain levetiracetam, sodium valproate,
lamotrigine, klobazam, topiramate, atau oksarbazeoin.
Levetiracetam lebih dianjurkan (Level A)  efek samping
sedikit, dosis 20-40 mg/kgBB, serta dapat digunakan
pasca operasi kraniotomi
TATLAKSANA GIZI

Skrining dengan malnutrition screening tools: skor ≥ 3


(rawat inap) dan skor ≥ 2 (rawat jalan) namun dengan
sakit kritis spt tumor otak  kalaborasi dengan ahli gizi
Terapi Gizi : kebutuhan energi dihitung menggunakan
kalorimetri indirek/persamaan Harris-Benedict/rule of
thumb
Nutrisi diberikan bertahap sesuai dengan toleransi pasien.
Kebutuhan protein 1,2-22 g/BB/hari, lemak 25-30%,
karbohidrat: 55-60%.
PATOFISIOLOGI

Terpapar dengan
penyebab Hiperproliferasi
32 Tumor otak
(chemical/radiati sel otak
on)

Iritasi/kerusakan
struktur sel Uncontrolled cell
terutama DNA division dan ↓
(DNA mutation) apoptosis

DNA repair
Inaktivasi TSG
Diperbaiki
dan aktivasi
Tidak dapat
oncogen
diperbaiki
33

LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
34

Anamnesis dilakukan pada hari Kamis, 6 Januari 2022,


pukul 14.00 WIB dengan anak pasien (allo-anamnesis)

IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. M
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir : 4 Maret 1952 (70 th)
 No. RM : 11.28.11
 Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim
KELUHAN UTAMA
35

Tidak mau makan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
36

Pasien datang dgn tdk mau makan sejak tadi


pagi
Muntah 4x hari ini, warna kuning, demam (-),
batuk (-),
10 hari SMRS pasien mengeluh tangan dan kaki
tidak dapat digerakkan.
Nafsu makan pasien ↓ dlm ±1 hari terakhir
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
37

BAB dan BAK normal

Tidak bisa bicara sejak 4 hari SMRS

Riwayat DM (-), HT (-), Jantung (-), asma (-), maag (+)


TANDA-TANDA VITAL
38

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : CM (GCS : E4M1V5)
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Laju nadi : 73x/menit, kuat angkat,
tunggal, & regular
Laju napas (RR) : 20 x/menit, pernapasan
thorako-abdominal
Suhu : 37,3oC
Spo2 : 94% tanpa O2
PEMERIKSAAN GENERALISATA

Kepala : normosefal
Mata : mata cekung -/- CA -/-, SI -/-, isokor
3mm/3mm, RCL (+/+), RCLT (+/+)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : labium oris pucat (-), kesan dens
lengkap, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.
Leher : Pembesaran KGB / tiroid (-),
meningeal sign (-), kaku kuduk (-)
39
THORAX
Inspeksi Simetris kiri = kanan, ictus cordis tidak terlihat
 Fremitus vokal kanan=kiri
Palpasi
 Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
 Sonor di semua lapang paru
Perkusi  Batas paru-hepar normal di ICS VI LMCD
 Batas paru-lambung normal di ICS V LMCS
 Vesicular basal sound +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Auskultasi  S1-S2 tunggal dan regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi Tampak datar, supel
Auskultasi Bising usus 8x/menit
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

Perkusi Timpani, pekak hepar teraba


40
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
41

Extrem. superior dextra Extrem. superior sinistra


 AH, CRT <2 det, sianosis (-)  AH, CRT <2 det, sianosis (-)
 Pucat palmar (-)  Pucat palmar (-)
 Motorik : 0  Motorik : 5
 Sensorik dalam batas normal  Sensorik dalam batas normal
   
Extrem. inferior dextra Extrem. inferior sinistra
 AH, CRT <2 det, sianosis (-)  AH, CRT <2 det, sianosis (-)
 Pucat plantar (-)  Pucat plantar (-)
 Motorik : 0  Motorik : 5
 Sensorik dalam batas normal  Sensorik dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Extremitas Superior Extremitas Inferior
 
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan + + + +
Tonus Normal Normal Hipotonik Hipotonik
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus - - - -
Refleks Ref. biseps (+) Ref. biseps (+)
Ref. patella (+) Ref. patella (+)
Fisiologis Ref. triseps (+) Ref. triseps (+)
Babinsky (-), Babinsky (-)
Chaddock (-) Chaddock (-)
Refleks Ref. Hoffman (-) Refl.Hoffman (-)
Oppenheim (-) Oppenheim (-)
patologis Ref. Tromner (-) Ref. Tromner (-)
Schaeffer (-) Schaeffer (-)
Gordon (-) Gordon (-)
Sensibilitas + + + +

42
43
DIAGNOSA KERJA
44

Afasia ec Susp. SNH + Hemiparase dextra

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
EKG
Thorax AP
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
45

Tanggal (Tahun
Indikator Nilai Rujukan 2022)

6 Januari
Hb 11,0 - 16,0 g/dL 15,1 g/dL
Leukosit 4.000 - 10.000/μL 81110/μL

Hematokrit 37-54% 38%

Trombosit 15x104-40x104/μL 163.000/μL

LED <15 mm -
MCV 80 - 100 fL 82 fL
MCH 27 - 34 pg 28pg
MCHC 32 – 36 g/dL 40 g/dL
PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
46

Tanggal
Indikator Nilai Rujukan Pemeriksaan
6/01/2022
GDS <200 mg/Dl 153 mg/dL
Ureum 23 – 53 IU/dL 68 IU/dL
Creatinin 0,17 – 1,5 IU/dL 0,79IU/dL
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
47

Tanggal
Indikator Nilai Rujukan Pemeriksaan
6/01/2022
Natrium 136 – 145 mg/Dl 142,1 mg/dL
Kalium 3,5 – 5,1 IU/dL 4,03 IU/dL
Chloride 98 – 107 IU/dL 109, 2 IU/dL
X-RAY FOTO THORAKS PA
48

Cor : besar, bentuk dan letak jantung normal


Pulmo : corakan vaskular normal
Tak tampak bercak pada kedua lapangan paru
Hemidiafragma dan sinus costofrenikus kanan kiri baik
Tulang-tulang dan jaringan lunak normal
Kesan :
 COR tak membesar
 Pulmo tak tampak infiltrat
DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Nyeri ulu hati  Makula dan patch hiperpigmentasi di

Mual, tapi tidak muntah wajah dan tubuh


 Konjungtiva anemis kiri dan kanan
Buang air besar berwarna hitam
 Labium oris dan lidah pucat
Nafsu makan menurun
 Ulkus oral dan erosi dangkal di lidah
Dada berdebar-debar  Pucat di kedua palmar
Nyeri pada sendi-sendi jari dan
tangan Pemeriksaan Penunjang
Bercak-bercak kehitaman di wajah,  Anemia normositik normokromik
leher, dan anggota tubuh  Leukositosis dengan aktivasi neutrofil
Riwayat anemia berulang  Hematuria mikroskopik asimtomatik
Riwayat nyeri sendi jari dan tangan dengan proteinuria

49
Terapi di IGD Advice dr. Margareth, Sp. S
50

O2 NK 4 lpm Pasang NGT


IVFD NaCl 20 tpm ASA 80
Injeksi : Fenitoin 3x1 amp
Ondancetron 4 mg (IV) Mecobalamin 2x1
Omeprazole 40mg/24 jam Metoklopramid 1x1
52
7 Januari 2022
S Kejang (-)

O Tanda-tanda vital
GCS : (E3M1V5)
TD : 110/80 mmHg ; N : 73x/menit, kuat angkat, reguler
RR : 20x/menit ; S : 37,3oC
Pemeriksaan Fisik
Kejang (-), hemiparase dextra (+)
A Susp. Neoplasma Cerebri

P • RL 1000cc/24 jam
• Dexametasone 3x1 amp IV
• Omeprazole 2x40mg
• Fenitoin 3x1 amp IV
• Mecobalamin 2x1 amp IV
• Metoklopramid 3x4 tab
• Diet sonde KV 6x100cc

53
8 Januari 2022
S Banyak tidur
Cegukan setiap kali dapat diet
O Tanda-tanda vital
GCS : (E3M1V5)
TD : 120/80 mmHg ; N : 73x/menit, kuat angkat, reguler
RR : 20x/menit ; S : 37,3oC
Pemeriksaan Fisik
Kejang (-), hemiparase dextra (+)
A Susp. Neoplasma Cerebri

P • RL 1000cc/24 jam
• Dexametasone 3x1 amp IV
• Omeprazole 2x40mg
• Fenitoin 3x1 amp IV
• Mecobalamin 2x1 amp IV
• Metoklopramid 3x4 tab
• MSCT Kepala + kontras
• Diet sonde KV 6x150cc

54
10 Januari 2022
S Batuk mulai kemarin
O Tanda-tanda vital
GCS : (E3M1V5)
TD : 120/70 mmHg ; N : 73x/menit, kuat angkat, reguler
RR : 20x/menit ; S : 37,3oC
Pemeriksaan Fisik
Kejang (-), hemiparase dextra (+)
A • Neoplasma Cerebri (GBM)
• Pneumonia
• PPOK

P Terapi dr. Margaret, Sp. S Advice dr. Sp.P


• Konsul sp. P • RL 500cc/24 jam
• Konsul sp. Kfr • Dexametasone 3x1 amp IV
• Diet sonde TKTP 6x200cc • Omeprazole 2x40mg
• Tunggu rujukan Banjarmasin • Fenitoin 3x10 caps
• Mecobalamin 2x1 amp IV
• CPZ 3x2mg
• Ambroxol 3x1 tab
55
Kesimpulan

Telah dilaporkan pasien laki-laki usia 70 tahun, Tn. M,


dirawat di ruang Akasia RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor selama 4 hari. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien didagnosa akhir
dengan neoplasma cerebri (GBM), pneumonia, PPOK .

56
57

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai