Anda di halaman 1dari 26

Disusun Oleh;

dr. Riska Tiara Annisa

Dokter Pendamping;
dr. Sumarmi
TETANUS

Tetanus merupakan penyakit serius


yang mengancam nyawa yang menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di
negara yang berkembang dengan
angka kejadian 1.000.000 pasien
setiap tahunnya di dunia. Di
Indonesia, insidensi berkisar
0.2/100.000 populasi
Identitas
• Nama : Tn. Wasto
• Usia : 50 th
• Jenis Kelamin : 14-07-1971
• Alamat : Dsn. Wage, Cibingbin
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
• Masuk Rumah Sakit : 15-07-2022 (09.30)
Anamnesis

Riwayat
Riwayat Penyakit Pengobatan
Sekarang
• IGD RS
Ananda
• 4 hari SMRS • Riwayat Bekasi ;
tumit kiri Hipertensi, • Tetagam
• Kejang tertusuk paku Diabetes, Riwayat amp 1 x
berulang dan tidak Kejang Keluarga 3000 Unit
dengan segera diobati. disangkal i.v
kekakuan • 2 hari SMRS • Riwayat • - • Inj.
diseluruh trismus (+), vaksinasi Metronidaz
tubuh 1 hari menelan (+) tetannus tidak ole 500 mg
SMRS • 1 hari SMRS diketahui vial 4 x 1
trsimus (++), vial i.v
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama berbicara • Drip
Dahulu
sulit, Diazepam
opositotonus 20 amp/ 24
(+), kejang (+) jam.
• di IGD kejang
(+), trismus (+
++), menelan
(-)
Status Generalisata
• Leher: kuduk kaku (+)
Status Interna • Mata : Ca -/-, Si -/-
• KU ; Tampak Sakit Berat • Mulut : Tresmus (+), lock jaw (+)
• Kes; Compos Mentis • Thoraks ;
• Tanda-Tanda Vital; • Inspeksi ; gerak napas simetris kanan-
• TD ; 130/80 mmHh kiri, retraksi intercostae (-)
• N ; 119 x/mnt (↑) • Perkusi ; sonor
• RR ; 28 x/mnt • Auskultasi ;
• T ; 37,3 ‘C • vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
• SpO2; 96 % room air • BJ I dan II regular, M (-), G (-)
• Abdomen
• Inspeksi ; Datar, Perkusi ; Thimpani
• Auskultasi ; BUN
• Palpasi ; Datar, defans muscular (+).
• Ekstremitas ; Akral hangat, CRT < 2
detik, hipertonus seluruh ekstremitas.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Leukosit 10.660 ↑
DIAGNOSIS
BANDING DIAGNOSIS
• Tetanus KERJA
• Epilepsi
• Tetanus
• Meningitis
• Infeksi orofasial
TETANUS
Penyakit toksemik akut yang
disebabkan oleh eksotoksin
Clostridium tetani

Etiologi :

Clostridium tetani : Anaerob murni,


berspora, Gram +,tak berkapsul

Tersebar di tanah (tahan lama), debu,


saluran pencernaan kuda

Toksin: tetanolisin (hemolisis darah),


tetanospasmin (spamus)
PATOGENESIS
• Rigiditas otot
Triase • Spasme otot
Tetanus • Ketidakstabilan otonom

Kekakuan otot jalur Spasme otot yang muncul Gangguan otonom biasanya mulai
beberapa hari setelah spasme dan
neuronal pendek ; spontan dapat diprovokasi ; berlangsung 1−2 minggu

• trismus • stimulus fisik • Meningkatnya tonus simpatis


• kaku leher • visual (katekolamin ↑)
• vasokonstriksi
• nyeri punggung • auditori • takikardia
• Emosional • hipertensi
• Episode hipotensi
• bradikardia
• Spasme otot paling berat • asistol yang tiba-tiba
terjadi selama minggu 1 & 2 • Gambaran gangguan otonom lain
(berlangsung 3 – 4 minggu) • salivasi
• berkeringat
• meningkatnya sekresi bronkus
• hiperpireksia
• stasis lambung
• ileus
Opositostonus

Risus Sardonicus/ Lock jaw;

kekauan area wajah dan faring


DERAJAD

Derajat menurut Cole and Youngman


DERAJAD

Derajad Keparahan ; Skor Ablett


DIAGNOSIS

Anamnesis

• Riwayat trauma kontanminasi


• Riwayat vaksinasi tetanus

Pada pemeriksaan fisik

• Uji spatula, dilakukan dengan menyentuh dinding posterior


faring menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan
steril (Hasil tes positif jika terjadi kontraksi rahang
involunter (menggigit spatula) dan hasil negatif berupa
refleks muntah)
DIAGNOSIS BANDNG

Kejang tetani :
diagnosis dengan Infeksi susunan saraf
Kejang demam
pemeriksaan darah pusat : meningitis,
sederhana.
(hiperkalsemia) ensepalitis.

Mastoiditis,
pneumonia lobaris
Epilepsi. Rabies.
atas, miositis leher,
spondilitis leher.
KOMPLIKASI

Gangguan ventilasi paru,


Aspirasi pneumonia,
Bronkopneumonia, Sepsis, Fraktura vertebra,
Atelektasis, Emfisema
mediastinal, Pneumotoraks,

Miokarditis,
Laserasi Hematoma intra
aritmia, Hipertensi, Syok,
lidah/bukal, muskular,
hipotensi,

Malnutrisi, Dehidrasi, Tromboemboli. Apnea


PROGNOSIS

Usia lebih dari 70 tahun

Periode inkubasi < 48 jam

Frekuensi jantung > 140x/menit

Tekanan darah sistolik > 140 mmHg

Spasme yang berat

Temperatur badan >38,50 C

Berdasarkan Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Perhimpunan Dokter Spesialis


Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
PROGNOSIS
Skor Dakar ;

0−1, severitas ringan dengan mortalitas10%


2−3, severitas sedang dengan mortalitas 10%−20%
4, severitas berat dengan mortalitas 20%−40%
5−6, severitas sangat berat dengan mortalitas >50%.
Skor Philips ;
PROGNOSIS

<9, ringan
9-18, sedang
≥19, berat
TATALAKSAN
A
1. Membuang sumber tetanospasmin

2. Menetralisasi toksin yang tidak terikat

3. Perawatan penunjang (suportif) sampai tetanospasmin yang berikatan dengan


jaringan telah habis dimetabolisme
Membuang Sumber Tetanospasmin

Wound Toilet
• Mengurangi muatan bakteri dan mencegah pelepasan toksin lebih lanjut.

Antibiotik;
• Metronidazol diberikan secara IV dengan dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutkan
dosis 30 mg/ kgBB/ hari /6 jam (7−10 hari)
• Penisilin G 100.000 U/kgBB/hari IV/6 jam (10 hari) direkomendasikan pada semua
kasus tetanus
• Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari (untuk anak berusia lebih dari 8 tahun)
Netralisasi toksin yang tidak terikat

Human tetanus immunoglobulin (HTIG)


• segera diinjeksikan intramuskular dengan dosis total 3.000−10.000
unit, dibagi tiga dosis yang sama dan diinjeksikan di tiga tempat
berbeda. Tidak ada konsensus dosis tepat mengenai HTIG

ATS
• 100.000- 200.000 U
• 50.000 U i.m dan 50.000 U i.v (hari 1)
• 60.000 U (hari 2) dan 40.000 U i.m (hari 3)

Sebelum keluar rumah sakit harus diberi immunisasi aktif dengan


toksoid
Pengobatan suportif

Dirawat di ruangan gelap dan tenang (ICU agar bisa diobservasi secara berkelanjutan)

Penanganan jalan napas merupakan prioritas

• Suctioning
• Trakeostomi (opistotonus dan keterlibatan otot-otot punggung, dada, atau distres pernapasan)
• Ventilator.

Sedasi

• Diazepam 0,1−0,3 mg/kgBB/ kali dengan interval 2−4 jam sesuai gejala klinis
• Intermittent Positive Pressure Ventilation (IPPV)

Nutrisi parenteral total mengandung glukosa hipertonis dan insulin dalam jumlah cukup untuk
mengendalikan kadar gula darah, dapat menekan katabolisme protein

Antikoagulan secara rutin seperti heparin subkutan ; mboli paru juga merupakan salah satu
penyebab kematian
ANALISIS
Temuan klinis ;
Anamnesis; KASUS • A ‘clear’, B ‘clear’, C ‘clear’,
• Trismus dan kekakuan fasial dan • TTV; TD 130/80 mmHg, HR
leher (rhesus sardonicus) 119 x/mnt, RR 28 x/mnt, T 37,3
• Nyeri tumit kiri (vulnus punctum) 3 hari os dibawa kr IGD RS
Ananda Bekasi dan sudah ‘C, SpO2 93% room air
• demam disangkal • Kesadaran; sadar penuh dan
• disfagia mendapatkan suntikan tetagam
3000U iv dan Diazepam drip 20 masih dapat berkomunikasi,
• opositotonus (kekakuan trunkal)
amp/24 jam serta sudah di • Lockjaw/risus sardonikus
• Os tertusuk paku saat sedang
mencari kayu 4 hari SMRS yang lakukan debridement. • Trismus berat (III)
tidak segera diobati. • Opositotonus

Penunjang ; Prognosis ;
Derajad Keparahan;
Lab ; • Skor Dakar -> 4 (severitas berat
• Cole and Youngman ; grade III - dengan mortalitas 20-40%).
> tresmus berat, onset < 3 hari, leukosit (10.600).
• Skor Phillips -> 11 (sedang).
dan inkubasi <10 hari. (Kultur hanya
• Skor Ablett ; Derajad 3 atau konfirmasi adanya C.
berat -> adanya trismus berat, tetani)
rigiditas menyeluruh, spasme
memanjang, adanya disfagia, Tatalaksana
namun serangan apneu (-), HR
<120x/mnt dan RR < 40x/mnt. • Eliminasi sumber toksin; Debridemen luka &
Metronidazole 4x500 mg,
• Netralisasi Toksin; Tetagam 3000 U im (hari ke 3)
• Suportif; Sedasi (diazepam) 0,1-0,3 mg/kgBB tiap 4 jam
& Pasien dirawat di ruang isolasi bedah -> ideal di ICU
REFERENSI

1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia (PAPDI); Tetanus. 2014. Internal Publishing.
2. Tejpratap S.P. Tiwari, MD; Pedro L. Moro, MD, MPH; and Anna M. Acosta, MD, ;
Tetanus. Agustus 2021. CDC Central for Disease Control and Prevention.
3. Surya R. Skoring Prognosis Tetanus Generalisata pada Pasien Dewasa. 2016;5

Anda mungkin juga menyukai