Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN
DIC (DISSEMINATED
INTRAVASCULAR
COAGULATION)
DEFINISI
Diseminated Intravascular Coagulation atau yang lebih dikenal dalam Bahasa
Indonesia dengan sebutan Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) adalah suatu
sindroma klinik patologi yang merupakan komplikasi dari beragam penyakit yang
ditandai dengan adanya aktivasi koagulasi darah sistemik, produksi fibrin
intravaskular, sehingga dapat menyebabkan thrombosis pembuluh darah yang
berukuran kecil dan sedang, bahkan dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ
bersamaan dengan konsumsi trombosit dan faktor koagulasi yang mengakibatkan
gambaran klinis perdarahan.
(Semeraro, 2010, Association of SurgicalTechnologies, 2018, Thachil, 2016).
DIC dapat terjadi akibat komplikasi dari infeksi,proses
keganasan tumor solid, keganasan hematologi, penyakit -
penyakit obstetrik, trauma, aneurisma, penyakit hati, dan
lain sebagainya. Diagnosa dan penanganannya pun harus
mempertimbangkan kondisi etiologi yang mendasarinya.
(Ahn, 2016,Hamson’s online, 2012).
Ada dua tipe DIC yaitu akut dan kronis :

1. Tipe akut
ditandai dengan aktivasi pada sistem fibrinolitik dan antikoagulan secara masif
dan berlebihan. DIC akut berkembang ketika sejumlah besar prokoagulan (faktor
jaringan) memasuki sirkulasi dalam jangka waktu yang singkat (beberapa jam
hingga beberapa hari)

2. Tipe kronis
aktivasi koagulasinya tidak sehebat tipe akut, jumlah dari faktor jaringan terlihat
lebih kecil sehingga stimulasi sistem koagulasinya kurang kuat dan
memungkinkan tubuh untuk mengkompensasi penggunaan protein koagulasi dan
trombosit. DIC kronis biasanya berkembang Secara perlahan dalam waktu
berminggu­minggu hingga berbulan­ - bulan dengan manifestasi klinik lebih
bersifat trombotik
Hal-hal yang dapat memyebabkan DIC ;

a. Fetus mati dalam kandungan

b. Abortus

c. Trauma bisa ular

d. Syok

e. Infeksi

f. Anoksemia

g. Asidosis

h. Perubahan suhu

i. Autoimun

j. Sirkulasi extracorporeal

k. Keganasan

l. Hemolisis
Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC:

1) Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertaikomplikasi, dimana
jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah.

2) Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang menyebabkan
terjadinya aktivasi pembekuan)

3) Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun prostat.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang direkomendasikan adalah :


1. Pemeriksaan D-­dimer
2. Fibrinogen blood test
3. Prothrombin time (PT)
4. Fibrin degradation products (FDP)
5. Darah lengkap (DL)
6. Partial thromboplastin time (PTT).
(Association Of Surgical Technologies, 2018).
Penatalaksanaan
Dalam mengobati pasien ada 2 prinsip yang perlu diperhatikan:
1. Khusus : Pengobatan DIC bersifat individual
2. Umum : mengobati pembekuan darah dan mengatasi pendarahan.
 Terapi Individu
Berhubungan dengan banyak macam penyakit yang mencetuskan DIC dan
derajat penyakit DIC bervariasi. Maka pengobatan kasus demi kasus
penyebab mendapat perhatian besar.
 Terapi Umum
Didasarkan atas etiologi DIC, umur, keadaan hemodinamik, beratnya
perdarahan, beratnya thrombus dan gejala klinis.
1. Pengobatan factor pencetus
2. Menghentikan proses koagulasi
 Terapi Subtitusi
Bila perdarahan masih terus berlangsung sesudah penyakit dasar diobati
dan sesudah antikoagulen diberikan, untuk ini dapat diberikan plasma
beku segar (fresh frozen plasma; FTP). Bila trombosit turun sampai
<25.000/mm3 pemberian trombosit konsentrat perlu diberikan.
 Anti Fibrinolisis
Asam traneksamat atau epsilon-asam amino kaporat hanya diberikan bila
tidak ada dan terjadi fibrinolysis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pemeriksaan fisik:
Perdarahan abnormal pada semua system dan pada sisi prosedur invatif
Kulit dan mukosa membrane
a. Perembesan difusi darah atau plasma
b. Purpura yang teraba pada awalnya di dada dan abdomen
c. Bula hemoragi
d. Hemoragi subkutan
e. Hematoma
f. Luka bakar karena plester sianosis akral ( estrimitas berwarna agak kebiruan, abu –abu, atau ungu
gelap )
Sistem GI
a. Mual dan muntah
b. Uji guayak positif pada emesis atau aspirasi
c. Nasogastrik dan feses
d. Nyeri hebat pada abdomen
e. Peningkatan lingkar abdomen
Sistem ginjal
a. Hematuria
b. Oliguria
Sistem pernafasan
a. Dispnea
b. Takipnea
c. Sputum mengandung darah
Sistem kardiovaskuler
a. Hipotensi meningkat dan postural
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Nadi perifer tidak teraba
Sistem saraf perifer
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Gelisah
c. Ketidaksadaran vasomotor
Sistem musculoskeletal
a. Nyeri : otot,sendi,punggung
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus

A. PENGKAJIAN

BIODATA

Data Pasien :

Nama : Nn. A

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 24 Agustus 1988

Alamat : Jl. Mawar no. 10

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Karyawan

Status perkawinan : Belum Nikah

Status pendidikan : SMA


KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nafas sesak mulai tadi pagi, kedua tangan lebam, nyeri dan timbul bercak-bercak merah
pada kulit
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai tadi pagi nafas pasien terasa sesak, 3 hari yang lalu kedua tangan lebam, nyeri dan timbul bercak- bercak
merah pada kulit, setiap makan mual dan muntah. Mulai kemarin sore pasien BAK bercampur darah.
Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan tidak pernah sakit sebelumnya
Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular atau riwayat penyakit kronis
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum
Keadaan umum pasien lemah, nafas sesak, retraksi dada agak berat, tidak terdengar suara nafas tambahan di
kedua paru, terpasang 02 nasal 5 lpm, pasien tampak anemis, CRT > 2 detik, kesadaran composmentis GCS : 4-
5-6.

1. TANDA TANDA VITAL


a) Tekanan Darah : 90/60mmhg
b) Denyut Nadi : 115x/mnt
c) Pernapasan : 28x/mnt
d) Suhu : 370C
e) SpO2 : 98% dengan nasal 4 lpm
ANALISA DATA
DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI
DS : Gangguan pertukaran gas Gangguan koagulasi
- Pasien mengeluh nafas sesak ↓
DO : Adanya gumpalan/trombus di sirkulasi
- RR : 28x/menit darah
- Nafas cepat ↓
- Wheezing -/- Kadar oksigen menurun
- SpO2 : 98% dengan nasal kanul 4 lpm ↓
- Nadi : 115x/menit Gangguan pertukaran gas
- pH : 7,37
- pCO2 : 50,2 mmHg
- pO2 : 74,5 mmHg

DS : Perfusi perifer tidak efektif Gangguan koagulasi


- Pasien mengatakan kedua tangan lebam, nyeri ↓
DO : Adanya gumpalan/trombus di sirkulasi
- TD : 90/60 mmHg darah
- N : 115x/menit ↓
- CRT>2dtk Sirkulasi tidak lancar
- Terdapat bintik-bintik merah dan lebam ↓
- Hasil laboratorium Hemostasis : Perfusi perifer tidak efektif
PTT : 9 detik
APTT : 23 detik
Kadar Fibrinogen : 470 mg/dL

DS : Resiko Hipovolemia Gangguan koagulasi


- Pasien merasa lemas ↓
- Pasien mengatakan BAK bercampur darah Fibrin meningkat
DO : ↓
- TD : 90/60 mmHg Pembekuan darah terganggu
- N : 115x/menit ↓
- BAK kemerahan Perdarahan

Resiko Hipovolemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d pasien mengeluh sesak,
RR: 28x/menit, cepat, SpO2 : 98% dengan nasal kanul 4 lpm, pH : 7,37, pCO2 : 50,2 mmHg,
pO2 : 74,5 mmHg
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d gangguan sirkulasi perifer d.d pasien mengatakan kedua tangan
lebam dan nyeri, TD : 90/60 mmHg, N : 115x/menit, CRT>2dtk, terdapat bintik-bintik merah,
konjungtiva anemis
3. Resiko Hipovolemia b.d perdarahan d.d pasien merasa lemas, pasien mengatakan BAK
bercampur darah, riwayat luka bakar, TD : 90/60 mmHg, N : 115x/menit.
INTERVENSI
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi
Pertukaran Gas keperawatan selama 3 jam, maka Observasi
  pertukaran gas meningkat (L.01003) - Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
dengan kriteria hasil : - Monitor pola napas
- Dispnea menurun - Monitor adanya produksi sputum
- Bunyi napas tambahan - Monitor adanya sumbatan jalan napas
menurun - Auskultasi bunyi napas
- PCO2 membaik - Monitor saturasi oksigen
- PO2 membaik - Monitor nilai AGD
- Takikardi membaik - Monitor hasil x-ray toraks
- pH arteri membaik 1. Terapeutik
- Sianosis membaik - Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Pola napas membaik - Dokumentasikan hasil pemantauan
1. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika perlu
2 Perfusi Perifer Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
Tidak Efektif keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Observasi:
  perfusi perifer meningkat - Periksa sirkulasi perifer
(L.02011), dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
- Warna kulit pucat menurun - Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
- Edema perifer menurun ekstremitas
- Pengisian kapiler membaik 1. Terapeutik
- Akral membaik - Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
- Turgor membaik area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
area yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan hidrasi
1. Edukasi
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu
- Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit yang tepat
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
3 Resiko Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipovolemia
Hipovolemia keperawatan selama 3 jam, Observasi
maka status cairan membaik - Periksan tanda dan gejala hipovolemia
dengan kriteria hasil : - Monitor intake dan output cairan
- Turgor kulit meningkat Terapeutik
- Output urine meningkat - Hitung kebutuhan cairan
- Frekuensi nadi membaik - Berikan posisi modified Trendelenburg
- Berikan asupan cairan total
- TD membaik
Edukasi
- Suhu tubuh membaik
- Anjurkan memberpanyak cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
- Kolaborasi pemberian cairan koloid
- Kolaborasi pemberian produk darah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai