Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PADA PENYAKIT INFEKSI


• DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI
– Anamnesis
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan penunjang lainnya

• TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


– Membantu penegakan diagnosis
– Prognosis
– Monitoring perjalanan penyakit
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
pada penyakit infeksi
• Pemeriksaan Rutin
– Hematologi rutin: Hb, Hitung Lekosit, Hitung Jenis
lekosit, KED
– Urinalisis: makroskopis, mikroskopis
– Feces rutin: telor cacing, amuba, cacing

• Pemeriksaan Tambahan
– Pemeriksaan sero-imunologi
– Pemeriksaan mikrobiologis: identifikasi kuman, sensitivitas
antibiotika
– Pemeriksaan kimia klinik

• Bahan:
– Darah, serum, eksudat/transudat, LCS, swab dll
PEMERIKSAAN HB
• Penyebab anemia
– Efek IL dan TNF pada eritropoesis
– Destruksi eritrosit
– Proses hemolitik

Sel terinfeksi

Komplek imun Ruptur

Lisis RBC Anemia


PEMERIKSAAN HITUNG
LEKOSIT
• Untuk menghitung jumlah total lekosit
(netrofil, monosit, eosinofil, basofil dan
limfosit)
• Fungsi lekosit adalah perlindungan tubuh
terhadap antigen atau organisme asing
• Lekopenia
• Lekositosis
Nilai normal:
Dewasa : 4 – 11 ribu/mmk
Anak : 4,5 – 13,5 ribu/mmk
Bayi : 6 – 17,5 ribu/mmk
Lekopeni
Dijumpai pada: infeksi virus, thypoid fever,
rheumatoid artritis, cirhosis, SLE, radiasi.

a. Pada pabriknya:
terjadi kelainan pada sumsum tulang
b. Di perifer:
terjadi peningkatan kebutuhan lekosit
(infeksi virus dan tifoid), karena lekosit
bermigrasi ke daerah infeksi  bersifat
sementara.
Lekositosis
• Yang sering terjadi adalah lekositosis
netrofilik
• Lekositosis fisiologik
– Ringan tidak melibatkan kerusakan jaringan,
terjadi sementara, tidak ada bentuk imatur
– Latihan otot berat
– Stres
– Kehamilan trimester akhir, persalinan dan nifas
• Lekositosis patologik
– Akibat suatu penyakit yang merupakan respon
dari kerusakan jaringan
– Peradangan, infeksi bakteri
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS
LEKOSIT
• Dilakukan dengan pemeriksaan apusan darah tepi
untuk menetapkan prosentase masing-masing jenis
lekosit
• Kelainan kualitatif
– Pergeseran ke kiri dan ke kanan
• Pergeseran ke kiri: peningkatan sel imatur terutama
batang, kadang mielosit, metamielosit, ditemukan pada
infeksi bakterial
• Pergeseran ke kanan: peningkatan netrofil segmen,
limfosit, ditemukan pada infeksi kronis
– Granulasi toksik
• Suatu perubahan granula primer menjadi granula biru
kehitaman,  prognosis makin buruk
– Vakuolisasi sitoplasma
• Proses fagositosis
Nilai rujukan hitung jenis lekosit

Nilai Normal ( % )
Blast : 0
Promielosit : 0
Myelosit : 0
Metamyelosit : 0
Basofil : 0 – 2
Eosinofil : 0 – 4
Batang : 0 – 5
Segmen : 50 – 65
Limfosit : 18 – 42
Monosit : 1 – 5
Netrofilia
• 3 Penyebab utama
– Infeksi
– Inflamasi
– Malignansi
• Tingkat netrofilia tergantung pada
– Virulensi
– Usia, anak cenderung lebih nyata
– Resistensi pasien. Pasien yang
imunocompromised, biasanya respon netrofil
lebih ringan
Eosinofilia

• Terjadi pada infeksi parasit ke jaringan


– Jumlah eosinofil berhubungan dengan kematian
parasit
– Penarikan eosinofil ke parasit diatur oleh
limfosit T

• Berperan dalam reaksi alergi /


hipersensitivitas
Monositosis

• Terjadi pada beberapa infeksi bakterial


terutama:
– Tuberkulosis aktif, pembentukan granuloma
– Sub akut bakterial endokarditis
– Sifilis
– Juga terjadi pada respon inflamasi, penyakit
myeloproliferatif, recoveri
Limfositosis
• Mononukleosis infeksiosa dengan limfosit
varian > 40%
• Hepatitis akut, CMV
• Campak, pneumonia viral, rubella, mumps
• Non viral: TBC, sifilis, malaria, tifus,
dipteri, toksoplasma
• Limfositosis dengan limfosit normal terjadi
pada ISPA, diare.
Reaksi lekemoid
• Lekositosis relativ yang menyerupai lekemia
• Hitung lekosit > 50.000/mmk (40.000- 70.000)
atau sel muda ditemukan dalam sirkulasi
• Bisa terjadi pada jalur mieloid pada infeksi virus
atau jalur limfoid pada infeksi bakteri
• Reaksi lekemoid netrofilik bisa terjadi pada tbc
milier abces dalam / tersembunyi
• Lekemoid limfositik bisa terjadi pada
mononukleositosis infeksoid dan bardotella
pertusis berat
PEMERIKSAAN KECEPATAN ENAP
DARAH
• Tujuan: mengukur sedimentasi eritrosit dalam
plasma pada spesimen darah utuh yang telah diberi
antikoagulan (satuannya: mm/jam, nilai normal laki-
laki:0-15, wanita:0-20)
• Pada keadaan normal eritrosit mengendap secara
perlahan, karena eritrosit normal mengendap
secara perlahan (tidak membentuk roulox)
• KED dipengaruhi oleh:
– Ukuran eritrosit
– Komposisi plasma
– Faktor mekanik (suhu, tabung, kemiringan tabung)
• KED meningkat pada
– Penyakit infeksi
– Infark miokard
– Demam rematik
– Tumor ganas terutama yang disertai nekrosis/
infeksi
– Tuberkulosis aktif dan destruktif
– Trauma bedah dan syok
– Semua keadaan hiperglobulinemia
– Kehamilan dan nifas
• KED rendah/normal pada
– Polisitemia
– Dekompensasi jantung
– Sikle cell anemia
– neonatus
PEMERIKSAAN SERO-IMUNOLOGI

• Prinsipnya berdasarkan pada reaksi antigen-


antibodi
• Tujuan untuk mengetahui etiologi peny. dgn jalan:
1. Identifikasi antigen
• Menggunakan ab yg kita ketahui
2. Mendeteksi dan menghitung antibodi dalam
serum
• Digunakan ag yang telah kita ketahui
• Keuntungan dapat menentukan imunitas seseorang
a. Menentukan prevalensi suatu peny infeksi
b. Mendiagnosis suatu penyakit infeksi
c. Skrining donor darah untuk sifilis, hepatitis dan
HIV
UJI MIKROBIOLOGI
• Tujuan: identifikasi penyebab penyakit
secara langsung (diagnostik etiologik)
• Dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengecatan langsung seperti infeksi jamur,
gram +/-, BTA
2. Kultur, yaitu menumbuhkan bakteri pada
media tertentu. Diteruskan dengan Uji
Kepekaan Antibiotika
3. PCR (polymerase Chain Reaction).
• Mendeteksi DNA atau RNA dari gen virus atau
bakteri
• Sangat spesifik dan sensitif
• Mahal

Anda mungkin juga menyukai