Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

Trauma multipel: fraktur vertebrae


lumbal, fraktur femur sinistra, trauma
tumpul abdomen, syok spinal
Septian Ika Prasetya
Daftar isi

I. IDENTIFIKASI KASUS

II. PEMBAHASAN

III. FEEDBACK
I. Identifikasi kasus

Nama Tn. W
usia 53 tahun
Jaminan BPJS PBI
Pekerjaan Petani/ Pengrajin Gula Kelapa
Alamat Desa Rancamaya, Kec. Cilongok
Ringkasan kasus
IGD RSHP 20/5/2022 pukul 19.15 (1)
Keluhan utama:
• Nyeri perut dan sesak nafas setelah jatuh dari pohon kelapa sejak +- 1 jam smrs

Riwayat penyakit sekarang:


• PS dibawa oleh keluarga ke IGD dalam kondisi penurunan kesadaran, ditemukan tergeletak
di bawah pohon kelapa setelah jatuh dari ketinggian +- 5 meter. Mekanisme jatuh/jam pasti
kejadian tidak diketahui. Pasien sebelumnya sudah dibawa ke Bidan dan mendapat obat
(kemungkinan promag) lalu disarankan ke RSHP.
Keluhan saat pasien dating nyeri perut, sesak nafas, nyeri punggung, dan nyeri paha kiri.
Nyeri intensitas berat. Nyeri tidak menjalar. Nyeri kepala, nyeri leher, nyeri dada disangkal.
Mual muntah disangkal. Pasien tidak ingat kronologi kejadian.

Riwayat penyakit dahulu


• DM, hipertensi disangkal. Riwayat jatuh dari pohon sebelumnya ada. Obat rutin tidak ada.
Pemeriksaan fisis
IGD RSHP 20/5/2022 pukul 19.15 (2)
Tanda – tanda vital dan keadaan umum
Tekanan darah 103/60  88/50 15 menit kemudian
Frekuensi nadi 60 – 70 x/m
Frekuensi pernafasan 22 – 27 x/m
Suhu 36oC
SpO2 98% on NK 3 lpm
GCS 11 (E3M5V3)
Keadaaan umum: sakit berat, kesadaran somnolen GCS 11 (E3M5V3)
Pemeriksaan fisis (2)
Primary survey: AIRWAY, BREATHING, dan CIRCULATION CLEAR  hipotensi
Secondary survey / status generalis
• Kepala: normocephal, tidak tampak jejas/perdarahan, tidak teraba deformitas,
pupil bulat, isokor 3 mm/ 3 mm, refleks cahaya langsung/ tidak langsung (+/+)
• Leher: tidak tampak jejas, tidak teraba deformitas/ nyeri tekan
• Thorax: simetris statis & dinamis, krepitasi (-), suara nafas vesikuler, tidak ada
stridor/ronki/wheezing
• Jantung: Suara jantung melemah, S1,S2 regular, murmur (-)
• Abdomen: Datar, supel, defans muscular (-), bising usus menurun
• Ekstremitas: Akral hangat, hematoma (-), jejas (-), nyeri tekan paha kiri, ROM
hip joint sinistra terbatas nyeri
Diagnosis kerja
1. NEUROGENIC SHOCK
2. CEDERA KEPALA SEDANG
3. SUSPECTED TRAUMA MEDULLA SPINALIS
4. SUSPECTED CARDIAC TAMPONADE
5. SUSPECTED TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
6. CLOSED FRACTURE FEMUR SINISTRA
IGD RSHP 20/5/2022 20.00
• Pemeriksaan lab: darah tepi, bleeding time/clotting time, GDS, Ur/Cr,
HbSAg, RDT Ag
• Pemeriksaan radiologi: USG FAST, echocardiography bedside, CT scan
kepala, x- ray thorax PA, BNO/abdomen polos, x-ray femur sinistra
• Dilakukan USG FAST dan USG cardiac/ echocardiography bedside oleh
dr.SpEM
IGD RSHP 20/5/2022 20.00 EKG
Laboratorium 20/5/2022 pukul 19.40
Hemoglobin 14.2
Hematokrit 42
Leukosit 21.200
Trombosit 222.000
Diff count 0/0/1/63/31/5
Bleeding time 2’30”
Clotting time 11’00”
Gula darah sewaktu 163
Ureum 27
Kreatinin 1.8
RDT SARS-CoV-2 Negatif
HbsAg Negatif
Laboratorium 20/5/2022 pukul 22.30 (HR1 serial)
ULANGAN 3 JAM KEMUDIAN AWAL
Hemoglobin 10.6 Hemoglobin 14.2
Hematokrit 31 Hematokrit 42
Leukosit 15.200 Leukosit 21.200
Trombosit 173.000 Trombosit 222.000

• Seluruh parameter HR1 turun pada pemeriksaan serial 3 jam


kemudian, tetapi tidak drastic
• Pasien pasca pemasangan CVC jugular
20/5/2022 di IGD  CT scan head

Tak tampak fraktur cranium


Tak tampak hematoma intracranial
Kesuraman Sebagian sinus maksilaris dupleks  sinusitis maksilaris dd hematom
Thorax PA dan abdomen polos di IGD 20/5/2022
• Cardiomegali, aorta elongasi
• Sinus dan diafragma baik Distribusi udara usus dbn
• Systema tulang intak Tak tampak pelebaran usus, pneumoperitoneum, maupun
• Pulmones gambaran bronkitis tanda – tanda ileus/perforasi
X-ray femur dan vertebrae cervical di IGD

• Vertebrae cervical tidak ada kelaninan


• Tampak fraktur femur sinistra proximal • Tidak tampak fraktur atau dislokasi
• Garis fraktur tak teratur, oblik
• Sedikit angulasi, kontak baik
Tatalaksana awal di IGD
• IVFD RL loading 1000 ml
• Omeprazole 40 mg IV
• Ketorolac 30 mg IV
• Citicoline 500 mg IV
• Dexamethasone 6 mg IV
• Asam tranexamat 500 mg IV
• Dopamine 10 mcg/kgBB/menit (BB 60 kg) post loading RL
Igd RSHP 20/6/2022 pukul 20.00 – 20.20 dr. SpEM memeriksa pasien
• Subjektif: penurunan kesadaran
• Objektif: GCS E3M4M5 (12)
• TD: 70/50
• N: 60 x/m
• RR: 24 x/m
• SpO2: 99%
• Assessment: HIPOTENSI EC SUSP SYOK SPINAL DD SYOK HIPOVOLEMIK
• Plan: USG FAST (-)
• USG cardiac: tidak ditemukan efusi pericard/ cardiac tamponade
• CVC jugular dx: depth 12 cm
• Dopamine start 10 mcg/kgBB/menit
• Loading RL 1000 cc
• Methylprednisolone 125 mg IV
• Pro Ro thorax evaluasi post CVC, head CT scan, BNO 3 posisi, cek HR1 serial
20/5/2022 pukul 23.00 DU IGD meng assess ulang pasien
• Subjektif : nyeri perut intensitas berat,
penurunan kesadaran
• Objektif : KU sakit berat, kesadaran somnolen Assessment :
• T: 121/83 on dopamine 10 mcg/kgBB/menit 1. SHOCK HIPOVOLEMIK ec BLOOD LOSS
• N: 113 x/m 2. CEDERA KEPALA SEDANG
• SpO2: 98% 3. TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
• RR: 19 x/m 4. FRAKTUR 1/3 PROKSIMAL FEMUR SINISTRA
• Kepala, leher, jantung paru dbn
abdomen: defans muscular (+), BU menurun,
hepatosplenomegaly (-) Plan :
BNO: peritonitis? Perforasi hollow viscus?, - IV asam tranexamat 1 gram
fraktur kompresi L1?
- Gelofusal 20 tpm
• Ekstremitas: femur sinistra: fraktur 1/3
proximal femur sinistra - Dopamin naik 12 mcg/kgbb/menit
• Laboratorium evaluasi HR1: - Dexketoprofen 2 ampul dalam RL 20 tpm
10.6/31/15.200/173.000
20/5/2022 pukul 22.00 DU IGD mengkonsultasikan pasien
• Mengkonsultasikan pasien ke DPJP SpBS jaga via WhatsApp chat tidak
dibalas  tidak di read
• Menelpon 3 x, tidak diangkat, izin alih DPJP SpBS lain
• Pukul 23.30 mengkonsulkan pasien ke SpB via telepon, mendapat advice
- Abdomen polos aman
- Kalau memungkinkan CT scan abdomen dengan kontras  tidak
memungkinkan karena harus puasa 6 jam
- Stabilkan dulu hemodinamik
- Nanti akan divisite langsung malam ini
20/5/2022 pukul 23.33 DU IGD mengkonsultasikan pasien
Mengkonsultasikan pasien ke SpOT, mendapat jawaban

Assessment:
- Cedera kepala sedang
- Trauma tumpul abdomen
- CF femur proximal sinistra

Plan:
- Konsul TS bedah utk trauma tumpul abdomen (sudah)
- Cairan masuk berapa? 1000 ml
- Pasang infus 2 jalur: sudah terpasang CVC
- Produk DC apa? Jernih
- Abdomen defans? Iya
- Sepertinya penyebab shock nya trauma abdomen
- Saya ORIF FEMUR ELEKTIF jika KU stabil
- Terapi sementara sesuai SpB, tolong dipasang spalk spinal
- Saya meningkuti SpEM utk terapi syok spinal
20/5/2022 pukul 23.40 DU IGD memeriksa HR1 serial &
mengkonsultasikan pasien

HR1 20/5/2022 pukul 00.00


Hemoglobin 11.4
Hematokrit 34
Leukosit 18.100
Trombosit 160.00

Mengkonsultasikan pasien ke DPJP SpBS, mendapatkan jawaban


• Hasil HR1 serial sudah lapor ke SpB? Sudah
• Periksa x-ray lumbal lateral
21/5/2022 pukul 01.00 SpB visite di IGD
• Subjektif : nyeri perut
• Objektif : KU sedang, kesadaran CM
Abdomen:
• Inspeksi: datar
• Palpasi: supel, defans (-), meteorismus (+)
• Perkusi: timpani
• Auskultasi: BU (+)
• Assessment:
• saat ini tidak ditemukan tanda – tanda acute abdomen. Fluid collection (-)
• Plan:
• saat ini dari bedah tidak ada indikasi operasi
• saran: CT scan abdomen kontras
USG FAST & USG jantung di IGD

USG abdomen: fluid collection (-): splenorenal USG cardiac: tidak ditemukan efusi pericard/ cardiac
(-), hepatorenal (-), perivesical tamponade
21/5/2022 pukul 01.00 DU IGD konsultasi ke dr.
SpOT
• Melaporkan hasil pemeriksaan fisis dan USG fast dari SpB kepada SpOT dan saran dari
SpB untuk dilakukan traksi pedis sinistra karena eksorotasi: kemungkinan nyeri hebat
pada abdomen karena fraktur femur sinistra dengan posisi tidak anatomis (eksorotasi)
• Mendapatkan instruksi dari SpOT
• Pasang spalk
• Disampaikan bahwa spalk Panjang belum tersedia  dipasang spalk seadanya dan sebisanya
• (perlu dikerjakan/tidaknya) ORIF menunggu jawaban dari SpBS

• DU IGD kemudian melaporkan advice dr.SpB dan drSpOT kepada dr SpBS sebagai DPJP
utama/kapten
• Belum ada jawaban/ advice lanjutan
21/5/2022 pukul 01.30
• DU IGD Kembali memeriksa dan mendapat advice tambahan dari SpB
• Subjektif : nyeri
• Objektif : E4M6V5, TD: 97/65 on dopamine N 68 x/m
• Assessment :
1. CF femur 1/3 proximal
2. Susp trauma tumpul abdomen
3. Syok hipovolemik dd syok spinal

• DU IGD mendapat advice tambahan dari SpB


• DPJP: orthopaedi (saran SpOT untuk menjadi kapten)
• Pagi pukul 06.00 cek ulang HR1
• Jika Hb < 8, periksa CT scan dengan kontras
• Jika Hb stabil, CT abdomen dapat ditunda
21/5/2022 pukul 04.00 pasien pindah ke HCU
Perawat jaga HCU melakukan assessmen pasien
• Subjektif : pasien menyatakan nyeri hebat, VAS 6-7
• Objektif : KU sedang, kesadaran CM TD 112/72 RR 25 T: 36 SPO2 98% on NK
5 lpm
• Assessment : Nyeri akut belum teratasi
• Plan : lapor dokter jaga, mendapatkan advice
HR1 121/5/2022
- extra tramadol 1 amp bolus pelan + ekstra tramadol pukulRL
ampul dalam 05.00
500
cc jalan 20 tpm Hemoglobin 11.4
Hematokrit 34
• Mendapat jawaban dari SpBS mengenai advice saran ORIF elektif dari SpOT
Leukosit 3.800
• ACC operasi
Trombosit 39.000
21/5/2022 pukul 13.00 DU ICU melakukan assessment ulang
pasien
Subjektif : sesak nafas berat, nyeri perut di seluruh perut, nyeri kaki kiri
Objektif :
• KU sakit berat, kesadaran somnolen E3M6V4
• T: 70/40 N: 100 – 130 Spo2 98% RR 30 x/m
Kepala: normocephal, jejas (-)
• Thorax: vesikuler, simetris, suara nafas di basal menurun
• Jantung: S1,S2 lemah, murmur (-)
• Abdomen: datar, supel, nyeri tekan minimal di seluruh perut, vesika urinaria tidak teraba
• Ekstremitas: pedis sinistra exorotasi lateral, hematoma (-), sensoris femur sinistra menurun (kebas)
Assessment :
1. susp trauma medulla spinalis
2. Shock spinal dd shock hipovolemik
3. Cedera kepala sedang
4. Fraktur femur sinistra proximal

Plan : pemasangan spalk 3 sisi femur sinistra


21/5/2022 pukul 13.43 SpOT visite pasien
Subjektif : nyeri paha kiri, nyeri perut
Objektif : kesadaran CM; T: 68/37 mmHg; SpO2 kaki kiri 98%
Assessment : closed fracture femur sinistra
- Trauma tumpul abdomen
- Cedera kepala sedang
Plan :
- pro ORIF elektif
- Perbaikan KU dari DPJP ICU dan drSpB
21/5/2022 pukul 13.45 DU ICU melaporkan KU dan
instabilitas hemodinamik ke drSpB dan drSpOT
Mendapat advice dari SpB
- Boleh dipasang NGT
- HB pagi 11, aman (tidak ada perdarahan massif)
Mendapat advice dari SpOT
- Cek HR1 ulang
- Mungkin ada perdarahan dari femur
- Pasien ada fraktur vertebrae thoracal 12 dan lumbal 1
- Cek HR1 jka menurut drSpB aman, nanti malam programkan ORIF femur
- Melapor bahwa menurut dr SpB aman: pro ORIF femur hari ini 21/5
pukul 19.00
21/5/2022 pukul 13.55 DU HCU konsul
SpAN
DU ICU mengkonsultasikan/ mendiskusikan pasien ke SpAn via telepon, mendapatkan jawaban:
• Kemungkinan spinal shock
• Acc op ORIF femur sinistra
• Usaha 1 PRC dan 1 WB
• KIE keluarga
• Tatalaksana spinal shock
• Dopamin turunkan 5 mcg/kgBB/menit
• Tambahkan norepinephrine start 0.01 mcg/kgBB/menit
• Naikkan bertahap sesuai hemodinamik, observasi
• IVFD RL 60 cc/jam
• Koloid ekstra saja
• Paracetamol 3 x 1 gram IV
• Ketorolac 3 x 1 amp IV
• omeprazole 1 x 20 mg IV
21/5/2022 pukul 14.15
• DU ICU melaporkan KU, TTV dan advice SpB, SpOT, dan SpAn kepada
kapten/ DPJP utama SpBS, mendapatkan jawaban:
- Foto lumbal lateral sudah ada?
- Belum ada karena pasien tidak dapat miring
- Pasien sadar penuh?
- Tidak: pasien somnolen, E3M6V4
- ACC operasi ORIF dengan pertimbangan mengurangi risiko perdarahan
21/5/2022 pukul 15.50
• DU ICU melaporkan jawaban SpBS kepada SpOT,
mendapatkan advice
• Programkan ORIF jam 19.00 OK penuh
• ACC operasi pukul 20.30
• Premedikasi: ceftriaxone 1 gram masuk sekarang
• Ceftriaxone 1 gram 1 jam pre operasi
21/5/2022 PUKUL 15.57
• DU ICU melaporkan hasil HR1 pagi dan siang ke DPJP SpBS,
mendapatkan advice
• Insya Allah aman (tidak ada perdarahan)
• DU melapor kepada SpBS bahwa TTV masih shock/hipotensi dan
melaporkan bahwa pasien paraparesis
• Jika memungkinkan, CT scan vertebrae lumbal jika shock sudah
teratasi
21/5/2022 17.30 drSpGK visite
• Subjektif : penurunan kesadaran
• Objektif : hemodinamik stabil TB +- 170 cm, BB 70 kg LOSF +1
• Assessment : malnutrisi ringan
• Plan :
• diet TETP 30 kkal
• 1900 kkaal
• Diet post op, 6 jam post OP, jika NGT jernih
• Isi cairan lambung < 500 cc/ 6 jam diet cai sonde goldsure 6 x 2 sdt
21/5/2022 17.40 perawat melapor KU dan TTV ke
SpAn
Mendapatkan jawaban
• Norepinephrine 0.1 mcg/kgBB, maksimal 0.2 mcg
21/5/2022 pukul 20.30 sd 22/5/2022 pukul
02.00 operasi ORIF CF femur sinistra
Pasien posisi supine dalam general anesthesia: ditemukan fraktur femur kominutif berat,
dilakukan ORIF trochanter plate + screw

SpOT melakukan pengkajian pasien post OP


• Subjektif : nyeri
• Objektif : terpasang elastic verband
• Assessment : post orif femur sinistra
• Plan Intruksi post op
• ceftriaxone 1 x 2 gram
• Lansoprazole 1 x 1
• Analgetik sesuai SpAn
• Rawat HCU
22/05/2022 JAM 01.21 dan jam 07.00 perawat
HCU mendapat advice dari SpAn
• Subjektif : -
• Objektif : KU sedang, kesadaran somnolen T: 140/70 N: 140 SpO2 96% on ventilator
• Assessment : Dx1 nyeri akut belum teratasi
• Plan :
• Mendapat advice dari SpAn
Titip pasien, tidak sempat mampir ICU, pastikan ET tidak ada sumbatan dahak, bila perlu pinjm suction
OK pakai selang suction orange/hijau
• Observasi drain/ 12 jam
• Drip dopamine 10 – 15 mcg/kgBB/menit (8 – 10 cc/jam)
• Drip norepinephrine 6 cc/jam
• Ventilator mode pressure support PEEP 5 Psupport 8 FiO2 50% Ftrig 0.5 – 1
• Mendapat advice ulang dari SpAn: untuk drip dopamine dan norepinephrine dihitung ulang, pastikan
ET tidak ada sumbatan
22/5/2022 pukul 07.15 SpAn visite
Subjektif : -
Objektif : ET nafas spontan
Assessment : post ORIF femur sinistra
Plan :
• ventilator mode spontan PS 8 PEEP 5 FiO2 50% Ftrigger 0.5 – 1
• iv ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Iv paracetamol 500 mg/ 8 jam
• Iv omeprazole 1 x 20 mg
• Diet cair 200 ml/6 jam per NGT
• Dopamin 10 – 15 mcg/kgBB/jam (8 – 10 cc/jam) IV
• Norepinephrine 6 cc/jam IV
22/5/2022 11.00 pasien diperiksa x-ray vertebrae
lumbal lateral dan mulai perburukan klinis

• Pasien perburukan,, desaturasi SpO2 80 – 85%, setting venti dinaikkan


• Mode PS, FiO2 70%, PEEP 5 PS 15
• Perawat melaporkan hasil x-ray vertebrae lumbal ke DPJP SpBS,
mendapatkan advice
• Jika stabil rujuk RSMS untuk operasi tulang belakang (laminektomi)
• Mendapat advice dr. SpB: pasang NGT, alirkan dalam botol infus
kosong (non vakum)
Vertebrae lumbal AP lateral (22/5/2022)

• Fraktur kompresi corpus


vertebrae lumbal 1
• Penyempitan discus antara
vertebrae thoracal 12 dan
lumbal 1
• Corpus vertebrae lumbal 1
bergeser ke posterior
mendesak canalis spinalis
• Spondyloarthrosis
22/5/2022 pukul 15.45 SpOT visite pasien
Subjektif : nyeri di kaki kiri, nyeri perut
Objektif : KU sakit berat, kesadaran apatis
• SpO2: 92 – 95% on venti PS FiO2 70% PS 15 N: 123 x/m RR 45 x/m
• Produksi urine 100 cc, drain vacuum 20 cc
• produksi drain +/- 500 cc
Assessment : post ORIF femur sinistra
Plan : Terapi lanjut, perbaikan KU sesuai dengan SpAn
22/5/2022 pukul 20.30 pasien perburukan,
DU jaga memeriksa pasien
Subjektif : Nyeri pada dada, perut kiri atas, kedua kaki tidak bisa digerakkan
Objektif :
• KU sakit berat, kesadaran CM
• T: 111/88 on dopamine + norepinephrine N: 112 RR 24 – 30 x/m SPO2 98% on ventilator
• Thorax: suara dasar vesikuler hemitoraks kanan menurun, ronki/wheezing (-/-)
• Abdomen: teraba keras, distended, BU menurun
• Ekstremitas: ekstremitas atas 5555/5555 ekstremitas bawah 1111/1111 (paraplegia inferior)
Assessment :
1. syok neurogenic
2. Suspek trauma medulla spinalis
3. Fraktur vertebrae lumbal
4. ileus paralitik
Plan
• Mengkonsultasikan ke SpAn: jika KU stabil dan memungkinkan  rujuk
• Mengkonsultasikan ke SpBS: sementara rawat dahulu di ICU Hermina karena tidak transportable, KIE perburukan ke keluarga
pasien
• Mengkonsultasikan ke SpB: pertahankan NGT untuk dekompresi, NGT dialirkan dalam botol infus kosong non vakum, kegawatan
utama pada spinal cord injury nya
22/5/2022 pukul 00.30
DU jaga malam memeriksa pasien
Subjektif : perburukan, (ada kendala saat merujuk ke margono karena tidak tersedia ventilator di HCU
margono)
Objektif : KU sakit berat, kesadaran koma, E1M1V1
• T: 79/48 N: 113 SpO2 96% on ventilator RR 43
Assessment
• 1. Gagal nafas pada spinal shock
• 2. Trauma medulla spinalis
• 3. post ORIF CF femur sinsitra
Plan
• Ventilator ganti setting P-SIMV Fio2 100% Ftrig 1 rate 18
• lapor DPJP dr.,SpBS dan dr.SpAn
• KIE keluarga  keluarga menyatakan DNR
23/5/2022 01.40 DU menilai ulang kondisi
pasien
Subjektif : -
Objektif :
• KU berat, koma E1M1V1
• TD: 50/20 N: 112 SpO2 99% RR 22
Assessment
1. Respiratory failure on syok spinal
2. Spinal cord injury
3. Post ORIF CF femur S
4. Hipotensi ireversibel
Plan
Melaporkan dan mendapatkan advice dari SpAn
• suction berkala ETT
• Iv methylprednisolone 3 x 125 mg
• Norepinefrin naik 0.5 mcg/kgBB
23/5/2022 Perburukan pasien di ICU RSHP
• Pukul 01.55 TD: 105/47 SpO2 90% RR 17 x/m
• Pukul 02.10 TD: 63/33  NE naik 0.8 mcg/kgBB/menit
• Pukul 02.15 TD: 88/38  NE naik 1 mcg/kgBB/menit
• Pukul 04.31:
• S: -
• O: pasien cardiorespiratory arrest, HR: 0 RR: 0
• Pupil midriasis maksimal, refleks cahaya (-), refleks kornea (-)
• Pasien dinyatakan meningggal dunia dihadapan keluarga dan tim
medis pukul 04.35, keluarga menerima
Pembahasan
• Pasien dengan multiple trauma dengan klinis syok dengan jenis shock
belum dapat dipastikan: syok hemoragik (perdarahan fraktur femur
atau perdarahan abdomen) dd syok spinal (trauma medulla spinalis)
• Pada hari kedatangan SpB sudah langsung menilai pasien, tidak ada
kegawatan thorax (paru/jantung) maupun abdomen dari PF dan
pemeriksaan USG fast
• Sejak awal, advice DPJP SpOT adalah ORIF femur bersifat elektif
• Advice DPJP SpBS ORIF dapat dikerjakan untuk meminimalkan risiko
perdarahan
Permasalahan 1
• Terdapat miskomunikasi antara dokter jaga HCU dengan DPJP utama/
kapten SpBS mengenai urgent/perlu tidaknya dilakukan ORIF
• DU ruangan terlebih dahulu melaporkan advice dari SpB bahwa tidak ada
kegawatan di bedah umum (abdomen dan toraks) dan rencana pro ORIF elektif
dari SpOT
• DPJP membalas setuju ORIF untuk meminimalkan risiko perdarahan
• DU ruangan kemudian melaporkan trend HR1 pasien dari awal datang, 3 jam
kemudian, dan HR1 di hari kedua perawatan yang secara umum tidak ada
penurunan signifikan  tidak ada blood loss massif
• Dari SpBS saat dilaporkan hasil trend HR1 tersebut menyatakan aman
• DU ruangan tidak mengkonfirmasi ke DPJP utama apakah dengan trend HR1
tersebut pasien masih memerlukan ORIF
Permasalahan 2
• Tidak ditemukannya secara tepat dan cepat adanya fraktur vertebrae
lumbal yang menyebabkan trauma medulla spinalis
• Kondisi pasien nyeri hebat, gelisah, tidak memungkinkan dilakukan mobilisasi
manuver yang diperlukan untuk pemeriksaan x-ray vertebrae lumbal lateral
• Kondisi pasien yang memungkinkan untuk x-ray lumbal lateral baru tercapai
setelah dilakukan ORIF (imobilisasi fraktur penyebab nyeri)
• Terkonfirmasi fraktur vertebrae dan trauma medulla spinalis setelah pasien
operasi ORIF  sudah mendapatkan pengobatan anestesi, blood loss,
terintubasi  peningkatan morbiditas pasien
Permasalahan 3
• Kendala untuk penanganan trauma medulla spinalis
• Belum dapat mengerjakan laminektomi di RSHP
• Kendala merujuk ke RSMS
• Tidak tersedia ventilator di RSMS
III. Feedback session
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai