Anda di halaman 1dari 15

GLIKOGEN

GLIKOGENESIS
• Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis
oleh enzim glukokinase/hexokinase.
• Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi KETERANGAN
glukosa 1-fosfat, dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
61
• Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP)
menjadi uridil di phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh
enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase.
• UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang
sudah ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses
ini, atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C
keempat yang ada pada rantai glikogen primer dan membentuk Insulin menurunkan kadar cAMP
ikatan α 1-4 glikosidik. hanya setelah kadarnya ditingkatkan
• Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan oleh glukagon atau epinefrin; insulin
memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu
melawan efek keduanya.Glukagon
glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik
cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C
aktif di otot jantung, tetapi tidak di
nomor 6 pada molekul glikogen primer. otot rangka. Glukan transferase dan
• Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga debranching enzyme (enzim
semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di percabangan) merupakan enzim yang
berbagai lokasi. sama dengan dua aktivitas yang
• Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah berbeda.
mencapai kadar yang normal.
Glikogen dapat ditemukan di hati (6%) dan otot (1%)
PENYIMPANAN Ambilan glukosa oleh otot dan jaringan adiposa dikontrol oleh insulin
yang disekresikan oleh sel islet-β pankreas sebagai respons terhadap
GLIKOGEN peningkatan kadar glukosa di darah porta. Dalam keadaan puasa,
transporter glukosa di otot dan jaringan adiposa (GLUT-4) berada di
vesikel intrasel. Respons dini terhadap insulin adalah migrasi vesikel-
vesikel ini ke permukaan sel, tempat vesikel-vesikel tersebut menyatu
dengan membran plasma dan memajankan transporter glukosa aktif.
Jaringan yang peka-insulin ini hanya menyerap glukosa dari aliran
darah dalam jumlah signifikan jika terdapat hormon ini. Sewaktu
sekresi insulin berkurang dalam keadaan puasa, reseptor kembali
diinternalisasi sehingga ambilan glukosa berkurang. Namun, di otot
rangka, peningkatan kadar ion kalsium sitoplasma sebagai respons
terhadap stimulasi saraf merangsang migrasi vesikel-vesikel ini ke
permukaan sel dan memajankan transporter glukosa aktif baik pada
saat ada maupun tidak ada stimulasi insulin signifikan.

Ambilan glukosa oleh hati tidak bergantung pada insulin, tetapi hati memiliki suatu isoenzim heksokinase (glukokinase) dengan
Km tinggi sehingga ketika kadar glukosa yang masuk ke hati meningkat, laju sintesis glukosa 6-fosfat juga meningkat. Hal ini
melebihi kebutuhan hati akan metabolisme pembentuk energi, dan digunakan terutama untuk membentuk glikogen. Di hati dan
otot rangka, insulin bekerja untuk merangsang glikogen sintetase dan menghambat glikogen fosforilase. Sebagian glukosa
tambahan yang masuk ke hati juga dapat digunakan untuk lipogenesis dan karenanya untuk sintesis triasilgliserol. Di jaringan
adiposa, insulin merangsang penyerapan glukosa, konversinya menjadi asam lemak, dan esterifikasinya menjadi triasilgliserol.
Insulin menghambat Iipolisis intrasel dan pelepasan asam lemak bebas.
ATP UTP
Adhenisin Triphosphate (ATP) merupakan energi yang diperlukan dalam metabolisme
sel. Struktur ATP terdiri dari basa nitrogen (adenin), gula ribosa, dan tiga gugus fosfotil Uridine triphosphate (UTP) terdiri dari ribonukleosida dan tiga gugus fosfat
yang berikatan satu sama lain dengan ikatan posfoanhidrida. Nukleosidanya mengandung basa pirimidin, yaitu urasil yang menempel pada
Energi bebas yang terkandung dalam molekul organik diubah dan disimpan dalam gula ribosa. UTP terbentuk setelah uridin-monofosfat (UDP) disintesis dan
bentuk energy kimia, yaitu dalam struktur kovalen dari gugus fosfat dalam molekul bereaksi dengan 2 ATP untuk membentuk uridin-trifosfat (UTP) dengan bantuan
adenosine trifosfat (ATP) yang terbentuk dengan perantaraan enzim dari adenosine enzim Nukleosida difosfokinase UTP dapat diubah menjadi CTP (cytidine-
difosfat (ADP) dan senyawa fosfat anorganik (Pi). Reaksi yang menghasilkan energi triphosphate) dalam reaksi yang dikatalisis oleh CTP sintetase.
bebas disebut reaksi eksergonik. Sebaliknya dalam proses anabolisme diperlukan energi
bebas yang diperoleh dari ATP. Reaksi yang memerlukan energi bebas disebut reaksi
endergonik.

FUNGSI

ATP adalah sumber energi langsung bagi semua kegiatan metabolisme di dalam UTP berfungsi sebagai prekurso yang dapat mengaktifkan sintesis dari glikogen
sel. Energi yang terikat di dalam ATP tersebut berasal dari energi yang bersama ATP dan pyrophosphate (PPi). Perpindahan energi dari UTP akan
dibebaskan dalam pemecahan senyawa organik dalam sel yaitu dalam proses difasilitasi dengan gugus fosforil serta pembentukan intermediet dari UDP
respirasi. menjadi glukosa.

ATP juga berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme UTP juga berperan dalam siklus nukleotida secara de novo karena UTP dapat
ke berbagai proses reaksi dalam sel yang membutuhkan energi seperti proses diubah menjadi CTP (cytidine-triphosphate) dalam reaksi yang dikatalisis oleh
biosintesis, proses pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik CTP sintetase. CTP dapat menghambat sintesis pirimidin apabila sintesisnya
dalam sistem syaraf, dan proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi berlebihan. Fungsi CTP yaitu untuk menjaga kestabilan agar jumlah purin dan
pada organisme tertentu, seperti kunang kunang. pirimidin sama.
Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida antara Cl glukosa UDPGlc dan C4 residu glukosa
terminal glikogen yang membebaskan uridin difosfat (UDP). Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang
sudah ada, atau 'primer', terjadi di ujung luar molekul nonpereduksi sehingga cabang-cabang molekul glikogen
memanjang seiring dengan terbentuknya ikatan 1→4 (Gambar 18–3).
Ketika rantai memiliki panjang sedikitnya 11 residu glukosa, sebagian rantai 1→4 (dengan panjang
setidaknya 6 residu glukosa) dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching enzyme (enzim pencabangan)
untuk membentuk ikatan 1→6 sehingga terbentuk titik percabangan.
Vitamin & mineral
SABAR & TAWAKAL

Anda mungkin juga menyukai