Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SIS-


TEM ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI UPTD PUSKESMAS PURWAKARTA

Oleh
Sinta Safitri (1800001032)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA
PURWAKARTA
2021
Latar Belakang
• Prevalensi DM semakin meningkat, menurut • Internasional Diabetes Federastion mengatakan jumlah penderita
organisasi kesehatan dunia (WHO) DM pada beberapa negara di dunia yang telah teridentifikasi
meyatakan sedikitnya 171 juta orang sebagai 10 negara dengan jumlah penderita DM tertinggi. Negara
mengalami DM dan insidensinya akan yang menempati urutan tiga teratas dengan jumlah prevalensi
meningkatkan 2 kali lipat pada tahun 2030 China 116,4 juta, india 77 juta, dan amerika serikat 31 juta.
(World Health Organization, 2016). Sedangkan indonesia menepati urutan ke tujuh dengan jumlah
• Organisasi International Diabetes Federation penderita 10,7 juta orang.
(IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 • Di indonesia menurut Riskesdas 2018 provinsi DKI Jakarta
juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menempati urutan petama dengan jumlah prevalensi sebesar
mennderita diabetes melitus pada tahun 3,4%, dan Nusa Tenggara Timur menempati prevalensi terendah
2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 0,9%. Di jawab barat sendiri mencapai 1,7%.
sebesar 9,3% dari total penduduk. Seiring • Di wilayah Jawa Barat sendiri prevelensi penderita diabetes
dengan penambahan umur penduduk maka tertinggi terdapat di Kabupaten Bogor sebesar 8,774, dan
prevalensi diabetes melitus diperkirakan akan pravelensi terendah terdapat di Kabupaten Kota Banjar sebesar
meningkat menjadi 19,9% atau 111,2 juta 276. Sedangkan plevalensi di Kabupaten Purwakarta mencapai
orang pada umur 65-79 tahun. 1,436 (Riskesdas, 2018).

Manfaat Penelitian
Batasan Masalah a. Bgai Peneliti
.
. b. Bagi Institusi Pendidikan
.
c. Bagi Instansi Kesehatan
d. Bagi Perawat
e. Bagi Psien dan Keluarga

Rumusan Masalah Sistematika Penulisan


. .
.

Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS

Definisi Anatomi Fisiologi

Menurut World Health • Pankreas adalah organ pada system pencernaan yang
Organization (WHO) Diabetes memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim
melitus adalah penyakit kronis pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin
yang terjadi karena pankreas tidak • Insulin adalah hormon yang terdiri dari 2 rantai polipeptida
menghasilkan insulin yang cukup, yang mengatur metabolisme karbohidrat (glukosa -
atau ketika tubuh tidak dapat glikogen).
secara efektif menggunakan • Efek insulin yang paling jelas adalah setelah makan. Efek
insulin yang dihasilkannya. Jumlah utamanya adalah menurunkan kadar gula darah, juga
kasus dan prevalensi Diabetes mempengaruhi metabolisme protein dan lemak. Penurunan
terus meningkat selama beberapa kadar gula darah terjadi karena transfort membran terhadap
dekade terakhir (World Health glukosa ke dalam sel meningkat, khususnya ke dalam sel-sel
Organization, 2016 dalam jurnal otot.
Noor Latifah dkk, 2020)
Klasifikasi Etiologi
a) Diabetes Melitus tipe 1 Diabetes yang tergantung pada
1 Diabetes mellitus tipe 1 insulin diandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh
1) Faktor genetik
Diabetes mellitus tipe 2 2 2) Faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
Diabetes mellitus b) Diabetes Melitus tipe 2 yang tidak tergantung pada
3 insulin disebabkan oleh resisten insulin
malnutrisi
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
Diabetes mellitus DM tipe II, diantaranya adalah:
gestasional 4 4) Faktor genetik
5) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada
usia di atas 65 tahun)
6) Obesitas
7) Riwayat keluarga
8) Kelompok etnik
(Nurarif & Hardhi, 2015 dalam Penelitian Muji Raharjo,
2018)
Patofisiologi
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.

Sedangkan pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus
pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun pada penderita
toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa
akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta
tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan
terjadi diabetes tipe II. (Smeltzer, S.C. & Bare, B. G, 2015 dalam kti Muji Raharjo, 2018).
Manifestasi Pemeriksaan Diagnostik
• Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
• a. Kadar gula dalam darah tinggi
• b. Rusaknya pankreas 1 Postprandial
• c. Urin dikerubuti semut

• Gejala umum yang dirasakan penderita diabetes adalah : 2 Hemoglobin Glikosilet


• a. Banyak kencing terutama pada malam hari (poliuri)
• b. Gampang haus dan banak minum (polidipsia)
• c. Mudah lapar dan banyak makan (polipagia)
• d. Mudah lelah dan sering mengantuk
3 Tes toleransi glukosa oral
• e. Penglihatan kabur
• f. Sering pusing dan mual
Test glukosa darah finger
• g. Berat badan terus menurun 4
• h. Sering kesemutan dan gatal-gatal pada bagian kaki dan stick
tangan
(Nixson Manurung, 2018 : 319)
Komplikasi

Komplikasi Akut
Penatalaksaan a. Diabetes Ketoasidosis
b. Hiperglikemia
c. Hipoglikemika

1. Diet
2. Latihan jasmani Kompoloasi Kroniik
3. Obat hipoglikemia a. Makroangiopati
• Sulfonilurea b. Mikroangiopati
• Insulin c. Neuropati diabetika
4. Penyluhan d. Rentan infeksi
e. Kaki diabetik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Biodata Riwayat kesehatan dahulu
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis Mempunyai riwayat obesitas, hipertensi
kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
Keluhan utama Riwayat kesehatan keluarga
biasanya yang dirasakan oleh klien Diabetes Kaji ada adanya riwayat keluarga yang
Mellitus yaitu badan terasa sangat lemas sekali terkena diabetes melitus
disertai dengan penglihatan kabur, sering
kencing, banyak makan, banyak minum, dan Riwayat kehamilan
berat badan turun. Pada umumnya Diabetes Mellitus dapat terjadi
Riwayat Kesehatan Sekarang pada masa kehamilan, yang terjadi hanyalah
munculnya gejala sering buang air kecil, sering pada saat hamil saja dan biasanya tidak dialami
merasa lapar dan haus, dan luka sulit untuk setelah masa kehamilan
sembuh, rasa kesemutan pada kaki, Pemeriksaan Fisik
penglihatan semakin kabur, cepat merasa Dilakukan secara Head to toe
mengantuk dan mudah lelah. (Riyadi dan
Sukarmin, 2013 dalam kti Sonya Kristinia,
2019).
Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (penurunan


perfusi jaringan perifer)

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kelebihan intake nutrisi(tipe 2)

Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan volume


cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturan

Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan


Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri akut b.d agen injuri NOC : Manajemen nyeri :


biologis (penurunan 1. Tingkat nyeri 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
perfusi jaringan perifer) 2. Nyeri terkontrol kualitas, dan beratnya nyeri
3. Tingkat kenyamanan 2. Observasi reaksi verbal dan nonverbal dari
Setelah dilakukan asuhan keperawatan ketidaknyamanan.
selama 3 x 24 jam, klien dapat : 3. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi)
a. Mengenal faktor-faktor penyebab untuk mengatasi nyeri.
nyeri 4. Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri
b. Tindakan pertolongan non 5. Kolaborasi dengan dokter untuk obat, dosis, dan cara
farmakologi pemberian yang diindiksikan
c. Menggunakan analgetik 6. Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan
d. Melaporkan gejala-gejala nyeri frekuensi.
kepada tim kesehatan. 7. Cek riwayat alergi.
e. Nyeri terkontrol 8. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.
Intervensi Keperawatan
N Diagnosa NOC NIC N Diagnosa NOC NIC
O
O
3. Ketidakse Nutritional 1. Diskusikan dengan pasien tentang 4. Defisit Setelah dilakukan 1. Pntau ttv, catat adanya
imbanga Status : kebiasaan dan budaya serta faktor Volume asuhan kerawatan perubahan ostostaktik
n nutrisi Nutrient Intake hereditas yang mempengaruhi berat
lebih dari 1. Kalori badan. Cairan b.d selama 3x24 jam 2. Kaji nadi perifer, pengisian
kebutuha 2. Protein 2. Diskusikan resiko kelebihan berat Kehilangan diharapkan tidak terjadi kapiler, turgor kulit, membran
n tubuh 3. Lemak badan. volume kehilangan cairan mukosa
b.d. 4. Karbohidrat 3. Kaji berat badan ideal klien.
kelebihan 5. Vitamin 4. Kaji persentase normal lemak cairan secara dengan kriteria hasil 3. Pantau masukan dan
intake 6. Mineral tubuh klien. aktif, NOC : pengeluaran, catat berat jenis
nutrisi 7. Zat besi 5. Beri motivasi kepada klien untuk Kegagalan Keseimbangan cairan urine
(tipe 2) 8. Kalium menurunkan berat badan. mekanisme 1. Mempertahankan 4. Monitor status nutrisi
6. Timbang berat badan setiap hari.
7. Buat rencana untuk menurunkan pengaturan urine output sesuai 5. Frekuensi dan kualitas
berat badan klien. dengan usia dan BB pernafasan, pengguanaan
8. Buat rencana olahraga untuk 2. TTV dalam batas otot bantu nafas, adanya
klien. normal : TD : 130/90 apnea dan munculnya apnea
9. Ajari klien untuk diet sesuai
dengan kebutuhan nutrisinya mmHg, Nadi : 6. Catat hal-hal yang perlu
80x/menit dilaporkan seperti mual,
3. Tidak ada tanda-tanda muntah, nyeri abdomen,
dehidrasi, Elastisitas muntah dan distensi lambung
turgor kulit baik, 7. Kolaborasi pemberian terapi
membran mukosa cairan sesuai dengan indikasi
lembab 8. Berikan pengobatan insulin
4. Capillary refill kurang secar teratur dengan metode
dari 2 detik IV secara kontinu
5. Akral hangat
Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC

5. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan perawatan selam Manajemen Sensasi


efektif b.d hipoksemia 3x24 jam diharapkan kondisi pasien 1. catat penurunan nadi, pengisian kapiler
jaringan. membaik dengan kriteria hasil NOC : lambat
Perfusi jaringan : perifer 2. Monitor adanya daerah tertentu yang
1. Akral hangat hanya peka terhadap
2. Kesemutan menurun panas/dingin/tajam/tumpul pada tangan/
3. Capillary refill kurang dari 2 detik lutut
3. Monitor adanya paretese
4. Lihat dan kaji kukit untuk uiserasi, lesi,
area ganggren
5. Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lesi atau
laserasi
6. Diskusikan menganai penyebab
perubahan sensasi
Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah realisasi rencana


tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan


perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Analisa Data
. a. Pengumpulan data
Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk b.
. Mereduksi data dengan membuat
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan
kategori
medikal bedah yang akan dilakukan pada klien
dengan diagnosa medis diabetes melitus tipe 2
c. Penyajian data
di UPTD Puskesmas Purwakarta. d. Kesimpulan

Lokasi dan waktu Uji keabsahan data


.
. Penelitian akan dilakukan di UPTD a. Memperjuangkan waktu
Puskesmas Purwakartan pada tanggal 5-. pengamatan atau Tindakan
17 juli 2021
b. Sumber informasi tambahan
menggunakan tiga sumber
utama yaitu pasien, petugas
Kesehatan, dan keluarga
Subyek Penelitian
. Etika penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti Pengumpulan Data a. Persetujuan
mengambil kasus pada pasien dengan a. Wawancara
b. Tanpa nama
diagnosa medis diabetes melitus tipe 2. b. Observasi dan
Pemeriksaan Fisik c. Kerahasiaan
c. Studi dokumentasi .
...Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai