A. Identitas pasien
• Usia : 58 tahun
• Bentuk : Normal
• Palmar erythema : (-)
• Kulit : Normal
• Clubbing finger : (-)
• Tofus : (-)
• Pergerakan : Tidak terbatas
• Edema : +/+ at regio dorsum pedis
• Ulcer : -/-
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Diagnosis Kerja
1. Anemia
2. CKD
Diagnosis Tambahan
3. DM tipe II terkontrol
4. Hipertensi stage 2
5. Melena
Follow Up Kondisi Pasien
O/ Ku: tampak sakit sedang Darah di BDRS kosong, saran donor
Kes: Composmentis (GCS: 15)
TD: 110/80 mmHg
HR: 78x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36⁰C
A/ Anemia
CKD Stage IV
DM tipe II terkontrol
S/ Pasien mengatakan masih Ivfd NaCl Asnet
lemas, pusing, mual (+) Transfusi PRC 2 kalf/hari
muntah (-) sesak (-) nyeri extra furosemide
dada (-) demam (-)
RR: 20x/menit
Suhu: 37⁰C
SpO2: 99%
A/ Anemia
CKD Stage IV
DM tipe II
terkontrol
HT stage 2
S/ Pasien mengeluh BAB Ivfd NaCl 0,9% 500cc/24jam
berdarah sejak kemarin Transfusi PRC 2 kalf -> 1
malam, mual (-) muntah (-) kalf/hari
04/09/2021
S/ Pasien mengatakan lemas, Ivfd NaCl 0,9% 500cc/24jam
pusing berkurang Transfusi PRC 1 kalf/hari target
Hb >9
O/ Ku: tampak sakit sedang Urine output/24jam
Kes: Composmentis Diit cair
TD: 110/70 mmHg Obs. Melena
HR: 88x/menit
RR: 20x/menit Inj. Furosemid 1x1 amp
A/ Anemia
CKD Stage IV Asam folat 3x1
Bicnat 3x1
Melena Prorenal 3x1
DM tipe II terkontrol
S/ Pasien mengatakan pusing Ivfd NaCl 0,9% 500cc/24jam
berkurang, lemas
Transfusi PRC 1 kalf/hari target
Hb >9
O/ Ku: tampak sakit sedang Urin output/24jam
Kes: Composmentis Diit cair
TD: 130/90 mmHg Obs. Melena
06/09/2021 HR: 88x/menit
RR: 20x/menit Inj. Furosemid 1x1 amp
Suhu: 36,4⁰C Inj. Asam traneksamat 3x500
SpO2: 88% mg
Inj, Vit K 3x1
A/ Anemia Inj. Ca Glukonas drip 1 amp
CKD Stage IV
DM tipe II terkontrol
Melena
Asam folat 3x1
Bicnat 3x1
Prorenal 3x1
S/ Pasien mengatakan keluhan BLPL/Rawat Jalan
sudah berkurang, lemas Prorenal 3x1
Pasien diizinkan Rawat Jalan Bicnat 3x1
oleh DPJP. Asam folat 3x1
Asam traneksamat 3x1
Lansoprazole 2x30 mg
Sucralfat 3x1
A/ Anemia
CKD stage IV
Follow Up Hasil Lab
(Tgl 03-09-2021)
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % (N= 0 – 1)
Eosinofil 1.0 % (N= 1 – 3)
Neutrofil 71.2 % (N= 52.0 – 76.0)
Limfosit L 18.8 % (N= 20 – 40)
Monosit H 8.8 % (N= 2 – 8)
Neutrofil/Limfosit Ratio 3.8
RDW-CV H 20.5 % (N=11.5 – 14.5)
HFLC 0.2
ABO Rh Typing
Golongan Darah A
Rhesus Positif
KIMIA KLINIK
SGOT (AST) 6 U/L (N= <37)
SGPT (ALT) 5 U/L (N= <41)
Ureum Darah H 96 (N=10 – 50)
Kreatinin Darah H 3.60 (N= 0.70 – 1.30)
EGFR L 17.6 ml (N= 79 – 117)
EPI – 2009
Glukosa Sewaktu 86 mg/dl (N= <200)
(Tgl 04-09-2021)
Feces Rutin
Makroskopik
Warna Coklat
Bau Busuk
Darah Negatif
Konsistensi Lembek
Lendir Negatif
Mikroskopik
Leukosit 2-4
Eritrosit 0-2
Telur cacing Tidak Ditemukan
Amoeba Tidak Ditemukan
Amilum Negatif
Jamur Negatif
Lemak Negatif
Sisa makanan Positif
KIMIA KLINIK
Ureum Darah H 84 mg/dl (N= 10 – 50)
Kreatinin Darah H 3.21 mg/dl (N=0.70 – 1.30)
EGFR L 20.2 ml (N= 79.00 – 117.00)
Follow Up Hasil Lab
(Tgl 05-09-2021)
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar
sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan
masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin, yang
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat menyebabkan berbagai
komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ tubuh. Anemia sebenarnya
adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan penyakit itu sendiri (Proverawati,
A, 2011).
a. Anemia Ringan
Anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, karena jumlah sel darah
merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap
jaringan dalam tubuh. Anemia ringan biasanya tidak menimbulkan gejala apapun,
tetapi anemia secara perlahan terus-menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan
mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai
anemia menjadi lebih berat.
1). Kelelahan
3). Kelemahan
4). Sesak nafas
b. Anemia Berat
1). Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan lengket dan berbau busuk,
berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan
darah melalui saluran pencernaan.
7). Kesemutan
9). Thalassemia
10). Alkoholisme
1) Kehilangan darah
3) Uremic milieu
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat
yangmemerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan
abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK
ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu albuminuria, abnormalitas
sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, ataupun adanya riwayat transplantasi
ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi glomerulus.
3.2 KLASIFIKASI
dialisis
3.3 ETIOLOGI
Penyebab GGK menurut Price & Wilson (2006) dibagi menjadi delapan kelas,
antara lain:
8. Nefropati obstruktif
Faktor predisposisi:
1) Diabetes
7) Ras
Faktor presipitasi:
A. Stadium 1
B. Stadium 2
Fatigue
Kelebihan cairan
Sulit tidur
D. Stadium 4
Kelebihan cairan
Sulit tidur
Nausea
Sulit berkonsentrasi
E. Stadium 5
Nausea
Sakit kepala
Merasa lelah
Gatal – gatal
Kram otot
Hemodialisis
Hemodialisis (HD) adalah cara pengobatan / prosedur tindakan untuk
memisahkan darah dari zat-zat sisa / racun yang dilaksanakan dengan
mengalirkan darah melalui membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun
ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan
darah kembali ke dalam tubuh sesuai dengan arti dari hemo yang berarti darah
dan dialisis yang berarti memindahkan.
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari
darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.
BAB III
ANALISA KASUS
1. Bakta IM. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. In Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al., (Eds).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing 2009:1109-1115.
2. Cavill I. Iron and erythropoietn in renal disease. Nephrol Dial Transplant,2002,17,Suppl 5:
19-23.
3. KDIGO. Clinical practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney disease.
2012 (diunduh Februari 2016). Tersedia dari: http://www.kdigo.org/clinical_practice _guide lines/
pdf/CKD/KDIGO_2012_CKD_GL.pdf.
4. National Kidney Foundation: K/DOQI Clinical Practice Guidelines and Clinical Practice
Recomendations 2015 Updates: Hemodialysis Adequacy, Peritoneal Dialysis Adequacy and
Vaskular Access. Am J Kidney Dis 2015; 48(Suppl 1): S1-S322.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid ke-3. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2001.
6. PERNEFRI. 4th report of indonesian renal registry. 2011 (diunduh Februari 2016). Tersedia dari:
http://www.indonesianrenalregistry.org/data/4th%
20Annual%20Report%20Of%20IRR%202011.pdf.
7. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri). Konsensus Manajemen Anemia pada pasien
Gagal Ginjal Kronik, 2001.
8. Petroff S. Evaluating traditional iron measures and exploring new options for patients on
hemodialysis. Nephrol Nursing Journal,2005,32: 65-75.
9. Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta : EG.
10. Rayner H, Imai E. Approach to renal replacement therapy. 4th Ed In: Floege J, Johnson RJ,
Feehally J, editors. Comprehensive clinical nephrology. Missouri: Elsevier Saunders, 2010;
p.1019-30.
11. Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2005. Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical
Nursing 10 th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
12. Sudoyo & Aru. (2006). Buku Ajar llmu Penvakit Dalam. Jakarta; Departemen llmu Penyakit Dalam
FKUI.
13. Suwira K. Penyakit ginjal kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,K MS, Setiati S, editors.
Buku ajar ilmu Penyakit Dalam. I ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
P. 570-3.
14. Van Wyck DB. Management of early renal anaemia: diagnostic work -up, iron therapy,
epoetin therapy. Nephrol Dial Transplant,2002,15,Suppl 3: 36-39.