Anda di halaman 1dari 22

Journal reading

EFEKTIVITAS KLARITROMISIN
DALAM MULTIBASILER TERAPI KUSTA

Quenda Annisa
Pembimbing : dr. Helga Pasadena, Sp. KK
ABSTRAK

Latar • Rifampisin adalah salah satu komponen penting dalam rejimen terapi multiobat
(MDT)‐World Health Organization untuk kusta
belakang • Klaritromisin merupakan salah satu terapi alternatif rifampisin

• Studi percontohan klinis (clinical pilot study)


• Membandingkan efektivitas klaritromisin 2.000 mg dengan rifampisin 600 mg
Metode dalam kombinasi dengan dapson dan klofazimin selama 3 bulan pada pasien kusta
multibasiler (MB)
ABSTRAK

• Penurunan Indeks morfologi (IM) kelompok MDT-MB  tidak signifikan setelah


terapi 3 bulan (P = 0,248).
• Penurunan IM kelompok CDC  signifikan (P = 0,004).
Hasil • Perbandingan penurunan IM pada kelompok MDT‐MB dan CDC  Perbedaan yang
tidak signifikan (P = 0,130).
• Perubahan warna kulit terjadi pada kedua kelompok, sedangkan mual ringan terdapat
pada kelompok CDC, selain itu, urin berwarna merah terdapat pada kelompok MDT‐
MB.

• klaritromisin 2.000 mg sama efektifnya dengan rifampisin 600 mg dalam kombinasi


Kesimpulan dengan rejimen dapson dan klofazimin pada pasien kusta MB.
• klaritromisin dapat dipertimbangkan sebagai terapi alternatif.
PENDAHULUAN

• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan terapi multidrug (MDT)


untuk terapi kusta.
• Rifampisin termasuk kedalam rejimen terapi multi drug (MDT)  obat poten dan
paling penting
• Masalah tentang rifampisin telah meningkat baru-baru ini resistensi dan alergi
terhadap rifampisin
• Klaritromisin  salah satu pengobatan alternatif rifampisin pada kusta
PENDAHULUAN

• Klaritromisin adalah makrolida semisintetik yang memiliki aktivitas melawan


Mycobacterium leprae (M. leprae)
• Juga memberikan aktivitas bakterisida yang kuat terhadap M. leprae pada
tikus dan pasien kusta lepromatosa (LL)
• Dalam studi ini, bertujuan untuk membandingkan kefektivitas klaritromisin
2.000 mg dengan rifampisin 600 mg dalam rejimen yang dikombinasikan
dengan dapson dan klofazimin selama 3 bulan pada pasien kusta multibasiler
(MB).
M E TO D E  S U B J E K P E N E L I T I A N

Penelitian eksperimental klinis, studi percontohan analitik dengan desain penelitian pre-post.
METODE  SUBJEK PENELITIAN

KRITERIA EKSKLUSI
• wanita hamil atau menyusui,
KRITERIA INKLUSI memiliki riwayat
• Pasien kusta MB yang baru hipersensitivitas terhadap satu
didiagnosis dari Klinik Kusta, atau lebih obat yang digunakan
Rumah Sakit Hasan Sadikin dalam penelitian ini, hasil
hematologi rutin, dan tes fungsi
hati dan ginjal yang abnormal
M E TO D E  R E J I M E N T E R A P I D A N A N A L I S I S S TAT I S T I K

REJIMEN TERAPI
• Hari 1 
o kelompok CDC diberikan 2000 mg klaritromisin + 300 mg klofazimin
o kelompok MDT‐MB diberikan dosis tunggal 600 mg rifampisin + 300 mg
klofazimin
• Kedua kelompok diberi dapson 100 mg dan klofazimin 50 mg setiap hari selama 30
hari.
• Rejimen terapi ini diberikan dan dianalisis selama 3 bulan untuk studi percontohan
klinis ini.
ANALISIS STATISTIK
• Hasil dianalisis dan dibandingkan menggunakan independent T test dan Fisher’s
exact probability calculation
• Hasil signifikan secara statistik jika P < 0,05
HASIL
• Semua pasien dikategorikan sebagai pasien MB dengan jumlah lesi kulit >5 lesi
HASIL
HASIL
DISKUSI

• Rifampisin memiliki aktivitas bakterisida yang kuat terhadap M. leprae.


