Anda di halaman 1dari 19

reaksi kulit akibat gigitan

serangga

dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK

BAGIAN/SMF ILMU
KESEHATAN KULIT DAN
KELAMIN FK UNS/
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Pendahuluan

Dermatitis kontak iritan toksik akibat


rekasi toksin/alergen dari
gigitan/tusukan serangga

ETIOLOGI
Spesies : Paederus sp
Ukuran : 1.5 mm x 7-10 mm
Toksin : pederin yang bersifat sitotoksik
Betina sebagai karier utama yang membawa
toksin di dalam hemolimfe → dermatitis
2
Ross pertama kali Pertama kali
Peningkatan kasus mendiskirpsikan dilaporkan oleh
di Brazil terutama pada tahun 1961 di Vorderman 1901
Peningkatan kasus pada musim hujan Afrika Timur di Jawa
di Argentina dan
Peru terjadi di
musim semi-panas

Faktor yang
Lingkungan yang lembab atau negara tropis, daerah
mempengaruhi
persawahan atau perkebunan, pada populasi ekspatriat
timbulnya penyakit
3
Patogenesis
Pederin adalah sitotoksin potensi tinggi walaupun dalam
konsentrasi yang rendah (1.5 nanogram per milimeter) dan
merupakan 1% dari total berat badan serangga

Pederin tidak disintesis oleh serangga tersebut tetapi


diproduksi akibat adanya hubungan endosimbiosis dengan
bakteri gram-negatif Pseudomonas

Menyebabkan apoptosis pada sel yang terkontaminasi pada


lapisan suprabasal dan sel basal dermis sehingga terjadi
nekrosis sel

Pada tingkat molekuler, terjadi hambatan mitosis melalui


gangguan sintesis DNA dan protein dalam ribosom (subunit
60S/protein eukariotik sel)
4
5
6
EFLORESENSI KULIT :
•Eritema morbiliformis atau bula
yang dikeliling eritema dan iskemia
•Nekrosis luas dan gangren
•Pustula miliar sampai lentikular
menyeluruh atau pada sebagia
tubuh

Plak eritematosa
Lesi seperti luka bakar Kissing lesions Nairboi eye appereance
7
dengan krusta
Akantosis ireguler dengan
Bula subepidermal
infiltrat limfositik yang
padat di dermis

Terdapat banyak Terdapat


infiltrat sel radang banyak agregat
periadneksa eosinofil

8
Dermatitis akibat
Prurigo Nodularis
gigitan serangga

Dermatitis akibat
Urtikaria Papular
gigitan serangga

9
Tatalaksana

Segera bilas dengan air dan sabun pada area yang


terkena pederin, kompres dengan air dingin/es batu,
dioleskan topikal kortikosteroid potensi medium -
tinggi selama 7 - 10 hari

Injeksi difenhidramin 50 mg, adrenalin 1% 0.3-0.5


ml subkutan, injeksi kortikosteroid 0.5-1 mg/kgBB
pada kondisi yang tidak tertolong dengan
antihistamin dan adrenalin injeksi

10
Gigitan serangga yang lain
Ordo
Ordo Lepidoptera Ordo Anoplura Ordo Diptera
Hymenoptera

Pedikulosis
11
Iritasi yang muncul akibat kontak langsung dengan
bulu yang mengandung bahan beracun → nyeri
hebat, pruritus lokal, makula eritematosa dan
edema

Gambaran
“railroad track”

Gejala sistemik yang berat dapat terjadi syok


anafilaktik 12
• P.capitis banyak terjadi pada
anak
• Menyerang daerah oksiput dan
temporal
• Gatal → garukan → erosi,
ekskoriasi hingga pus dan krusta
→ infeksi sekunder disertai
PKGB oksiput dan retroaurikuler

• P.coporis dan p.pubis lebih


sering terjadi pada orang dewasa
karena higine tubuh yang kurang
baik
• Tanda patognomonis pada
p.pubis : makula serulae dan
black dot
13
14
Manifestasi klinis
akibat gigitan lebah :
• Lokal
• Sistemik

Reaksi lokal Pustul steril → Edema lokal dan Dapat terjadi


minor bula nyeri syok anafilaktik
15
16
Pelembab, suhu hangat, CO2, estrogen,
as.laktat di dalam keringat serta minuman
beralkohol dapat merangsang gigitan
nyamuk

INFLAMASI
Nyeri
Saliva Hangat
Kulit
Nyamuk Kemerahan
Bengkak
Exctract of the Gatal
Regulasi
salivary glands of the
gabapentin perifer
mosquito (ESGM)

Akiyama T, Andoh T, Ohtsuka E, Nojima H, Ouchi H, Takahata H, et al. Peripheral


gabapentin regulates mosquito allergy-induced itch in mice. European Journal of 17
Pharmacology. https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2018.05.037
Fase akut-
Fase akut Fase kronis
subkornik

Dengan
bula

18
TERIMA
KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai