______
_________________________________
- Thahir
- Thahur (suci mensucikan) - Tidak Memabukkan
Dasar: Dasar: Q.S Al-Maidah/5:90-91;
H.R Ahmad no. H.R Bukhari no. 5161, Muslim,
11388 & 11391, Abu Abu Daud, Nasa'i, Tirmidzi,
Ibnu Majah dan lainnya
Daud, Tirmidzi,
- Tidak Membahayakan
Nasa'i, dan Ibnu Dasar: Q.S An-Nisa/4:29, Q.S
Majah + Al-Baqarah/2:195, kaidah fiqh:
اــلضـرر يــزـاــل/bahaya harus
dihilangkan
Hukum untuk Thaharah
- Fatwa MUI nomor 2 tahun 2010:
Air daur ulang adalah suci dan mensucikan (Thahir muthahir)
- Mafhum Mukalafah:
Berdasarkan hadits riwayat Ahmad nomor 11388 ‘illat ketidaksucian air
adalah terdapat nya najis di dalam air, maka sesuai kaidah fiqh اــلحكم يـــدور
( معـ اــلعلة وـجودـا وـعدـماHukum itu berputar beserta ‘illatnya, baik dari sisi
wujudnya maupun ketiadaannya ‘illatnya) dapat ditarik kesimpulan bahwa
“jika di dalam air tersebut terdapat najis maka air tersebut mensucikan
+
begitu juga sebaliknya”, Maka jika air daur ulang tersebut tidak
mengandung najis atau benda suci lain maka air tersebut thahur (suci dan
mensucikan) dan boleh digunakan untuk hal ibadah seperti berwudhu' dan
mandi
Hukum untuk Thaharah
- Qiyas Iqtirani
Air suci tidak terdapat Air daur ulang tidak Tidak terdapat najis Air daur ulang adalah air
najis apapun terdapat najis apapun apapun suci
+
- Qiyas Istitsna'i:
Jika air daur ulang suci maka tidak terdapat najis apapun, dan ternyata
tidak ada najis apapun maka air daur ulang tersebut suci
Hukum untuk Dikonsumsi
Dikarenakan air yang boleh dikonsumsi minimal di
tingkatan thahir (suci) yang tingkatannya di bawah
thahur maka secara otomatis air hasil daur ulang air
yang sudah bersifat thahur yang tingkatannya berada
di atas thahir maka air tersebut boleh dikonsumsi
(Halal) dan boleh digunakan untuk kebutuhan lainnya
+ semisal mencuci