Anda di halaman 1dari 20

Multikulturalisme dan Pluralisme

Pada Masyarakat Banten Dalam


Bidang Budaya, Agama, dan Etnik
Studi Kebantenan
Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2022
Anggota Kelompok 12

Fikral Aditya Asril Bagus Prasetya Muhammad Alifanza Ahsani


3334200091 3334200041 3334200100

Khairul Majid Daniel Ibornov Ghani Methalia Novrindah


3334200014 3334200107 3334200060

2
Table of Contents

Latar Belakang Pembahasan Referensi


1 3 5

2 4

Landasan Teori Kesimpulan


3
Latar Belakang

1
Banten terlahir dengan penduduk yang
multikultur, baik dari sisi budaya, agama,
maupun etnik. Keanekaragaman tersebut
menimbulkan multikulturalisme dan pluralisme
dalam masyarakat Banten. Keadaan ini dapat
menjadi kekuatan sekaligus modal sosial
(social kapital) untuk mewujudkan Banten yang
maju, unggul dan sejahtera. Realitas warna-
warni dalam sebuah provinsi bukan hanya
menggambarkan keindahan tapi menampilkan
kerukunan, kedamaian dalam pergaulan satu
sama lain

4 4
Landasan Teori

2  Multikulturalisme

 Pluralisme

5
Multikulturalisme
Multikulturalisme merupakan
suatu bentuk ideologis yang
mengedepankan asas kebersamaan
dan kemanusiaan yang umumnya
dipengaruhi maupun
dilatarbelakangi dari realitas
sejarah dan kondisi berbagai
perbedaan yang ada.

6 6
Pluralisme

Pluralisme dapat diartikan secara sederhana


sebagai suatu pemahaman akan keberagaman
dalam suatu kelompok masyarakat. Jenis-jenis
pluralisme terbagi atas:
▪ Pluralisme Budaya
▪ Pluralisme Agama
▪ Pluralisme Sosial
▪ Pluralisme Ilmu Pengetahuan
▪ Pluralisme Media

7 7
Pembahasan

3
 Budaya masyarakat Banten

 Etnik Masyarakat Banten

 Agama Masyarakat Banten

8
Budaya masyarakat Banten

Mayoritas seni budaya Banten merupakan kesenian peninggalan sebelum Islam


dan dipadu atau diwarnai dengan agama Islam. Misalnya arsitektur masjid
dengan tiga tingkat sebagai simbolisasi Iman, Islam, Ihsan, atau Syari’at,
Tharekat, Hakekat.

Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain meliputi Bahasa,
Alat musik (angklung buhun), Seni Bela Diri Pencak Silat, Debus, Rudat, Tari
Cokek

9 9
1. Bahasa
Penduduk Asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan
dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Namun demikian,
di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang
menggunakan Bahasa Sunda Campuran, Sunda Kuno, Sunda Modern dan
Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan
oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa
Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis
Betawi.
Di samping bahasa di atas, Bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh
pendatang dari bagian lain Indonesia.

10
10
2. Alat Musik (Angklung Buhun) Angklung Buhun adalah alat musik
angklung tradisional dari masyarakat
Baduy di Banten. Bagi masyarakat Baduy,
kesenian Angklung Buhun ini merupakan
salah satu kesenian yang dianggap sakral
dan memiliki nilai khusus di dalamnya
dan biasanya hanya di tampilkan pada
acara tertentu saja, terutama pada saat
penanaman padi.

11
11
3. Seni Bela Diri Pencak Silat

Debus merupakan kesenian asli masyarakat Banten yang


diciptakan pada abad ke-16, yaitu tepatnya pada masa
pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570),
dalam rangka penyebaran agama Islam.
Kemudian, ketika kekuasaan Banten dipegang oleh
Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682), debus difokuskan
sebagai alat untuk membangkitkan semangat para
pejuang dalam melawan penjajah Belanda

12
4. Tradisi Debus Debus merupakan kesenian asli
masyarakat Banten yang diciptakan
pada abad ke-16, yaitu tepatnya pada
masa pemerintahan Sultan Maulana
Hasanuddin (1532-1570), dalam rangka
penyebaran agama Islam.
Kemudian, ketika kekuasaan Banten
dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1682), debus difokuskan sebagai
alat untuk membangkitkan semangat
para pejuang dalam melawan penjajah
Belanda

13
13
5. Rudat
Rudat adalah kesenian tradisional khas Banten yang
merupakan perpaduan unsur tari syair shalawat dan
olah kanuragan yang berpadu dengan tambuhan terbang
dan tepuk tangan.
Rudat terdiri dari sejumlah musik perkusi yang
dimainkan oleh setidaknya 8 orang pemain musik yang
mengiringi 7-12 penari.
Seni rudat mulai ada dan berkembang pada masa
pemerintahan Kesultanan Banten II,Pangeran
Surosowan Panembahan Pakalangan Gede Maulana
Yusuf (1570-1580 M).

14
6. Tari Cokek Cokek adalah sebuah tarian
tradisional dari daerah Tangerang yang
dimainkan kali pertama sekitar abad
ke-19. Ketika itu, tarian ini
diperkenalkan oleh Tan Sio Kek,
seorang tuan tanah Tionghoa di
Tangerang yang sedang merayakan
pesta.
Tarian ini diiringi oleh lantunan nada
dari perpaduan alat musik daratan Cina
dan Tangerang yang kemudian dikenal
dengan nama musik Gambang
Kromong.

15
15
Etnik Masyarakat Banten

Masyarakat Banten erat kaitannya dengan


sejarah berdirinya Kesultanan Banten. Suku
Banten bersama orang Baduy pada dasarnya
adalah sub-etnik dari Suku Sunda yang
mendiami bekas wilayah Kesultann Banten.

16
16
Agama Masyarakat Banten
Jumlah penduduk Banten menurut Agama/Kepercayaan pada Juni 2021 yaitu sebanyak 11,12
juta jiwa atau 94,82% mayoritas penduduk beragama Islam. Hal ini erat kaitannya dengan
keberadan Kerajaan Islam pada masa Kesultanan Banten
Berikut adalah peninggalan sejarah Islam di Banten:
 Vihara Azalokitesvara
 Kerkhof
 Masjid Agung Banten
 Keraton Surosowan

17
Kesimpulan
Dalam sejarah tumbuh dan berkembangnya Banten tidak luput dari adanya
multikulturalisme dan pluralisme, kedua hal tersebut terikat satu sama lain dan
memiliki peran yang besar dalam hal ini, yang berarti sebuah sikap menerima
perbedaan dan pemikiran yang menghargai adanya perbedaan di tengah
kehidupan masyarakat dan mengizinkan kelompok berbeda yang diperngaruhi
oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Adapun multikulturalisme dan
pluralisme masyarakat Banten dalam bidang etnik dapat dilihat dalam
beragamnya suku bangsa yang menempati Banten dan dapat diterima oleh
penduduk asli banten itu sendiri yaitu suku baduy.

18
18
Referensi

▪ H. A. Said, “Islam dan Budaya di Banten,” ▪ Abidin, Z. (2016, Desember). Menanamkan ▪ About: Kelompok etnik - DBpedia
Kalam : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Konsep Multikulturalisme Di Indonesia. Cimahi: http://id.dbpedia.org/page/Kelompok_etnik
Islam, vol. 10, no. 1, pp. 123 - 132, 1 Juni Fisip Universitas Jendral Achmad Yani
2016. Repository.
▪ SUKU BANTEN | Ensiklopedia Bebas
▪ “Negeriku Indonesia Bhineka Tunggal Ika,” ▪ Azra, A. (2007). Identitas dan Krisis Budaya:
September 2015. [Daring]. Membangun Multikulturalisme Indonesia. - STT Bandung
http://www.negerikuindonesia.com/2015/09/a Membangun Kembali Indonesia yang Bhinneka
ngklung-buhunkesenian-tradisional.html http://kk.sttbandung.ac.id/id3/3042-2940/Banten_
Tunggal Ika: Menuju masyarakat Multikultural ,
. [Diakses 28 Februari 2022]. Bali. 35237_kk-sttbandung.html
▪ “Sejarah dan Kebudayaan Provinsi Banten” ▪ Bourdieu, P. (1990). The Logic of Practice.
Agustus 2017. [Daring]. California: Standford University Press ▪ Achmad. 2014. PLURALISME DALAM
https://satpolpp.bantenprov.go.id/upload/phot
os/untitled%20folder/April/Sejarah%20Dan%▪ PROBLEMA. Jurnal Humaniora, Vol 7 No.2, 189.
Kebudayaan - Profil Provinsi | Website Resmi
20Kebudayaan%20Provinsi%20Banten.pdf
Pemerintah
▪ Muslimah. “Sejarah Masuknya Islam dan ▪ Yusuf Mundzirin dkk. 2005. Islam Budaya Lokal.
Pendidikan Islam Masa Kerajaan Banten https://www.bantenprov.go.id/profil-provinsi/keb
Periode 1552-1935”. IAIN Palangka Raya. Jogyakarta,Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
udayaan
Volume 13. Nomor 1. 2017.
▪ Sururin. 2005.Nilai-nilai Pluralisme Dalam Islam:

19
19 ▪ Suku Banten
Bingkai Gagasan Yang Berserak.
THANKS!

Any questions?

Anda mungkin juga menyukai