Anda di halaman 1dari 17

Komunikasi Efektif

dalam Pelayanan di Rumah Sakit

TIM MKE
RS Panti Waluya Sawahan Malang
Pengantar
 ‘…rumah sakit adalah salah satu organisasi yang memiliki manajemen paling

harus dikelola
kompleks karena di dalamnya

hubungan interpersonal terkait layanan yang diberikan


dan teknologi yang selalu berkembang.”

"White dan Wisdom (1985) dikutip oleh Brooks (1994) dalam buku “Manajemen
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit”
Komunikasi Efektif
 Secara umum, definisi komunikasi adalah “Sebuah proses
penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang
dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
 Sedangkan, Komunikasi efektif merupakan komunikasi di mana pesan
yang diterima dimengerti sebagai mana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada
hambatan untuk itu

dikutip dari Konsil Kedokteran Indonesia,


Manual komunikasi Dokter Pasien, 2006
Rumah sakit Panti Waluya Sawahan merupakan rumah sakit yang
mengedepankan motto
“Orang Sakit adalah Sahabatku”

 Dalam menjalankan motto persahabatan ini digerakkanlah


komunikasi efektif dalam rangka merujuk kepada pelayanan
bersahabat yang dapat meningkatkan kesembuhan
pasien.
Komunikasi pelayanan kesehatan

 Komunikasi Non Medis


 Komunikasi Medis
 Tenaga kesehatan – pasien
 Tenaga kesehatan – keluarga
 Antar tenaga kesehatan
Bentuk komunikasi

 Komunikasi Verbal
 Merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan maupun per-telepon
 Komunikasi Non-verbal
 Komunikasi non verbal adalah komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Budaya sangat mempengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi secara non
verbal. Contoh komunikasi Non-verbal:
 1. Komunikasi objek. Penggunaan pakaian yang rapi akan meningkatkan respek orang pada
saat diajak berkomunikasi.
 2. Sentuhan. Termasuk bersalaman, mengelus, menggenggam tangan, dan sebagainya.
(Selama Pandemik covid-19 adanya pembatasan).
 3. Gerakan tubuh. Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
Manfaat Komunikasi Efektif
1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima
pelayanan di rumah sakit
2. Meningkatkan kepercayaan pasien yang merupakan dasar
hubungan yang baik
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan
tindakan medis
4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase
terminal dalam menghadapi penyakitnya
Hukum Komunikasi “REACH”

 Respect (sikap menghargai)


 Empathy (kemampuan mendengar)
 Audible (dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik)
 Clarity (jelas)
 Humble (rendah hati)
Komunikasi tidak efektif

 Kesalahpahaman
 Misscommunication
 Keluhan / Komplain
Komunikasi Medis
Tenaga medis - Pasien
 Sikap professional dokter
 sikap professional ini penting untuk menjalin sambung rasa, sehingga pasien merasa nyaman,
aman dan dapat percaya kepada dokter

 Pengumpulan Informasi
 dokter dapat mengetahui keadaan pasien yang sebenarnya yang menuju kepada hasil diagnostik
yang benar dan juga saat memberikan informasi kepada pasien hendaknya dilakukan dengan
penggalian informasi yang benar dari pasien

 Penyampaian informasi oleh dokter


Pengumpulan informasi

 Pasien rawat jalan – dibuat dalam form 3C.1/RMRJ (Rekam Medis


Rawat Jalan).
 Pasien rawat inap – dibuat dalam form 7C (Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi) dengan pelampiran form 7B (Pemberian
Informasi dan Edukasi Rawat Inap.
Form 3C.1/RMRJ
(Rekam Medis Rawat
Jalan).
 Dokter mohon untuk mengisi dengan
lengkap resume medis rawat jalan
Form 3D
Pemberian informasi dan
edukasi rawat jalan
 Dokter/ tenaga medis yang
memberikan KIE mohon untuk
mengisi dengan lengkap form ini.
Form 7B
Pemberian Informasi dan
Edukasi Rawat Inap

 PENTING !!!
Petunjuk teknis :
pengisian formulir rekam medis form 7b
KELOMPOK KATEGORI PETUNJUK TEKNIS
A. Keterangan Tidak Wajib 1. Penerima edukasi, diisi bila pilihan no 5 ( lain-lain)
diisi 2. Hambatan belajar, tidak diisi .
3. Metode pembejaran, tidak diisi
4. Kesiapan belajar , tidak diisi
5. Evaluasi pembelajaran, tidak diisi.
 
A. Pemberian Wajib / tidak a. Tanggal & jam, diisi : tanggal & jam pemberian edukasi
Edukasi wajib b. Topik edukasi, diisi : sesuai dengan pemberian topik edukasi.
c. Penerima edukasi, diisi : dengan angka sesuai dengan penerima edukasi.
d. Hambatan belajar, diisi : dengan angka sesuai dengan hambatan belajar.
e. Metode pembelajaran, diisi : dengan angka sesuai dengan metode pembelajaran.
f. Kesiapan belajar, diisi : dengan angka sesuai dengan kesiapan pembelajaran.
g. Evaluasi pembelajaran, diisi : dengan angka sesuai dengan hasil evaluasi pembelajaran.
h. Nama & tanda tangan :
1. Edukator, diisi : nama dan tanda tangan pemberi edukator ( dokter, tenaga kesehatan
dll ).
2. Penerima educator, diisi : nama dan tanda tangan penerima edukasi ( pasien, ortu, dll).
a. Keterangan, diisi : dengan keterangan ( jelas, mengerti, tidak mengerti atau yang
lainnya ) oleh pemberi edukator dan rencana tindakan lanjutnya .
Siapa saja yang berhak mengisi?
 Dokter – selaku DPJP
 Dapat menuliskan KIE atau inform consent setelah menjelaskan kepada pasien
dan/atau keluarga, sebagai bukti bahwa telah dijelaskan dan di mengerti.
 Perawat – Selaku tenaga medis yang merawat
 Dapat menuliskan KIE dan jenis tindakan yang diberikan sebagai bukti bahwa telah
dijelaskan dan di mengerti.
 Farmasi Klinis – selaku pengelola pengobatan
 Dapat menuliskan KIE (penggunaan obat-obatan efektif dan aman, potensi efek
samping obat dan potensi interaksi obat )
 Gizi – selaku pengelolaan kebutuhan gizi
 sosialisasi tentang diet dan nutrisi yang diberikan
Form 7C.1
Catatan perkembangan
pasien terintegrasi
 Dokter/ tenaga medis yang ikut serta
dalan menangani pasien tersebut
mohon untuk mengisi dengan lengkap
form ini. Termasuk advis per-telepon.

Anda mungkin juga menyukai