Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

TIDUR PADA LANSIA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016


KELOMPOK 3

 Wulan Yulia Dintasari (131311133012)


 Tika Heni Siswanti (131311133038)
 Raafi Puristya AD (131311133062)
 Elok Damayanti (131311133092)
 Anis Fauziah (131311133116)
 Jaka Januar Hari W (131311133140)

 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016


SIA
LA N
Sekilas Tentang Lansia...
 Lanjut usia (lansia) adalah sesuatu yang
APA ITU LANSIA? harus diterima sebagai suatu kenyataan
dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan
diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005)

 WHO (1999) menggolongkan lanjut usia


Batasan Lansia berdasarkan usia kronologis/ biologis menjadi 4
kelompok yaitu :
1) usia pertengahan (middle age) antara usia 45
2) lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74
tahun
3) lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4) usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
Sekilas Tentang Lansia...
APA YANG TERJADI PADA LANSIA ???

Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan


sistem tubuh (fisiologis).
Sekilas Tentang Lansia...
Luce and Segal (2009) mengungkapkan bahwa
faktor usia merupakan faktor terpenting yang
berpengaruh terhadap kualitas tidur. Telah
dikatakan bahwa keluhan terhadap kualitas tidur
sering dengan bertumbuhnya usia.

Pada kelompok lanjut usia (40 tahun) hanya dijumpai 7%


Prevalensi

kasus yang mengeluh masalah tidur (hanya dapat tidur


tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal yang sama di jumpai
pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun. Selain itu,
terdapat 30% kelompok usia 70 tahun yang banyak
terbangun diwaktu malam hari (Marcell, 2009)
Konsep Tidur Pada Lansia

Definisi Tidur

Tidur adalah kondisi


organisme yang sedang
istirahat secara reguler,
berulang dan reversible dalam
keadaan dimana ambang
rangsang terhadap rangsangan
dari luar lebih tinggi jika
dibandingkan dengan keadaan
terjaga (Prayitno, 2002),
Fisiologi Tidur Normal

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh


adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian
untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun. Pusat pengaturan tidur terdapat pada
medua oblongata (Hidayat, 2008)
Fisiologi Tidur Normal
Fisiologi Tidur Pada Lansia
Menurut Perry & Potter (2005), jumlah tidur total tidak
berubah sesuai dengan pertambahan usia. Akan tetapi,
kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada
kebanyakan usia lanjut.
1. Episode Tidur REM cenderung memendek
2. Penurunan progresif pada tahap tidur NREM 3 dan
4
3. Beberapa usia lanjut tidak memiliki tahap 4 (tidur
dalam)
Perubahan Tidur Pada Lansia
Lansia mudah tidur tetapi juga mudah untuk terbangun

Ritme sirkadian tidur-bangun lansia sering terganggu

penurunan sekresi hormon


pertumbuhan, prolaktin,
tiroid, kortisol, dan melamin
pada lansia

Sering terbangun di malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk,


dan mudah tidur pada siang hari

Toleransi terhadap fase atau jadwal tidur bangun menurun


Gangguan Tidur Pada Lansia

INSOMNIA PRIMER

INSOMNIA INSOMNIA KRONIK

INSOMNIA IDIOPATK
Gangguan Tidur Pada Lansia

Gangguan Tidur Akibat Mental (Cemas, Depresi, Delirium,


Demensia)

Restless Leg Syndrome (Rls) Dan Periodic Leg Movement (Plm)

Gangguan Ritmik Sirkadian

Gangguan Tidur Terkait Pernafasan (Apnea Tidur)


Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan
Kebutuhan Tidur Pada Lansia

Usia
Jenis Kelamin Obat-obatan
Lingkungan Pengaruh
Gaya Hidup makanan
Depresi Stres emosi
Respon terhadap penyakit
Penatalaksanaan Kebutuhan Tidur Pada
Lansia

NON
FARMAKOLOGIS

FARMAKOLOGIS
Penatalaksanaan Kebutuhan Tidur Pada
Lansia
Teknik
Sleep Relaksasi
Otot
Hygiene Progresif

NON Perna- Visualisasi


fasan dan
FARMAKOLOGIS dalam afirmasi

Meditasi Yoga
Penatalaksanaan Kebutuhan Tidur Pada
Lansia

FARMAKOLOGIS

Benzodizepin
Klorahidrat
Prometazin (Phenergen)
obat ini menimbulkan efek negative diantaranya meninggalkan efek sisa obat,
yaitu rasa mual dan mengantuk pada siang hari, dan menyebabkan
penderita gangguan tidur mengalami ketergantungan obat sehingga kualitas
tidur yang baik tidak akan tercapai.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
TIDUR PADA LANSIA
Asuhan Keperawatan Umum
PENGKAJIAN
Anamnesa Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat,
agama, pendidikan,dll
Struktur Keluarga genogram
Keluhan utama Sering mengeluh sulit memulai tidur
dan cepat terbangun
Riwayat Penyakit sekarang Memikirkan sesuatu yang mengganggu
pikirannya, merasa lemas karena
kurang tidur akibatnya lansia susah
untuk tidur

