Anda di halaman 1dari 9

PENAFSIRAN

AYAT TENTANG
SHALAT
OLEH KELOMPOK 2
Qs. Al-Baqarah Ayat 43-44
٤٣ ‫ين‬ ۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوٱرْ َكع‬
َ ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِع‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫وََأقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
َ ُ‫ب ۚ َأفَاَل تَ ْعقِل‬
٤٤ ‫ون‬ َ ‫ون ْٱل ِكتَ ٰـ‬
َ ُ‫اس بِ ْٱلبِرِّ َوتَن َس ْو َن َأنفُ َس ُك ْم َوَأنتُ ْم تَ ْتل‬ َ ‫أَتَْأ ُمر‬
َ َّ‫ُون ٱلن‬
Artinya: “Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan
rukuklah beserta orang yang rukuk (43).” Mengapa kamu
menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan
kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab
(Taurat) tidakkah kamu mengerti? (44).”
Asbabun Nuzul QS. Al-Baqarah Ayat
43-44
Di dalam QS. Al-Baqarah ayat 43 tidak memiliki asbabun nuzul.
Dan sebab turunnya QS. Al-Baqarah ayat 44 terdapat dalam satu
riwayat (Al-Wahidi dan ats-Tsa’labi meriwayatkan dari jalur al-
Kalabi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas) tentang seorang
Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata kepada kaum
kerabat, dan saudara sesusuannya yang telah masuk Islam,
tetaplah kamu pada agama yang kamu anut (Islam) dan apa-apa
yang diperintahkan oleh Muhammad, karena perintahnya yang
benar. Ia menyuruh orang lain berbuat baik, tapi dirinya sendiri
tidak mengerjakannya. Ayat ini “QS. Al-Baqarah ayat 44”,
sebagai peringatan kepada orang yang melakukan perbuatan
seperti itu.
Tafsir Qs. Al-Baqarah Ayat 43
Firman-Nya (‫ )وأقيموا ا لصالة‬artinya, Allah Ta’ala memerintahkan kepada ahlu kitab untuk
mengerjakan salat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kata Aqimu al-salah
dalam kalimat tersebut memiliki makna melaksanakan shalat secara sempurna memenuhi
rukun dan syarat. Artinya, perintah shalat pada dasarnya bukan sekedar melaksanakan
shalat saja, tapi harus dilaksanakan dengan sempurna.
Firman-Nya (‫ )وآتوا ا لزكاة‬artinya, Allah Ta’ala juga memerintahkan kepada ahlu kitab
untuk mengeluarkan zakat, yaitu dengan menyerahkannya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Mubarak bin Fuhdhalah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri,
katanya: “Pembayaran zakat itu merupakan kewajiban, yang mana amal ibadah tidak akan
manfaat kecuali dengan menunaikannya dan dengan mengerjakan shalat.” Dua kewajiban
pokok ini merupakan perkara yang tak bisa diabaikan karena shalat adalah hubungan
dengan Allah, sedangkan zakat hubungannya dengan manusia.
Firman-Nya (‫ )واركع وا مع ا لراكعين‬artinya, Allah Ta’ala
menyuruh mereka untuk rukuk bersama orang-orang
yang rukuk dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan ikutlah bersama mereka dan bagian
dari mereka. Jadilah bersama orang-orang mukmin
berbuat yang terbaik, di antara amal kebaikan yang
paling khusus dan sempurna itu adalah shalat.
Banyak ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil
yang menunjukkan kewajiban shalat berjamaah.
Tafsir Qs. Al-Baqarah Ayat 44
Tafsir qs. Al-Baqarah ayat 44 menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah yaitu:
‫نس ْو َنَأنفُ َس ُك ْم‬
َ ‫اس ِب ٱ ْل ِبرِّ َو َت‬ َ ‫ َأ َتْأ ُمر‬, mengapa kamu menyuruh orang lain mengerjakan
َ ‫ُونٱ لَّن‬
kebaikan sedangkan kamu melupakan diri. Dalam sebuah riwayat menjelaskan bahwa
ada orang-orang Yahudi yang menyuruh keluarganya yang telah memeluk agama Islam
agar mempertahankan keyakinan mereka dan terus mengikuti Nabi Muhammad saw,
karena itulah ayat ini diturunkan. Ayat ini juga mencakup kasus lain seperti Bani Israil
ada yang menyuruh kepada kebaikan, seperti taat kepada Allah, jujur tetapi malah dia
sendiri yang melakukanya.
Kata ‫ ا لبر‬bermakna kebaikan dalam segala hal, baik perkara duniawi maupun akhirat.
Al-birr mencakup tiga makna pertama kebaikan dalam beribadah kepada Allah, kedua
kebaikan dalam melayani keluarga, ketiga kebaikan dalam melakukan interaksi dengan
orang lain." Sedangkan ‫ انفسكم‬merupakan bentuk jamak dari kata nafs ia mempunyai
banyak arti sisi dalam manusia, jiwa manusia. Namun yang dimaksud dalam ayat ini
Lanjutan Tafsir Qs. Al-Baqarah Ayat 44
Ayat ini berisi ancaman kepada setiap penganjur agama yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
apa yang dianjurkan. Ada dua hal yang disebutkan dalam ayat ini yaitu pertama mereka menyuruh orang lain
berbuat baik, menyuruh bermakna tau, lalu kenapa mereka tak melakukannya. Kedua mereka membaca kitab
suci, membaca berarti mengetahui, namun mereka abaikan dua hal ini. Walaupun ayat ini turun dalam konteks
ancaman untuk Bani Israil, tapi ini juga ditujukan kepada setiap orang terutama mubaligh dan para pemuka
masyarakat.
Dakwah adalah ucapan dan perbuatan. Kalau arah perbuatan berlawanan dengan ucapan, maka ia bukan lagi
dakwah yang direstui Allah, bahkan dia telah mengundang murka Allah swt. Di sisi lain jika ucapan yang
dianjurkan Mubalig berbeda dengan pengamalan kesehariannya. Maka keraguan bukan saja tertuju pada
Mubaligh, tetapi juga dapat menyentuh ajaran yang disampaikannya. Bukankah kita sering mendengar
ancaman terhadap Islam, hanya karena "ulah" umat islam sendiri.
Ayat ini bukan berarti bahwa seseorang yang tidak mengerjakan kebajikan yang diperintahkan Allah otomatis
diancam Allah, tidak. Adh-Dhahhak dari Ibn Abbas, bahwa ia pernah didatangi oleh seorang, seraya berkata
"hai Ibnu Abbas sungguh aku ingin menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, tanya Ibnu
Abbas apakah engkau telah menyampaikannya? Ia menjawab aku baru ingin melakukannya, kemudian Ibnu
Abbas mengatakan jika engkau tidak khawatir akan terbongkar aibmu dengan tiga ayat dalam Al-Qur’an
yaitu: QS. Al-Baqarah ayat 14, QS. Ash-Shaff ayat 2-3, QS. Hud ayat 88. Maka kerjakanlah."
Istinbat Hukum Qs. Al-baqarah Ayat
43-44
Adapun yang dapat dijadikan istinbat hukum dalam qs. al-
baqarah ayat 43 ialah terdapat kalimat aqimu al-shalah wa
atu al-zakāh, dalam konteks ini dipahami bahwa shalat dalam
ayat ini hukumnya wajib karena tidak ada pengecualiannya.
Wajib artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan mendapat dosa begitu juga halnya pada
zakat.
‫ُش ْك ًرا‬

Anda mungkin juga menyukai