Anda di halaman 1dari 33

TATA LAKSANA

PERSYARATAN EKSPOR DAN


TANTANGAN JAMINAN
KEAMANAN KOMODITAS
PERTANIAN
BALAI BESAR KARANTINA
PERTANIAN BELAWAN
Selain mengatur pencegahan masuk, keluar dan tersebarnya HPHK, HPIK dan OPTK
mengatur juga Pengawasan dan Pengendalian :

Keamanan
Agensia
Pangan dan
Hayati
Mutu Pangan

Keamanan Pasal 72
Jenis Asing
Pakan dan UU No. 21/2019 Invasif
Mutu Pakan

Produk Tumbuhan
Rekayasa dan Satwa
Genetik Liar

Sumber Daya Tumbuhan dan Satwa


Genetik Langka
VISI
 “ Menjadi Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan
kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan dan keanekaragaman hayati serta
keamanan pangan”.
MISI
•Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan Hama dan
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);
•Mendukung terwujudnya keamanan pangan;
•Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas
pertanian;
•Memperkuat kemitraan perkarantinaan;
•Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.
Wilayah Kerja Kantor Balai
Besar Karantina Pertanian
Belawan

1. Pelabuhan Laut Bandar Deli di


Belawan
2. Pelabuhan Laut Sibolga
3. Bandara Binaka di Kab Nias Induk
EKSPOR
PERSYARATANEKSP
OR fitosanitari dari Indonesia yang
Secara umum, persyaratan
ditetapkan oleh negara tujuan ekspor adalah :

01 Bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT),


sisa-sisa tanaman dan hewan, tanah, dan kontaminan
lainnya
Dilengkapi dengan import permit dari otoritas
02
kompeten di negara tujuan ekspor, jika
dipersyaratkan
03 Dilengkapi dengan Phytosanitary Certificate(PC)
dan/atau sertifikat perlakuan jika dipersyaratkan
04 Diberi perlakuan fumigasi atau perlakuan karantina lainnya,
jika dipersyaratkan atau apabila hasil pemeriksaan ditemukan
05 serangga hidup
Dikemas menggunakan kemasan yang baru dan
bersih.

Karantina Pertanian Priok


KEWAJIBAN TAMBAHAN

• Surat Izin Pengeluaran dari Menteri Pertanian*, untuk benih tumbuhan;


• Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATS-DN), untuk
media pembawa yang tergolong tumbuhan dan masuk dalam daftar
Apendix Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora (CITES) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan;
• Sertifikat perlakuan atau Sertifikat Fumigasi (jika dipersyaratkan oleh
negara tujuan);.
• Packing declaration (untuk kemasan kayu);
• Cargo manifest/Invoice/Bill of Loading (B/L)/Air way bill (AWB);
INOVASI ONE CLICK
ONE GO
PROSEDUR SERTIFIKASI EKSPOR
 
Permohonan SP-1 melalui
http//ppkonline.karantina.pertanian.id
Kelengkapan dokumen sebagai berikut :
1. Surat Izin Pengeluaran dari Menteri Pertanian
(SIP Mentan) jika komoditi termasuk bibit/benih.
2. Impor Permit dari negara tujuan jika ada.
3. Shipping Instruction (SI)
4. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
5. Nota Persetujuan Ekspor (NPE)
6. Bill of Loading (BL)

Penerbitan Surat Tugas (SP-1)


Pemeriksaan Keabsahan Dokumen (DP-2)
Pengambilan sampel (DP-3)
Pemeriksaan fisik dan pengujian laboratorium
(DP-5)
Membayar Jasa PNBP seseuai PP no. 35 tahun
2016
Penerbitan Phytosanitary Certificate (KT-10)
Pengujian Laboratorium
PERSYARATAN
KEAMANAN PANGAN
    KOMIDITI DAN NEGARA TUJUAN TERKAIT HEALTH CERTIFICATE  
                 
NO Nama Komoditi Negara Tujuan Persyaratan Health Certificate
1 AMPAS SAWIT SELANDIA BARU(AOTEAROA) Health Certificate (HC) bebas bakteri Salmonella
CINA HC
MALAYSIA HC
2 BUAH DURIAN (frozen)
THAILAND HC
VIETNAM HC
PAKISTAN HC
PERANCIS Health Certificate (HC) bebas bakteri Salmonella
3 KELAPA PARUT ESTONIA Health Certificate (HC) bebas bakteri Salmonella
POLANDIA Health Certificate (HC) bebas bakteri Salmonella
RUSIA Health Certificate (HC) bebas bakteri Salmonella
4 PALA BIJI ITALI HC
5 LADA HITAM   harus bebas oktatoksin disertai HC
6 CPO, PALM KERNEL EXPELLER JERMAN fit for human consumption bebas Salmonella sp disertai HC
7 MANGGIS CINA bebas residu pestisida dan kontaminan disertai HC
USA bebas Salmonella sp dan disertai HC
8 LADA
PORTUGAL bebas okratoksin disertai HC
9 BELANDA bebas aflatoksin dan okratoksin disertai HC
PALA
  UNI EROPA (HC) uji cemaran aflatoksin sesuai aturan Uni Eropa
10 PINANG PAKISTAN bebas aflatoksin dan pernyataan free of aflatoksin disertai HC
11. BUAH NAGA BELANDA bebas residu pestisida terutama carbofuran disertai HC
12. BAWANG MERAH THAILAND bebas residu pestisida disertai HC
       
TANTANGAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN
“Peningkatan Daya Saing “
Permasalahan Ekspor PSAT
@ Produksi (on farm)

a. Ketidaksiapan petani dalam menjamin


konsistensi kualitas dan
keamanan pangan produk
b
. Penanganan pasca panen di colecting
house kurang diperhatikan
c.
Tingkat pengetahuan petani berbeda-beda dalam
melakukan
d
. proses produksi maupun pasca panen
Belum memiliki kawasan khusus komoditas
e.
PSAT (buah, sayur, pala, lada dan komoditas
f. pertanian lain)
Infrastruktur/fasilitas yang belum merata
Permasalahan Ekspor PSAT
@ Packing House

a. Belum semua packing house menerapkan sistem


manajemen
mutu dan keamanan pangan
b
. Tidak semua PSAT yang ditangani di packing
c. house berasal dari kebun yang teregistrasi
Tingkat pengetahuan yang berbeda-beda dalam
d melakukan
. proses pasca panen di packing house
e. Sarana/fasilitas penanganan pasca panen yang
masih terbatas
f.
Kurangnya pemahaman/pengetahuan tentang
persyaratan mutu dan keamanan pangan yang
Permasalahan Ekspor PSAT
@ Eksportir
a. Produk tidak bisa langsung dikirim ke negara tujuan
ekspor tapi harus
melewati negara lain
b
. Kebijakan harga yang kurang mendukung
c. Masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman pelaku
eksportir terkait peraturan/persyaratan negara tujuan
d
. ekspor
Persyaratan khusus (non tarif) yang sering
diterapkan berupa
persyaratan dokumen (HC, perlu pengujian
standar teknis, seperti:
PC, dll) komoditas
SPS : cemaran
sesuai standar kimia, cemaran biologi, live insect,
e. Belum diterapkannya sistem manajemen mutu dan
bauinternasional
asing,
keamanan secara
konsisten, msh ada eksportir yang tidak memiliki SOP
untuk mendukung kegiatan usahanya
TANTANGAN EKSPOR PRODUK
PERTANIAN
01 02
Belum Belum
optimaln optimal
ya nya
penerapan ketersedian
Good pengelolaan
Agriculture pasca panen
Practices (ketersedian
(GAP) di PH
sentra registrasi)
produksi BADAN KARANTINA
TANTANGAN EKSPOR PRODUK
PERTANIAN
03 04
Belum
Tidak
tersedianya
tersedian
fasilitas
ya
perlakuan
area/tem
karantina skala
pat
komersial
produksi
(KHUSUSNYA
bebas
UNTUK LALAT
opt (PFA,
BUAH)
PFPP,
PFPS).
BADAN KARANTINA
TANTANGAN EKSPOR PRODUK
PERTANIAN
05 06
Belum
optimaln
Belum
ya optimal
pemanfaatan nya
keunggulan promosi
potensi ,
pasar
inteleje
domestik
(trade off n pasar,
untuk dan BADAN KARANTINA
PENINGKATAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN
(Permentan No. 09/2019)
Peningkatan produksi melalui pengembangan kawasan berbasis korporasi dengan
penerapan GAP

Peningkatan mutu pasca panen berorientasi ekspor dengan penerapan GHP, GMP,
dan GDP

Peningkatan Promosi dan Desiminasi melalui peningkatan SDM, pameran, data


informasi
dan pasar, sosialisasi regulasi ekspor, kapacity buliding pelaku usaha

Peningkatan Pelayanan
Perkarantinaan
5 LangkahTero osan Strat gis Ba antan -Kementa
b tkan Ekspor
e Komodi r as n
Meningka t Pertanian
Mendorong Pertumbuhan Eksportir
Baru
Badan Karantina Pertanian meluncurkan
Meningkatkan Volume Program
Ekpor Agro Gemlang, Ayo Galakkan Ekspor Komoditas
Bekerjasama denan pemerintah Menambah
Pertanian oleh Generasi Ragam
Milenal Bangsa
daerah dan stake holder untuk Komoditas Ekspor
melakukan terobosan dan
inovasi Mendorong ekspor dalam bentuk jadi,
kebijakan ekspor (3K) kerjasama dengan pemerintah daerah &
stake holder menggali potensi daerah
(iMace). Mendorong tumbuhnya
Menambah Negara Mitra investasi
dibidang industri agribisnis
Dagang
Melakukan kerjasama dan harmonisasi Meningkatkan Frekuensi
aturan perkarantinaan baik bilateral
maupun multilateral
Pengiriman
Sesuai dengan
diterbitkan oleh jumlah
UPT sertifikat yang
Klinik Ekspor Belawan:
1. Pojok Ekspor
2. Mobil Ekspor Belawan
3. Desa Gratieks (Gerakan Tigakali Lipat Ekspor)
DESA PENDUKUNG
GRATIEKS
BIAYA JASA
KARANTINA (Pas
al 80 UU 21/2019)

Setiap orang yang memanfaatkan


jasa/sarana karantina dikenakan
Biaya jasa karantina

Biaya jasa ini merupakan penerimaan negara


bukan pajak dan harus disetor ke kas negara
Free presentation PowerPoint -
SLIDESELLER.COM
BARANTAN
KEMENTAN RI
KETENTUANPIDANA
Pasal 86 sd 91

IMPOR & EKSPOR


Pelanggaran pemasukan (impor) MP yang tidak sesuai UU
Karantina HIT diancam pidana penjara paling lama 10
tahun dan pidana denda paling banyak Rp 10 milyar
Pelanggaran pengeluaran (ekspor) MP yang tidak sesuai
UU Karantina HIT diancam pidana penjara paling lama 3
tahun dan pidana denda paling banyak Rp 3 milyar

Antar Area
Pelanggaran pengeluaran & pemasukan antar area MP
yang tidak sesuai UU Karantina HIT diancam pidana
penjara paling lama 2 tahun dan pidana denda paling
banyak Rp 2 milyar
BARANTAN
KEMENTAN RI

KETENTUANPIDANA
Pasal 86 sd 91 Alat Angkut &
Segel

Pemilik & penanggung jawab alat angkut yang tidak


menanggung biaya pelaksanaan pemusnahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 6 milyar
Setiap orang yang tanpa izin membuka, melepas,
memutuskan, membuang, atau merusak segel karantina
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp. 5 milyar

Anda mungkin juga menyukai