• Klaritromisin sebagai salah satu pilihan obat kusta terbaru  karena potensi perkembangan masalah
resistensi obat atau rejimen kusta.
• Penelitian sebelumnya 
o Penurunan IB menjadi 1+ setelah 1 tahun terapi
o 12 pasien diobati dengan klaritromisin saja menunjukkan perbaikan klinis setelah 1 bulan pengobatan 
Penurunan signifikan pada IB setelah 3 bulan
o IM awal 5% -20% akan berkurang menjadi nol setelah terapi 5 minggu
o Penurunan IM yang signifikan Pada pasien LL setelah terapi 12 minggu
DISKUSI

• Pada penelitian ini 


o Penurunan IB hanya kurang dari satu pada kedua kelompok karena pasien hanya ditindak lanjuti
selama 3 bulan setelah terapi
o Penurunan IB ditemukan menurun setelah 3 bulan terapi
o Penurunan IM pada kedua kelompok setelah 3 bulan terapi
o Nilai IM pada kelompok MDT‐MB menurun setelah 3 bulan terapi (rerata pengurangan 10,63%),
tetapi hasil ini tidak signifikan
o Perbandingan penurunan IM antara kedua kelompok ditemukan tidak signifikan
DISKUSI

• Pada penelitian ini juga mengamati efek samping rifampisin dan klaritromisin, yang digunakan masing-masing pada
kelompok MDT‐MB dan CDC :
o Perubahan warna kulit oleh klofazimine terjadi pada kedua kelompok
o urin berwarna merah ditemukan pada kelompok MDT‐MB
o mual ringan terdapat pada kelompok CDC

• Perbedaan yang tidak signifikan dari efek samping antara kedua kelompok
• Efek samping yang paling umum adalah iritasi gastrointestinal (termasuk mual, muntah, dan diare)sering terjadi
ketika klaritromisin diberikan dengan dosis 2.000 mg
• Pada pasien lepromatosa, dosis harian 500 mg klaritromisin membunuh 99% M. leprae (28 hari) dan >99,9% (56
hari)
DISKUSI

• Penelitian lain sebelumnya  penambahan klaritromisin ke ROM tidak secara signifikan meningkatkan
keefektivitas
• Ji et al  25-50 mg/kg klaritromisin dapat membunuh 94,9% M. leprae, sedangkan rifampisin 10 mg/kgBB
dapat membunuh 92% M. leprae pada tikus \
• Studi lain terhadap 50 pasien LL  penurunan jumlah M. leprae dalam kelompok yang memiliki 2000 mg
klaritromisin‐200 mg minocycline (97,5%), MDT‐MB (97,9%), dan rifampisin dosis tunggal (99%) setelah
30 hari terapi
• Chan dkk  penelitian pada pasien LL dalam 12 minggu terapi dengan klaritromisin saja  penurunan IM
yang signifikan
• Sejalan dengan penelitian ini  klaritromisin dapat membunuh M. leprae sama efektifnya dengan
rifampisin
KESIMPULAN

• klaritromisin 2.000 mg sama efektifnya dengan rifampisin untuk terapi kusta


MB selama pengamatan 3 bulan
• Penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan pengamatan
yang lebih lama diperlukan
PERTANYAAN

• Kenapa urin berwarna merah hanya ada pada kelompok mdt-mb ?


• Bagaimana pemberian mbt-mb dan cdc pada anak ?
• Apakah perlu menggunakan obat lain untuk menekan efek samping GI ?
• Apakah ada pembagian umur pada sampel ?
• PR 
• Bagaimana klasifikasi ridley dan jopling dan dibandingkan dengan WHO
• Bagaimana cara pemakaian ROM ?
KUSTA MULTIBASILAR (MB)  IB >2+
KUSTA PAUSIBASILAR (PB)  IB<2+
CARA PEMAKAIAN ROM

• WHO merekomendasikan rejimen alternatif yang terdiri


dari 600 mg rifampisin, 400 mg ofloxacin 400 mg, dan 100
mg minocycline diberikan setiap bulan selama 24 bulan.

Anda mungkin juga menyukai