Riwayat Penyakit Keluarga Kaji keluarga yang menderita penyakit


kronis atau penyakit keturunan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Mata sayu dan lemas
TD 160/90 mmHg, N: 95x/mnt, RR:
24x/mnt, S: 36,5º C
Integumen Kulit bersih/kotor, keriput, kering, ada
atau tidak jaringan parut dan sianosis
Kepala Kaji rambut (beruban/tidak), tidak ada
nyeri tekan, bersih/kotor
Mata Simetris/tidak, konjungtiva
anemis/tidak, pupil isokor/anisokor,
mata memerah, lapng pandang
Telinga Simetris/tidak, adanya serumen, nyeri
tekan, luka, pendengaran menurun
Leher Simetris/tidak, ada pembesaran
kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid, kaku kuduk
Pemeriksaan Fisik
Pernafasan Vesikuler/tidak, RR: 20x/mnt,
menggunakan otot bantu pernafasan,
sesak
Kardiovaskuler TD: 160/90 mmHg, N: 80 x/mnt
Pernahkah nyeri dada
Perkemihan Pernah mengompol, sering beser di
malam hari
Genitourinaria Kaji keluhan pada alat genitalia, kaji
aktivitas sosial
Sistem Saraf Pusat Peka terhadap rangsangan/tidak, daya
ingat menurun, daya kecap menurun
Psikososial dan spiritual Pola sosialisasi dan pola spiritual
Diagnosa Keperawatan
1. Disturb sleep pattern
Domain 4 : activity / rest
Class 1 : sleep / rest
2. Anxiety
Domain 9 : coping /stress tolerance
Class 2 : coping responses
Intervensi Keperawatan
Diagnose : Disturb sleep pattern
NOC NIC
Domain Functional Health (I) Perbaikan tidur (1850)
Class energy maintenance (A) 1. Determinasi efek-efek medikasi
Tidur (0004) terhadap pola tidur
a. jam tidur (5) 2. Modifikasi atau lakukan pengaturan
b. pola tidur (5) lingkungan (lampu, kebisingan,
c. kualitas tidur (5) temperature, atau tempat tidur)
d. efisiensi tidur (5) 3. Monitoring pola tidur klien (atur
e. kenyamanan tempat tidur (5) jadwal untuk tidur)
keterangan : 4. Fasilitasi aktifitas untuk
skor 1 : berat mempertahankan pola tidur
skor 2 : di bawah standart 5. Bantu klien untuk menghilangkan
skor 3 : sedang stress sebelum tidur (jika muslim
skor 4 : ringan anjurkan berdzikir, non muslim
skor 5 :tidak ada anjurkan relaksasi)
Diagnose : Anxiety
NOC NIC

Domain Psychosocial Health (III) Anxiety reduction (5820):


Class Self Control (O) 1. Monitor tingkat kecemasan pasien
Anxiety self control (1402) (perhatikan ekspresi klien serta
anjurkan keluarga untuk selalu
1. Control respon ansietas mendampingi)
2. Gunakan teknik relaksasi untuk 2. Instruksikan pasien penggunaan
mengurangi ansietas teknis relaksasi
3. Monitor intensitas dari ansietas 3. Anjurkan keluarga klien untuk sering
4. Kurangi stimulus yang dapat berkomunikasi dengan klien agar
mengakibatkan ansietas dapat mengurangi kecemasan klien.
4. Gunakan pendekatan yang tenang
5. Monitor tanda-tanda fisik dari dan menyakitkan
ansietas 5. Beri dorongan kepada keluarga
untuk memahami lansia sesuai
dengan kebutuhan
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
TIDUR PADA LANSIA
(KASUS)
Ny. K usia 75 tahun sebagai ibu rumah tangga hidup di desa
sukamaju kecamatan bunga kabupaten indah di desa sukamaju
terdapat 40 KK, 20% terdapat lansia tidak produktif. Karena di desa
tersebut tidak terdapat posyandu lansia. Sehingga lansia di desa
sukamaju tidak memiliki kegiatan social dengan kelompok seusianya.
Ny. K hidup bersama anak, menantu serta dua cucunya. Suami Ny. K
sudah lama meninggal 30 tahun yang lalu. Pada usia muda hingga
sekarang Ny. K sering mengonsumsi obat antinyeri serta jamu-jamuan
karena dirasa badan mulai pegal-pegal setelah beraktifitas. Pada
malam hari Ny. K pergi tidur 21.00 WIB namun Ny. K mengatakan
baru bisa memulai tidur 1,5- 2 jam setelahnya. Ny. K mengaku bahwa
banyak hal yang difikirkannya sehingga susah untuk memeulai tidur.
Anak Ny. K mengatakan bahwa Ny k mudah terbangun pada dini hari
dikarenakan apneu tidur dan tidak dapat tidur lagi hingga pagi. Pada
siang hari Ny. K juga sering tertidur hanya sebentar sebentar di kursi
atau di depan televise karena tak kuasa menahan kantuknya. Siklus
tidur Ny. K tidak teratur, tidur hanya sebentar namun sering. Ny. K
lebih suka tidur dengan cahaya terang dibandingkan kegelapan. Pada
kegelapan Ny. K merasa kebingungan dan cemas akan adanya hal-hal
yang buruk akan menimpa dirinya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital : TD : 160/90 mmHg, N : 97x/menit, RR : 24x/ menit, S : 36,5°C.
FORMAT PENGKAJIAN
PADA LANSIA
Analisa Data
DATA MASALAH DIAGNOSA
Hasil wawancara :
Keluarga klien mengatakan klien Gangguan pola tidur Disturbed sleep pattern
kesulitan dalam mengatur jadwal
tidur. Klien tidur pada siang hari  
sering namun hanya sebentar (15-
20 menit) lalu terbangun lagi. Pada Domain 4 : activity/ rest
malam hari klien tidur lebih awal
dan bangun lebih awal pula dan Class 1 : sleep/rest
tidak dapat tidur kembali hingga
pagi menjelang.

Hasil wawancara :
Keluarga klien mengatakan Ansietas Anxiety
bahwa klien tidak dapat tidur
jika cahaya minimal atau gelap. Domain 9 : coping/stress
Ketika dalam kegelapan atau tolerance
cahaya minimal klien merasa
cemas hingga takut terjadi Class 2 : coping responses
sesuatu atau hal buruk pada
dirinya.
Diagnosa Keperawatan
1. Disturb sleep pattern
Domain 4 : activity / rest
Class 1 : sleep / rest
2. Anxiety
Domain 9 : coping /stress tolerance
Class 2 : coping responses
Intervensi Keperawatan
Diagnose : Disturb sleep pattern
NOC NIC
Domain Functional Health (I) Perbaikan tidur (1850)
Class energy maintenance (A) 1. Determinasi efek-efek medikasi
Tidur (0004) terhadap pola tidur
a. jam tidur (5) 2. Modifikasi atau lakukan pengaturan
b. pola tidur (5) lingkungan (lampu, kebisingan,
c. kualitas tidur (5) temperature, atau tempat tidur)
d. efisiensi tidur (5) 3. Monitoring pola tidur klien (atur
e. kenyamanan tempat tidur (5) jadwal untuk tidur)
keterangan : 4. Fasilitasi aktifitas untuk
skor 1 : berat mempertahankan pola tidur
skor 2 : di bawah standart 5. Bantu klien untuk menghilangkan
skor 3 : sedang stress sebelum tidur (jika muslim
skor 4 : ringan anjurkan berdzikir, non muslim
skor 5 :tidak ada anjurkan relaksasi)
Diagnose : Anxiety
NOC NIC

Domain Psychosocial Health (III) Anxiety reduction (5820):


Class Self Control (O) 1. Monitor tingkat kecemasan pasien
Anxiety self control (1402) (perhatikan ekspresi klien serta
anjurkan keluarga untuk selalu
1. Control respon ansietas mendampingi)
2. Gunakan teknik relaksasi untuk 2. Instruksikan pasien penggunaan
mengurangi ansietas teknis relaksasi
3. Monitor intensitas dari ansietas 3. Anjurkan keluarga klien untuk sering
4. Kurangi stimulus yang dapat berkomunikasi dengan klien agar
mengakibatkan ansietas dapat mengurangi kecemasan klien.
4. Gunakan pendekatan yang tenang
5. Monitor tanda-tanda fisik dari dan menyakitkan
ansietas 5. Beri dorongan kepada keluarga
untuk memahami lansia sesuai
dengan kebutuhan
EVALUASI
 Klien bisa mengatur jadwal tidur dan
mendapatkan kualitas tidur yang baik.
 Klien tidak merasa cemas ataupun

merasa dirinya terancam.


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai