Anda di halaman 1dari 10

Definisi Kehamilan Ektopik

• Kehamilan ektopik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ‘ektopos’,
yang memiliki arti tidak pada tempatnya.
• Kehamilan ektopik ini dapat terjadi apabila terjadi ketidaknormalan dalam
fisiologi reproduksi manusia yang memungkinkan janin menempel atau
tertanam dan matang di luar endometrium yang akhirnya dapat
menimbulkan kematian pada janin.
• Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan yang mengalami
abortus ataupun ruptur dengan tempat implantasi abnormal. Angka
kejadian ini dapat meningkat seiring dengan adanya risiko berupa faktor
infeksi genitalia interna.

(Soliman dan Salem, 2014)


Tatalaksana Kehamilan Ektopik
Penatalaksanaan kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi terapi medis, pembedahan,
dan terapi expectant (menunggu dan waspada) yang dilakukan tergantung pada
kondisi pasien.

• Terapi Medis
Terapi medis dengan methotrexate intramuskuler (50 mg/m2) dapat digunakan pada
kehamilan ektopik awal <3,5 cm, tidak rusak, tanpa nada jantung janin, dan tidak ada
perdarahan aktif (Juneau dan Bates, 2012). Penatalaksanaan medis adalah pilihan yang
dapat diberikan hanya untuk indikasi yang sangat ketat, dan hanya ketika pasien dapat
dengan aman diharapkan untuk mematuhi rekomendasi dokter.
Pengobatan
 Injeksi methotrexate (50 mg/m2) secara intramuskular, amati tingkat β-hCG pada hari ke-1
(baseline), ke-4 dan ke-7. Jika penurunan tingkat β-hCG < 15% pada hari ke-7, berikan
injeksi dosis kedua methotrexate.
 Injeksi RhoGAM (300 ug) secara intramuskular jika perlu
 Hentikan suplemen asam folat
 Beritahu pasien untuk membatasi aktivitas fisik dan hubungan seksual
(Hadisaputra, 2008)
• Terapi Medis

(ACOG, 2012)
• Pembedahan
Indikasi pembedahan adalah gejala simptomatik dengan gambaran free fluid
level intraperitoneal, kadar βHCG yang sangat tinggi, tidak adanya
kontraindikasi pemberian metotreksat dan adanya kegagalan terapi medis
sebelumnya.
Laparotomi atau Laparoskopi, adalah metode operasi invasif minimal
yang sering digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis dan mengobati
kelainan atau gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita,
terutama gangguan yang melibatkan rahim dan sel indung telur. Laparotomi
harus dilakukan untuk pasien yang mengalami ruptur dan dalam keadaan
syok dan kompromi hipovolemik.

(Widiasari, K.R, 2021)


• Salpingostomi, dilakukan dengan mengangkat kehamilan kecil (<2cm),
belum ruptur, lokasi di 1/3 distal tuba fallopi, dilanjutkan dengan insisi 10-
15 mm lalu mengambil hasil konsepsi dan jaringan trofoblas dengan irigasi
tekanan tinggi dan elektrokoagulasi untuk perdarahan kecil (tidak dijahit).

(Widiasari, K.R, 2021)


• Salpingektomi, jika tabung kontralateral sehat maka dapat dilakukan
salpingektomi, di mana seluruh tuba fallopi atau segmen yang terkena
dampak yang mengandung kehamilan ektopik dihilangkan atau diangkat.
Salpingotomi adalah prosedur pengangkatan kehamilan ektopik, dengan
membedahnya keluar dari tuba, meninggalkan tuba Fallopii in situ dalam
upaya untuk menjaga kesuburan di sisi tempat kehamilan ektopik.

(Sivalingam et al.,2012)
• Tatalaksana expectant (menunggu dan waspada)
Tatalaksana expectant adalah tatalaksana tanpa intrevensi baik
medikamentosa maupun intervensi bedah. Sesuai dengan namanya
tatalaksana ini dilakukan dengan cara menunggu kehamilan ektopik berakhir
sendiri tanpa terjadinya ruptur. Namun, tidak semua pasien dapat
ditatalaksana seperti ini. Pasien yang dapat menjadi kandidat tatalaksana ini
adalah pasien yang asimtomatis dan hemodinamik stabil tanpa adanya
tanda-tanda ruptur. Selain itu, pasien juga harus memiliki bukti objektif
terjadinya resolusi seperti kadar β-hCG yang menurun. Namun, pada
tatalaksana ini perlu ditekankan bahwa pasien harus selalu patuh untuk
melakukan followup rutin serta harus mau menerima bahwa risiko ruptur
tetap ada.

(Sivalingam et al.,2012)
Penanganan Pemicu : Kehamilan Ektopik Terganggu dengan Syok
Hipovolemik dan Anemia Ringan
• Resusitasi (Stabilisasi kondisi umum)
• Pasang O2 sungkup muka 10 lpm
• Pasang Infus 2 jalur dengan jarum ukuran 18G dan loading cairan
kristaloid 1500 – 2000 ml kemudian dilanjutkan dengan cairan
koloid atau transfusi darah.
• Dapat diberikan terapi injeksi methotrexate (50 mg/m2) secara
intramuskular, amati tingkat β-hCG pada hari ke-1 (baseline), ke-4
dan ke-7. Jika penurunan tingkat β-hCG < 15% pada hari ke-7,
berikan injeksi dosis kedua methotrexate.
• Tindakan pembedahan dilakukan jika gejala simptomatik dengan
gambaran free fluid level intraperitoneal, kadar βHCG yang sangat
tinggi, tidak adanya kontraindikasi pemberian metotreksat dan
adanya kegagalan terapi medis sebelumnya.
dr. FK UPR
SIP : 50005/03.P/75B
JL. Diponegoro No. 75-Palangka Raya, Telp. 12345
Jadwal Praktek : 15.00-19.00
Senin, Rabu, Jumat
Palangka Raya, 3 Februari 2022

R/ Methotrexate 50 mg/m2 vial No. I


Spuit 3 atau 5 mlNo. I
S imm
R/ Infus Set merek No. I
Needle 18G No. II
Alcohol swap No. II
S imm
R/ Infus Ringer Laktat 500 ml Flap No. III
S imm ganti setelah habis
R/ Blood Bag single 250 ml No. I
S imm
Pro : Ny. B (30 Tahun)
Alamat : Jl. xxxx
Dapus
• Widiasari, K.R., & Lestari N.M.S.D. (2021). KEHAMILAN EKTOPIK.
Ganesha Medicina Journal, 1(1):20-27.
• Hadisaputra, W. (2008). Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik dengan
Kajian Hasil Laparoskopi Operatif. Maj Obstetri Ginekologi Indonesia,
32(2):72-76.
• Dewi, T.P., & Risilwa, M. (2017). KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU:
SEBUAH TINJAUAN KASUS. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 17(1):26-
32.

Anda mungkin juga menyukai